BLOG INI BERISI CONTO LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MENGENAI PENYAKIT DAN TATALAKSAANYA.

Friday, November 4, 2016

ASUHAN KEPERAWWATAN PADA PASIEN TIROTOKSITOSIS

BAB II
LANDASAN TEORI
A.  Konsep Dasar Medik

1.  Defenisi

Tiroktosikosis merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiwi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Atau bisa dikatakan kadar HT dalam darah yang berlebihan.
2.  Anatomi dan Fisiologi Tyroid
Kelenjar Gondok atau Thyroid Gland (Tiroid) adalah kelenjar yang kecil berbentuk kupu, letaknya di bagian bawah leher, terdiri dari dua sayap yaitu lobus kanan dan kiri, serta penghubung di tengah yang disebut isthmus.
Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah (kebanyakan berasal dari makanan seperti seafood, roti, dan garam), yang digunakan untuk membentuk hormon.
Hormon dari tiroid adalah triiodothyronine atau T3, dan tetraiodothyronine (Thyroxin) atau T4. Kedua hormon ini diperlukan untuk energi, pembakaran, atau metabolisme sel tubuh. Jumlah T4 adalah 99.9% dan T3 0.1%, namun yang mempunyai efek pada tubuh terutama adalah T3, begitu dilepaskan dari kelenjar ke dalam darah, sebagian besar T4 akan diubah menjadi T3, yang akan dipakai untuk metabolisme sel.          
    3. Penyebab Tiroktosikosis

a. Hormon Spesifik

1)            Tiroktosikosis dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya.
2)            Tiroktosikosis akibat malfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar HT dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.

b.  Penyakit Tiroktosikosis

1)            Penyakit Grave, penyebab tersering Tiroktosikosis, adalah suatu penyakit otoimun yang biasanya ditandai oleh produksi otoantibodi yang memiliki  kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid. Otoantibodi IgG ini, yang disebut immunoglobulin perangsang tiroid (thyroid-stimulating immunoglobulin), meningkatkan pembentukan HT, tetapi tidak mengalami umpan balik negatif dari kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya berespons terhadap peningkatan kadar HT. Penyebab penyakit Grave tidak diketahui, namun tampaknya terdapat predisposisi genetik terhadap penyakit otoimun, yang paling sering terkena adalah wanita berusia antara 20an sampai 30an.
2)            Gondok nodular adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pada pubertas atau kehamilan. Dalarn hal ini, peningkatan HT disebabkan oleh pengaktivan hipotalamus yang didorong oleh proses metabolisme tubuh sehingga disertai oleh peningkatan TRH dan TSH. Apabila kebutuhan akan hormon tiroid berkurang, ukuran kelenjar tiroid biasanya kembali ke normal. Kadang-kadang terjadi perubahan yang ireversibel dan kelenjar tidak dapat mengecil. Kelenjar yang membesar tersebut dapat, walaupun tidak selalu, tetap memproduksi HT dalam jumlah berlebihan. Apabila individu yang bersangkutan tetap mengalami hipertiroidisme, maka keadaan ini disebut gondok nodular toksik.
3)            Dapat terjadi adenoma, hipofisis sel-sel penghasil TSH atau penyakit hipotalamus, walaupun jarang.



4. Gambaran Klinis

a.       Peningkatan frekuensi denyut jantung
b.       Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap katekolamin
c.       Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan
d.      Penurunan berat,  peningkatan rasa lapar
e.       "Mata Melotot"
f.        Dapat terjadi eksoftalmus (penonjolan bola mata) Peningkatan frekuensi buang air besar
g.       Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
h.       Gangguan reproduksi
Tanda-tanda orang yang menghidapi Tiroktosikosis:
·         Bengkak di leher
·         Cirit birit
·         Degupan jantung bertambah, sentiasa berdebar-debar
·         Gementar dan gelisah, terketar-ketar
·         Haid tidak teratur, kurang atau tidak datang
·         Kesuburan turun
·         Penumpuan kurang
·         Mata menjadi besar (bulging)
·         Angin yang tidak menentu
·         Kejang otot
·         Oesteoporosis (kereputan tulang)
·         Pengeluaran peluh banyak, bertambah. Kulit lembap
·         Suhu badan naik, tak tahan panas
·         Rambut tidak kuat
·         Sukar bernafas
·         Sukar tidur
·         Tekanan darah naik
·         Turun berat badan walaupun selera naik
·         Lemah
·         Tangan selalu Lembab (keluar keringat)

5.  Tes  Diagnostik

a.       Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
b.       Tiroktosikosis dapat disertai penurunan kadar lemak serum
c.       Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemi
d.      Laboratorium : TSHs, T4 atau fT4, T3, atau fT3, TSH Rab, kadar leukosit (bila timbul infeksi pada awal pemakaian obat antitiroid)
e.       Sidik tiroid/ thyroid scan : terutama membedakan penyakit plummer dari penyakit Graves dengan komponen nodosa
f.        EKG
g.       Foto toraks

6.  Komplikasi

Komplikasi Tiroktosikosis yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, kematian

 

7.  Penatalaksanaan

Pengobatan bergantung pada tempat dan penyebab Tiroktosikosis.
a.       Apabila masalahnya berada di tingkat kelenjar tiroid, maka pengobatan yang diberikan adalah pemberian obat antitiroid yang menghambat produksi HT dan/atau obat-obat penghambat beta untuk menurunkan hiperresponsivitas simpatis
b.       Obat-obat yang merusak jaringan tiroid juga dapat diberikan. Misalnya, iodium radioaktif (I131) yang diberikan per oral akan diserap secara aktif oleh sel-sel tiroid yang hiperaktif. Setelah masuk,1131 akan merusak sel tersebut. Ini adalah terapi permanen untuk hipertiroidisme dan sering menyebabkan seseorang kemudian menjadi hipotiroid dan memerlukan pemberian HT pengganti seumur hidup
c.       Tiroidektomi parsial atau total juga dapat merupakan pengobatan pilihan. Tiroidektomi total, dan mungIcin tiroidektomi parsial, menyebabkan hipotiroidisme.

8.  PATOGENESIS dan PATOFISIOLOGI
Penyebab Tiroktosikosis biasanya adalah penyakit graves , goiter toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme , kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya , disertai dengan banya hyperplasia dan lipatan – lipatan sel - sel folikel ke dalam folikel , sehingga jumlah sel – sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat; dan penelitian ambilan iodium radioaktif menunjukkan bahwa kelenjar - kelenjar hiperplastik ini mensekresi hormone tiroid dengan kecepatan 5- 15 kali lebih besar daripada normal.
Perubahan pada kelenjar tiroid ini mirip dengan perubahan akibat kelebihan TSH. Akan tetapi,, dari penelitian dengan pengukuran radioimunologik dapat ditunjukkan bahwa pada sebagian besar penderita besarnya konsentrasi TSH dalam plasma adalah lebih kecil dari normal, dan seringkali nol. Sebaliknya, pada sebagian besar penderita dijumpai adanya beberapa bahan yang mempunyai kerja mirip dengan kerja TSH yang ada dalam darah. Biasanya bahan – bahan ini adalah antibody immunoglobulin yang berikatan dengan reseptor membrane yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Antibody ini disebut immunoglobulin perangsang tiroid dan disingkat TSI. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung astu jam. Tingginya sekresi hormone tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior

9. MANIFESTASI KLINIS
Terjadinya Tiroktosikosis biasanya perlahan – lahan dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun , namun juga bisa timbul secara dramatic. Hampi semua system dalam tubuh mengalami gangguan akibat kelebihan hormone tiroid ini sehingga pasien memberikan keluhan banyak macam. Oleh karena itu, sering kali diagnosis hipertiroidisme di buat oleh ahli jantung , ahli saraf, ahli kulit, atau ahli gastroentrologi, tergantung terhadap manifestasi klinis yang menonjol. Pengaruh peningkatan hormone tiroid harus dibedakan dengan kerja hormone tiroid secara fisiologis. Dalam batas fisiologis, hormone tiroid merangsang pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta meningkatkan sintesis banyak enzim. Manifestasi klinis yang paling sering adalah penurunan berat badan , kelelahan, tremor, gugup, tidak tahan panas, berkeringat berlebihan, palpitasi, pembesaran tiroid ( goiter/struma), takikardia, eksfotalmus. Takikardia tanpa kelainan pada jantung memberikan kesan kuat adanya tirotoksikosis . penurunan berat badan meskipun nafsu makan bertambah dan tidak tahan panas adalah sangat spesifik , sehingga segera dipikirkan adanya hipertiroidisme. Dibawah ini adalah data gambaran klinis hipertiroidisme pada beberapa system :
Umum :
Berat badan menurun, Keletihan, apatis, Berkeringat, tidak tahan panas

10. PENGOBATAN
Tujuan pengobatan Tiroktosikosis adalah membatasi produk hormone tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi atau merusak jaringan tiroid.
Obat Anti Tiroid
Indikasi pemberian OAT adalah :
1.   Sebagai terapi yang bertujuan memperpanjang remisi atau mendapatkan  remisi  yang menetap, pada pasien – pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikosis
2.   Sebagai obat untuk control tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
3.   Sebagi persiapan untuk tiroidektomi
4.   Untuk pengobatan pada pasien hami9l
5.   Pasien dengan krisis tiroid

Obat Anti Tiroid yang sering digunakan adalah karbimazol, metimazol, dan propitiourasil.
Pengobatan dengan yodium radioaktif
indikasi pengobatan dengan iodium radioaktif adalah :
1.Pasien umur 35 tahun ke atas
2.Hipertiroidisme yang kambuh setelah operasi
3.gagal mencapai remisi sesudah pemberian OAT
4.tidak mampu atau tidak mau dengan pengobatan OAT
5.Adenoma toksik, goiter multinudular toksik
Operasi
indikasi operasi adalah :
1.pasien umur muda dengan struma yang besar
2.pada wanita hamil yang membutuhkan OAT dalam dosis besar
3.alergi terhadap OAT
4.adenoma toksik atatu struma multinodular toksik
5.pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul.
Pengobatan tambahan
1.sekat beta adrenergic
2.yodium
3.ipodate
4.litium
Dalam kes hyperthyroidism / thyrotoxicosis, hormon tiroid T3 dan T4 didapati lebih tinggi daripada orang biasa. Antara penyebab penyakit ini ialah :
  • Grave's disease. Antibodi di dalam badan menyebabkan tiroid membesar dan mengeluarkan lebih hormon. Selalunya semua (atau sebahagian besar) sel tiroid orang yang menghidapi penyakit ini mengeluarkan hormon berlebihan
  • Thyroiditis (tiroid bengkak). Selalunya keadaan ini boleh elok sendiri
  • Toxic nodule goitre. Terlalu banyak iodin di dalam makanan
Terapi
Tata laksana penyakit Graves:
Obat anti tiroid
• Propiltiourasil PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000        mg/hari.
• Metimazol dosis awal 20 -30 mg/hari
• Indikasi:
-          mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien  muda dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis
-          untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif
-          persiapan tiroidektomi
-          pasien hamil, usia lanjut
-          krisis tiroid









BAB II
ASKEP
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.T
DENGAN MASALAH TIROTOKSITOSIS

  1. PENGKAJIAN
    1. BIODATA
a.       Identitas Klien
Nama                           : Ny. H
Tempat Tgl. Lahir       :
Umur                           :
Jenis Kelamin              : Perempuan
Alamat                                    :
Agama                         :
Suku                            :
Pendidikan                  :
No. CM                       :
Tanggal Masuk RS      :
Diagnosa Medis          :

b.      Identitas Penanggung Jawab
Nama                           : Tn. N
Tempat Tgl. Lahir       :
Umur                           :
Jenis Kelamin              : Laki-Laki
Alamat                                    :
Agama                         :
Suku                            :
Pendidikan                  :
Hubungan Dg Klien    :

    1. RIWAYAT KESEHATAN
a.       Keluhan Utama :
Nyeri pada leher
b.      Riwayat Kesehatan Sekarang :
Pada penderita tirotoksitosis mengalami bengkak pada leher dan terasa nyeri pada leher.
c.       Riwayat Kesehatan dahulu :
1.      Tiroktosikosis dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya.
2.      Tiroktosikosis akibat malfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar HT dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
d.      Riwayat kesehatan keluarga
Pada penderita tirotoksitosis  disebabkan oleh penyakit Graves, Goiter Toksika.
e.       Genogram :



                  Keterangan
                       
f.       Riwayat Kesehatan Lingkungan :
Lingkungan disekitar rumah klien terlihat bersih
g.      Riwayat Elergi
Pada penderita tirotoksitosis ini tidak mempunyai/ menderita elergi apapun.

    1. POLA FUNGSI KESEHATAN ( GORDON )
a.       Persepsi Terhadap kesehatan ;
Jika pasien merasa sakit berobat kedokter atau pergi kepuskesmas.
b.      Pola aktivitas kesehatan  tergantung pada berat ringannya penyakit. (mandi, berpakaian, eliminasi, mobilitas ditempat tidur, ambulansi, dan makan)  semuanya memerlukan bantuan total

aktivitas
0
1
2
3
4
Mandi
Berpakaian / Berdandan
Eliminasi
Mobilitas ditempat tidur
Ambulansi
Makan









Keterangan :
0                    :  memerlukan penggunaan alat bantu
1                    :  memerlukan bantuan minimal
2                    :  memerlukan bantuan atau beberapa pengawasan
3                    :  memerlukan pengawasan total
4                    :  memerlukan bantuan total atau tidak dapat membantu.
c.       Pola Istirahat / Tidur
Ganguan pola tidur Insomnia karena adanya nyeri akibat dari penyakit serta sensivitas meningkat.
d.      Pola nutrisi metabolik
Penderita tirotoksitosis mengalami ganguan nutrisi metabolik yaitu adanya mual dan muntah , kehilangan nafsu makan serta kelemahan untuk melakukan aktivitasnya.
e.       Pola Eliminasi
Pada penderita tirotoksitosis mengalami gangguan Perubahan pola kemih (poliuria, nocturia, urin encer serta bau.) dan juga pasien mengalami Diare.
f.       Pola kognitif perseptual
Penderita tirotoksitosis tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri/sendiri memerlukan bantuan dari oranglain.
      Neurosensori
-          Gejala  : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot parasetia, gangguan penglihatan
-          Tanda  : Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma ( tahap lanjut), gangguan memori ( baru masa lalu ) kacau mental
Refleks tendon dalam (RTD menurun; koma) Aktivitas kejang
( tahap lanjut dari DKA)
                       Pernapasan
                           Gejala  : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen ( tergantung adanya infeksi atau tidak)
                           Tanda  : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen  (infeksi), frekuensi pernapasan meningkat
g.      Pola konsep diri.
1.      Identitas diri
Pada penderita tirotoksitosis mampu mengenali dirinya sendiri dan keluarganya.
2.      Ideal diri
Pada penderita tirotoksitosis merasa rendah diri dan tidak sempurna karena mengalami pembengkakan pada lehernya
3.      Gambaran diri
Pada penderita tirotoksitosis mengalami gangguan gambaran diri yaitu dia merasa depresi, menarik diri, emosi yang tidak stabil.
4.      Peran diri
Pada Penderita tirotoksitosis mengalami gangguan peran diri yaitu dia merasa tidak berguna sebagai seorang istri ataupun seorang ibu. Serta merasa sedih dan ingin cepat sembuh.
5.      Harga diri
Pada penderita tirotoksitosis mengalami gangguan harga diri yaitu merasa rendah diri karena tidak dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri dan harus dibantu oleh keluarganya.
h.      Pola seksual Reproduksi
Penderita tirotoksitosis mengalami gangguan pola seksual reproduksi yaitu rabas wanita (cenderung infeksi) kesulitan orgasme dittandai dengan kadar lipid dengan kolesterol meningkat. Selain itu haid juga tidak teratur (bahkan tidak haid sama sekali)
i.        Pola nilai dan Kepercayaan.
Selama sakit pasien tidak dapat melakukan aktivitas agamanya seperti biasa karena kondisinya sangat lemah.
j.        Pola Peran Hubungan
Hubungan dengan anggota keluarga cukup baik, namun selama sakit pasien lebih dekat dengan suamin dan anak-anaknya.
k.      Pola Koping
Jika pasien mempunya masalah kesehatan atau sakit pasien selalu bercerita kepada suaminya.

    1. PEMERIKSAAN FISIK
a.       Keadaan Umum
Penderita tirotoksitosis tergantung berat ringannya penyakit dan tingkat kesadaran dan kewaspadaan itu dapat diuji dengan GCS komfensis sampai coma.
Skala koma Glasgow (GCS)
Parameter

Nilai
Mata ;



Respon verbal ;



Respon Motorik/gerak ;
Membuka secara spontan
Terhadap suara
Terhadap nyeri
Tidak berespon
Orientasi baik
Bingung
Kata-kata tidak jelas
Bunyi tidak jelas
Mengikuti perintah
Gerakan lokal
Fleksi, menarik
Fleksi abnormal
Ekstensi abnormal
Tidak ada
4
3
2
1
5
4
3
1
6
5
4
3
2
1
 ( Nilai maksimal 15, minimal 3 )
b.      Data sistematik
1.      Sistem Kardiovaskuler
Tirotoksitosis mengalami takikardi lebih dari 100 X/menit. Tekanan darahnya hipertensi yaitu sistolenya lebih dari 140mmhg dan diatolnya lebih dari 90 mmhg.
2.      Sistem Respirasi dan pernafasan
Tirotoksitosis mengalami Bradepneu frekuensi pernafasannya kurang dari 24 x/menit.
3.      Sistem gastrointestinal
Penderita Tirotoksitosis mengalami ganguan nutrisi metabolik  yaitu mual dan muntah serta nafsu makan berkurang.
4.      Sistem Musculosceletal
Dalam memenuhi kemampuan aktivitas sehari-hari pasien dibantu sepenuhnya menggunakan alat bantu sepenuhnya berupa NGT (untuk makan), infus.

Skala
Kenormalan /kekuatan (%)
Ciri-ciri
0
1

2

3
4

5
0
10

25

50
75

100
Paralisis total
Tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi otot
Gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan sokongan
Gerakan normal menentang gravitasi
Gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit penahanan
Gerakan normal penuh, menentang gravitasi dengan penahanan penuh

5.      Sistem Integumen
Pada penderita Tirotoksitosis turgor kulit bisa mengalami kerusakan serta kulit kering (bersisik)
6.      Sistem Perkemihan
Pasien mengalami difusi kandung kemih serta infeksi saluran kemih.


c.       Data penunjang
·         Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
·         Tiroktosikosis dapat disertai penurunan kadar lemak serum
·         Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemi
·         Laboratorium : TSHs, T4 atau fT4, T3, atau fT3, TSH Rab, kadar leukosit (bila timbul infeksi pada awal pemakaian obat antitiroid)
·         Sidik tiroid/ thyroid scan : terutama membedakan penyakit plummer dari penyakit Graves dengan komponen nodosa
·         EKG
·         Foto toraks

d.      Obat yang diberikan
Tujuan pengobatan Tiroktosikosis adalah membatasi produk hormone tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi atau merusak jaringan tiroid.
Obat Anti Tiroid
Indikasi pemberian OAT adalah :
1.   Sebagai terapi yang bertujuan memperpanjang remisi atau mendapatkan  remisi  yang menetap, pada pasien – pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikosis
2.   Sebagai obat untuk control tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
3.   Sebagi persiapan untuk tiroidektomi
4.   Untuk pengobatan pada pasien hamil
5.   Pasien dengan krisis tiroid



Obat Anti Tiroid yang sering digunakan adalah karbimazol, metimazol, dan propitiourasil.
Pengobatan dengan yodium radioaktif
indikasi pengobatan dengan iodium radioaktif adalah :
1.Pasien umur 35 tahun ke atas
2.Hipertiroidisme yang kambuh setelah operasi
3.gagal mencapai remisi sesudah pemberian OAT
4.tidak mampu atau tidak mau dengan pengobatan OAT
5.Adenoma toksik, goiter multinudular toksikMencegah terjadinya gumpalan darah dan embolisasi trombus, misalnya heparin, kumarin, sintrom
Obat trombolitik (obat yang dapat menghancurkan trombus)
Terapi trombolitik pada stroke, iskemik didasari anggapan bahwa bila sumbatan oleh trombus dapat segera dihilangkan atau dikurangi (rekanolisasi) maka sel-sel neuron yang sekarat dapat ditolong.
Diterapi dengan tirah baring dan penurunan rangsang eksternal untuk mengurangi kebutuhan oksigen serebrum.















A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Data Fokus
-          Nyeri leher
-          Mual muntah
-          Bradikardi ( <100 x/menit)
-          Bradipneu(<24 x/menit)
-          Hipertensi sistole > 140mmhg diastole > 90 mmhg
-          Kelemahan
-          Turgor kulit buruk
-          Gelisah
-          Poliguria
-          Penampilannya kotor
-          Mulut berbau
-          Nafsu makan berkurang
-          Badan terasa lemah
-          Tubuh teraba hangat, tak tahan panas
-          Diare
-          Pasien membutuhkan bantuan untuk melakukan aktivitas
-          Berkeringat
-          Gelisah (gemetar)
-          Degub jantung bertambah (berdebar-debar)
-          Mata menjadi besar
-          Kejang otat
-          Sukar nafas
-          Bengkak dileher
-          Cemas
-          Batuk
-          Sering mengeluarkan mukus
-          Tidak mengetahui penyebab penyakit


  1. Analisa Data
Symtom
Problem
Etiologi
DS. –
DO.    
-          hipertensi
-          nyeri pada leher
-          distensi abdominal (menahan nyeri)

DS. –
DO.
-          Nafsu makan berkurang
-          Mual mutah
-          Penurunan berat badan

DS. –
DO.
-          Gelisah
-          Takhikardi
-          Mual
-          Hipertensi
-          Kelemahan
-          Badan terasa lemah


DS. –
DO.
-          Sukar bernafas
-          Bengkak pada leher
-          Batuk
-          Sering mengeluarkan mukus



DS :
DO:
-          Gelisah
-          tidak mengetahui penyebab penyakitnya
.

DS :
DO :
-          Keterbatasan ROM
-          Postur tubuh tidak stabil selama makan aktivitas rutin
-          Tidak ada koordinasi gerak
-          Ganguan pola tidur




DS. –
DO. 
-          Nyeri abdomen
-          Hipertensi
-          Cemas


DS. –
DO.
-          Mulut berbau
-          Penampilannya kotor
-          Giginya tampak kuning

DS. –
DO.
-          Pasien membutuhkan bantuan untuk melakukan aktivitas
-          Respon terhadap aktivitas menunjukkan nadi dan tekanan darah abnormal
-          Dispnea dan ketidak nyamanan yang sangat
-          Pasien keliahatan menahan nyeri

Nyeri akut





Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh



Ansietas









Bersihan jalan nafas tidak efektif










Kurangnya pengetahuan







Kerusakan mobilitas fisik














Gangguan pola tidur






Kurang perawatan diri







Intoleransi aktivitas
Luka post op





Penurunan keinginan untuk makan sekunder akibat mual-mual



Faktor fisiologis









obstruksi trakea, spasme laringeal







Tidak familiarnya sumber informasi penyakit.



Kerusakan musculoskeletal dan neuromaskuler









nyeri pada leher






Kelemahan





Nyeri


  1. DIAGNOSA KEPERAWATAN  DAN PRIORITAS MASALAH

  1. Nyeri akut berhubungan dengan luka pasca operasi
  2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi trakea, spasme laringeal.
  3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan keinginan untuk makan sekunder akibat mual muntah.
  4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan musculuskeletal dan neuromaskuler
  5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri
  6. Ganguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pada leher
  7. Kurang  perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
  8. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis
  9. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan tidak familiarnya sumber informasi penyakit.
  



  1. PERENCANAAN (INTERVENSI)
Waktu
No. DX
Tujuan
Intervensi

Rasianal
Tgl
Jam


1.



























2.






























3.






























4.






























5.

























6.
























7.

























8.
























9.





















Setelah dilakukan tindakan keperawatan   .... x 24 jam
Diharapkan nyeri dapat terkontrol dengan kriteria hasil :
Nyeri hilang atau terkontrol
-          160501 mengenal faktor penyebab nyeri
-          160502 mengenali lamanya obat (onset) sakit
-          160509 mengenali gejala nyeri
-          160511 melaporkan nyeri sudah terkontrol

NOC KRITERIA :
  1. Tidak pernah ditunjukkan
  2. Jarang ditunjukkan
  3. kadang – kadang ditunjukkan
  4. sering ditunjukkan
  5. terus menerus ditunjukkan


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama...x 24 jam. Diharapkan mampu membersihkan sekresi pada jalan nafas, dengan kriteria hasil :
Kepatenan jalan nafas :
-          041004 frekuensi pernafasan dalam rentang normal (16-24x/mnt)
-          041006 mampu mengeluarkan spuntum
-          041007 tidak ada suara nafas tambahan
-          041008 mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafs yang bersih tidak ada sianosis.

NOC KRITERIA :
    1.      Tidak pernah ditunjukkan
    2.      Jarang ditunjukkan
    3.      kadang – kadang ditunjukkan
    4.      sering ditunjukkan
    5.      terus menerus ditunjukkan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan  ...x 24 jam
 diharapkan pasien kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil :
Status nutrisi
-          100801 peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
-          100802 tidak ada tanda mal nutrisi
-          100401 intake nutrisi
-          100402 intake makanan dan cairan
-          100405 peningkatan BB sesuai dengan tujuan
-          100407 tidak ada tanda mal nutrisi

NOC KRITERIA :
1.      Tidak pernah ditunjukkan
2.      Jarang ditunjukan
3.      kadang – kadang ditunjukkan
4.      sering ditunjukkan
5.      terus menerus ditunjukkan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...X24 jam. Diharapkan pasien mampu melakukan pergerakan secara mandiri dengan kriteria hasil :
Mobility Level :
020803 pergerakan otot
020804 pergerakan sendi
020805 ajarkan untuk menggerakkan badan
020807 mampu mengerakkan sendi dengan mandiri

NOC KRITERIA
1.      memerlukan bantuan   total dari orang lain.
2.      membutuhkan bantuan orang lain dan alat bantu
3.      membutuhkan bantuan dari orang lain
4.      tidak membutuhkan bantuan alat bantu
5.      tidakmemerlukan bantuan dari siapapun




Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...... X 24 jam. Pasien dapat beraktivitas baik dari sebelumnya dengan kriteria hasil :
Toleransi aktivitas :
-          000503 Respirasi rate dalam rentang normal untuk aktivitas
-          000504 tekanan darah sistolik dalam rentang normal ubtuk aktivitas
-          000505 tekanan darah diastole dalam rentang aktivitas
-          000513 melaporkan kemampuan ADLS

NOC KRITERIA :
1. Sangat ditoleransi
2. Dapat ditoleransi
3. Ditoleransi seimbang
4. Agak ditoleransi
5. tidak ditoleransi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan ... x 24 jam jumlah dan kualitas tidur lebih baik dari sebelumnya dengan kriteria hasil :Tidur
-          000402 observasi lamanya tidur
-          000403 pola tidur
-          000404 kualitas tidur
-          000406 tidur tidak terganggu
-          000408 perasaan segar setelah tidur
-          000414 vital sent dalam rentang  normal

NOC KRITERIA :
1.      Tidak pernah ditunjukkan
2.      Jarang ditunjukan
3.      kadang ditunjukkan
4.      sering ditunjukkan
5.      terus menerus ditunjukkan

Setelah  dilakukan tindakankeperawatan ...x24 jam, diharapkan kebersihan klien terjaga dengan kriteria hasil :
ADC
030001 makan
030002 berpakaian
030003 toileting
030004 mandi
030005 berhias
030006 higiene

NOC KRITERIA
1.      memerlukan bantuan   total dari orang lain.
2.      membutuhkan bantuan orang lain dan alat bantu
3.      membutuhkan bantuan dari orang lain
4.      tidak membutuhkan bantuan alat bantu
5.      tidakmemerlukan bantuan dari siapapun

Setelah dilakukan tindakan keperawatan  .... x 24 jam
 diharapkan kecemasan akan hilang dengan kriteria hasil :
-          140201 monitor intensitas kecemasan
-          140202 menghilangkan tanda-tanda kecemasan
-          -140206 menggunakan strategi koping positif
-          140207 dapat mengontrol cemas



NOC KRITERIA :
1. Tidak pernah ditunjukkan
2.Jarang ditunjukan
3.kadang ditunjukkan
4.sering ditunjukkan
5.terus menerus ditunjukkan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama... x 24 jam. Diharapkan pasien mengetahui tentang penyebab penyakit, dengan kriteria hasil :
pengetahuan tentang proses penyakit
-          180301 Familiar dengan proses penyakit
-          180302 Mendiskripsikan proses penyakit
-          180303 Mendiskripsikan faktor penyebab penyakit
-          180305 Mendiskripsikan efek penyakit
-          180306 Mendiskripsikan tanda dan gejala penyakit
NOC KRITERIA :
    1.      Kurang pengetahuan
    2.      Pengetahuan terbatas
    3.      Pengetahuan cukup
    4.      Banyak Pengetahuan
    5.      Pengetahuan Sangat Luas
Manajemen Nyeri
-          kaji secara konfrehensif tentang nyeri meliputi : lokasi, karakteristik, dan onset durasi, frekuensi kualitas, intensif/beratnya nyeri dan faktor-faktor presipitasi
-          berikan analgesik sesuai dengan anjuran
-          tingkatkan tidur/istirahat yang cukup
-          monitor kenyamanan
-           pasien terhadap manajemen nyeri
-          berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab, berapa lama terjadi dan tindakan pencegahan.






Airway Management
-      Buka jalan nafas.
-      Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
-      Kolaborasi pemberian bronkodilator bila perlu
-      Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
-      Monitor respirasi dan status O2



















Manajemen nutrisi :
-          monitor adanya  penurunan berat badan.
-          kaji kemampuan klien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
-          Berikan makanan pilihan pada klien
-          Kolaborasi dengan ti ahli gizi tentang nutrisi yang dibuat
-          Tingkatkan protein dan vitamin.
-          Catat adanya mual muntah.
















Exercise therapy :
Join mobility
-          Pertahankan posisi yang nyaman
-          monitor lokasi dan sifat ketidaknyamanan/nyeri sebelum bergerak
-          kaji tindakan control nyeri   sebelum memulai latihan
-          lakukan ambulansi sebanyak mungkin jika memungkinkan
-          kolaborasi dengan fisioterapi dalam program latihan.















Terapi Aktivitas
-          untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan kemampuan fisik.
-          bantu memfokuskan apa yang dapat pasien kerjakan
-          bantu kebiasaan aktivitas fisik (ambulansi, berpindah, dan personal higiene/oral care jika diperlukan)
-          bantu meningkatkan motivasi dan reinforcement.










Meningkatkan Tidur :
-          monitor dan catat pola tidur dan lamanya tidur pasien
-          catat tanda fisik ( sesak nafas, obstruksi jalan nafas dan nyeri)
-          Atur lingkungan untuk meningkatkan tidur
-          bantu untuk menghilangkan masalah sebelum tidur
-          terapkan tindakan kenyamanan message dan kenyamanan pasien.









Self care assistence
-          pantau kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri secara mandiri
-          pantau kebutuhan klienuntuk penyesuaian penggunan alat untuk personal hiegiene, toileting dan makan
-          dorong klien untuk mandi tetapi berikan bantuan ketika klien tidak dapat melakukan
-          sediakan barang-barang yang diperlukan klien seperti deodoran, sabun mandi, sikat gigi dan lain-lain.
-          menentukan aktivitas perawatan diri yang sesuai dengan kondisi secara rutin.



Penurunan kecemasan :
-          tenangkan klien
-          kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan (tachypnea, ekspresi cemas, non verbal, tachicardya)
-          berikan pengobatan untuk menurunkan panas dengan cara yang tepat
-          bantu klien untuk mengidentivikasi situasi yang menciptakan cemas









Mengajarkan proses penyakit
-          Tentukan tingkat pengetahuan klien sebelumnya.
-          Jelaskan proses penyakit (pengertian, etiologi, tanda dan gejala)
-          Berikan dorongan kepada pasien untuk menggungkapkan pendapat.
-           jelaskan pengelolaan perawatan yang dilakukan.
-          untuk mengetahui terjadinya komplikasi nyeri lebih lanju
-          membantu menghilangkan nyeri dan meningkatkan penyembuhan
-          meningkatkan kenyamanan
-          meningkatkan relaksasi dan meningkatkan kemampuan koing pasien.











-          untuk bernafas lebih efektif
-          Agar pasien mudah bernafas
-          Agar klien leluasa untuk bernafas
-          Agar tidak kekuarangan cairan
-          Untukmengetahui perkembangan lebih lanjut


















-          mengetahui perubahan berat badan
-          mengetahui nutrisi yang dbutuhkan klien
-          agar pasien mau makan
-          untuk memberikan nutrisi yang tepat untuk pasien

-          Meningkatkan daya tahan tubuh
-          Memantau pengeluaran cairan dalam tubuh.











-          mencegah iritasi dan komplikasi
-          mengurangi nyari

-          imobilisasi yang lama dapat menimbulkan dekubitus
-          kerjasama dalam perawatan




















-          untuk mengetahui aktivitas yang dapat klien lakukan.
-          memilih aktivitas yang sesuai dengan kemampuan klien
-          membentu pemenuhan kebutuhan keperawatan diri
-          memberikan support pada klien










-          mengetahui kualitas tidur pasien

-          untuk mengetahui penyebab ganguan tidur
-          meningkatkan kenyaman tidur
-          mengurangi gangguan tidur
-          memberikan kenyamanan pada saat tidur










-          untukmeningkatkan kenyaman klien
-          untuk memberikan rasa nyaman pada klien
-          membantu memenuhi kebutuhan klien
-          untuk kenyamanan klien













-          menghilangkan cemas
-          untuk mengetahui tingkat kecemasan klien
-          memberikan ketenangan pada klien
-          untuk mengetahui penyebab cemas














-          Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien
-          Agar klien mengetahui tentang penyakitnya
-          Untuk pengkajian lebih lanjut
-          Untuk kenyamanan klien
































BAB III
PENUTUP


  1. KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny T dengan kasus Tirotoksitosis maka penulis menarik kesimpulan :
Tiroktosikosis merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiwi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Atau bisa dikatakan kadar HT dalam darah yang berlebihan.
Diagnosa keperawatan yang muncul antara lain ;
1.      Nyeri akut berhubungan dengan luka pasca operasi
2.      Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi trakea, spasme laringeal.
3.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan keinginan untuk makan sekunder akibat mual muntah.
4.      Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan musculuskeletal dan neuromaskuler
5.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri
6.      Ganguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pada leher
7.      Kurang  perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
8.      Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis
9.      Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan tidak familiarnya sumber informasi penyakit.





  1. SARAN
·                           Hindari aktivitas yang berlebihan (yang bisa membuat nyeri yang berlebihan)
·                           Menjaga atau mengatur pola makan yang sehat
·                           Berikan terapi obat sesuai dengan anjuran dokter
·                           Berikan informasi tentang penyakit yang diderita agar dapat mengontrol aktivitas sehari-hari.
·                           Jalankan terapi-terapi sesuai dengan anjuran dokter




















                                                               













DAFTAR PUSTAKA

-          Judith, M. Wilkson. 2007. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
-          Santosa Budi. Diagnosa Keperawatan, definisi dan klasifikasi.2005-2006. Jakarta: Prima Medika.
-          Ganong. 1995. Anatomii Kedokteran. 133-135, ed.14. Jakarta: EGC.
-          Guyton. 2001. Anatomi. 593-533, ed. 3. Jakarta: EGC.
-          Pearce. E. 2004. Panduan  untuk Paramedis. 314-32. Jakarta: Gramedia.
-          Susan Marfin Tucker. (2001), Standar perawatan pasien, Jakarta, EGC
-          Rahmat Juwono (2001), Ilmu penyakit Dalam Jilid I, Jakarta : EGC
-          Nur Salam (2001), Proses Dokumentasi Keperawatan, Jakarta : EGC
-          Priharjo, Robert.1996. pengkajian fisik keperawatan. Jakarta ; EGC
-          Bruner & Sudarrth.2002. Buku ajar keperawatan Medikal bedah Volume 2. Jakarta : EGC
-          Carpenito, Lynda jual. 2001.Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC