BLOG INI BERISI CONTO LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MENGENAI PENYAKIT DAN TATALAKSAANYA.

Sunday, August 28, 2016

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LARINGITIS

BAB I
DASAR TEORI

1.1. PENDAHULUAN
Laringitis adalah peradangan pada laring yang terjadi karena banyak sebab. Inflamasi laring sering terjadi sebagai akibat terlalu banyak menggunakan suara, pemajanan terhadap debu, bahan kimiawi, asap, dan polutan lainnya, atau sebagai bagian dari infeksi saluran nafas atas. Kemungkinan juga disebabkan oleh infeksi yang terisolasi yang hanya mengenai pita suara. Laring terletak di puncah saluran udara yang menuju ke paru-paru (trakea) dan mengandung pita suara.

1.2. PATOFISIOLOGI
Hampir semua penyebab inflamasi ini adalah virus. Invasi bakteri mungkin sekunder. Laringitis biasanyan disertai rinitis atau nasofaring. Awitan infeksi mungkin berkaitan dengan pemajanan terhadap perubahan suhu mendadak, defisiensi diet, malnutrisi, dan tidak ada immunitas. Laringitis umum terjadi pada musim dingin dan mudah ditularkan. Ini terjadi seiring Dengan menurunnya daya tahan tubuh dari host serta prevalensi virus yang meningkat. Laringitis ini biasanya didahului oleh faringitis dan infeksi saluran nafas bagian atas lainnya. Hal ini akan mengakibatkan iritasi mukosa saluran nafas atas dan merangsang kelenjar mucus untuk memproduksi mucus secara berlebihan sehingga menyumbat saluran nafas. Kondisi tersebut akan merangsang terjadinya batuk hebat yang bisa menyebabkan iritasi pada laring. Dan memacu terjadinya inflamasi pada laring tersebut. Inflamasi ini akan menyebabkan nyeri akibat pengeluaran mediator kimia darah yang jika berlebihan akan merangsang peningkatan suhu tubuh. 

Ada dua macam laryngitis, yaitu laryngitis akut dan laryngitis kronis.
a.    Laringitis Akut
Umumnya merupakan kelanjutan dari rinofaringitis akut atau manifestasi dari radang saluran nafas atas. Pada anak dapat menimbulkan sumbatan jalan nafas dengan cepat karena rimaglotisnya relative lebih sempit.
b.    Laringitis Kronis

1.3. ETIOLOGI
·         Laryngitis akut
Bakteri (local) atau virus (sistemik). Biasanya merupakan perluasan radang saluran nafas atas oleh bakteri Haemophilus Influenzae, stafilokok, sterptokok, dan pneumokok
·         Laryngitis kronis
Berdasarkan etiologi dapat dibagi atas laryngitis kronik non spesifik dan spesifik.
Laryngitis kronik nonspesifik dapat disebabkan factor eksogen (rangsangan fisik oleh penyalahgunaan suara, rangsangan kimia, infeksi kronik saluran nafas atas atau bawah, asap rokok) atau factor endogen (bentuk tubuh, kelainan metabolic). Sedangkan yang spesifik disebabkan tunerkulosis dan sifilis.

1.4. Factor Predisposisi
Laryngitis akut
Perubahan cuaca/suhu, gizi kurang/malnutrisi, imunisasi tidak lengkap, dan pemakaian suara berlebihan.

1.5. MANIFESTASI KLINIS
*      Tanda dan gejala laryngitis akut termasuk suara serak atau tidak dapat mengeluarkan suara sama sekali (afonia) dan batuk berat. Demam, malaise, gejala rinofaringitis, nyeri ketika menelan atau berbicara, rasa kering ditenggorokkan, batuk kering yang kelamaan disetai dahak kental, gejala sumbatan laring sampai sianosis.
Pada pemeriksaan, tampak mukosa laring hiperemesis, membengkak,terutama diatas dan dibawah pita suara. Biasanya tidak terbatas di laring, juga ada tanda akut di hidung, sinus paranasal, atau paru
*      Tanda dan gejala laryngitis kronis ditandai oleh suara serak yang persisten. Laryngitis mungkin sebagai komplikasi sinusitis kronis dan bronchitis kronis.
Suara parau yang menetap, rasa tersangkut ditenggorok sehingga sering mendehem tanpa secret.

1.6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laryngitis akut
Pemeriksaan apusan dari laring untuk kultur dan uji resistensi pada kasus yang lama atau sering residif.

1.7. PENATALAKSANAAN
*      Penatalaksanaan laryngitis akut termasuk mengistirahatkan suara, menghindari merokok, istirahat di tempat tidur, dan menghirup uap dingin atau aerosol. Jika laryngitis merupakan bagian dari infeksi pernafasan yang lebih luas akibat organisme bakteri atau jika lebih parah, terapi antibiotic yang tepat perlu diberikan. Sebagian besar pasien dapat sembuh dengan pengobatan konservatif, namun larringitis cenderung lebih parah pada pasien lansia dan dapat diperburuk oleh pneumonia.
Istirahat, bicara dan bersuara selama 2-3 hari, menghirup udara lembab, dan menghindari iritasi pada laring dan faring. Untuk terapi medikamentosa diberikan antibiotic penisilin anak 3x50 mg/kg BB dan dewasa 3x500 mg. bila alergi dapat diganti eritromisin atau basitrasin. Dapat diberikan kortikosteroid untuk mengatasi edema. Dipasang pipa endotrakea atau trakeostomi bila terdapat sumbatan laring.

*      Untuk laryngitis kronis, pengobatan termasuk mengistirahatka suara (diminta untuk tidak banyak suara), menghilangkan setiap infeksi traktus respiratorius primer yang mungkin ada, dan membatasi merokok. Penggunaan kortikosteroid topical, seperti inhalasi beklometason dipropionate (Vanceril), dapat juga digunakan. Preparat ini tidak mempunyai efek sistemik atau kerja lama dan dapat mengurangi reaksi inflamasi local.
Diberikan antibiotic bila terdapat tanda infeksi dan ekspektoran. Untuk jangka pendek dapat diberikan steroid.





















BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN LARYNGITIS

2.1 pengkajian
Tanggal pengkajian      :
Jam                              :
Diagnosa                      : laryngitis

  1. BIODATA
a.       IDENTITAS KLIEN
Nama                           :
Umur                           :
Jenis kelamin               :
Agama                         :
Alamat                         :
Suku bangsa                :
Pekerjaan                     :
Pendidikkan                 :

b.      PENANGGUNG JAWAB
Nama                                       :
Umur                                       :
Jenis kelamin                           :
Agama                                     :
Alamat                                     :
Suku bangsa                            :
Pekerjaan                                 :
Pendidikkan                             :
Hubungan dengan pasien         :



  1. RIWAYAT KEPERAWATAN
1.  Keluhan Utama:
Biasanya berupa perubahan suara berupa serak sampai hilangnya suara. Tenggorokan terasa gatal dan tidak nyaman, nyeri tenggorokkan, dan cemas
2.  Riwyat kesehatan sekarang
                        Riwayat kesehatan pasien yang lengkap yang menunjukkan kemungkinan tanda dan gejala sakit kepala, sakit tenggorok, dan nyeri sekitar mata dan pada kedua sisi hidung, kesulitan menelan, batuk, suara serak, demam, hidung tersumbat, dan rasa tidak nyeman umum dan keletihan
3.      Riwayat kesehatan terdahulu
Pernah atau tidaknya menderita hal semacam ini, mengidentifikasi setiap riwayat alergi atau adanya penyakit yang timbul bersamaan. Kaji adanya faktor predisposisi seperti perubahan cuaca/suhu, gizi kurang/malnutrisi, imunisasi tidak lengkap, dan pemakaian suara berlebihan
4.      Genogram
5.      Riwayat kesehatan lingkungan
Lingkungan yang tidak sehat berpengaruh terhadap penyakit ini serta factor predisposisi yang ada.


  1. POLA FUNGSI KESEHATAN
    1. pola persepsi kesehatan
pasien paham tentang kesehatan dan mengerti akan pentingnya kebersihan bagi kesehatan. Apabila pasien sakit, maka ia segera pergi untuk memeriksakan penyakitnya/
    1. pola aktivitas latihan
penyebab dari penyakit ini mengakibatkan pasien untuk beristirahat atau mengurangi aktivitas yang berlebih. Meskipun aktivitas kebiasaanya tetap dilakukan, pasti tidak akan sempurna karena penyakit ini membuuat pasien merasa lemas dan aktivitas berlebih dapat memperparah,
    1. pola istirahat tidur
pola tidur pasien tidak adekutat dengan penyakit yang dideritanya, nyeri yang dirasakan sangat mengganggu istirahatnya
    1. pola nutrisi metabolic
rasa nyeri pada tenggorokkan yang dirasakan mengakibatkan penurunan nafsu makan.
    1. pola eliminasi
pada penyakit laryngitis ini, jika berlanjut akan mengakibatkan pola eliminasi tidak teratur dan terjadi perubahan karena kerusakan saluran pencernaannya
    1. pola kognitif perceptual
tidak terjadi perubahan berfikir dan melihat, karena pada saat pemeriksaan pasien dalam keadaan sadar, namun sedikit kesulitan dalam berbicara karena nyeri yang dirasakan.
    1. pola peran hubungan
dalam kehidupan sehari-hari, pasien memiliki hubungan yang sangat baik dengan keluarga dan masyarakat, dan hubungan tetap tejalin walaupun pasien sakit.
    1. pola konsep diri
pasien biasanya merasa cemas dan gelisah akan penyakitnya, karena terjadi perubahan dalam status kesehatannya dan tidak tahan dengan apa yang dideritanya.
    1. pola nilai dan kepercayaan
seperti menjalin hubungan dengan masyarakat dan keluarga, hubungan pasien dengan Tuhan masih mampu ia lakukan
    1. pola koping
pasien selalu menceritakan masalah yang dihadapinya dengan orang terdekatnya(keluarga), sehingga keluarganya yang dapat membantu untuk menyelesaikan masalahnya.
    1. pola seksual reproduksi
tidak mengalami gangguan dalam pola seksualnya


  1. PEMERIKSAAN FISIK
                                    1.      keadaan umum
·               kesadaran umum   : (CM)
·               wajah                     : tampak menahan nyeri
·               kesan umum          : baik
                                    2.      vital sign
Gejala lainnya yang juga bisa ditemukan:demam, terjadi peningkatan suhu
                                    3.      system respirasi
·               Inspeksi menunjukkan pembengkakan, lesi atau asimetris hidung, juga pendarahan atau rabas.
·               Mukosa hidung diinspeksi terhadap temuan abnormal seperti warna kemerahan, pembengkakan, atau eksudat dan polip hidung, yang mungkin terjadi dalam rhinitis kronis.
Sinus frontal dan maksilaris dipalpasi terhadap nyeri tekan, yang menunjukkan inflamasi.
·               Tenggorok diamati dengan meminta klien membuka mulutnya lebar-lebar dan nafas dalam.
·               Tonsil dan faring diinspeksi terhadap temuan abnormal seperti warma kemerahan, asimetris, atau adanya drainase, ulserasi, atau pembesaran.
Trakea dipalpasi terhadap posisi garis tengah dalam leher, dan setiap massa atau deformitas diidentifikasi.
·               Nodus limfe leher juga dipalpasi terhadap pembesaran dan nyeri tekan yang berkaitan.
                                    4.      sistem gastrointestinal
tejadi gangguan pencernaan bagian atas, karena kesulitan menelan makanan. Dan mengakibatkan intake makanan tidak adekuat sehingga system pencernaan menjadi terganggu
                                    5.      system respiratory
laryng adalah bagian dari system pernafasan, jadi tidak menuup kemungkinan terjadi gangguan pada saluran pernafasan, dapat mengakibatkan sianosis.



























2.2 DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Dengan cermin kecil bersudut seperti yang digunakan dokter gigi, dokter bisa melihat kemerahan dan pembengkakan pada laring.
a.       DATA FOKUS
Data obyektif
      - tampak menahan nyeri
      - suara serak
      - mulut bau
      - pembengkakan di leher
- batuk kering yang kelamaan disetai dahak kental (produksi sputum)
      - demam         
      - pasien terlihat tidak nyaman akan penyakitnya (gelisah)
      - penurunan berat badan
Data subyektif
- pasien mengeluh kesulitan dan sakit dalam menelan makanan,
- mengatakan nafsu makan menurun
- pasien merasakan ada sesuatu yang mengganggu ditenggorokkan,
- pasien mengatakan sakit (nyeri) pada tenggorokan
- pasien mengatakan ketidaknyamanan selama sakit dan tidak enak badan
- pasien mengatakan sakit untuk berbicara
b.      ANALISIS DATA
No
SYMPTOM
PROBLEM
ETIOLOGI
1.
Do:
- ekspresi wajah pasien tampak menahan nyeri
- pembengkakan
di leher
Ds
- pasien mengatakan sakit (nyeri) pada tenggorokan
Nyeri
Agen injuri biologi
2.
Do:
-      batuk kering
yang kelamaan disetai dahak kental (produksi sputum)
Ds:
- suara serak
- pasien merasakan ada
sesuatu yang
mengganggu
ditenggorokkan
Bersihan jalan nafas tidak efektif
sekresi berlebihan sekunder akibat proses inflamasi

3.
Do:
- mulut bau
- pembengkakan di leher
- penurunan berat badan
Ds:
- mengatakan nafsu
makan menurun
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Anoreksi karena ketidaknyamanan pada tenggorokkan
4.
Do:
- pasien nampak gelisah
Ds:
-pasien mengatakan ketidaknyamanan selama sakit dan tidak enak badan
cemas
Perubahan dalam status kesehatan
5.
Do:
- pasien mengeluh kesulitan dan sakit dalam menelan makanan,
Ds:
- pembengkakan di leher
Kerusakan menelan
Abnormalitas laryngeal
6.
Do:
- suara serak
Ds:
- pasien mengatakan sakit untuk berbicara
Kerusakan komunikasi verbal
iritasi jalan napas atas sekunder akibat infeksi atau pembengkakan.



  1. Masalah yang lazim muncul pada klien dengan LARINGITIS
    1. Nyeri berhubungan dengan iritasi laring sekunder akibat infeksi.
    2. Bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi berlebihan sekunder akibat proses inflamasi
    3. Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubunhan dengan anoreksi karena ketidaknyamanan pada tenggorokkan.
    4. Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan.
    5. Kerusakan menelan berhubungan dengan anomaly jalan nafas atas, obstruksi mekanis (laryngitis)
    6. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan iritasi jalan napas atas sekunder akibat infeksi atau pembengkakan.

















2.3 PERENCANAAN

WAKTU
DIAGNOSA
TUJUAN
NOC
INTERVENSI
NIC
Tgl
Jam


1. Nyeri berhubungan dengan iritasi laring sekunder akibat infeksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24 jam, skala nyeri dapat berkurang dengan kriteria hasil:
PAIN CONTROL (1605)
Mengendalikan factor penyebab nyeri (160501)
Mampu mengenali kapan terjadinya serangan (160502
Mampu menggunakan tindakan pencegahan (160503)
Mampu menggunakan tindakan non analgetik untuk mengurangi nyeri (160504)
Mampu menggunakan analgetik yang sesuai (160505)
Mampu menggunakan tanda peringatan untuk mencari bantuan (160506)
Mencatat gejala untuk tindakan keperawatan yang professional (160507)
Mampu menggunakan bantuan yang ada disekitarnya (160508)
Mampu mengenali gejala nyeri (160509)
Mampu mengguanakn catatan nyeri (100510)
Mencatat control nyeri atau berkurang (160511)

Keterangan:
1.      tidak pernah dilakukan
2.      kadang-kadang dilakukan
3.      setiap saat dilakukan
4.      sering dilakukan
5.      selalu dilakukan
PAIN MANAJEMEN (1400)
-                                     - gunakan tindakan kontrol nyeri sebelum nyeri hebat
-                                     - laksanakn pemberian analgetik pada pasien jika diperlukan
-                                     - sediakan pengurangan nyeri optimal personal dengan menentukan analgetik yang tepat
-                                     - pertimbangkan tipe dan sumber dari nyeri ketika memilih strategi nyeri
-                                     - evaluasi keefektifan dari tindakan pemberian analgetik pada pasien jika diperlukan
-                                     - laksanakn dan modifikasi tindakan control nyeri dasar dari respon nyeri
-                                     - berikan informasi yang akurat untuk meningkatkan pengetahuan keluarga dan respon dari pengalaman nyeri
-                                     - monitor kepuasan pasien dengan mamajemen nyeri pada interval yang ditentukan
-                                     - temani pasien untuk memonitor nyeri dan ikut serta dengan tepat
-                                     - kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tenaga kesehatan untuk memilih dan melaksanakan tindakan pengurangan nyeri secara non farmakologi
-                                     - observasi tanda non verbal dari ketidaknyamanan, terutama pada ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara verbal
-                                     - lakukan penilaian komprehensif dari nyeri meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan factor yang menimbulkan nyeri
-                                     - evaluasi pengalaman yang telah lewat pada nyeri untuk memasukkan, sejarah individu, atau keluarga titik kronik atau hasil ketidakmampuan jika diperlukan
-                                     - pastikan pasien mendapatkan perawatan dengan analgetik yang diperlukan

-           


2.      Bersihan
Jalan nafas berhubungan dengan sekresi berlebihan sekunder akibat proses inflamasi

Setalah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24 jam, diharapkan tidak ada sumbatan pada ja;an nafas dengan criteria:
RESPIRATORI STATUS: VENTILATION:
-    frekuensi pernafasan
dalam batas normal (040301)
-    Irama pernafasan
sesuai yang diharapkan (040302)
-    kedalaman inspirasi
(040303)
-    ekspansi dada
simetris (040304)
-    mudah untuk
bernafas (040305)
-    bersuara secara adekuat (040307)
-    tidak mempersiapkan
pernafasan pursedip (040312)
-    tidak ada dispnea saat
istirahat (040313)
-    tidak ada dispnea
(040314)
-    tidak terdapat nafas
pendek (040316)
Keterangan:
1)      tidak pernah dilakukan
2)      kadang-kadang dilakukan
3)      setiap saat dilakukan
4)      sering dilakukan
5)      selalu dilakukan
AIRWAY SUCTIONING (3160)
a.                                           pastikan kebutuhan
oral/ tracheal suctioning
- auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
- informasikan kepada klien dan keluarga tentang suctioning
- minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan
- berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction nasotracheal
- gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
- anjurkan alat yang steril setiap malakukan tindakan
- anjurkan pasien untuk istirahat dan nafas dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasotracheal
- monitor status oksigen pasien
- ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suction
-hentikan suction dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2
AIRWAY MANAGEMENT (3140)
-buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw trust bila perlu
- posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- identifikasi perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
- pasang mayo jika perlu
- lakukan fisioterapi dada jika perlu
- keluarkan secret dengan batuk/ suction
- auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- lakukan suction pada mayo
- berikan bronkodilator jika perlu
- berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab
- atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
- monitor respirasi dan status O2


3. Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubunhan dengan laryngitis.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan …x 24 jam, diharapkan klien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dengan criteria:
NOC
NUTRISI STATUS : Food And Fluid Intake (1008)
- masukan makanan oral (100801)
- masukan dari selang makanan (100802)
- masukan cairan oral (100803)
- masukan cairan (100804)
- cairan parenteral nutrisi (100805)
KETERANGAN :
1.      sangat bermasalah
2.      cukup bermasalah
3.      masalah sedang
4.      sedikit bermasalah
5.      tidak bermasalah

NUTRITION STATUS : nutrient intake meningkat (1009)
- masukan kalori (100901)
- masukan protein (100902)
- meningkatnya berat badan (100903)
- masukan karbohidrat (100904)
- masukan vitamin (100905)
- masukan mineral (100906)
- masukan zat besi (100907)
- masukan kalsium (100908)keterangan :
1. tidak adekuat
2. sedikit adekuat
3. adekuat sedang
4. adekuat
5. sangat adekuat
WEIGHT CONTROL
- Monitor berat bada (161201)
- demonstrasikan peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan (161220)
- mencapai berat badan yang optimal (161221)
- menjaga berat badan tetap optimal (161222)
NUTRITION MANAGEMENT (1100)
-kaji adanya alergi makanan
- kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
- anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
- anjurka pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
- berikan substansi gula
- yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- berikan makanan yang terpilih
- ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
- monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
NUTRITION MONITORING (1160)
- berat badan pasien dalam batas normal
- monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
- monitor adanya penurunan berat badan
- monitor interaksi anak atau orang tua selama makan
- monitor lingkungan selama makan
- jadwalkan pengobatan dan tindakan selama jam makan
- monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- monitor turgor kulit
monitor mual dan muntah
-monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
- catat jika lidah berwarna magenta, scarlet


4. Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam diharapkan pasien dapat menghilangkan rasa cemas pasien terhadap penyakit yang sedang didertanya dengan criteria hasil:
ANXIETY CONTROL (1402)
- monitor intensitas
cemas (140201)
- eliminasi tanda penyebab
cemas (140202)
- menurunkan stimulasi
lingkungan apabila terjadi kecemasan (140203)
- mencari informasi untuk
menurunkan kecemasan (140204)
- merencanakn strategi
koping untuk situasi cemas (140205)
- menggunakan strategi
koping yang efektif (140206)
- menggunakan teknik
relksasi untuk menurunkan cemas (140207)
- mencatat durasi penurunan dari episode cemas (140208)
- mampu mempertahankan hubungan social (140211)
- mampu mempertahankan konsentrasi (140412)
- melaporkan tidur
yang adekuat (140214)
- mampu mengontrol
respon dari kecemasan (140217)
 keterangan
1. tidak pernah dilakukan
2. kadang-kadang dilakukan
3. setiap saat dilakukan
4. sering dilakukan
5. selalu dilakukan
ANXIETAS REDUCTION (5820)
- ciptakan ketenangan, mendatangkan ketentraman.
- cari pengertian pasien dari siyuasi cemas
- tinggal dengan pasien untuk memantau kenyamanan dan menciptakan keterbukaan
- anjurkan pasien untuk tinggal dengan anaknya, jika diperlukan.
- sediakan bahan untuk tanda dari kenyamanan
- berikan gosokan pada daerah belakang dan gosokan leher
- anjurkan tidak melakukan aktivitas yang berat
- dengarkan dan perhatikan keluhan dari pasien
- kuatkan dari perlakuan
- ciptakan suasana nyaman dan fasilitas rumah sakit
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi dan persepsi cemas
- kaji perubhahan dari level atau tingkatan cemas
- control stimulasi jika diperlukan apabila pasien membutuhkan
- dukung pasien menggunakan perpindahan mekanisme yang diperlukan
- instruksikan pasien uintuk menggunakan teknik relaksasi
- berikan pengobatan medis untuk menghilangkan cemas


5. Kerusakan menelan berhubungan dengan anomaly jalan nafas atas, obstruksi mekanis (laryngitis)






























6. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan iritasi jalan napas atas sekunder akibat infeksi atau pembengkakan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24 jam, diharapkan klien dapat meningkatkan kemampuan menelan dengan baik, dengan criteria
NOC
SWALLOWING STATUS (1010)
- mempertahankan makanan dimulut (101001)
- memproduksi saliva (101003)
- kemampuan mengunyah (101004)
- reflek menelan (101005)
- kualitas suara (101011)
- tidak tersendak, tidak batuk dan tidak muntah saat menelan (101012)
- usaha menelan secara benar (101013)
- menelan dengan nyaman(101017)
keterangan:
1. sangat bermasalah
2. cukup bermasalah
3. masalah sedang
4. sedikit bermasalah
5. tidak bermasalah


Setelah dilakukan tindakan keperawatan …x24jam diharapkan klien dapat berkomunikasi dengan baik, dengan criteria:
Comunication Ability(0902) :
- menggunakan pesan tertulis(090201)
- menggunakan bahasa percakapan (090202)
- menggunakan gambar atau tulisan (090203)
- menggunakan bahasa isyarat (090204)
- menggunakan bahasa non verbal (090205)
- pengetahuan terhadap pesan yang diterima (090206)
- pesan langsung sesuai (090207)
- bertukar pesan dengan orang lain (0920208)

Comunication : expressive ability (0903)
-          menggunakan pesan tertulis (090301)
-          menggunakan bahasa percakapan vokal (090302)
-          menggunakan bahasa percakapan esophageal (090303)
-          menggunakan percakapan yang jelas (090304)
-          menggunakan gambar ayau tulisa (090305)
-          menggunakan bahasa atau penanda (090306)
-          menggunakan bahasa non verbal (090307)
-          menggunakan pesan langsung (090308)
keterangan :
1. sangat bermasalah
2. cukup bermasalah
3. masalah sedang
4. sedikit bermasalah
5. tidak bermasalah


NIC
SWALLING THERAPY (1860)
- Kolaaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam merencanakan rehabilitasi klien
- jauhklan gangguan dari lingkungan sebelum bekerja dengan klien yang mengalami kerusakan menelan
- berikan privasi
- hindari penggunaan sedotan minuman
- Bantu klien dengan posisi tegak sebelum makan
- instruksikan klien dan keluarga cara memberikan makanan
- monitor berat badan
- monitor hidrasi tubuh ( intake, output, turgor kulit, membrane mukosa)
- Bantu untuk mempertahankan intake kalori dan cairan
- cek mulut, apakah ada sisa-sisa makanan
- berikan makanan yang lunak







NIC
PERBAIKAN KOMUNIKASI: gangguan berbicara (4976)
- membantu keluarga dalam memahami pembicaraan pasien
- berbicara kepada pasien dngan lambat dan dengan suara yang jelas
- mendengarkan pasien dengan baik
- menggunakan kata dan kalimat yang singkat
- berdiri dihadapan pasien saat berbicara
- menggunakan papan tulis jika perlu
- instruksikan pasien dan keluarga untuk menggunakan gangguan berbicara
- memberikan reinsforcement positif kepada pasien
- anjurkan pasien untuk mengulangi pembicaraannya jika belum jelas
- gunakan interpreter jika perlu




















DAFTAR PUSTAKA

http: //WWW. GOOGLE .COM/ laryngitis

Editor, Dr H Efiaty Soepardi, Sp Tht. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Dan Leher, Fk Ui Jakarta 1990

Charlene J, Reevees, Ed 1- Jakarta; Salemba Medika 2001

Mansjoer A et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, jilid 1. Media Aesculapius. Jakarta

Nanda 2000. Nursing Diagnosis : prinsip dan Clasifikation philadelpia USA

Project, Lowa Outcomes. Nursing Outcome Clasifikation Second Edition Mosby. 2000

Projec, Lowa Intervention. 1996. Nursing Intervention Clasifikation Second Edition . Mosby