BAB I
DASAR TEORI
1.1. PENDAHULUAN
Laringitis
adalah peradangan pada laring yang terjadi karena banyak sebab. Inflamasi
laring sering terjadi sebagai akibat terlalu banyak menggunakan suara,
pemajanan terhadap debu, bahan kimiawi, asap, dan polutan lainnya, atau sebagai
bagian dari infeksi saluran nafas atas. Kemungkinan juga disebabkan oleh
infeksi yang terisolasi yang hanya mengenai pita suara. Laring terletak di
puncah saluran udara yang menuju ke paru-paru (trakea) dan mengandung pita
suara.
1.2. PATOFISIOLOGI
Hampir semua
penyebab inflamasi ini adalah virus. Invasi bakteri mungkin sekunder.
Laringitis biasanyan disertai rinitis atau nasofaring. Awitan infeksi mungkin
berkaitan dengan pemajanan terhadap perubahan suhu mendadak, defisiensi diet,
malnutrisi, dan tidak ada immunitas. Laringitis umum terjadi pada musim dingin
dan mudah ditularkan. Ini terjadi seiring Dengan menurunnya daya tahan tubuh
dari host serta prevalensi virus yang meningkat. Laringitis ini biasanya
didahului oleh faringitis dan infeksi saluran nafas bagian atas lainnya. Hal
ini akan mengakibatkan iritasi mukosa saluran nafas atas dan merangsang
kelenjar mucus untuk memproduksi mucus secara berlebihan sehingga menyumbat
saluran nafas. Kondisi tersebut akan merangsang terjadinya batuk hebat yang
bisa menyebabkan iritasi pada laring. Dan memacu terjadinya inflamasi pada
laring tersebut. Inflamasi ini akan menyebabkan nyeri akibat pengeluaran
mediator kimia darah yang jika berlebihan akan merangsang peningkatan suhu
tubuh.
Ada dua macam laryngitis, yaitu
laryngitis akut dan laryngitis kronis.
a.
Laringitis
Akut
Umumnya merupakan
kelanjutan dari rinofaringitis akut atau manifestasi dari radang saluran nafas
atas. Pada anak dapat menimbulkan sumbatan jalan nafas dengan cepat karena
rimaglotisnya relative lebih sempit.
b.
Laringitis
Kronis
1.3. ETIOLOGI
·
Laryngitis
akut
Bakteri (local) atau virus (sistemik). Biasanya merupakan
perluasan radang saluran nafas atas oleh bakteri Haemophilus Influenzae,
stafilokok, sterptokok, dan pneumokok
·
Laryngitis
kronis
Berdasarkan
etiologi dapat dibagi atas laryngitis kronik non spesifik dan spesifik.
Laryngitis kronik nonspesifik dapat disebabkan factor
eksogen (rangsangan fisik oleh penyalahgunaan suara, rangsangan kimia, infeksi
kronik saluran nafas atas atau bawah, asap rokok) atau factor endogen (bentuk
tubuh, kelainan metabolic). Sedangkan yang spesifik disebabkan tunerkulosis dan
sifilis.
1.4. Factor Predisposisi
Laryngitis akut
Perubahan cuaca/suhu, gizi kurang/malnutrisi, imunisasi tidak lengkap, dan
pemakaian suara berlebihan.
1.5. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala laryngitis akut
termasuk suara serak atau tidak dapat mengeluarkan suara sama sekali (afonia)
dan batuk berat. Demam, malaise, gejala rinofaringitis, nyeri ketika menelan
atau berbicara, rasa kering ditenggorokkan, batuk kering yang kelamaan disetai
dahak kental, gejala sumbatan laring sampai sianosis.
Pada pemeriksaan, tampak mukosa laring hiperemesis,
membengkak,terutama diatas dan dibawah pita suara. Biasanya tidak terbatas di
laring, juga ada tanda akut di hidung, sinus paranasal, atau paru
Tanda dan gejala laryngitis kronis
ditandai oleh suara serak yang persisten. Laryngitis mungkin sebagai komplikasi sinusitis kronis dan
bronchitis kronis.
Suara parau yang menetap, rasa tersangkut ditenggorok
sehingga sering mendehem tanpa secret.
1.6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laryngitis akut
Pemeriksaan apusan dari laring untuk kultur dan uji resistensi pada kasus
yang lama atau sering residif.
1.7. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan
laryngitis akut termasuk mengistirahatkan suara, menghindari
merokok, istirahat di tempat tidur, dan menghirup uap dingin atau aerosol. Jika
laryngitis merupakan bagian dari infeksi pernafasan yang lebih luas akibat
organisme bakteri atau jika lebih parah, terapi antibiotic yang tepat perlu
diberikan. Sebagian besar pasien dapat sembuh dengan pengobatan konservatif,
namun larringitis cenderung lebih parah pada pasien lansia dan dapat diperburuk
oleh pneumonia.
Istirahat, bicara dan bersuara selama 2-3 hari, menghirup
udara lembab, dan menghindari iritasi pada laring dan faring. Untuk terapi
medikamentosa diberikan antibiotic penisilin anak 3x50 mg/kg BB dan dewasa
3x500 mg. bila alergi dapat diganti eritromisin atau basitrasin. Dapat
diberikan kortikosteroid untuk mengatasi edema. Dipasang pipa endotrakea atau
trakeostomi bila terdapat sumbatan laring.
Untuk laryngitis kronis,
pengobatan termasuk mengistirahatka suara (diminta untuk tidak banyak suara),
menghilangkan setiap infeksi traktus respiratorius primer yang mungkin ada, dan
membatasi merokok. Penggunaan kortikosteroid topical, seperti inhalasi
beklometason dipropionate (Vanceril), dapat juga digunakan. Preparat ini tidak
mempunyai efek sistemik atau kerja lama dan dapat mengurangi reaksi inflamasi
local.
Diberikan antibiotic bila terdapat tanda infeksi dan
ekspektoran. Untuk jangka pendek dapat diberikan steroid.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN
LARYNGITIS
2.1 pengkajian
Tanggal
pengkajian :
Jam :
Diagnosa : laryngitis
- BIODATA
a. IDENTITAS KLIEN
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Alamat :
Suku bangsa :
Pekerjaan :
Pendidikkan :
b. PENANGGUNG JAWAB
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Alamat :
Suku bangsa :
Pekerjaan :
Pendidikkan :
Hubungan dengan pasien :
- RIWAYAT
KEPERAWATAN
1.
Keluhan Utama:
Biasanya berupa
perubahan suara berupa serak sampai hilangnya suara. Tenggorokan terasa gatal dan tidak
nyaman, nyeri tenggorokkan, dan cemas
2.
Riwyat kesehatan sekarang
Riwayat
kesehatan pasien yang lengkap yang menunjukkan kemungkinan tanda dan gejala
sakit kepala, sakit tenggorok, dan nyeri sekitar mata dan pada kedua sisi
hidung, kesulitan menelan, batuk, suara serak, demam, hidung tersumbat, dan
rasa tidak nyeman umum dan keletihan
3. Riwayat kesehatan terdahulu
Pernah
atau tidaknya menderita hal semacam ini, mengidentifikasi setiap riwayat alergi
atau adanya penyakit yang timbul bersamaan. Kaji adanya faktor predisposisi
seperti perubahan cuaca/suhu, gizi kurang/malnutrisi, imunisasi tidak lengkap,
dan pemakaian suara berlebihan
4. Genogram
5. Riwayat kesehatan lingkungan
Lingkungan yang tidak sehat berpengaruh terhadap
penyakit ini serta factor predisposisi yang ada.
- POLA
FUNGSI KESEHATAN
- pola
persepsi kesehatan
pasien paham tentang kesehatan dan mengerti akan pentingnya kebersihan bagi
kesehatan. Apabila pasien sakit, maka ia segera pergi untuk memeriksakan
penyakitnya/
- pola
aktivitas latihan
penyebab dari penyakit
ini mengakibatkan pasien untuk beristirahat atau mengurangi aktivitas yang
berlebih. Meskipun aktivitas kebiasaanya tetap dilakukan, pasti tidak akan
sempurna karena penyakit ini membuuat pasien merasa lemas dan aktivitas
berlebih dapat memperparah,
- pola
istirahat tidur
pola tidur pasien tidak
adekutat dengan penyakit yang dideritanya, nyeri yang dirasakan sangat
mengganggu istirahatnya
- pola
nutrisi metabolic
rasa nyeri pada tenggorokkan yang dirasakan mengakibatkan penurunan nafsu
makan.
- pola
eliminasi
pada penyakit laryngitis
ini, jika berlanjut akan mengakibatkan pola eliminasi tidak teratur dan terjadi
perubahan karena kerusakan saluran pencernaannya
- pola
kognitif perceptual
tidak terjadi perubahan
berfikir dan melihat, karena pada saat pemeriksaan pasien dalam keadaan sadar,
namun sedikit kesulitan dalam berbicara karena nyeri yang dirasakan.
- pola
peran hubungan
dalam kehidupan
sehari-hari, pasien memiliki hubungan yang sangat baik dengan keluarga dan
masyarakat, dan hubungan tetap tejalin walaupun pasien sakit.
- pola
konsep diri
pasien biasanya merasa cemas dan gelisah akan penyakitnya, karena terjadi
perubahan dalam status kesehatannya dan tidak tahan dengan apa yang
dideritanya.
- pola
nilai dan kepercayaan
seperti menjalin hubungan dengan masyarakat dan keluarga, hubungan pasien
dengan Tuhan masih mampu ia lakukan
- pola
koping
pasien selalu
menceritakan masalah yang dihadapinya dengan orang terdekatnya(keluarga),
sehingga keluarganya yang dapat membantu untuk menyelesaikan masalahnya.
- pola
seksual reproduksi
tidak mengalami gangguan dalam pola seksualnya
- PEMERIKSAAN
FISIK
1.
keadaan
umum
·
kesadaran
umum : (CM)
·
wajah : tampak menahan nyeri
·
kesan
umum : baik
2.
vital
sign
Gejala lainnya
yang juga bisa ditemukan:demam, terjadi peningkatan suhu
3.
system
respirasi
·
Inspeksi
menunjukkan pembengkakan, lesi atau asimetris hidung, juga pendarahan atau
rabas.
·
Mukosa
hidung diinspeksi terhadap temuan abnormal seperti warna kemerahan,
pembengkakan, atau eksudat dan polip hidung, yang mungkin terjadi dalam
rhinitis kronis.
Sinus frontal dan maksilaris dipalpasi terhadap nyeri tekan, yang menunjukkan inflamasi.
Sinus frontal dan maksilaris dipalpasi terhadap nyeri tekan, yang menunjukkan inflamasi.
·
Tenggorok diamati dengan meminta klien
membuka mulutnya lebar-lebar dan nafas dalam.
·
Tonsil dan faring diinspeksi terhadap
temuan abnormal seperti warma kemerahan, asimetris, atau adanya drainase,
ulserasi, atau pembesaran.
Trakea dipalpasi terhadap posisi garis tengah dalam leher, dan setiap massa atau deformitas diidentifikasi.
Trakea dipalpasi terhadap posisi garis tengah dalam leher, dan setiap massa atau deformitas diidentifikasi.
·
Nodus limfe leher juga dipalpasi
terhadap pembesaran dan nyeri tekan yang berkaitan.
4.
sistem
gastrointestinal
tejadi gangguan pencernaan bagian atas, karena kesulitan menelan makanan.
Dan mengakibatkan intake makanan tidak adekuat sehingga system pencernaan
menjadi terganggu
5.
system
respiratory
laryng adalah bagian dari
system pernafasan, jadi tidak menuup kemungkinan terjadi gangguan pada saluran
pernafasan, dapat mengakibatkan sianosis.
2.2 DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Dengan
cermin kecil bersudut seperti yang digunakan dokter gigi, dokter bisa melihat
kemerahan dan pembengkakan pada laring.
a.
DATA FOKUS
Data
obyektif
- tampak menahan nyeri
- suara serak
- mulut bau
- pembengkakan di leher
-
batuk kering yang kelamaan disetai dahak kental (produksi sputum)
- demam
- pasien
terlihat tidak nyaman akan penyakitnya (gelisah)
- penurunan
berat badan
Data subyektif
- pasien
mengeluh kesulitan dan sakit dalam menelan makanan,
-
mengatakan nafsu makan menurun
- pasien merasakan
ada sesuatu yang mengganggu ditenggorokkan,
- pasien mengatakan sakit (nyeri) pada tenggorokan
- pasien mengatakan ketidaknyamanan selama sakit dan
tidak enak badan
- pasien
mengatakan sakit untuk berbicara
b.
ANALISIS DATA
No
|
SYMPTOM
|
PROBLEM
|
ETIOLOGI
|
1.
|
Do:
- ekspresi wajah pasien
tampak menahan nyeri
- pembengkakan
di
leher
Ds
- pasien mengatakan sakit (nyeri) pada tenggorokan
|
Nyeri
|
Agen injuri
biologi
|
2.
|
Do:
- batuk kering
yang kelamaan
disetai dahak kental (produksi sputum)
Ds:
- suara serak
- pasien merasakan ada
sesuatu yang
mengganggu
ditenggorokkan
|
Bersihan jalan nafas tidak efektif
|
sekresi berlebihan sekunder
akibat proses inflamasi
|
3.
|
Do:
- mulut bau
- pembengkakan di
leher
- penurunan berat
badan
Ds:
- mengatakan nafsu
makan menurun
|
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
|
Anoreksi karena ketidaknyamanan pada tenggorokkan
|
4.
|
Do:
- pasien nampak
gelisah
Ds:
-pasien mengatakan ketidaknyamanan selama sakit dan tidak enak badan
|
cemas
|
Perubahan dalam
status kesehatan
|
5.
|
Do:
- pasien mengeluh kesulitan dan
sakit dalam menelan makanan,
Ds:
- pembengkakan di leher
|
Kerusakan menelan
|
Abnormalitas
laryngeal
|
6.
|
Do:
- suara serak
Ds:
- pasien mengatakan
sakit untuk berbicara
|
Kerusakan
komunikasi verbal
|
iritasi jalan napas atas sekunder akibat infeksi atau
pembengkakan.
|
- Masalah yang lazim muncul pada klien dengan
LARINGITIS
- Nyeri berhubungan dengan iritasi laring
sekunder akibat infeksi.
- Bersihan jalan nafas berhubungan dengan
sekresi berlebihan sekunder akibat proses inflamasi
- Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan berhubunhan dengan anoreksi karena ketidaknyamanan pada
tenggorokkan.
- Cemas berhubungan dengan perubahan dalam
status kesehatan.
- Kerusakan
menelan berhubungan dengan anomaly jalan nafas atas, obstruksi mekanis
(laryngitis)
- Kerusakan
komunikasi verbal berhubungan dengan iritasi
jalan napas atas sekunder akibat infeksi atau pembengkakan.
2.3
PERENCANAAN
WAKTU
|
DIAGNOSA
|
TUJUAN
NOC
|
INTERVENSI
NIC
|
|
Tgl
|
Jam
|
|||
|
|
1. Nyeri berhubungan dengan
iritasi laring sekunder akibat infeksi
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama …x24 jam, skala nyeri dapat berkurang dengan kriteria
hasil:
PAIN CONTROL (1605)
Mengendalikan factor penyebab nyeri (160501)
Mampu mengenali kapan
terjadinya serangan (160502
Mampu menggunakan tindakan
pencegahan (160503)
Mampu menggunakan tindakan non
analgetik untuk mengurangi nyeri (160504)
Mampu menggunakan analgetik
yang sesuai (160505)
Mampu menggunakan tanda
peringatan untuk mencari bantuan (160506)
Mencatat gejala untuk tindakan
keperawatan yang professional (160507)
Mampu menggunakan bantuan yang
ada disekitarnya (160508)
Mampu mengenali gejala nyeri
(160509)
Mampu mengguanakn catatan nyeri
(100510)
Mencatat control nyeri atau
berkurang (160511)
Keterangan:
1. tidak pernah dilakukan
2. kadang-kadang dilakukan
3. setiap saat dilakukan
4. sering dilakukan
5. selalu dilakukan
|
PAIN MANAJEMEN (1400)
-
- gunakan tindakan kontrol nyeri sebelum nyeri hebat
-
- laksanakn pemberian analgetik pada pasien jika diperlukan
-
- sediakan pengurangan nyeri optimal
personal dengan menentukan analgetik yang tepat
-
- pertimbangkan tipe dan sumber dari
nyeri ketika memilih strategi nyeri
-
- evaluasi keefektifan dari tindakan pemberian analgetik pada pasien
jika diperlukan
-
- laksanakn dan modifikasi tindakan
control nyeri dasar dari respon nyeri
-
- berikan informasi yang akurat untuk meningkatkan pengetahuan keluarga
dan respon dari pengalaman nyeri
-
- monitor kepuasan pasien dengan
mamajemen nyeri pada interval yang ditentukan
-
- temani pasien untuk memonitor nyeri dan ikut serta dengan tepat
-
- kolaborasi dengan pasien, orang
terdekat dan tenaga kesehatan untuk memilih dan melaksanakan tindakan
pengurangan nyeri secara non farmakologi
-
- observasi tanda non verbal dari ketidaknyamanan, terutama pada
ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara verbal
-
- lakukan penilaian komprehensif dari nyeri meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan factor yang
menimbulkan nyeri
-
- evaluasi pengalaman yang telah lewat pada nyeri untuk memasukkan,
sejarah individu, atau keluarga titik kronik atau hasil ketidakmampuan jika
diperlukan
-
- pastikan pasien mendapatkan
perawatan dengan analgetik yang diperlukan
-
|
|
|
2. Bersihan
Jalan nafas
berhubungan dengan sekresi berlebihan sekunder akibat proses inflamasi
|
Setalah dilakukan tindakan
keperawatan selama …x24 jam, diharapkan tidak ada sumbatan pada ja;an nafas
dengan criteria:
RESPIRATORI STATUS: VENTILATION:
- frekuensi pernafasan
dalam batas normal (040301)
- Irama pernafasan
sesuai yang diharapkan (040302)
- kedalaman inspirasi
(040303)
- ekspansi dada
simetris (040304)
- mudah untuk
bernafas (040305)
- bersuara secara adekuat (040307)
- tidak mempersiapkan
pernafasan pursedip (040312)
- tidak ada dispnea saat
istirahat (040313)
- tidak ada dispnea
(040314)
- tidak terdapat nafas
pendek (040316)
Keterangan:
1) tidak pernah dilakukan
2) kadang-kadang dilakukan
3) setiap saat dilakukan
4) sering dilakukan
5) selalu dilakukan
|
AIRWAY SUCTIONING (3160)
a.
pastikan kebutuhan
oral/ tracheal suctioning
- auskultasi suara nafas
sebelum dan sesudah suctioning
- informasikan kepada klien dan
keluarga tentang suctioning
- minta klien nafas dalam
sebelum suction dilakukan
- berikan O2 dengan menggunakan
nasal untuk memfasilitasi suction nasotracheal
- gunakan alat yang steril
setiap melakukan tindakan
- anjurkan alat yang steril
setiap malakukan tindakan
- anjurkan pasien untuk
istirahat dan nafas dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasotracheal
- monitor status oksigen pasien
- ajarkan keluarga bagaimana
cara melakukan suction
-hentikan suction dan berikan
oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2
AIRWAY MANAGEMENT (3140)
-buka jalan nafas, gunakan
teknik chin lift atau jaw trust bila perlu
- posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
- identifikasi perlunya
pemasangan alat jalan nafas buatan
- pasang mayo jika perlu
- lakukan fisioterapi dada jika
perlu
- keluarkan secret dengan
batuk/ suction
- auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
- lakukan suction pada mayo
- berikan bronkodilator jika
perlu
- berikan pelembab udara kassa
basah NaCl lembab
- atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
- monitor respirasi dan status O2
|
|
|
3. Ketidak seimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan berhubunhan dengan laryngitis.
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan …x 24 jam, diharapkan klien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
dengan criteria:
NOC
NUTRISI STATUS : Food And Fluid Intake (1008)
- masukan makanan oral (100801)
- masukan dari selang makanan (100802)
- masukan cairan oral (100803)
- masukan cairan (100804)
- cairan parenteral nutrisi (100805)
KETERANGAN :
1. sangat bermasalah
2. cukup bermasalah
3. masalah sedang
4. sedikit bermasalah
5. tidak bermasalah
NUTRITION STATUS : nutrient
intake meningkat (1009)
- masukan kalori (100901)
- masukan protein (100902)
- meningkatnya berat badan
(100903)
- masukan karbohidrat (100904)
- masukan vitamin (100905)
- masukan mineral (100906)
- masukan zat besi (100907)
- masukan kalsium
(100908)keterangan :
1. tidak adekuat
2. sedikit adekuat
3. adekuat sedang
4. adekuat
5. sangat adekuat
WEIGHT CONTROL
- Monitor berat bada (161201)
- demonstrasikan peningkatan
berat badan sesuai dengan tujuan (161220)
- mencapai berat badan yang
optimal (161221)
- menjaga berat badan tetap
optimal (161222)
|
NUTRITION MANAGEMENT (1100)
-kaji adanya alergi makanan
- kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
- anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
- anjurka pasien untuk
meningkatkan protein dan vitamin C
- berikan substansi gula
- yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- berikan makanan yang terpilih
- ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan harian
- monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
- berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
- kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
NUTRITION MONITORING (1160)
- berat badan pasien dalam
batas normal
- monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
- monitor adanya penurunan
berat badan
- monitor interaksi anak atau
orang tua selama makan
- monitor lingkungan selama
makan
- jadwalkan pengobatan dan
tindakan selama jam makan
- monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
- monitor turgor kulit
monitor mual dan muntah
-monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
- catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
|
|
|
4. Cemas berhubungan dengan
perubahan dalam status kesehatan
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama …x 24 jam diharapkan pasien dapat menghilangkan rasa cemas
pasien terhadap penyakit yang sedang didertanya dengan criteria hasil:
ANXIETY CONTROL (1402)
- monitor intensitas
cemas (140201)
- eliminasi tanda penyebab
cemas (140202)
- menurunkan stimulasi
lingkungan apabila terjadi kecemasan (140203)
- mencari informasi untuk
menurunkan kecemasan (140204)
- merencanakn strategi
koping untuk situasi cemas
(140205)
- menggunakan strategi
koping yang efektif (140206)
- menggunakan teknik
relksasi untuk menurunkan cemas
(140207)
- mencatat durasi penurunan dari episode cemas (140208)
- mampu mempertahankan hubungan
social (140211)
- mampu mempertahankan
konsentrasi (140412)
- melaporkan tidur
yang adekuat (140214)
- mampu mengontrol
respon dari kecemasan (140217)
keterangan
1. tidak pernah dilakukan
2. kadang-kadang
dilakukan
3. setiap saat
dilakukan
4. sering
dilakukan
5. selalu dilakukan
|
ANXIETAS REDUCTION (5820)
- ciptakan ketenangan,
mendatangkan ketentraman.
- cari pengertian pasien dari
siyuasi cemas
- tinggal dengan pasien untuk
memantau kenyamanan dan menciptakan keterbukaan
- anjurkan pasien untuk tinggal
dengan anaknya, jika diperlukan.
- sediakan bahan untuk tanda
dari kenyamanan
- berikan gosokan pada daerah
belakang dan gosokan leher
- anjurkan tidak melakukan
aktivitas yang berat
- dengarkan dan perhatikan
keluhan dari pasien
- kuatkan dari perlakuan
- ciptakan suasana nyaman dan
fasilitas rumah sakit
- Bantu pasien untuk
mengidentifikasi situasi dan persepsi cemas
- kaji perubhahan dari level
atau tingkatan cemas
- control stimulasi jika
diperlukan apabila pasien membutuhkan
- dukung pasien menggunakan
perpindahan mekanisme yang diperlukan
- instruksikan pasien uintuk
menggunakan teknik relaksasi
- berikan pengobatan medis
untuk menghilangkan cemas
|
|
|
5. Kerusakan menelan
berhubungan dengan anomaly jalan nafas atas, obstruksi mekanis (laryngitis)
6. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan iritasi
jalan napas atas sekunder akibat infeksi atau pembengkakan
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama …x24 jam, diharapkan klien dapat meningkatkan kemampuan
menelan dengan baik, dengan criteria
NOC
SWALLOWING STATUS (1010)
- mempertahankan makanan
dimulut (101001)
- memproduksi saliva (101003)
- kemampuan mengunyah (101004)
- reflek menelan (101005)
- kualitas suara (101011)
- tidak tersendak, tidak batuk dan
tidak muntah saat menelan (101012)
- usaha menelan secara benar
(101013)
- menelan dengan nyaman(101017)
keterangan:
1. sangat bermasalah
2. cukup bermasalah
3. masalah sedang
4. sedikit bermasalah
5. tidak bermasalah
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan …x24jam diharapkan klien dapat berkomunikasi dengan baik, dengan
criteria:
Comunication
Ability(0902) :
- menggunakan
pesan tertulis(090201)
- menggunakan
bahasa percakapan (090202)
- menggunakan
gambar atau tulisan (090203)
- menggunakan
bahasa isyarat (090204)
- menggunakan
bahasa non verbal (090205)
- pengetahuan terhadap pesan
yang diterima (090206)
- pesan langsung sesuai
(090207)
- bertukar pesan dengan orang
lain (0920208)
Comunication : expressive
ability (0903)
-
menggunakan pesan tertulis (090301)
-
menggunakan bahasa percakapan vokal
(090302)
-
menggunakan bahasa percakapan
esophageal (090303)
-
menggunakan percakapan yang jelas
(090304)
-
menggunakan gambar ayau tulisa
(090305)
-
menggunakan bahasa atau penanda
(090306)
-
menggunakan bahasa non verbal (090307)
-
menggunakan pesan langsung (090308)
keterangan :
1. sangat bermasalah
2. cukup bermasalah
3. masalah sedang
4. sedikit bermasalah
5. tidak bermasalah
|
NIC
SWALLING THERAPY (1860)
- Kolaaborasi dengan tenaga
kesehatan lain dalam merencanakan rehabilitasi klien
- jauhklan gangguan dari
lingkungan sebelum bekerja dengan klien yang mengalami kerusakan menelan
- berikan privasi
- hindari penggunaan sedotan
minuman
- Bantu klien dengan posisi
tegak sebelum makan
- instruksikan klien dan
keluarga cara memberikan makanan
- monitor berat badan
- monitor hidrasi tubuh (
intake, output, turgor kulit, membrane mukosa)
- Bantu untuk mempertahankan
intake kalori dan cairan
- cek mulut, apakah ada
sisa-sisa makanan
- berikan makanan yang lunak
NIC
PERBAIKAN KOMUNIKASI: gangguan
berbicara (4976)
- membantu
keluarga dalam memahami pembicaraan pasien
- berbicara kepada pasien dngan
lambat dan dengan suara yang jelas
- mendengarkan pasien dengan
baik
- menggunakan kata dan kalimat
yang singkat
- berdiri dihadapan pasien saat
berbicara
- menggunakan papan tulis jika
perlu
- instruksikan pasien dan
keluarga untuk menggunakan gangguan berbicara
- memberikan reinsforcement
positif kepada pasien
- anjurkan pasien untuk
mengulangi pembicaraannya jika belum jelas
- gunakan interpreter jika perlu
|
DAFTAR PUSTAKA
http: //WWW. GOOGLE .COM/
laryngitis
Editor, Dr H Efiaty Soepardi,
Sp Tht. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Dan Leher, Fk
Ui Jakarta 1990
Charlene J, Reevees, Ed 1-
Jakarta; Salemba Medika 2001
Mansjoer A et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, jilid 1. Media
Aesculapius. Jakarta
Nanda 2000. Nursing Diagnosis : prinsip dan Clasifikation philadelpia USA
Project, Lowa Outcomes.
Nursing Outcome Clasifikation Second Edition Mosby. 2000
Projec, Lowa Intervention.
1996. Nursing Intervention Clasifikation Second Edition . Mosby