BLOG INI BERISI CONTO LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MENGENAI PENYAKIT DAN TATALAKSAANYA.

Saturday, August 27, 2016

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KWASIORKOOR

BAB I
LANDASAN TEORI
                                      
A.    DEFINISI           
Pembangunan kesehatan di Indonesia yang telah dilaksanakan selama ini memberikan dampak terhadap tingkat kesehatan dan gizi masyarakat yang menggembirakan, hal ini tercermin dengan rendahnya angka balita yang menderita gizi buruk. Namun demikian, dengan adanya krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi yang berkepanjangan ini telah mengakibatkan jumah penderita gizi buruk semakin meningkat. Untuk mengantisipasi akibat dari masalah gizi buruk lebih lanjut serta upaya menanggulangi secara komprehensif tentunya dibutuhkan adanya informasi yang akurat tentang factor – factor determinan yang menyebabkan timbulnya kasus gizi buruk, sehingga diperlukan adanya tindakan pelacakan kasus gizi buruk ke lapangan mengingat adanya 1(satu) atau lebih kasus gizi buruk di suatu wilayah dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB) gizi.
Kwashiorkor merupakan suatu istilah untuk menyebutkan gangguan gizi akibat kekurangan protein. Kwashiorkor berasal dari bahasa salah satu suku di Afrika yang berarti "kekurangan kasih sayang ibu". Tanda yang khas adalah adanya edema (bengkak) pada seluruh tubuh sehingga orang yang menderita akan tampak gemuk, terutama pada bagian wajah. Perut yang membesar juga sering ditemukan akibat dari timbunan cairan pada rongga perut sehingga memunculkan istilah "busung lapar".ensiklopedia.
Defisiensi ini sangat parah, meskipun konsumsi energi atau kalori tubuh mencukupi kebutuhan. Biasanya, kwashiorkor ini lebih banyak menyerang bayi dan balita pada usia enam bulan sampai tiga tahun. Usia paling rawan terkena defisiensi ini adalah dua tahun.         
Pada usia itu berlangsung masa peralihan dari ASI ke pengganti ASI atau makanan sapihan. Pada umumnya, kandungan karbohidrat makanan tersebut tinggi, tapi mutu dan kandungan proteinnya sangat rendah.
Manusia memerlukan makanan yang bergizi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Makanan bergizi adalah makanan yang cukup mengandung hidrat arang, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Kebutuhan kandungan makanan ini harus seimbang. 
               Ketidakseimbangan kandungan makanan akan berdampak pada kesehatan salah satunya adalah kekurangan protein. Kekurangan protein menyebabkan manusia menderita penyakit yang disebut kwashiorkor atau busung lapar. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk dari gangguan yang dikenal sebagai Kurang Gizi dan Protein (KEP). Kita semua atau bahwa tiap individu itu tidak akan memiliki metabolisme yang normal apabila kebutuhan kalori (energi)nya tidak terpenuhi.   
Ibarat mobil, mobil itu tidak berfungsi bila tidak memperoleh sumber energi (bensin) yang cukup. Tubuh manusia itu juga tidak akan normal bilamana tidak memperoleh sumber energi yang mencukupi. Sumber energi kita adalah “zat-zat gizi sumber energi” seperti hidrat arang, lemak, dan (dalam kondisi darurat) juga protein.
Mobil itu juga tidak akan berfungsi bila tidak memperoleh suku cadang yang mencukupi. Suku cadang pada tubuh kita adalah protein. Protein itu juga dikenal sebagai “zat pembangun tubuh” (semacam “suku cadang”). Oleh karena itu, bila tidak memperoleh asupan protein yang mencukupi, anak-anak tersebut tidak akan mengalami tumbuh kembang yang normal.           
               Penderita kwashiorkor itu mengalami kekurangan protein, namun dalam batas tertentu ia masih menerima “zat gizi sumber energi” (sumber kalori) seperti nasi, jagung, singkong, dan lain-lain. Apabila baik zat pembentuk tubuh (protein) maupun zat gizi sumber energi kedua-duanya kurang, maka gejala yang terjadi adalah timbulnya penyakit KEP lain yang disebut marasmus. Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya (seperti lemah lesu, apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua zat gizi dalam keadaan kekurangan, maka anak tersebut menjadi kurus-kering.           
Fenomena gunung es 
Gejala awal KEP dimulai dengan anak yang tidak mengalami pertambahan tinggi maupun berat badan. Bila keadaan lebih lanjut, anak menjadi kurus dan berat badan justru menurun. Gejala yang ada adalah anak akan lesu, apatis, selalu gelisah, dan cengeng. Anak juga akan mudah terserang penyakit infeksi.
Apabila keadaan menjadi lebih buruk, anak yang mengalami kekurangan energi dan protein sekaligus akan menjadi kurus-kering. Gejala kurus kering demikian disebut sebagai marasmus seperti yang telah disebut di atas.  
Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus-kering. Sebaliknya walau asupan protein sangat kurang, tetapi si anak masih menerima asupan hidrat arang (misalnya nasi ataupun sumber energi lainnya), maka yang terjadi adalah gejala kwashiorkor seperti disebut di atas tadi.          

B.     GEJALA
Kwashiorkor:
1.      Edema umumnya diseluruh tubuh dan terutama pada punggung kaki.
2.      Wajah membulat dan sembab.
3.      Pandangan mata anak sayu.
4.      Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis.
5.      Rambut berwarna pirang, kusam dan mudah dicabut.
6.      Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk.
7.      Gangguan kulit berupa bercak merah coklat yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas.
8.       Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)
9.      Sering disertai infeksi, anemia dan diare/mencret.
Marasmus:
  1. Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit.
  2. Wajah seperti orang tua.
  3. Cengeng, rewel.
  4. Perut cekung.
  5. Kulit keriput.
  6. Sering disertai diare kronik atau susah buang air besar.
       Kwashiorkor dianggap ada hubungannya dengan marasmus marasmick.
Ini adalah satu kondisi terjadinya defisiensi, baik kalori, maupun protein. Cirinya adalah dengan penyusutan jaringan yang hebat, hilangnya lemak subkutan, dan juga ditambah dehidrasi.
Tanda-tanda Marasmic-Kwashiorkor: merupakan gabungan tanda-tanda kedua jenis tersebut diatas.

C.    PENYEBAB
# Kekurangan gizi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kekurangan zat-zat gizi ensensial, yang bisa disebabkan oleh: Asupan yang kurang karena makanan yang jelek atau penyerapan yang buruk dari usus (malabsorbsi)
# Penggunaan berlebihan dari zat-zat gizi oleh tubuh
# Kehilangan zat-zat gizi yang abnormal melalui diare, pendarahan, gagal ginjal atau keringat yang berlebihan.
Kelebihan gizi adalah suatu keadaan dimana terdapat kelebihan dari zat-zat gizi esensial.
Kondisi ini disebabkan oleh :
1. Kemiskinan.                                                                                                      Kemiskinan ini menyebabkan rendahnya daya beli masyarakat. Rendahnya daya beli masyarakat ini menyebabkan kebanyakan keluarga miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi bagi balitanya. Jangankan untuk membeli susu atau makanan tambahan untuk bayi, untuk makan sehsri-hari saja mereka tidak mampu. Hal inilah yang menyebabkan tingginya angka balita penderita gizi buruk                                          
2. Rendahnya kesadaran tentang gizi.           
Rendahnya gizi buruk pada bayi tersebut akan mengakibatkan :         
a.       . Lost Generation
Bayi penderita gizi buruk ini adalah balita yang tidak memiliki masa depan. Nantinya mereka tidak mampu untuk mengenyam pendidikan yang lebih baik karena rendahnya nilai gizi yang dimiliki. Hal ini berdampak pada kualitas Sumber Daya Mamusia yang semestinya menjadi pemimpin masa depan.     
b.      Generasi yang membebani masyarakat dan pemerintah
Pertumbuhan yang terhambat karena gizi buruk pada masa balita tentunya akan membebankan keluarga masyarakat dan pemerintah.

Hal ini dapat terjadi karena:
1.   Kelebihan makan
2. Penggunaan vitamin atau suplemen makanan lainnya yang berlebihan
3.   Kurang melakukan aktivitas.
Orang-orang yang memiliki resiko mengalami kekurangan gizi:
1.   Bayi dan anak kecil yang nafsu makannya jelek
2.   Remaja dalam masa pertumbuhan yang pesat
3.   Wanita hamil dan wanita menyusui.
4.   Orang tua.
5.   Penderita penyakit menahun pada saluran pencernaan, hati atau ginjal, terutama jika terjadi penurunan berat badan sampai 10-15%.
6.  Orang yang menjalani diet untuk jangka panjang.
7.   Vegetarian.
8.   Penderita ketergantungan obat atau alkohol yang tidak cukup makan.
9.   Penderita AIDS.
10. Pemakaian obat yang mempengaruhi nafsu makan, penyerapan atau pengeluaran zat gizi
11. Penderita anoreksia nervosa.
12. Penderita demam lama, hipertiroid, luka bakar atau kanker.
Orang-orang yang memiliki resiko mengalami kelebihan gizi:
1.   Anak-anak dan dewasa yang makannya banyak tetapi tidak melakukan olah raga.
2.   Kelebihan berat badan >20%.
3.   Makanan yang mengandung lemak tinggi dan garam tinggi.
4.   Orang yang mengkonsumsi asam nikotin (niasin) dosis tinggi, untuk mengobati hiperkolesterolemia.
5.   Wanita yang mengkonsumsi vitamin B6 (piridoksin) dosis tinggi, untuk mengobati sindroma premenstrual.
6.   Orang yang mengkonsumsi vitamin A dosis tinggi, untuk mengobati penyakit kulit.
7.   Orang yang mengkonsumsi zat besi atau mineral lainnya dalam dosis tinggi, tanpa resep dari dokter.
Pada orang-orang yang mempunyai penyakit kronik yang menyebabkan malabsorbsi, cenderung memiliki kesulitan dalam menyerap vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E dan K), vitamin B12, kalsium dan zat besi.
Penyakit hati mengganggu penyimpanan vitamin A dan B12, dan mempengaruhi metabolisme protein dan glukosa (sejenis gula).
Penderita penyakit ginjal cenderung mengalami kekurangan protein, zat besi dan vitamin D.
Sebagian besar vegetarian merupakan vegetarian ovo-lakto, yaitu mereka tidak mengkonsumsi daging dan ikan, tapi mengkonsumsi telur dan produk olahan susu. Satu-satunya resiko dari diet semacam ini adalah kekurangan zat besi.
Vegetarian ovo-lakto cenderung berumur lebih panjang dan memiliki resiko yang lebih kecil untuk menderita penyakit kronik dibandingkan orang yang mengkonsumsi daging.
Tetapi kesehatan mereka yang lebih baik, juga merupakan hasil dari menghindari pemakaian alkohol dan tembakau, dan mereka cenderung berolah raga secara teratur.
Vegetarian yang tidak mengkonsumsi produk hewan (vegan), memiliki resiko untuk menderita kekurangan vitamin B12. Makanan bergaya oriental dan makanan yang difermentasi lainnya (misalnya minyak ikan), bisa memenuhi kebutuhan akan vitamin B12.


D.    CARA MENGATASINYA
Dalam mengatasi kwashiorkor ini secara klinis adalah dengan memberikan makanan bergizi secara bertahap. Bila bayi menderita kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi susu yang diencerkan. Secara bertahap keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat mencapai konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali.
Kalau anak sudah agak besar, bisa mulai dengan makanan encer, kemudian makanan lunak (bubur) dan bila keadaan membaik, maka baru diberikan makanan padat biasa. Dalam melaksanakan hal di atas ini, selalu diberikan pengobatan sesuai dengan penyakit yang diderita. Bila keadaan kesehatan dan gizi sudah mencapai normal, perlu diteruskan dengan imunisasi.
lmumsasi pada bayi atau anak dengan keadaan kurang gizi berat (seperti kwashiorkor) tidak akan memberi hasil yang positif. Status gizi (khususnya status protein) sangat mempengaruhi keberhasilan imunisasi. Kesemua ini tentunya harus bersamaan dengan dilakukannya penyuluhan/pendidikan masyarakat, upaya pengentasan kemiskinan, serta upaya lainnya yang dapat meningkatkan keberdayaan masyarakat.
Kekurangan protein juga akan menurunkan imunitas terhadap penyakit infeksi. Sumber protein utama dari makanan adalah daging, ikan, telur, tahu, tempe, susu, dan lain-lain (umumnya adalah makanan yang tergolong sebagai lauk-pauk). Karena sistem imunitas tubuh itu sangat tergantung akan tersedianya cukup piotein, maka anak-anak yang mengalami kurang protein akan mudah terserang infeksi seperti diare, infeksi saluran pernapasan, TBC, polio, dan lain-lain.
Protein adalah sesuatu yang vital dalam kehidupan manusia begitu banyak peran protein bagi tubuh. Protein berperan untuk pertumbuhan, pemeliharaan jaringan tubuh, mengganti dan memperbaiki sel yang rusak, mengatur keseimbangan asam basa, membentuk hormon dan enzim yang diperlukan dalam berbagai proses kimia tubuh.
Selain itu protein juga sebagai sumber energi cadangan jika kebutuhan karbohidrat atau lemak tubuh tidak tercukupi. Kelebihan atau kekurangan protein tidak baik untuk kesehatan. Kelebihan protein dapat mengganggu metabolisme protein yang berada di hati. Ginjal akan terganggu karena harus membuang hasil metabolisme protein yang berlebihan dan tidak terpakai oleh tubuh. Kekurangan protein juga akan membuat tubuh mudah lelah. Tekanan darah dan daya tahan terhadap infeksi pun dapat menurun. Pada anak-anak, selain mudah terserang penyakit kwashiorkor atau busung lapar, juga pertumbuhan dan tingkat kecerdasannya akan terganggu.
Tubuh menyerap protein dan makanan yang mengandung protein dalam bentuk asam amino. Asam amino harus diperoleh dari makanan sebab tubuh tidak bisa membuat asam amino. Berbagai jenis asam amino adalah isoleusin, leusin, lisin, methionin, femialanin, threonin, triptofan, dan valin.
Agar tubuh dapat terpenuhi kebutuhan protein yang lengkap maka mengkonsumsi sumber protein harus dikombinasikan antara sumber protein hewani dan sumber protein nabati sehingga saling melengkapi jumlah protein yang harus dikonsumsi seseorang setiap hari tergantung dari umur seseorang, berat badan, jenis kelamin, mutu protein yang dikonsumsi, serta keadaan tertentu, misalnya sedang sakit atau baru sembuh dari sakit, yang mengharuskan orang untuk mengkonsumsi protein dalam jumlah yang lebih besar. Umumnya tingkat kebutuhan protein dalam keadaan sehat normal orang membutuhkan sekitar 40-60 gram protein tiap hari. Ada pula yang menyebut 1 gram per kilogram berat badan perhari. Namun, harus tetap dicatat bahwa mengkombinasikan beragam sumber protein baik nabati maupun hewani dapat memberi hasil yang maksimal bagi kesehatan.
Bila bayi menderita kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi susu yang diencerkan. Secara bertahap keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat mencapai konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali.
Kalau anak sudah agak besar, bisa mulai dengan makanan encer, kemudian makanan lunak (bubur) dan bila keadaan membaik, maka baru diberikan makanan padat biasa. Sebuah selang plastik tipis (pipa nasogastrik) dimasukkan melalui hidung, menyusuri kerongkongan sampai mencapai lambung atau usus halus.
Jika selang ini harus digunakan untuk waktu yang lama, bisa secara langsung dimasukkan melalui sayatan kecil di dinding perut, ke dalam lambung atau usus halus.
Cairan yang dimasukkan melalui selang ini mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. 2-45% dari kebutuhan kalori total, berasal dari lemak.
Masalah yang timbul dari pemberian makanan lewat selang ini sangat jarang dan tidak terlalu serius:
-  Pada beberapa penderita terjadi diare dan gangguan perut.
-  Kerongkongan bisa mengalami iritasi dan peradangan
-  Makanan bisa terhirup ke dalam paru-paru. Merupakan komplikasi yang serius, tapi jarang terjadi. Bisa dicegah dengan menempatkan kepala pada posisi yang lebih tinggi untuk mengurangi regurgitasi atau dengan memasukkan cairan secara perlahan.
Pemberian Makanan Secara Intravena.
Pemberian makanan secara intravena digunakan jika penderita tidak dapat menerima sejumlah makanan yang cukup melalui pipa nasogastrik.
Penderita yang mendapatkan makanan melalui intravena adalah:
- Penderita yang mengalami malnutrisi yang sangat berat dan akan menjalani pembedahan, terapi penyinaran atau kemoterapi.
      - Penderita luka bakar berat.
      - Kelumpuhan saluran pencernaan.
- Diare atau muntah yang menetap.
Pemberian makanan melalui selang infus ini dapat memasok sebagian dari zat makanan yang dibutuhkan penderita atau seluruhnya (nutrisi parenteral total).
Tersedia sejumlah cairan yang bisa diberikan dan dapat dimodifikasi untuk penderita penyakit ginjal atau hati.
Nutrisi parenteral total memerlukan selang intravena yang lebih besar (kateter). Karena itu digunakan pembuluh balik (vena) yang lebih besar, misalnya vena subklavia.
Seseorang yang menjalani nutrisi parenteral total dipantau secara ketat terhadap perubahan berat badan, pengeluaran air kemih dan tanda-tanda infeksi.
Bila kadar gula darahnya menjadi terlalu tinggi, bisa ditambahkan insulin ke dalam cairan yang diberikan.
Infeksi merupakan resiko karena kateter biasanya digunakan untuk waktu yang lama dan cairan yang mengalir di dalamnya memiliki kadar gula yang tinggi, dimana bakteri bisa tumbuh dengan mudah.
Nutrisi parenteral total bisa menyebabkan komplikasi lainnya:
- Jika terlalu banyak kalori, terutama lemak, hati bisa membesar.
-  Lemak yang berlebihan di dalam vena bisa menyebabkan sakit punggung, demam, menggigil, mual dan berkurangnya jumlah trombosit. Tetapi hal ini terjadi pada kurang dari 3% penderita.
- Penggunaan jangka panjang bisa menyebabkan nyeri tulang.

E.     FAKTOR RESIKO
Bayi dan anak-anak merupakan resiko terbesar untuk mengalami kekurangan gizi karena mereka membutuhkan sejumlah besar kalori dan zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Mereka bisa mengalami kekurangan zat besi, asam folat, vitamin C dan tembaga karena makanan yang tidak memadai.
Kekurangan asupan protein, kalori dan zat gizi lainnya bisa menyebabkan terjadinya kekurangan kalori protein (KKP), yang merupakan suatu bentuk dari malnutrisi yang berat, yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan.
Kecenderungan untuk mengalami perdarahan pada bayi baru lahir (penyakit hemoragik pada bayi baru lahir), disebabkan oleh kekurangan vitamin K, dan bisa berakibat fatal.
Sejalan dengan pertumbuhannya, kebutuhan makanan anak-anak akan bertambah, karena laju pertumbuhan mereka juga bertambah.
Pada wanita hamil atau wanita menyusui, kebutuhan zat gizi meningkat untuk mencegah malnutrisi pada bayi dan dirinya sendiri.
Asam folat diberikan selama kehamilan untuk menurunkan resiko gangguan perkembangan otak atau tulang belakang (spina bifida) pada bayi.
Meskipun pada wanita-wanita pemakai pil KB lebih mungkin untuk menderita kekurangan asam folat, tidak ada bukti bahwa bayinya akan menderita defisiensi asam folat.
Bayi yang berasal dari ibu peminum alkohol akan mengalami gangguan keseimbangan fisik dan mental (sindroma alkohol pada janin), karena penyalahgunaan alkohol dan malnutrisi yang disebabkannya, bisa mempengaruhi pertumbuhan janin.
Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, bisa mengalami kekurangan vitamin B12, jika ibunya adalah seorang vegetarian.
        
F.     PENCEGAHAN
Memantau pertumbuhan dan perkembangan kesehatan, yaitu : mengikuti perkembangan kesehatan dan pertumbuhan anggota keluarga, terutama bayi, balita dan ibu hamil.
Memantau kesehatan dan pertumbuhan yaitu :
a. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak balita.
b. Mencegah memburuknya keadaan gizi
c. Mengetahui kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin, mencegah ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dan terjadinya perdarahan pada saat melahirkan.
d. Mengetahui kesehatan anggota keluarga dewasa dan usia lanjut.
Anjurkan kepada anggota keluarga/ibu menimbang bayi dan anak balitanya setiap bulan ke Posyandu. Bila berat badan anak turun atau tidak naik, maka anjurkan orang tua/ibu untuk memeriksakan anaknya ke Petugas kesehatan di meja 5.
Posyandu atau Puskesmas terdekat.
Anjurkan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya sesegera mungkin ke petugas kesehatan secara teratur, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan. Bila ibu hamil terlihat kurus, maka anjurkan ibu tersebut untuk makan 1-2 piring lebih banyak dari biasanya, dan minum tablet tambah darah setiap hari 1 tablet, sedikitnya 90 tablet selama masa kehamilan. Selain minum tablet tambah darah, ibu dianjurkan makan-makanan sumber zat besi seperti : ikan, telur, tempe, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan.









































BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal masuk            :17 Februari 2008
Jam                              :10.00 WIB
Tanggal pengkajian     :18 Februari 2008
Jam                              :08.00 WIB
PENGKAJIAN
A.    IDENTITAS
a.       Identitas pasien
Nama                           : Nn.C
Umur                           : 3 thn
Jenis kelamin               : Perempuan
Agama                         : Islam
Pendidikan                  : -
Pekerjaan                     : -
Status                          : Belum Menikah
Alamat                                    : Klaten
b.      Identitas penanggung jawab
Nama                           : Ny.H
Umur                           : 47 tahun
Jenis kelamin               : Perempuan
Agama                         : Islam
Pendidikan                  : Sarjana
Pekerjaan                     : Guru
Status                          : Menikah
Alamat                                    : Klaten
Hub.dengan pasien     : Ibu

B.     RIWAYAT KESEHATAN
  1. Keluhan utama: sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)
  2. Riwayat kesehatan sekarang: Edema umumnya diseluruh tubuh dan terutama pada punggung kaki, wajah membulat dan sembab, pandangan mata anak sayu, perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis, rambut berwarna pirang, kusam dan mudah dicabut, otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk, gangguan kulit berupa bercak merah coklat yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas, tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit, wajah seperti orang tua, cengeng, rewel, perut cekung, kulit keriput.
3.      Riwayat kesehatan keluarga: -
4.      Riwayat kesehatan dahulu: diare
5.      Riwayat pengobatan dan alergi:-
  1. Genogram                                            



C.    POLA FUNGSI KESEHATAN
  1. Pola persepsi pemeliharaan kesehatan: pasien tinggal di lingkungan endemik, sanitasi kurang.
  2. Pola aktivitas latihan :
Keterangan
0
1
2
3
4
Makan




ü   
Mandi




ü   
Toileting




ü   
Mobilitas




ü   
Ambulansi




ü   
Keterangan:  0: mandiri
1: menggunakan alat bantu
2: dibantu orang lain
3: dibantu orang lain dan peralatan
4: ketergantungan
  1. Pola nutrisi dan metabolik: nafsu makan menurun, menolak segala jenis makanan (anoreksia).
  2. Pola eliminasi :BAB: diare >3xsehari
 BAK: 3x/hari, urin warna kuning
  1. Pola istirahat – tidur: terdapat gangguan tidur.
  2. Pola kognitif perseptual: ada respon, pendengaran dan penglihatan terganggu , mengatasi nyeri dengan menangis.
  3. Pola koping: terdapat gangguan kedekatan keluarga, kehilangan waktu luang dan perubahan hubungan keluarga karena penurunan fisik dan emosi pasien .
  4. Pola seksual reproduksi: -
  5. Pola peran hubungan: belum menikah, status sebagai anak, mendapat dukungan keluarga selama sakit.
  6. Pola nilai dan agama : agama Islam, tidak terdapat larangan agama.
D.    PEMERIKSAAN FISIK
  1. Vital sign:        TD : >100/60mmHg                S  : >37.5 ºC
                              N   : >100X /menit.                R  : <18-24X/menit.
2.   Keadaan umum:pucat, mukosa bibir kering,cengeng, rewel, anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia).
3.   Pemeriksaan per sistem :
a)      Sistem persepsi sensorik:
Penglihatan: konjungtiva pucat, tidak ada lesi
Pendengaran: normal, membran tympani tidak ada serumen
Penciuman : normal, tidak ada ingus, tidak ada pendarahan.
Peraba: normal

b)      Sistem respirasi:
Bentuk dada simetris, respirasi >24 x/menit, dada ada nyeri tekan, pernafasan dalam, pergerakan dada simetris
c)      Sistem cardiovaskuler
Tekanan darah :  <100/60 mmHg, terdapat ictus cordis
d)     Sistem gastrointestinal
Peristaltik lambat, bunyi abdomen tidak normal, terasa keras dan kembung
e)      Kulit, rambut, kuku
Rambut hitam lurus, kulit kepala bersih, turgor kulit kurang baik, kuku pendek dan bersih, tidak ada sianosis.
f)       Mulut
Mukosa bibir kering, reflek lidah kurang peka.
g)      Sistem muskuloskeletal
Ekstrimitas bawah terganggu karena kesulitan untuk berjalan dan terasa nyeri jika.
h)      Sistem reproduksi
Tidak ada lesi dan tidak ada nyeri tekan pada daerah reproduksi.
  1. Pemeriksaan Penunjang
Foto rontgen dapat membantu menentukan densitas tulang dan keadaan dari jantung dan paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran pencernaan yang disebabkan oleh malnutrisi.
Data Fokus
1.      Edema umumnya diseluruh tubuh dan terutama pada punggung kaki.
2.      Wajah membulat dan sembab.
3.      Pandangan mata anak sayu.
4.      Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis.
5.      Rambut berwarna pirang, kusam dan mudah dicabut.
6.      Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk.
7.      Gangguan kulit berupa bercak merah coklat yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas.
8.      Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia).
9.      Sering disertai infeksi, anemia dan diare/mencret.
10.  Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit.
11.  Wajah seperti orang tua.
12.  Cengeng, rewel.
13.  Perut cekung.
14.  Kulit keriput.
15.  Sering disertai diare kronik atau susah buang air besar.
16.  Keletihan, kelemahan, tidak mampu beraktifitas karena terasa sakit di daerah abdomen bawah.
Suhu :
>37.5 ºC

Nadi :
>100 x/menit

R      :
<18 x/menit

TD   :
>100/60 mmHg

17.  Kulit teraba panas :











ANALISA DATA
NO
SYMPTOM
ETIOLOGI
PROBLEM
1.
·    Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)
·    berat badan tampak turun/kurus
·    Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
Tidak mampu memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2.
·    nyeri dan perih pada abdomen
·    abdomen terasa kaku
·    cengeng/rewel menahan sakit
Agen cedera biologi
Nyeri akut
3.
·    Edema umumnya diseluruh tubuh dan terutama pada punggung kaki.
·    Wajah membulat dan sembab.
·    Perut cekung.
·    Kulit pucat.
·    Wajah seperti orang tua.
·    Kulit keriput.
·    Rambut berwarna pirang, kusam dan mudah dicabut.
Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk.
Pertahanan primer tidak adekuat
Resiko infeksi
4.
·    Kulit teraba panas
    Suhu : >37.5 ºC
    Nadi : >100 x/menit
    R      : <18 x/menit
   TD   : >100/60 mmHg
Proses penyakit

Hipertermi

5.
·    Tidak tahu obat yang cocok untuk kwashiorkor
·    Tidak mempunyai sumber informasi tentang penyakitnya
Tidak familiar dengan sumber informasi
Kurang pengetahuan
6.
·    Tampak gelisah,
·    Fokus pada diri sendiri
Perubahan status kesehatan
Ansietas
7.
·    Cengeng,
·    Rewel
Onset pada anak-anak
Gangguan pola tidur


DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH
1.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mampu memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologi
2.Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
3.Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat
4.Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi
6.Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
7.Gangguan pola tidur berhubungan dengan onset pada anak-anak










INTERVENSI
No DX
NOC
NIC
1.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …..x 24 jam, status nutrisi pasien meningkat (Nutrition Status 1004) dengan criteria :
-      100401 Stamina
-      100402 Asupan Makanan dan minuman
-      100403 Tenaga
-      100403 Daya tahan tubuh
-      100405 Berat badan
-      100407 Kekuatan menggenggam, Pertumbuhan (untuk anak), Peningkatan intake
Keterangan penilaian NOC:
1. Tidak pernah  menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
-           
Nutrition Management 1100 :
ü  Kaji adanya alergi makanan
ü  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
ü  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
ü  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
ü  Yakinkan diet yang dimakan mengandumh tinggi serat untuk mencegah konstipasi
ü  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring 6890 :
ü  BB Pasien dalam normal
ü  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
ü  Monitor lingkungan selama makan
ü  Monitor turgor kulit dan perubahan pigmentasi
ü  Monitor mual dan muntah
ü  Monitor kadar albumin, Hb dan kadar Ht
Monitor makanan kesukaan

2.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …..x 24 jam pasien dapat mengontrol sakit (Pain Control 1605) dengan criteria :
-      160501 Mengenali factor penyebab
-      160502 Mengenali lamanya obat sakit
-      160503 Menggunakan metode pencegahan
-      160504 Menggunakan metode pencegahan non-analgetik untuk mengurangi nyeri
-      160505 Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan
-      160506 Mencari bantuan tenaga kesehatan
-      160507 Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan
-      160508 Menggunakan sumber-sumber yang tersedia
-      160509 Mengenali gejala-gejala nyeri
-      160510 Mencatat pengalaman tentang nyeri sebelumnya
-      160511 Melaporkan nyeri yag sudah terkontrol
Keterangan penilaian NOC:
1. Tidak dilakukan sama sekali
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. selalu dilakukan

Pain management 1400 :
ü  Kaji secara komperhensif tentang nyeri : lokasi, karakteristik, frekwensi, intensitas nyeri
ü  Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan nyeri
ü  Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (ex: terapi musik, aplikasi panas dingin, massase )
ü  Tingkatkan tidur/istirahat cukuplakukan teknik fariasi untuk mengurangi nyeri (farmakologi, non-farmakologi, interpersonal)
Analgetik administration 2210 :
ü  Kolaborasi dengan dokter pemberian analgesik sesuai anjuran
ü  Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekwensi
ü  Tentukan analgetik pilihan, rute pemberian dosis optimal
ü  Cek riwayat alergi
ü  Selalu monitor vital sign
ü  Evaluasi efektifitas analgesik

3.
Setelah dilakukan asuhan  keperawatan selama ….jam diharapkan klien dapat menggerakkan badan walau sedikit dengan kriteria hasil:
Mobility level (0208)
-      020801 Kemampuan seimbang
-      020802 Kemampuan mengubah posisi
-      020803 Dapat menggerakkan otot
-      020804 Dapat  menggerakkan sendi
-      020805 Kemampuan berpindah
-      020806  Dapat berjalan kaki
-      020807  Menggunakan kursi roda
Keterangan penilaian NOC:
1. Ketergantungan
2. Dibantu orang lain dan peralatan
3. Dibantu orang lain
4. Menggunakan alat Bantu
5. Mandiri
Exercise therapy: Ambulation (0221)
ü Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan
ü Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulansi sesuai dengan kebutuhan
ü Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cedera
ü Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulansi
ü Kaji klien dalam ambulansi
ü Berikan alat Bantu jika pasien memerlukan
ü Ajarkan pasien bagaimana mengubah posisi dan berikan bantuan 

4.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….jam diharapkan klien tidak mengalami infeksi dengan kriteria hasil:
Risk control (1902)
-      190201 Mengetahui risiko
-      190202 Memonitor faktor risiko lingkungan
-      190203 Memonitor faktor risiko dari tingkah laku
-      190204 Mengembangkan strategi kontrol risiko secara efektif
-      190205 Melakukan penyesuaian risiko mengendalikan strategi jika diperlukan
-      190206 Melakukan strategi kontrol risiko
-      190207 Mengikuti strategi kontrol resiko terpilih
-      190208 Memodifikasi gaya hidup untuk mengurangi risiko
-      190209 Menghindari ekspose ke ancaman kesehatan
-      190210 Berpartisipasi dalam screening yang berhubungan dengan masalah kesehatan
-      190211 Berpartisipasi dalam screening untuk mengidentifikasi risiko
-      190212 Mendapatkan imunisasi yang tepat
-      190213 Menggunakan tenaga kesehatan yang sama dan sesuai kebutuhan
-      190214 Menggunakan dukungan personal untuk mengontrol risiko
-      190215 Menggunakan dukungan keluarga untuk mengontrol risiko
-      190216 Mengenali perubahan status kesehatan
-      190217 Memonitor perubahan status kesehatan
-      190218 Lainnya
Keterangan penilaian NOC:
1. tidak dilakukan sama sekali
2. jarang dilakukan
3. kadang dilakukan
4. sering dilakukan
5. selalu dilakukan
Infection control (6540)
ü Observasi dan laporkan tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri, tumor, dan adanya fungsiolesa
ü Kaji temperature klien tiap 4 jam
ü  Catat dan laporkan nilai laboratorium(leukosit, protein serum, albumin)
ü Kaji warna kulit, kelembaban tekstur dari turgor, cuci kulit dengan hati-hati, gunakan hidrasi dan pelembab seluruh permukaan
ü Tingkatkan intake cairan
ü Dorong pasien untuk istirahat
ü Berikan terapi antibiotik sesuai instruksi
ü Ajar pasien dan keluarga tentang bagaimana mencegah infeksi


5.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….jam diharapkan klien mengerti jelas tentang penyakit yang dialaminya dengan kriteria hasil:
Knowledge: disease process (1803)
-      180301 Familiar dengan proses penyakit
-      180302 Mendeskripsikan proses penyakit    
-      180303 Mendeskripsikan faktor penyebab  
-      180304 Mendeskripsikan faktor risiko    
-      180305 Mendeskripsikan efek penyakit  
-      180306 Mendeskripsikan tanda dan gejala
-      180307 Mendeskripsikan perjalanan penyakit
-      180308 Mendeskripsikan tindakan untuk menurunkan progresifitas 180309 Mendeskripsikan komplikasi
-      180310 Mendeskripsikan tanda dan gejala dari komplikasi
-      180311 Mendeskripsikan tindakan pencegahan untuk mencegah komplikasi 
-      180312 Lainnya
Keterangan penilaian NOC:
1. tidak dilakukan sama sekali
2. jarang dilakukan
3. kadang dilakukan
4. sering dilakukan
5. selalu dilakukan
Teaching: disease process (5602)
ü  Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
ü  Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat
ü  Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat
ü  Diskusikan pilihan terapi
ü  Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan dengan cara yang tepat
ü  Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan dengan cara yang tepat
ü  Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat


6.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …. jam diharapkan kecemasan klien dapat berkurang dengan kriteria hasil:
Anxiety control (1402)
-      140201 Monitor intensitas kecemasan
-      140202 Menyingkrkan tanda kecemasan
-      140203 Menurunkan stimulasi lingkungan ketika cemas
-      140204 Mencari informasi untuk menurunkan cemas
-      140205 Merencanakan strategi koping   
-      140206 Menggunakan strategi koping efektif
-      140207 Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan cemas
-      140208 Melaporkan penurunan durasi dari episode cemas      
-      140209 Melaporkan peningkatan rentang waktu antara episode kecemasan
-      140210 Mempertahankan penampilan peran
-      140211 Mempertahankan hubungan sosial   
-      140212 Mempertahankan konsentrasi           
-      140213 Melaporkan tidak adanya gangguan persepsi sensori   
-      140214 Melaporkan penurunan kebutuhan tidur adekuat        
-      140215 Melaporkan tidak adanya manifestasi fisik dari kecemasan    
-      140216 Tidak ada manifestasi kecemasan
-      140217 Merespon kontrol cemas      
-      140218 Lainnya 
Keterangan penilaian NOC:
1. tidak dilakukan sama sekali
2. jarang dilakukan
3. kadang dilakukan
4. sering dilakukan
5. selalu dilakukan
Anxiety reduction (5820)
ü Gunakan pendekatan yang menyenangkan
ü Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku pasien
ü Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
ü Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
ü Dengarkan dengan penuh perhatian
ü Identifikasi tingkat kecemasan
ü Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi


7.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …..x 24 jam, pasien pola istirahat/tidur pasien cukup (Sleep 004) dengan criteria ;
-      000401 Waktu tidur
-      000402 Observasi wktu tidur
-      000403 Pola tidur
-      000404 Kualitas tidur
-      000405 Efisiensi waktu tidur
-      000407 Tidur teratur
-      000408 Merasa segar pada waktu tidur
-      000410 Bangun tepat pada waktu nya
-      000411 Electroencephalogram seperti yang diharapkan
-      000412 Electromyogram seperti yang diharapkan
-      000413 Electro-oculogram seperti yang diharapkan
-      000414 Tanda-tanda vital sesuai yang diharapkan

Sleep Enhancement 1850
ü  Pola aktifitas tidur pasien
ü  Menerangkan pada pasien efek medikasi pada pola tidur
ü  Monitor pola tidur pasien dan waktu tidur
ü  Jelaskan pentingnya istirahat/tidur cukup waktu sakit
ü  Monitor pola tidur pasien dan catat gejala fisik (apnea, obstruksi, tidak nyaman, frekwensi BAK) psikologi (takut, cemas)
ü  Atur lingkungan tidur (pencahayaan, bising suhu & tempat tidur)
ü  Diskusikan dengan pasien dan keluarga : menentukan kenyamanan, teknik pengantar tidur, da mengubh gaya hidup, itu akan membantu optimalisasi tidur.
ü  Pilih jadwak medikasi untuk membantu tidur pasien/waktu tidur











BAB III
PENUTUP

Kwashiorkor merupakan suatu istilah untuk menyebutkan gangguan gizi akibat kekurangan protein. Kwashiorkor berasal dari bahasa salah satu suku di Afrika yang berarti "kekurangan kasih sayang ibu". Tanda yang khas adalah adanya edema (bengkak) pada seluruh tubuh sehingga orang yang menderita akan tampak gemuk, terutama pada bagian wajah. Perut yang membesar juga sering ditemukan akibat dari timbunan cairan pada rongga perut sehingga memunculkan istilah "busung lapar".ensiklopedia.
Ketidakseimbangan kandungan makanan akan berdampak pada kesehatan salah satunya adalah kekurangan protein. Kekurangan protein menyebabkan manusia menderita penyakit yang disebut kwashiorkor atau busung lapar. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk dari gangguan yang dikenal sebagai Kurang Gizi dan Protein (KEP). Kita semua atau bahwa tiap individu itu tidak akan memiliki metabolisme yang normal apabila kebutuhan kalori (energi)nya tidak terpenuhi.
GEJALA
Kwashiorkor:
1.      Edema umumnya diseluruh tubuh dan terutama pada punggung kaki.
2.      Wajah membulat dan sembab.
3.      Pandangan mata anak sayu.
4.      Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis.
5.      Rambut berwarna pirang, kusam dan mudah dicabut.
6.      Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk.
7.      Gangguan kulit berupa bercak merah coklat yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas.
8.       Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)
9.      Sering disertai infeksi, anemia dan diare/mencret.
Marasmus:
1.      Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit.
2.      Wajah seperti orang tua
3.      Cengeng, rewel
4.      Perut cekung
5.      Kulit keriput
6.      Sering disertai diare kronik atau susah buang air besar
PENYEBAB
# Kekurangan gizi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kekurangan zat-zat gizi ensensial, yang bisa disebabkan oleh: Asupan yang kurang karena makanan yang jelek atau penyerapan yang buruk dari usus (malabsorbsi)
# Penggunaan berlebihan dari zat-zat gizi oleh tubuh
# Kehilangan zat-zat gizi yang abnormal melalui diare, pendarahan, gagal ginjal atau keringat yang berlebihan.
Kelebihan gizi adalah suatu keadaan dimana terdapat kelebihan dari zat-zat gizi esensial.
Faktor yang mempengaruhi:
1.      Kemiskinan.
2.      Rendahnya kesadaran tentang gizi.
CARA MENGATASINYA
Dalam mengatasi kwashiorkor ini secara klinis adalah dengan memberikan makanan bergizi secara bertahap. Bila bayi menderita kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi susu yang diencerkan. Secara bertahap keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat mencapai konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali.
Kalau anak sudah agak besar, bisa mulai dengan makanan encer, kemudian makanan lunak (bubur) dan bila keadaan membaik, maka baru diberikan makanan padat biasa. Sebuah selang plastik tipis (pipa nasogastrik) dimasukkan melalui hidung, menyusuri kerongkongan sampai mencapai lambung atau usus halus.


FAKTOR RESIKO
Bayi dan anak-anak merupakan resiko terbesar untuk mengalami kekurangan gizi karena mereka membutuhkan sejumlah besar kalori dan zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Mereka bisa mengalami kekurangan zat besi, asam folat, vitamin C dan tembaga karena makanan yang tidak memadai.
Kekurangan asupan protein, kalori dan zat gizi lainnya bisa menyebabkan terjadinya kekurangan kalori protein (KKP), yang merupakan suatu bentuk dari malnutrisi yang berat, yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan.
Kecenderungan untuk mengalami perdarahan pada bayi baru lahir (penyakit hemoragik pada bayi baru lahir), disebabkan oleh kekurangan vitamin K, dan bisa berakibat fatal.
PENCEGAHAN
Memantau pertumbuhan dan perkembangan kesehatan, yaitu : mengikuti perkembangan kesehatan dan pertumbuhan anggota keluarga, terutama bayi, balita dan ibu hamil.
Memantau kesehatan dan pertumbuhan yaitu :
a. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak balita.
b. Mencegah memburuknya keadaan gizi
c. Mengetahui kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin, mencegah ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dan terjadinya perdarahan pada saat melahirkan.
d. Mengetahui kesehatan anggota keluarga dewasa dan usia lanjut.







DAFTAR PUSTAKA

·         http://www.warmasif.co.id/kesehatanonline/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=32
·         Santosa,Budi.2005.Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda.Jakarta:Prima Medika.
·         ……2007.Diagnosa Keperawatan Nanda Nic-Noc……


No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, jangan lupa komentar yang sopan ya.