BAB I
LANDASAN
TEORI
A.
DEFINISI
Pembangunan kesehatan di Indonesia yang telah dilaksanakan selama ini
memberikan dampak terhadap tingkat kesehatan dan gizi masyarakat yang
menggembirakan, hal ini tercermin dengan rendahnya angka balita yang menderita
gizi buruk. Namun demikian, dengan adanya krisis moneter yang berkembang
menjadi krisis ekonomi yang berkepanjangan ini telah mengakibatkan jumah
penderita gizi buruk semakin meningkat. Untuk mengantisipasi akibat dari
masalah gizi buruk lebih lanjut serta upaya menanggulangi secara komprehensif
tentunya dibutuhkan adanya informasi yang akurat tentang factor – factor
determinan yang menyebabkan timbulnya kasus gizi buruk, sehingga diperlukan
adanya tindakan pelacakan kasus gizi buruk ke lapangan mengingat adanya 1(satu)
atau lebih kasus gizi buruk di suatu wilayah dinyatakan sebagai kejadian luar
biasa (KLB) gizi.
Kwashiorkor merupakan suatu istilah untuk menyebutkan
gangguan gizi akibat kekurangan protein. Kwashiorkor berasal dari bahasa salah satu suku
di Afrika yang berarti "kekurangan
kasih sayang ibu". Tanda yang khas adalah adanya edema
(bengkak) pada seluruh tubuh sehingga orang yang menderita akan tampak gemuk,
terutama pada bagian wajah. Perut yang membesar juga sering ditemukan akibat
dari timbunan cairan pada rongga perut sehingga memunculkan istilah
"busung lapar".ensiklopedia.
Defisiensi
ini sangat parah, meskipun konsumsi energi atau kalori tubuh mencukupi
kebutuhan. Biasanya, kwashiorkor ini lebih banyak menyerang bayi dan balita
pada usia enam bulan sampai tiga tahun. Usia paling rawan terkena defisiensi
ini adalah dua tahun.
Pada usia itu berlangsung masa peralihan dari ASI ke pengganti ASI atau makanan sapihan. Pada umumnya, kandungan karbohidrat makanan tersebut tinggi, tapi mutu dan kandungan proteinnya sangat rendah.
Pada usia itu berlangsung masa peralihan dari ASI ke pengganti ASI atau makanan sapihan. Pada umumnya, kandungan karbohidrat makanan tersebut tinggi, tapi mutu dan kandungan proteinnya sangat rendah.
Manusia memerlukan
makanan yang bergizi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Makanan bergizi adalah
makanan yang cukup mengandung hidrat arang, lemak, protein, vitamin, dan
mineral. Kebutuhan kandungan makanan ini harus seimbang.
Ketidakseimbangan kandungan makanan akan berdampak pada kesehatan salah satunya adalah kekurangan protein. Kekurangan protein menyebabkan manusia menderita penyakit yang disebut kwashiorkor atau busung lapar. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk dari gangguan yang dikenal sebagai Kurang Gizi dan Protein (KEP). Kita semua atau bahwa tiap individu itu tidak akan memiliki metabolisme yang normal apabila kebutuhan kalori (energi)nya tidak terpenuhi.
Ibarat mobil, mobil itu tidak berfungsi bila tidak memperoleh sumber energi (bensin) yang cukup. Tubuh manusia itu juga tidak akan normal bilamana tidak memperoleh sumber energi yang mencukupi. Sumber energi kita adalah “zat-zat gizi sumber energi” seperti hidrat arang, lemak, dan (dalam kondisi darurat) juga protein.
Mobil itu juga tidak akan berfungsi bila tidak memperoleh suku cadang yang mencukupi. Suku cadang pada tubuh kita adalah protein. Protein itu juga dikenal sebagai “zat pembangun tubuh” (semacam “suku cadang”). Oleh karena itu, bila tidak memperoleh asupan protein yang mencukupi, anak-anak tersebut tidak akan mengalami tumbuh kembang yang normal.
Penderita kwashiorkor itu mengalami kekurangan protein, namun dalam batas tertentu ia masih menerima “zat gizi sumber energi” (sumber kalori) seperti nasi, jagung, singkong, dan lain-lain. Apabila baik zat pembentuk tubuh (protein) maupun zat gizi sumber energi kedua-duanya kurang, maka gejala yang terjadi adalah timbulnya penyakit KEP lain yang disebut marasmus. Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya (seperti lemah lesu, apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua zat gizi dalam keadaan kekurangan, maka anak tersebut menjadi kurus-kering.
Fenomena gunung es
Gejala awal KEP dimulai dengan anak yang tidak mengalami pertambahan tinggi maupun berat badan. Bila keadaan lebih lanjut, anak menjadi kurus dan berat badan justru menurun. Gejala yang ada adalah anak akan lesu, apatis, selalu gelisah, dan cengeng. Anak juga akan mudah terserang penyakit infeksi.
Apabila keadaan menjadi lebih buruk, anak yang mengalami kekurangan energi dan protein sekaligus akan menjadi kurus-kering. Gejala kurus kering demikian disebut sebagai marasmus seperti yang telah disebut di atas.
Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus-kering. Sebaliknya walau asupan protein sangat kurang, tetapi si anak masih menerima asupan hidrat arang (misalnya nasi ataupun sumber energi lainnya), maka yang terjadi adalah gejala kwashiorkor seperti disebut di atas tadi.
Ketidakseimbangan kandungan makanan akan berdampak pada kesehatan salah satunya adalah kekurangan protein. Kekurangan protein menyebabkan manusia menderita penyakit yang disebut kwashiorkor atau busung lapar. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk dari gangguan yang dikenal sebagai Kurang Gizi dan Protein (KEP). Kita semua atau bahwa tiap individu itu tidak akan memiliki metabolisme yang normal apabila kebutuhan kalori (energi)nya tidak terpenuhi.
Ibarat mobil, mobil itu tidak berfungsi bila tidak memperoleh sumber energi (bensin) yang cukup. Tubuh manusia itu juga tidak akan normal bilamana tidak memperoleh sumber energi yang mencukupi. Sumber energi kita adalah “zat-zat gizi sumber energi” seperti hidrat arang, lemak, dan (dalam kondisi darurat) juga protein.
Mobil itu juga tidak akan berfungsi bila tidak memperoleh suku cadang yang mencukupi. Suku cadang pada tubuh kita adalah protein. Protein itu juga dikenal sebagai “zat pembangun tubuh” (semacam “suku cadang”). Oleh karena itu, bila tidak memperoleh asupan protein yang mencukupi, anak-anak tersebut tidak akan mengalami tumbuh kembang yang normal.
Penderita kwashiorkor itu mengalami kekurangan protein, namun dalam batas tertentu ia masih menerima “zat gizi sumber energi” (sumber kalori) seperti nasi, jagung, singkong, dan lain-lain. Apabila baik zat pembentuk tubuh (protein) maupun zat gizi sumber energi kedua-duanya kurang, maka gejala yang terjadi adalah timbulnya penyakit KEP lain yang disebut marasmus. Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya (seperti lemah lesu, apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua zat gizi dalam keadaan kekurangan, maka anak tersebut menjadi kurus-kering.
Fenomena gunung es
Gejala awal KEP dimulai dengan anak yang tidak mengalami pertambahan tinggi maupun berat badan. Bila keadaan lebih lanjut, anak menjadi kurus dan berat badan justru menurun. Gejala yang ada adalah anak akan lesu, apatis, selalu gelisah, dan cengeng. Anak juga akan mudah terserang penyakit infeksi.
Apabila keadaan menjadi lebih buruk, anak yang mengalami kekurangan energi dan protein sekaligus akan menjadi kurus-kering. Gejala kurus kering demikian disebut sebagai marasmus seperti yang telah disebut di atas.
Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus-kering. Sebaliknya walau asupan protein sangat kurang, tetapi si anak masih menerima asupan hidrat arang (misalnya nasi ataupun sumber energi lainnya), maka yang terjadi adalah gejala kwashiorkor seperti disebut di atas tadi.
B.
GEJALA
Kwashiorkor:
1.
Edema umumnya diseluruh tubuh dan terutama pada
punggung kaki.
2.
Wajah membulat dan sembab.
3.
Pandangan mata anak sayu.
4.
Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis.
5.
Rambut berwarna pirang, kusam dan mudah dicabut.
6.
Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada
posisi berdiri dan duduk.
7.
Gangguan kulit berupa bercak merah coklat yang meluas
dan berubah menjadi hitam terkelupas.
8. Anak
sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)
9. Sering disertai infeksi, anemia dan
diare/mencret.
Marasmus:
- Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit.
- Wajah seperti orang tua.
- Cengeng, rewel.
- Perut cekung.
- Kulit keriput.
- Sering disertai diare kronik atau susah
buang air besar.
Kwashiorkor dianggap ada hubungannya dengan marasmus marasmick.
Ini adalah
satu kondisi terjadinya defisiensi, baik kalori, maupun protein. Cirinya adalah
dengan penyusutan jaringan yang hebat, hilangnya lemak subkutan, dan juga
ditambah dehidrasi.
Tanda-tanda
Marasmic-Kwashiorkor: merupakan gabungan tanda-tanda kedua jenis tersebut
diatas.
C.
PENYEBAB
# Kekurangan gizi merupakan suatu keadaan dimana terjadi
kekurangan zat-zat gizi ensensial, yang bisa disebabkan oleh: Asupan yang
kurang karena makanan yang jelek atau penyerapan yang buruk dari usus
(malabsorbsi)
# Penggunaan berlebihan dari zat-zat gizi oleh tubuh
# Kehilangan zat-zat gizi yang abnormal melalui diare, pendarahan, gagal ginjal atau keringat yang berlebihan.
# Penggunaan berlebihan dari zat-zat gizi oleh tubuh
# Kehilangan zat-zat gizi yang abnormal melalui diare, pendarahan, gagal ginjal atau keringat yang berlebihan.
Kelebihan gizi adalah suatu keadaan dimana terdapat
kelebihan dari zat-zat gizi esensial.
Kondisi ini disebabkan oleh :
1. Kemiskinan. Kemiskinan ini menyebabkan rendahnya daya
beli masyarakat. Rendahnya daya beli masyarakat ini menyebabkan kebanyakan
keluarga miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi bagi balitanya. Jangankan
untuk membeli susu atau makanan tambahan untuk bayi, untuk makan sehsri-hari
saja mereka tidak mampu. Hal inilah yang menyebabkan tingginya angka balita
penderita gizi buruk
2. Rendahnya kesadaran tentang gizi.
Rendahnya gizi buruk pada bayi tersebut akan
mengakibatkan :
a.
. Lost Generation
Bayi penderita gizi
buruk ini adalah balita yang tidak memiliki masa depan. Nantinya mereka tidak
mampu untuk mengenyam pendidikan yang lebih baik karena rendahnya nilai gizi
yang dimiliki. Hal ini berdampak pada kualitas Sumber Daya Mamusia yang
semestinya menjadi pemimpin masa depan.
b.
Generasi yang membebani masyarakat dan pemerintah
Pertumbuhan yang
terhambat karena gizi buruk pada masa balita tentunya akan membebankan keluarga
masyarakat dan pemerintah.
Hal ini dapat terjadi karena:
1. Kelebihan makan
2. Penggunaan vitamin atau
suplemen makanan lainnya yang berlebihan
3. Kurang melakukan aktivitas.
3. Kurang melakukan aktivitas.
Orang-orang yang memiliki
resiko mengalami kekurangan gizi:
1. Bayi dan anak kecil yang nafsu makannya jelek
2. Remaja dalam masa pertumbuhan yang pesat
3. Wanita hamil dan wanita menyusui.
4. Orang
tua.
5. Penderita
penyakit menahun pada saluran pencernaan, hati atau ginjal, terutama jika
terjadi penurunan berat badan sampai 10-15%.
6. Orang yang menjalani diet untuk jangka panjang.
7. Vegetarian.
8. Penderita ketergantungan obat atau alkohol
yang tidak cukup makan.
9. Penderita AIDS.
10. Pemakaian obat yang mempengaruhi nafsu makan,
penyerapan atau pengeluaran zat gizi
11. Penderita anoreksia nervosa.
12. Penderita
demam lama, hipertiroid, luka bakar atau kanker.
Orang-orang yang memiliki resiko mengalami kelebihan gizi:
1. Anak-anak dan dewasa yang makannya banyak tetapi tidak melakukan olah raga.
Orang-orang yang memiliki resiko mengalami kelebihan gizi:
1. Anak-anak dan dewasa yang makannya banyak tetapi tidak melakukan olah raga.
2. Kelebihan
berat badan >20%.
3. Makanan
yang mengandung lemak tinggi dan garam tinggi.
4. Orang
yang mengkonsumsi asam nikotin (niasin) dosis tinggi, untuk mengobati
hiperkolesterolemia.
5. Wanita
yang mengkonsumsi vitamin B6 (piridoksin) dosis tinggi, untuk mengobati
sindroma premenstrual.
6. Orang
yang mengkonsumsi vitamin A dosis tinggi, untuk mengobati penyakit kulit.
7. Orang
yang mengkonsumsi zat besi atau mineral lainnya dalam dosis tinggi, tanpa resep
dari dokter.
Pada
orang-orang yang mempunyai penyakit kronik yang menyebabkan malabsorbsi,
cenderung memiliki kesulitan dalam menyerap vitamin yang larut dalam lemak (A,
D, E dan K), vitamin B12, kalsium dan zat besi.
Penyakit hati mengganggu penyimpanan vitamin A dan B12, dan mempengaruhi metabolisme protein dan glukosa (sejenis gula).
Penyakit hati mengganggu penyimpanan vitamin A dan B12, dan mempengaruhi metabolisme protein dan glukosa (sejenis gula).
Penderita
penyakit ginjal cenderung mengalami kekurangan protein, zat besi dan vitamin D.
Sebagian
besar vegetarian merupakan vegetarian ovo-lakto, yaitu mereka tidak
mengkonsumsi daging dan ikan, tapi mengkonsumsi telur dan produk olahan susu.
Satu-satunya resiko dari diet semacam ini adalah kekurangan zat besi.
Vegetarian
ovo-lakto cenderung berumur lebih panjang dan memiliki resiko yang lebih kecil
untuk menderita penyakit kronik dibandingkan orang yang mengkonsumsi daging.
Tetapi
kesehatan mereka yang lebih baik, juga merupakan hasil dari menghindari
pemakaian alkohol dan tembakau, dan mereka cenderung berolah raga secara
teratur.
Vegetarian
yang tidak mengkonsumsi produk hewan (vegan), memiliki resiko untuk menderita
kekurangan vitamin B12. Makanan bergaya oriental dan makanan yang difermentasi
lainnya (misalnya minyak ikan), bisa memenuhi kebutuhan akan vitamin B12.
D.
CARA MENGATASINYA
Dalam mengatasi kwashiorkor
ini secara klinis adalah dengan memberikan makanan bergizi secara bertahap.
Bila bayi menderita kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi susu yang
diencerkan. Secara bertahap keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat
mencapai konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali.
Kalau anak sudah agak besar, bisa mulai dengan makanan encer, kemudian
makanan lunak (bubur) dan bila keadaan membaik, maka baru diberikan makanan
padat biasa. Dalam melaksanakan hal di atas ini, selalu diberikan pengobatan
sesuai dengan penyakit yang diderita. Bila keadaan kesehatan dan gizi sudah
mencapai normal, perlu diteruskan dengan imunisasi.
lmumsasi pada bayi atau anak dengan keadaan kurang gizi berat (seperti kwashiorkor) tidak akan memberi hasil yang positif. Status gizi (khususnya status protein) sangat mempengaruhi keberhasilan imunisasi. Kesemua ini tentunya harus bersamaan dengan dilakukannya penyuluhan/pendidikan masyarakat, upaya pengentasan kemiskinan, serta upaya lainnya yang dapat meningkatkan keberdayaan masyarakat.
lmumsasi pada bayi atau anak dengan keadaan kurang gizi berat (seperti kwashiorkor) tidak akan memberi hasil yang positif. Status gizi (khususnya status protein) sangat mempengaruhi keberhasilan imunisasi. Kesemua ini tentunya harus bersamaan dengan dilakukannya penyuluhan/pendidikan masyarakat, upaya pengentasan kemiskinan, serta upaya lainnya yang dapat meningkatkan keberdayaan masyarakat.
Kekurangan protein juga akan menurunkan imunitas terhadap penyakit infeksi.
Sumber protein utama dari makanan adalah daging, ikan, telur, tahu, tempe,
susu, dan lain-lain (umumnya adalah makanan yang tergolong sebagai lauk-pauk).
Karena sistem imunitas tubuh itu sangat tergantung akan tersedianya cukup
piotein, maka anak-anak yang mengalami kurang protein akan mudah terserang
infeksi seperti diare, infeksi saluran pernapasan, TBC, polio, dan lain-lain.
Protein adalah sesuatu yang vital dalam kehidupan manusia begitu banyak peran protein bagi tubuh. Protein berperan untuk pertumbuhan, pemeliharaan jaringan tubuh, mengganti dan memperbaiki sel yang rusak, mengatur keseimbangan asam basa, membentuk hormon dan enzim yang diperlukan dalam berbagai proses kimia tubuh.
Protein adalah sesuatu yang vital dalam kehidupan manusia begitu banyak peran protein bagi tubuh. Protein berperan untuk pertumbuhan, pemeliharaan jaringan tubuh, mengganti dan memperbaiki sel yang rusak, mengatur keseimbangan asam basa, membentuk hormon dan enzim yang diperlukan dalam berbagai proses kimia tubuh.
Selain itu protein juga sebagai sumber energi cadangan jika kebutuhan
karbohidrat atau lemak tubuh tidak tercukupi. Kelebihan atau kekurangan protein
tidak baik untuk kesehatan. Kelebihan protein dapat mengganggu metabolisme
protein yang berada di hati. Ginjal akan terganggu karena harus membuang hasil
metabolisme protein yang berlebihan dan tidak terpakai oleh tubuh. Kekurangan
protein juga akan membuat tubuh mudah lelah. Tekanan darah dan daya tahan
terhadap infeksi pun dapat menurun. Pada anak-anak, selain mudah terserang
penyakit kwashiorkor atau busung lapar, juga pertumbuhan dan tingkat
kecerdasannya akan terganggu.
Tubuh menyerap protein dan makanan yang mengandung protein dalam bentuk
asam amino. Asam amino harus diperoleh dari makanan sebab tubuh tidak bisa
membuat asam amino. Berbagai jenis asam amino adalah isoleusin, leusin, lisin,
methionin, femialanin, threonin, triptofan, dan valin.
Agar tubuh dapat terpenuhi kebutuhan protein yang lengkap maka mengkonsumsi
sumber protein harus dikombinasikan antara sumber protein hewani dan sumber
protein nabati sehingga saling melengkapi jumlah protein yang harus dikonsumsi
seseorang setiap hari tergantung dari umur seseorang, berat badan, jenis
kelamin, mutu protein yang dikonsumsi, serta keadaan tertentu, misalnya sedang
sakit atau baru sembuh dari sakit, yang mengharuskan orang untuk mengkonsumsi
protein dalam jumlah yang lebih besar. Umumnya tingkat kebutuhan protein dalam
keadaan sehat normal orang membutuhkan sekitar 40-60 gram protein tiap hari.
Ada pula yang menyebut 1 gram per kilogram berat badan perhari. Namun, harus
tetap dicatat bahwa mengkombinasikan beragam sumber protein baik nabati maupun
hewani dapat memberi hasil yang maksimal bagi kesehatan.
Bila bayi menderita kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi susu yang
diencerkan. Secara bertahap keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat
mencapai konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali.
Kalau anak sudah agak besar, bisa mulai dengan makanan encer, kemudian
makanan lunak (bubur) dan bila keadaan membaik, maka baru diberikan makanan
padat biasa. Sebuah selang plastik tipis (pipa nasogastrik) dimasukkan melalui
hidung, menyusuri kerongkongan sampai mencapai lambung atau usus halus.
Jika selang ini harus digunakan untuk waktu yang lama, bisa secara langsung
dimasukkan melalui sayatan kecil di dinding perut, ke dalam lambung atau usus
halus.
Cairan yang dimasukkan melalui selang ini mengandung zat-zat gizi yang
dibutuhkan seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. 2-45% dari
kebutuhan kalori total, berasal dari lemak.
Masalah yang timbul dari pemberian makanan lewat selang ini sangat jarang
dan tidak terlalu serius:
- Pada beberapa
penderita terjadi diare dan gangguan perut.
- Kerongkongan bisa
mengalami iritasi dan peradangan
- Makanan bisa
terhirup ke dalam paru-paru. Merupakan komplikasi yang serius, tapi jarang
terjadi. Bisa dicegah dengan menempatkan kepala pada posisi yang lebih tinggi
untuk mengurangi regurgitasi atau dengan memasukkan cairan secara perlahan.
Pemberian Makanan Secara Intravena.
Pemberian makanan secara intravena digunakan jika penderita tidak dapat
menerima sejumlah makanan yang cukup melalui pipa nasogastrik.
Penderita yang mendapatkan makanan melalui intravena
adalah:
- Penderita yang mengalami malnutrisi yang sangat berat dan akan menjalani pembedahan, terapi penyinaran atau kemoterapi.
- Penderita yang mengalami malnutrisi yang sangat berat dan akan menjalani pembedahan, terapi penyinaran atau kemoterapi.
-
Penderita luka bakar berat.
- Kelumpuhan saluran pencernaan.
- Diare atau muntah yang menetap.
Pemberian makanan melalui selang infus ini dapat memasok sebagian dari zat
makanan yang dibutuhkan penderita atau seluruhnya (nutrisi parenteral total).
Tersedia sejumlah cairan yang bisa diberikan dan dapat dimodifikasi untuk penderita penyakit ginjal atau hati.
Tersedia sejumlah cairan yang bisa diberikan dan dapat dimodifikasi untuk penderita penyakit ginjal atau hati.
Nutrisi parenteral total memerlukan selang intravena yang lebih besar
(kateter). Karena itu digunakan pembuluh balik (vena) yang lebih besar,
misalnya vena subklavia.
Seseorang yang menjalani nutrisi parenteral total dipantau secara ketat
terhadap perubahan berat badan, pengeluaran air kemih dan tanda-tanda infeksi.
Bila kadar gula darahnya menjadi terlalu tinggi, bisa ditambahkan insulin ke dalam cairan yang diberikan.
Bila kadar gula darahnya menjadi terlalu tinggi, bisa ditambahkan insulin ke dalam cairan yang diberikan.
Infeksi merupakan resiko karena kateter biasanya digunakan untuk waktu yang
lama dan cairan yang mengalir di dalamnya memiliki kadar gula yang tinggi,
dimana bakteri bisa tumbuh dengan mudah.
Nutrisi parenteral total bisa menyebabkan komplikasi lainnya:
- Jika terlalu banyak kalori, terutama lemak, hati bisa membesar.
- Lemak yang berlebihan di dalam vena bisa menyebabkan sakit punggung, demam, menggigil, mual dan berkurangnya jumlah trombosit. Tetapi hal ini terjadi pada kurang dari 3% penderita.
- Jika terlalu banyak kalori, terutama lemak, hati bisa membesar.
- Lemak yang berlebihan di dalam vena bisa menyebabkan sakit punggung, demam, menggigil, mual dan berkurangnya jumlah trombosit. Tetapi hal ini terjadi pada kurang dari 3% penderita.
- Penggunaan jangka panjang
bisa menyebabkan nyeri tulang.
E.
FAKTOR RESIKO
Bayi dan anak-anak
merupakan resiko terbesar untuk mengalami kekurangan gizi karena mereka
membutuhkan sejumlah besar kalori dan zat gizi untuk pertumbuhan dan
perkembangannya.
Mereka bisa mengalami
kekurangan zat besi, asam folat, vitamin C dan tembaga karena makanan yang
tidak memadai.
Kekurangan asupan
protein, kalori dan zat gizi lainnya bisa menyebabkan terjadinya kekurangan
kalori protein (KKP), yang merupakan suatu bentuk dari malnutrisi yang berat,
yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan.
Kecenderungan untuk mengalami perdarahan pada bayi baru lahir (penyakit hemoragik pada bayi baru lahir), disebabkan oleh kekurangan vitamin K, dan bisa berakibat fatal.
Kecenderungan untuk mengalami perdarahan pada bayi baru lahir (penyakit hemoragik pada bayi baru lahir), disebabkan oleh kekurangan vitamin K, dan bisa berakibat fatal.
Sejalan dengan
pertumbuhannya, kebutuhan makanan anak-anak akan bertambah, karena laju pertumbuhan
mereka juga bertambah.
Pada wanita hamil atau wanita menyusui, kebutuhan zat gizi meningkat untuk mencegah malnutrisi pada bayi dan dirinya sendiri.
Pada wanita hamil atau wanita menyusui, kebutuhan zat gizi meningkat untuk mencegah malnutrisi pada bayi dan dirinya sendiri.
Asam folat diberikan
selama kehamilan untuk menurunkan resiko gangguan perkembangan otak atau tulang
belakang (spina bifida) pada bayi.
Meskipun pada wanita-wanita pemakai pil KB lebih mungkin untuk menderita kekurangan asam folat, tidak ada bukti bahwa bayinya akan menderita defisiensi asam folat.
Meskipun pada wanita-wanita pemakai pil KB lebih mungkin untuk menderita kekurangan asam folat, tidak ada bukti bahwa bayinya akan menderita defisiensi asam folat.
Bayi yang berasal dari
ibu peminum alkohol akan mengalami gangguan keseimbangan fisik dan mental
(sindroma alkohol pada janin), karena penyalahgunaan alkohol dan malnutrisi
yang disebabkannya, bisa mempengaruhi pertumbuhan janin.
Bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif, bisa mengalami kekurangan vitamin B12, jika ibunya adalah seorang
vegetarian.
F.
PENCEGAHAN
Memantau pertumbuhan dan perkembangan kesehatan,
yaitu : mengikuti perkembangan kesehatan dan pertumbuhan anggota keluarga,
terutama bayi, balita dan ibu hamil.
Memantau kesehatan dan pertumbuhan yaitu :
a.
Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak balita.
b.
Mencegah memburuknya keadaan gizi
c.
Mengetahui kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin, mencegah ibu melahirkan
bayi dengan berat badan lahir rendah dan terjadinya perdarahan pada saat
melahirkan.
d.
Mengetahui kesehatan anggota keluarga dewasa dan usia lanjut.
Anjurkan
kepada anggota keluarga/ibu menimbang bayi dan anak balitanya setiap bulan ke
Posyandu. Bila berat badan anak turun atau tidak naik, maka anjurkan orang
tua/ibu untuk memeriksakan anaknya ke Petugas kesehatan di meja 5.
Posyandu
atau Puskesmas terdekat.
Anjurkan
kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya sesegera mungkin ke petugas
kesehatan secara teratur, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan. Bila ibu
hamil terlihat kurus, maka anjurkan ibu tersebut untuk makan 1-2 piring lebih
banyak dari biasanya, dan minum tablet tambah darah setiap hari 1 tablet,
sedikitnya 90 tablet selama masa kehamilan. Selain minum tablet tambah darah,
ibu dianjurkan makan-makanan sumber zat besi seperti : ikan, telur, tempe,
kacang-kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
BAB II
ASUHAN
KEPERAWATAN
Tanggal masuk :17 Februari 2008
Jam :10.00 WIB
Tanggal pengkajian :18 Februari 2008
Jam :08.00 WIB
PENGKAJIAN
A.
IDENTITAS
a.
Identitas pasien
Nama : Nn.C
Umur : 3 thn
Jenis
kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Status : Belum Menikah
Alamat : Klaten
b.
Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.H
Umur : 47 tahun
Jenis
kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Guru
Status : Menikah
Alamat : Klaten
Hub.dengan
pasien : Ibu
B.
RIWAYAT KESEHATAN
- Keluhan utama: sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)
- Riwayat
kesehatan sekarang: Edema umumnya diseluruh tubuh dan terutama pada punggung
kaki, wajah membulat dan sembab, pandangan mata anak sayu, perubahan
status mental: cengeng, rewel, kadang apatis, rambut berwarna pirang,
kusam dan mudah dicabut, otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa
pada posisi berdiri dan duduk, gangguan kulit berupa bercak merah coklat
yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas, tampak sangat kurus, tinggal tulang
terbungkus kulit, wajah
seperti orang tua, cengeng, rewel, perut cekung, kulit keriput.
3.
Riwayat kesehatan keluarga: -
4.
Riwayat kesehatan dahulu: diare
5.
Riwayat pengobatan dan alergi:-
- Genogram
C.
POLA FUNGSI KESEHATAN
- Pola persepsi pemeliharaan kesehatan: pasien tinggal di lingkungan endemik, sanitasi kurang.
- Pola aktivitas latihan :
Keterangan
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Makan
|
|
|
|
|
ü
|
Mandi
|
|
|
|
|
ü
|
Toileting
|
|
|
|
|
ü
|
Mobilitas
|
|
|
|
|
ü
|
Ambulansi
|
|
|
|
|
ü
|
Keterangan: 0: mandiri
1:
menggunakan alat bantu
2: dibantu
orang lain
3: dibantu
orang lain dan peralatan
4:
ketergantungan
- Pola
nutrisi dan metabolik: nafsu makan menurun, menolak segala jenis makanan
(anoreksia).
- Pola eliminasi :BAB: diare >3xsehari
BAK: 3x/hari, urin warna kuning
- Pola
istirahat – tidur: terdapat gangguan tidur.
- Pola kognitif
perseptual: ada respon, pendengaran dan penglihatan terganggu , mengatasi
nyeri dengan menangis.
- Pola koping:
terdapat gangguan kedekatan keluarga, kehilangan waktu luang dan perubahan
hubungan keluarga karena penurunan fisik dan emosi pasien .
- Pola seksual reproduksi: -
- Pola peran hubungan: belum menikah, status sebagai anak, mendapat dukungan keluarga selama sakit.
- Pola nilai dan
agama : agama Islam, tidak terdapat larangan agama.
D.
PEMERIKSAAN FISIK
- Vital sign: TD : >100/60mmHg S : >37.5 ºC
N : >100X /menit. R : <18-24X/menit.
2. Keadaan
umum:pucat, mukosa bibir kering,cengeng, rewel, anak sering menolak segala
jenis makanan (anoreksia).
3. Pemeriksaan per sistem :
a) Sistem persepsi sensorik:
Penglihatan: konjungtiva pucat, tidak ada lesi
Pendengaran: normal, membran
tympani tidak ada serumen
Penciuman : normal, tidak ada ingus, tidak ada pendarahan.
Peraba: normal
b) Sistem respirasi:
Bentuk dada
simetris, respirasi >24
x/menit, dada ada nyeri tekan, pernafasan dalam, pergerakan dada
simetris
c) Sistem cardiovaskuler
Tekanan darah : <100/60 mmHg, terdapat ictus cordis
d) Sistem gastrointestinal
Peristaltik lambat, bunyi
abdomen tidak normal, terasa keras dan kembung
e) Kulit, rambut, kuku
Rambut hitam lurus, kulit kepala bersih, turgor kulit kurang
baik, kuku pendek dan bersih, tidak ada sianosis.
f) Mulut
Mukosa bibir
kering, reflek lidah kurang
peka.
g) Sistem muskuloskeletal
Ekstrimitas bawah terganggu
karena kesulitan untuk berjalan dan terasa nyeri jika.
h) Sistem reproduksi
Tidak ada lesi dan tidak ada nyeri tekan pada daerah
reproduksi.
- Pemeriksaan Penunjang
Foto rontgen dapat membantu menentukan densitas tulang dan
keadaan dari jantung dan paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran
pencernaan yang disebabkan oleh malnutrisi.
Data Fokus
1.
Edema umumnya diseluruh tubuh dan terutama pada
punggung kaki.
2.
Wajah membulat dan sembab.
3.
Pandangan mata anak sayu.
4.
Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis.
5.
Rambut berwarna pirang, kusam dan mudah dicabut.
6.
Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada
posisi berdiri dan duduk.
7.
Gangguan kulit berupa bercak merah coklat yang meluas
dan berubah menjadi hitam terkelupas.
8. Anak sering menolak segala jenis makanan
(anoreksia).
9. Sering disertai infeksi, anemia dan
diare/mencret.
10. Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang
terbungkus kulit.
11. Wajah
seperti orang tua.
12. Cengeng,
rewel.
13. Perut
cekung.
14. Kulit
keriput.
15. Sering
disertai diare kronik atau susah buang air besar.
16. Keletihan, kelemahan, tidak mampu
beraktifitas karena terasa sakit di daerah abdomen bawah.
Suhu :
|
>37.5 ºC
|
Nadi :
|
>100 x/menit
|
R
:
|
<18 x/menit
|
TD
:
|
>100/60 mmHg
|
17. Kulit teraba panas :
ANALISA DATA
NO
|
SYMPTOM
|
ETIOLOGI
|
PROBLEM
|
1.
|
· Anak sering menolak segala jenis makanan
(anoreksia)
·
berat badan tampak turun/kurus
·
Anak
tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
|
Tidak mampu memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor
biologi
|
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
|
2.
|
·
nyeri dan perih pada abdomen
·
abdomen terasa kaku
·
cengeng/rewel menahan sakit
|
Agen cedera biologi
|
Nyeri akut
|
3.
|
·
Edema umumnya diseluruh tubuh dan terutama
pada punggung kaki.
·
Wajah membulat dan sembab.
·
Perut cekung.
·
Kulit pucat.
·
Wajah seperti orang tua.
·
Kulit keriput.
·
Rambut berwarna pirang, kusam dan mudah
dicabut.
Otot-otot
mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk.
|
Pertahanan
primer tidak adekuat
|
Resiko infeksi
|
4.
|
· Kulit teraba panas
Suhu : >37.5 ºC
Nadi : >100 x/menit
R : <18 x/menit
TD : >100/60 mmHg
|
Proses penyakit
|
Hipertermi
|
5.
|
·
Tidak tahu obat yang cocok untuk kwashiorkor
· Tidak
mempunyai sumber informasi tentang penyakitnya
|
Tidak familiar dengan sumber
informasi
|
Kurang pengetahuan
|
6.
|
· Tampak gelisah,
· Fokus pada diri
sendiri
|
Perubahan status kesehatan
|
Ansietas
|
7.
|
· Cengeng,
· Rewel
|
Onset pada anak-anak
|
Gangguan pola tidur
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH
1.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan tidak mampu memasukkan, mencerna, mengabsorbsi
makanan karena faktor biologi
2.Nyeri
akut berhubungan dengan agen cedera biologi
3.Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan
primer tidak adekuat
4.Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan
sumber informasi
6.Ansietas
berhubungan dengan perubahan status kesehatan
7.Gangguan pola tidur berhubungan
dengan onset pada anak-anak
INTERVENSI
No DX
|
NOC
|
NIC
|
|
1.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …..x 24
jam, status nutrisi pasien meningkat (Nutrition Status 1004) dengan
criteria :
-
100401 Stamina
-
100402 Asupan
Makanan dan minuman
-
100403 Tenaga
-
100403 Daya tahan
tubuh
-
100405 Berat badan
-
100407 Kekuatan menggenggam,
Pertumbuhan (untuk anak), Peningkatan intake
Keterangan penilaian NOC:
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5.
Selalu menunjukkan
-
|
Nutrition Management 1100 :
ü
Kaji adanya alergi
makanan
ü
Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
ü
Anjurkan pasien
untuk meningkatkan intake Fe
ü
Anjurkan pasien
untuk meningkatkan protein dan vitamin C
ü
Yakinkan diet yang
dimakan mengandumh tinggi serat untuk mencegah konstipasi
ü
Kaji kemampuan
pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring 6890 :
ü
BB Pasien dalam
normal
ü
Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
ü
Monitor lingkungan
selama makan
ü
Monitor turgor kulit
dan perubahan pigmentasi
ü
Monitor mual dan
muntah
ü
Monitor kadar
albumin, Hb dan kadar Ht
Monitor makanan kesukaan
|
|
2.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …..x 24 jam
pasien dapat mengontrol sakit (Pain Control 1605) dengan criteria :
-
160501 Mengenali
factor penyebab
-
160502 Mengenali
lamanya obat sakit
-
160503 Menggunakan
metode pencegahan
- 160504 Menggunakan metode
pencegahan non-analgetik untuk mengurangi nyeri
-
160505 Menggunakan
analgetik sesuai kebutuhan
-
160506 Mencari
bantuan tenaga kesehatan
- 160507 Melaporkan gejala
pada tenaga kesehatan
-
160508 Menggunakan
sumber-sumber yang tersedia
-
160509 Mengenali
gejala-gejala nyeri
- 160510 Mencatat pengalaman
tentang nyeri sebelumnya
-
160511 Melaporkan
nyeri yag sudah terkontrol
Keterangan penilaian NOC:
1. Tidak dilakukan sama sekali
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. selalu dilakukan
|
Pain management 1400 :
ü Kaji secara komperhensif
tentang nyeri : lokasi, karakteristik, frekwensi, intensitas nyeri
ü Gunakan komunikasi
terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan nyeri
ü Ajarkan penggunaan teknik
non farmakologi (ex: terapi musik, aplikasi panas dingin, massase )
ü Tingkatkan tidur/istirahat
cukuplakukan teknik fariasi untuk mengurangi nyeri (farmakologi,
non-farmakologi, interpersonal)
Analgetik administration
2210 :
ü Kolaborasi dengan dokter
pemberian analgesik sesuai anjuran
ü Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis dan frekwensi
ü Tentukan analgetik pilihan,
rute pemberian dosis optimal
ü Cek riwayat alergi
ü Selalu monitor vital sign
ü Evaluasi efektifitas analgesik
|
|
3.
|
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama ….jam diharapkan klien dapat menggerakkan badan
walau sedikit dengan kriteria hasil:
Mobility level (0208)
-
020801
Kemampuan seimbang
-
020802
Kemampuan mengubah posisi
-
020803
Dapat menggerakkan otot
-
020804
Dapat menggerakkan sendi
-
020805
Kemampuan berpindah
-
020806 Dapat berjalan kaki
-
020807 Menggunakan kursi roda
Keterangan penilaian NOC:
1. Ketergantungan
2. Dibantu orang lain dan peralatan
3. Dibantu orang lain
4. Menggunakan alat Bantu
5. Mandiri
|
Exercise therapy: Ambulation (0221)
ü
Monitoring
vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan
ü
Konsultasikan
dengan terapi fisik tentang rencana ambulansi sesuai dengan kebutuhan
ü
Bantu
klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cedera
ü
Ajarkan
pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulansi
ü
Kaji
klien dalam ambulansi
ü
Berikan
alat Bantu jika pasien memerlukan
ü
Ajarkan
pasien bagaimana mengubah posisi dan berikan bantuan
|
|
4.
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….jam diharapkan klien tidak
mengalami infeksi dengan kriteria hasil:
Risk control (1902)
-
190201
Mengetahui risiko
-
190202
Memonitor faktor risiko lingkungan
-
190203
Memonitor faktor risiko dari tingkah laku
-
190204
Mengembangkan strategi kontrol risiko secara efektif
-
190205
Melakukan
penyesuaian risiko mengendalikan strategi jika diperlukan
-
190206 Melakukan strategi kontrol risiko
-
190207 Mengikuti strategi kontrol resiko terpilih
-
190208 Memodifikasi gaya hidup untuk mengurangi risiko
-
190209 Menghindari ekspose ke ancaman kesehatan
-
190210 Berpartisipasi dalam screening yang berhubungan dengan masalah
kesehatan
-
190211 Berpartisipasi dalam screening untuk mengidentifikasi risiko
-
190212 Mendapatkan imunisasi yang tepat
-
190213 Menggunakan tenaga kesehatan yang sama dan sesuai kebutuhan
-
190214 Menggunakan dukungan personal untuk mengontrol risiko
-
190215 Menggunakan dukungan keluarga untuk mengontrol risiko
-
190216 Mengenali perubahan status kesehatan
-
190217 Memonitor perubahan status kesehatan
-
190218 Lainnya
Keterangan penilaian NOC:
1. tidak dilakukan sama sekali
2. jarang dilakukan
3. kadang dilakukan
4. sering dilakukan
5. selalu dilakukan
|
Infection control (6540)
ü
Observasi dan laporkan tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan,
panas, nyeri, tumor, dan adanya fungsiolesa
ü
Kaji temperature klien tiap 4 jam
ü
Catat dan laporkan nilai
laboratorium(leukosit, protein serum, albumin)
ü
Kaji warna kulit, kelembaban tekstur dari turgor, cuci kulit dengan
hati-hati, gunakan hidrasi dan pelembab seluruh permukaan
ü
Tingkatkan
intake cairan
ü
Dorong
pasien untuk istirahat
ü
Berikan
terapi antibiotik sesuai instruksi
ü
Ajar
pasien dan keluarga tentang bagaimana mencegah infeksi
|
|
5.
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….jam diharapkan klien
mengerti jelas tentang penyakit yang dialaminya dengan kriteria hasil:
Knowledge: disease process (1803)
-
180301 Familiar dengan proses penyakit
-
180302 Mendeskripsikan proses penyakit
-
180303 Mendeskripsikan faktor penyebab
-
180304 Mendeskripsikan faktor risiko
-
180305 Mendeskripsikan efek penyakit
-
180306 Mendeskripsikan tanda dan gejala
-
180307 Mendeskripsikan perjalanan penyakit
-
180308 Mendeskripsikan tindakan untuk menurunkan
progresifitas 180309 Mendeskripsikan komplikasi
-
180310 Mendeskripsikan tanda dan gejala dari
komplikasi
-
180311 Mendeskripsikan tindakan pencegahan untuk
mencegah komplikasi
-
180312 Lainnya
Keterangan
penilaian NOC:
1. tidak dilakukan sama sekali
2. jarang dilakukan
3. kadang dilakukan
4. sering dilakukan
5. selalu dilakukan
|
Teaching: disease process (5602)
ü Berikan penilaian tentang
tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
ü Jelaskan patofisiologi dari
penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi,
dengan cara yang tepat
ü Gambarkan proses penyakit dengan
cara yang tepat
ü Diskusikan pilihan terapi
ü Eksplorasi kemungkinan sumber
atau dukungan dengan cara yang tepat
ü Instruksikan pasien mengenai
tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan dengan
cara yang tepat
ü Sediakan informasi pada pasien
tentang kondisi, dengan cara yang tepat
|
|
6.
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …. jam diharapkan kecemasan
klien dapat berkurang dengan kriteria hasil:
Anxiety control (1402)
-
140201
Monitor intensitas kecemasan
-
140202
Menyingkrkan tanda kecemasan
-
140203
Menurunkan stimulasi lingkungan ketika cemas
-
140204
Mencari informasi untuk menurunkan cemas
-
140205
Merencanakan strategi koping
-
140206
Menggunakan strategi koping efektif
-
140207
Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan cemas
-
140208
Melaporkan penurunan durasi dari episode cemas
-
140209
Melaporkan peningkatan rentang waktu antara episode kecemasan
-
140210
Mempertahankan penampilan peran
-
140211
Mempertahankan hubungan sosial
-
140212
Mempertahankan konsentrasi
-
140213
Melaporkan tidak adanya gangguan persepsi sensori
-
140214
Melaporkan penurunan kebutuhan tidur adekuat
-
140215
Melaporkan tidak adanya manifestasi fisik dari kecemasan
-
140216
Tidak ada manifestasi kecemasan
-
140217
Merespon kontrol cemas
-
140218
Lainnya
Keterangan
penilaian NOC:
1. tidak dilakukan sama sekali
2. jarang dilakukan
3. kadang dilakukan
4. sering dilakukan
5. selalu dilakukan
|
Anxiety reduction (5820)
ü
Gunakan
pendekatan yang menyenangkan
ü
Nyatakan
dengan jelas harapan terhadap perilaku pasien
ü
Jelaskan
semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
ü
Berikan
informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
ü
Dengarkan
dengan penuh perhatian
ü
Identifikasi
tingkat kecemasan
ü
Dorong
pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
|
|
7.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …..x 24
jam, pasien pola istirahat/tidur pasien cukup (Sleep 004) dengan
criteria ;
-
000401 Waktu tidur
-
000402 Observasi
wktu tidur
-
000403 Pola tidur
-
000404 Kualitas
tidur
-
000405 Efisiensi
waktu tidur
-
000407 Tidur teratur
- 000408 Merasa segar pada
waktu tidur
-
000410 Bangun tepat
pada waktu nya
-
000411
Electroencephalogram seperti yang diharapkan
-
000412
Electromyogram seperti yang diharapkan
-
000413
Electro-oculogram seperti yang diharapkan
- 000414 Tanda-tanda vital
sesuai yang diharapkan
|
Sleep Enhancement 1850
ü
Pola aktifitas tidur
pasien
ü Menerangkan pada pasien efek
medikasi pada pola tidur
ü
Monitor pola tidur
pasien dan waktu tidur
ü
Jelaskan pentingnya
istirahat/tidur cukup waktu sakit
ü
Monitor pola tidur
pasien dan catat gejala fisik (apnea, obstruksi, tidak nyaman, frekwensi BAK)
psikologi (takut, cemas)
ü
Atur lingkungan
tidur (pencahayaan, bising suhu & tempat tidur)
ü
Diskusikan dengan
pasien dan keluarga : menentukan kenyamanan, teknik pengantar tidur, da
mengubh gaya hidup, itu akan membantu optimalisasi tidur.
ü
Pilih jadwak
medikasi untuk membantu tidur pasien/waktu tidur
|
BAB III
PENUTUP
Kwashiorkor merupakan suatu istilah untuk menyebutkan
gangguan gizi akibat kekurangan protein. Kwashiorkor berasal dari bahasa salah satu suku
di Afrika yang berarti "kekurangan
kasih sayang ibu". Tanda yang khas adalah adanya edema
(bengkak) pada seluruh tubuh sehingga orang yang menderita akan tampak gemuk,
terutama pada bagian wajah. Perut yang membesar juga sering ditemukan akibat
dari timbunan cairan pada rongga perut sehingga memunculkan istilah
"busung lapar".ensiklopedia.
Ketidakseimbangan kandungan makanan akan berdampak pada
kesehatan salah satunya adalah kekurangan protein. Kekurangan protein
menyebabkan manusia menderita penyakit yang disebut kwashiorkor atau busung
lapar. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk dari gangguan yang dikenal sebagai
Kurang Gizi dan Protein (KEP). Kita semua atau bahwa tiap individu itu tidak
akan memiliki metabolisme yang normal apabila kebutuhan kalori (energi)nya
tidak terpenuhi.
GEJALA
Kwashiorkor:
1.
Edema umumnya diseluruh tubuh dan terutama pada
punggung kaki.
2.
Wajah membulat dan sembab.
3.
Pandangan mata anak sayu.
4.
Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis.
5.
Rambut berwarna pirang, kusam dan mudah dicabut.
6.
Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada
posisi berdiri dan duduk.
7.
Gangguan kulit berupa bercak merah coklat yang meluas
dan berubah menjadi hitam terkelupas.
8. Anak
sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)
9. Sering disertai infeksi, anemia dan
diare/mencret.
Marasmus:
1.
Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus
kulit.
2.
Wajah seperti orang tua
3.
Cengeng, rewel
4.
Perut cekung
5.
Kulit keriput
6.
Sering disertai diare kronik atau susah buang air besar
PENYEBAB
# Kekurangan gizi merupakan suatu keadaan dimana terjadi
kekurangan zat-zat gizi ensensial, yang bisa disebabkan oleh: Asupan yang
kurang karena makanan yang jelek atau penyerapan yang buruk dari usus
(malabsorbsi)
# Penggunaan berlebihan dari zat-zat gizi oleh tubuh
# Kehilangan zat-zat gizi yang abnormal melalui diare, pendarahan, gagal ginjal atau keringat yang berlebihan.
# Penggunaan berlebihan dari zat-zat gizi oleh tubuh
# Kehilangan zat-zat gizi yang abnormal melalui diare, pendarahan, gagal ginjal atau keringat yang berlebihan.
Kelebihan gizi adalah suatu keadaan dimana terdapat
kelebihan dari zat-zat gizi esensial.
Faktor
yang mempengaruhi:
1.
Kemiskinan.
2.
Rendahnya kesadaran tentang gizi.
CARA MENGATASINYA
Dalam mengatasi kwashiorkor
ini secara klinis adalah dengan memberikan makanan bergizi secara bertahap. Bila
bayi menderita kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi susu yang diencerkan.
Secara bertahap keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat mencapai konsistensi
yang normal seperti susu biasa kembali.
Kalau anak sudah agak besar, bisa mulai dengan makanan encer, kemudian
makanan lunak (bubur) dan bila keadaan membaik, maka baru diberikan makanan
padat biasa. Sebuah selang plastik tipis (pipa nasogastrik) dimasukkan melalui
hidung, menyusuri kerongkongan sampai mencapai lambung atau usus halus.
FAKTOR RESIKO
Bayi dan anak-anak merupakan
resiko terbesar untuk mengalami kekurangan gizi karena mereka membutuhkan
sejumlah besar kalori dan zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Mereka bisa mengalami kekurangan zat besi, asam folat, vitamin C dan
tembaga karena makanan yang tidak memadai.
Kekurangan asupan protein, kalori dan zat gizi lainnya bisa menyebabkan
terjadinya kekurangan kalori protein (KKP), yang merupakan suatu bentuk dari
malnutrisi yang berat, yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan.
Kecenderungan untuk mengalami perdarahan pada bayi baru lahir (penyakit hemoragik pada bayi baru lahir), disebabkan oleh kekurangan vitamin K, dan bisa berakibat fatal.
Kecenderungan untuk mengalami perdarahan pada bayi baru lahir (penyakit hemoragik pada bayi baru lahir), disebabkan oleh kekurangan vitamin K, dan bisa berakibat fatal.
PENCEGAHAN
Memantau
pertumbuhan dan perkembangan kesehatan, yaitu : mengikuti perkembangan
kesehatan dan pertumbuhan anggota keluarga, terutama bayi, balita dan ibu
hamil.
Memantau
kesehatan dan pertumbuhan yaitu :
a. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
bayi dan anak balita.
b. Mencegah memburuknya keadaan gizi
c. Mengetahui kesehatan ibu hamil dan
perkembangan janin, mencegah ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah dan terjadinya perdarahan pada saat melahirkan.
d. Mengetahui kesehatan anggota keluarga
dewasa dan usia lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
·
http://www.warmasif.co.id/kesehatanonline/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=32
·
Santosa,Budi.2005.Panduan Diagnosa
Keperawatan Nanda.Jakarta:Prima Medika.
·
……2007.Diagnosa
Keperawatan Nanda Nic-Noc……
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, jangan lupa komentar yang sopan ya.