TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Pneumathorak aadalah keadaan terdapatnya udara
atau gas dalam rongga Pleura. Pada keadaan normal rongga pleura tidak berisi
udara, supaya paru-paru leluasa mengembang terhadap rongga dada. Pneumotoraks
dapat terjadi secara spontan maupun traumatic. Pneumotoraks spontan di bagi
menjadi primer dan sekunder, primer jika penyebabnya tidak diketahui, sedangkan
sekunder jika ada latar belakang penyakit paru,. Pneumotorak traumatic di bagi
menjadi pneumotorak traumatic iatrogenic dan bukan iatrogenic.
B. ETIOLOGI
Pneumotorak
dapat terjadi secara spontan atau traumatic dan klasifikasi pneumotorak
berdasarkan penyebabnya di bagi sbb:
- Pneumotorak
Spontan.
Adalah
setiap pneumotorak yang terjadi tiba-tiba tanpa adanya suatu penyebab ( trauma
ataupun iatrogenetik ), ada 2 jenis yaitu :
- Pneumotorak
Spontan Primer
Pneumotorak
Primer Spontan ( PSP ) adalah suatu pneumotorak yang terjadi tanpa ada riwayat
penyakit paru yang mendasari sebelumnya, umumnya pada individu sehat. Dewasa
muda, tidak berhubungan dengan aktivitas fisis yang berat tetapi juntru terjadi
pada saat istirahat dan sampai sekarang belum di ketahui penyebabnya.
- Pneumotorak
Spontan Sekunder
Pneumotorak
Spontan Sekunder ( PSP ) adalah suatu pneumotorak yanjg terjadi karena penyakit
paru yang mendasarinya (tuberculosis paru, PPOK, asma bronchial, pneumonia
tumor paru, dsb.
- Pneumotorak
Traumatik.
Adalah
pneumotorak yang terjadi akibat suatu penetrasi ke dalam rongga pleura karena
luka tusuk atau luka tembak atau tusukan jarum/kanuil. Pneumotorak Traumatik
juga ada 2 jenis yaitu :
- Pneumotorak
Traumatik bukan iatrogenic.
Adalah
pneumotorak yang terjadi karena jejas kecelakaan, misalnya jejas dinding dada
terbuka/tertutup, baro trauma.
- Pneumotorak
traumatic iatrogenic.
Adalah
pneumotorak yang terjadi akibat tindakan oleh tindakan tenaga medis.
Pneumotorak jenis inipun masih di bedakan menjadi 2:
o
Pneumotorak
traumatic iatrogenic aksidental, adalah pneumotoraks yang terjadi akibat
tindakan medis karena kesalahan/komplikasi tindkan tsb. Misalnya pada tindakan
parasentesis dada, biopsy pleural, biopsy transbronkial, biopsy/aspirsi paru
perkutneus, kanulasi vena sentral barotrauma ( mechanical ventilation ).
o
Pneumotoraks
traumatic iatrogenic artificial (deliberate) adalah pneumotorak yang sengaja
dikerjakan dengan cara mengisi udara ke dalam rongga pleura melalui jarum
dengan suatu alat Maxwell box. Biasanya untuk terapi tuberculosis.
C. PATOGENESIS
Pleura
secara anatomis merupakan satu lapis sel mesotelial, di tunjang oleh jaringan
ikat, pembuluh-pembuluih darah kapiler dan pembuluh-pembuluh getah bening.
Rongga pleura di batasi oleh 2 lapisan tipis sel mesotelial, terdiri atas
pleura parietalis dan pleura viselaris. Pleura parietalis melapisi oto-otot
dinding dada, tulang dan kattilago, diafragma dan mediastinum, sangat sensitive
terhadap nyeri. Pleura viseralis melapisi paru-paru dan menyusup ke dalam semua
fisura dan tidak sensitive terhadap nyeri. Rongga pleura individu sehat terisi
cairan (10-20 ml) dan berfungsi sebagai pelumas diantara kedua laoisan pleura.
Patogenesis
pneumotorak spontan sampai sekarang belum jelas.
a)
Pneumotoraks
Spontan Primer
Terjadi
karena robeknya suatu kantong udara dekat pleura viseralis. Penelitian secara
patologis membuktikan bahwa pasien pneumotorak spontan yang parunya direseksi
tampak adanya satu atau dua ruang berisi udara dalam bentuk blab dan bulla.
Bulla merupakan suatu kantong yang di batasi sebagian oleh pleura fibrotik yang
menebal, sebagian oleh jaringan fibrosa paru sendiri dan sebagian lagi oleh jaringan
paru emfisematus. Bleb terbentuk dari suatu alveoli yang pecah melalui jaringan
intertisial kedalam lapisan fibrosa tipis pleura viseralis yang kemudian
berkumpul dalam bentuk kista.
b)
Pneumotoraks
Spontan Sekunder
Terjadinya
pneumotoraks adalah akibat pecahnya bleb viseralis atau bulla subpleura dan
sering berhubungan dengan penyakit paru yang mendasarinya. Patogenesis PSS
multifaktoria, umumnya terjadi akibatkomplikasi penyakit PPOK (penyakit paru
obstruksi kronik) asma, fibrosis kistik, tuberculosis paru, penyakit-penyakit
poaru infiltratif lainnya (misalnya pneumonia supuratif dan termasuk pneumonia
p.carinii).
D. MANIFESTASI KLINIS
ü
Kelihan
subyektif :
1)
Nyeri dada
pada sisi oaru yang terkena lindskog dan halasz menemukan 69% dari 72 pasien
mengalami nyeri dada.
2)
Sesak,
dapat sampai berat, kadang bisa hilang dalam 24 jam apabila sebagian paru yang
kolaps sudah mengenbang kembali.
3)
Kombinasi
keluhan dan gejala klinis pneumotoraks sangat tergantung pada besarnya lesi
pneumotoraks.
Menurut
Mills dan Lucca
pasien pneumotoraks spontan dapat asimtomatik atau menimbulkan
gangguan-gangguan ringan sampai berat, biasanya timbul kombinasi nyeri dada,
batuk dispnea.
ü
Diagnostik
Fisis
Suara nafas melemah sampai menghilang. Fremitus melemah sampai
menghilang, resonansi perkusi dapat normal atau meningkat/hipersonor.
Pneumathoraks ukuran kecil gejala biasanya hanya berupa takikardia ringan dan
tidak khas. Pada pneumathoraks ukuran besar biasanya terdapat jelas suara nafas
yang melemah pada auskultasi,fremitus raha menurun dan hipersonor.
Pneumathoraks tension dicurigai apabila didapatkan adanya takikardia berat,
hipotermia dan pergeseran mediastinum atau trakea.
ü
Pemeriksaan
Penunjang
Analisis gas darah arteri memberikan gambaran hipoksemia meskipun pada
kebanyakan pasien sering tidak diperlukan. Pneumathoraks primer paru kiri
sering menimbulkan perubahan aksis QRS dan gelombang T prekardial pada gambaran
rekaman elektrokardiografi ( EKG ) dan dapat di tafsirkan sebagai infark
miokard akut ( IMA ).
Pada
pemeriksaan foto pada dada tampak gambaran sulkus kostofrenikus radiolusen,
sedang pneumathoraks tension pada gambaran foto dadanya tampak jumlah udara
hemitoraks yang cukup besar dan susunan mediastinum kontralateral.
E. DIAGNOSIS BANDING
Pneumathoraks dapat memberi gejala seperti infark miokard, emboli paru,
dan pneumonia. Pada pasien muda, tinggi, pria dan perokok jika setelah di foto
diketahui ada pneumotorak, umumnya diagnosis kita menjurus ke pneumotorak
spontan primer. Pneumotoraks spontan sekunder kadang-kadang sulit di bedakan
dengan pneumotoraks yang terlokalisasi dari suatu bleb emfisematus paru.
F.
KOMPLIKASI
Pneumotoraks
tension (terjadi pada 3-5% pasien Pneumotoraks), dapat mengakibatkan kegagalan
respirasi akut. Pro-pneumotoraks, Hidropneumotorakas, Hidro pneumotoraks/hemo-pneumotoraks,
henti jantung paru dan kematian (sangat jarang terjadi) ; pneumodiastinum dan
emfisima subkutan sebagai akibat komplikasi pneumotorak spontan, biasanya
karena pecahnya esophagus atau bronkus, sehingga kelainan tsb harus ditegakkan
(insidennya sekitar 1%), pneumotoraks simultan bilateral, insidennya sekitar 2%
; pneumotoraks kronik, bila tetap ada selama waktu lebih dari 3 bulan ,
insidennya sekitar 5%.
G.
PENATALAKSANAAN
Tindakan pengobatan pneumotorak tergantung beratnya, jika pasien dengan
pneumotorak ukurannya kecil dan stabil, biasanya hanya observasi dalam beberapa
hari (minggu) dengan foto dada steril tanpa harus di rawat inap di RS.
Pasien
pneumotoraks dengan klinis tidak sesak dan luas pneumotoraks < 15% cup di
lakukan observasi. Namun demikian bila di dapatkan penyakit paru yang
mendasarinya perlu dipasang WSD (tindakan dekompresi). Apabila ada batuk dan
nyeri dada, diobati secara simtomatis. Pasien dengan luas pneumotoraks kecil
unilateral dan stabil, tanpa gejala diperbolehkan berobat jalan dan dalam 2-3
hari pasien harus control lagi.
Menurut
asal penatalaksanaan pneumotorak spontan dibagi dalam :
1)
PSP, yang
terjadi pada usia muda dan fungsi paru normal, akan sembuh sendiri. Evaluasi
selanjutnya perlu berhati-hati sampai pengembangan paru sempurna, PSP ukuran
besar, bila ada aspirasi pipa kecil tidak mengembang dalam 24-48 jam, perlu di
pasang pipa interkostal besar, dengan water sealed drainage (WSD) atau
pengisapan secara perlahan-lahan memakai katup flutter (continous suction).
Bila perlu sudah mengembang, biarkan pipa rongga pleura di tempatnya dengan
klem alirannya dan di evaluasi selama 24 jam.
2)
PSS,
sebelum melakukan pemasangan pipa rongga pleura, perlu di yakini lagi adanya
pneumotoraks pada pasien-pasien emfisema, karena tindakan tsb dapat berakibat
fatal. Pada pasien dengan tanda-tanda pneumotoraks berat yang nyata atau
pneumotoraks ukuran besar, pemasangan pipa dada (tube thorakostomy) harus
dikerjakan dan dilakukan pula penyedotan hingga paru-paru berkembang.
H.
PROGNOSIS
Pasien dengan pneumotoraks spontan hamper
separuhnya akan mengalami kekambuhan, setelah sembuh dari observasi maupun
setelah pemasangan tube thoracostomy. Kekambuhan jarang terjadi pada
pasien-pasien pneumotoraks yang di lakukan terakotomi terbuka. Pasien yang
penatalaksanaannya cukup baik, umumnya tidak di jumpai komplikasi. [asien
pneumotoraks spontan sekunder tergantung penyakit paru yang mendasarinya.
Misalnya pada pasien PSS dan PPOK harus lebih berhati-hati karena sangat
berbahaya.
DIGNOSA KEPERAWATAN
A.
Masalah
yang lazim muncul pada klien :
a)
Bersihkan
jalan nafas tidak efektif b/d Inflamasi dan obstruksi jalan nafas.
b)
Deficit
volume cairan b/d Intake oral tidak adekuat, takipnea, demam.
c)
Intoleransi
aktivitas b/d Isolasi Respiratory.
d)
Deficit
pengetahuan b/d perawatan anak pulang.
B.
Discharge
planning
1.
Ajarkan pada orang tua tentang pemberian
obat.
a) Dosis, rute dan waktu yang cocok dan
menyelesaikan dosis seluruhnya.
b)
Efek
samping.
c)
Respon
anak.
2.
Berikan informasi
pada orang tua tentang cara pengendalian infeksi serta cara pencegahannya.
ü
Hindari
pemajanan kontak infesius
ü
Ikut
jadwal imunisasi.
C.
Nursing
Care
Diagnosa
keperawatan
|
NOC
|
NIC
|
Rasional
|
1. Bersihkan jalan nafas tidak efektif b/d bronkopasme.
|
a) Resparatiry Status (0403).
(040301) kecepatan pernapasan
(040302) irama pernapasan
(040303) kedalaman dari inspirasi.
(040304)
ekspansi dada seimbang
(040305) bernapas ringan
(040406) gerakan sputum yang keluar dari
jalan napas.
(040307) mampu bersuara.
(040308) epulsi udara
(040309) tidak ada oto yang di gunakan.
(040310) tidak ada bunyi suara yan muncul.
(040311)
tidak ada retraksi dada
(040312)
tidak dapat bernapas dengan bibir
(040313)
dispnea tidak mampu istirahat.
(040314)
tidak ada usaha keras dengan dispnea.
(040315)
tidak ada ortopnea.
(040316)
tidak ada SOB.
(040317)
tidak ada trakti fremitus.
(040318)
bunyi perkusi
(040319)
suara auskultasi nafas.
(040320)
bunyi auskultasi
(040321)
bronkhopnia.
(040322)
egophoni.
(040323)
suara pada dada.
(040324)
volume tidal.
(040325)
capasitas vital.
(040326)
ditentukan x-ray dada.
(040327)
fungsi jantung.
(040328)
lainnya…….
b) Respiratory Staus: Airway Patency (0410).
(041001)
tidak ad demam.
(041002)
tidak ada cemas.
(041003)
tidak ada penghambat.
(041004)
kecepatan pernapasan.
(041005)
irama napas.
(041006)
gerakan sputum yang keluar dari jalan napas.
(041007)
bunyi napas yang muncul bebas.
(041008)
lainnya…….
|
a)
Airway Suction (3160).
·
Auskultasi
suara napas sebelum dan sesudah suctioning.
·
Innformasikan
pada klien dan keliarga tentang suctioning.
·
Minta
klien napas dalam sebelum suction dilakukan.
·
Berikan
O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction nasotrakeal.
·
Gunakan
alat steril setiap melakukan tindakan.
·
Anjurkan
pasien untuk istirahat dan napas dalam.
·
Monitor
status O2 pasien.
·
Ajarkan
keluarga bagaimana cara melakukan suction.
·
Hentikan
suction dan berikan O2 jika poasien terjadi peningkatan saturasi O2.
b)
Airway Management (3140).
·
Buka
jalan napas, gunakan tekhnik chinlift atau jaw thrust bili perlu.
·
Posisikan
pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
·
Identifikasikan
pasien perlunya pemasangan alat jalan napas buatan.
·
Pasang
mayo bila perlu.
·
Lakukan
fisioterapi dada jika perlu.
·
Keluarkan
secret dengan batuk atau suction.
·
Auskultasi
suara, catat adanya suara tambahan.
·
Lakukan
suction pada mayo.
·
Berikan
bronkodilator bila perlu.
·
Atur
intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
·
Monitor
respirasi dan status O2.
|
§ Agar mengetahui suara napas klien.
§ Agar pasien melakukan suction.
§ Agar mudah melakukan suction.
§ Agar pernapasan klien normal.
§ Untuk mencegah infeksi.
§ Agar pasien nyaman.
§ Agar O2 seimbang.
§ Agar keluarga dapat malakukan suction.
§ Agar tidak terjadi saturasi O2.
§ Agar pasien bisa bernapas dengan lega.
§ Agar pasien nyaman.
§ Untuk membantu pasien agar bisa napas dengan
baik.
§ Untuk mengetahui adanya komplikasi.
§ Untuk mengoptimalkan jalan napas.
§ Agar pasien nyaman.
§ Untuk mengetahui adanya cairan/usdara.
§ Mengoptimalkan O2.
|
2. Resiko Defisit Volume cairan b/d intake yang kurang diaporesisi.
3) Intoleransi aktifitas b/d isolasi respiratory.
4) DEfisit pengetahuan b/d perawatan anak pulang.
|
a)
Fluid balance (0601)
(060101) TD yang diharapkan.
(060102) Rata-rata tekanan arteri yang
diharapkan
(060103) Tekanan venous tengah yang
diharapkan
(060104) Tekanan pulmonary yang diharapkan
(060105) Nadi yang diharapkan
(060106) Hipotensi tidak diperlihatkan
(060107) keseimbangan masukan dan pengeluaran
(060108) Datangnya suara nafas yang tidak
diperlihakan
(060109) BB tidak stabil
(060110) Tidak ada ascites
(060111) Tidak ada lapisan leher
menggelembung
(060112) Tidak ada edema
(060113) Mata cekung tidak diperlihatkan
(060114) Kebingungan tidak diperlihatkan
(060115) Tidak ada rasa haus yang berlebih
(060116) Hidrasi kulit
(060117) kelembaban membrane mukosa
(060118) Serum elektrolit dalam batas normal
(060119) Hematokrit dalam batas normal
(060120) Spesifik gravitasi urin dalam batas
normal.
b) Hidratyon (0602)
(060201)
Hidrasi kulit
(060202) Kelembaban membrane mukosa
(060203)
Tidak ada edema
(060204)
Tidak ada ascites
(060205)
tidak ada rasa haus
(060206) tidak ada datangnya suara nafas
(060207) tidak ada mata cekung
(060208)
Tidak ada demam
(060209) Kemampuan berkeringat
(060210) Hasil urin dalam batas normal
(060211) TD dalam batas normal
(060212) Hematokrit dalam batas normal
a)
Energy Conservation (0002) :
(000201) keseimbangan aktivitas dan
istirahat.
(00202)
tidur sebentar.
(000203) mengenal batasan energi.
(000204) kegunaan tekhnik pemeliharaan
energi.
(000205) menyesuaikan
(000206) memelihara / mempertahankan
kecukupan nutrisi.
(000207) menahan tingkat kecukupan untuk
aktifitas.
(00028)
Lainnya………...
b)
Self Care : ADL (Activities of DailynLiving) 0300.
(030001) Makanan yang enak.
(030002) berdandan
(030003) BAB dan BAK
(030004) Mandi, renang
(030005) mengurus, merawat diri.
(030006) Kebersihan
(030007) Kebersihan mulut.
(030008) Bantuan dalam mobilisasi: berjalan
kaki.
(030009) Bantuan dalam mobilisasi: kursi
roda.
(030010) pergantian pelaksanaan .
(030011) Lainnya……….
a) Knowledge: disease process(1803).
(180301) Mengetahui tentang nama penyakit.
(180302) Gambaran dari proses penyakit.
(180303) Gambaran dari sebab atau factor
sumbangan iuran.
(180304) Gambaran dari efek atau penyakit.
(180305) Gambaran dari actor resiko.
(180306) Gambaran dari tanda atau gejala.
(180307) Gambaran dari jalannya penyakit.
(180308) Gambaran dari tindakan untuk
meminimalkan jalannya penyakit.
(180309) Gambaran dari komplikasi.
(180310) Gambaran dari tanda dan gejala dari
komplikasi.
(180311) Gambaran dari tindakan pencegahan
untuk mencegah komplikasi.
(180312) Lainnya…..
b) Knowledge : health behaviour (1805)
(180501) Gambaran dari kesehatan nutrisi yang
praktis.
(180502) Gambaran dari kegunaan dari
aktivitas dan latihan /gerakan badan.
(180503) Gambaran dari pengaruh tekhnik
direksi stress.
(180504) Gambaran dari pengaruh pola tidur.
(180505) Gambarabn dari metode rencana
keluarga.
(180506) Gambaran efek kesehatan dari
merokok.
(180507) Gambaran efek kesehatabn dari
alcohol.
(180508) Gambaran efek kesehatan dari bahan
kimia.
(180509) Gambaran tekanan keamanan narkoba.
(180510) Gambaran tekanan ketidaknyamanan
dari narkoba.
(180511) Gambaran dari eek kopi.
(180512) Gambaran dari tindakan untuk
mengurangi resiko dari luka-luka.
(180513) Gambaran bagaiman cara menghindari
pencahayaan lingkungan.
(180514) Gambaran dari tindakan untuk
mencegah penularan penyakit infeksi.
(180515) Gambaran dari promosi kesehatan.
(180516) Lainnya………
|
Fluid Management (4120)
§ Timbang popok/pembalut jika perlu
§ Pertahankan intake dan output yang akurat
§ Monitor status hidrasi (kelembaban membrane
mukosa, nadi adekuat, tekanan ortostatik)
§ Monitor TTV
§ Monitor masukan makanan/cairan dan hitung
intake kalori harian
§ Kolaborasi pemberian cairan IV
§ Dorong
masukan oral
§ Berikan pemberian IV pada suhu ruangan
§ Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
§ Tawarkan snack ( jus buah, buah segar)
§ Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih
muncul memburuk
§ Atur kemungkinan tranfuse
§ Persiapan untuk transfuse
a) Activity Therapy (4310).
o Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik
dalam merencanakan program terapi yang tepat.
o Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan.
o Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social.
o Bantu untuk mengidentifikasikan dan
mendapatkan sumberyang di perlukan untuk aktivitas yang di inginkan.
o Bantu untuk mendapatkan alat bantuan
aktivitas seperti kursi roda, krek.
o Bantu untuk mengidentiikasikan aktivitas yang
disukai.
o Bantu klien untuk membuat jadwal latihan di
waktu luang.
o Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasikan kekurangan dalam beraktivias.
o Sediakan penguatan positif yang aktif
beraktivitas.
o Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi
diri dari penguatan.
o Monitor respon fisik, emosi,social dan
spiritual.
a)
Energy Management (0180).
§ Observasi adannya pembatasan klien dalam
melakukan aktivitas.
§ Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan
terhadap keterbatasan.
§ Kaji adanya actor yang menyebabkan kelelahan.
§ Monitor nutrisi dan sumber energi yang
adekuat.
§ Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik
dan emosi secara berlabih.
§ Monitor respon kardiovaskuler terhadap
aktivitas.
§ Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien.
a) Teaching : disease prosses (5602).
§ Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan
pasien tentang proses penyakit yang spesifik.
§ Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
bagaimana hal ini behubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
tepat.
§ Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul
pada penyakit, dengan cara yang benar.
§ Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang
tepat.
§ Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan
cara yang tepat.
§ Sediakan informasi pada pasien tentang
kondisi, dengan cara yang tepat.
§ Hindarkan harapan yang kosong.
§ Diskusikan pilihan terapi atau penanganan.
|
§ Mengetahui pengeluaran dari tubuh.
§ Intake dan output yang adekuat.
§ Agar pasien tidak dehidrasi.
§ Agar TV membaik.
§ Mengetahui intake kalori perhari.
§ Agar tidak terjadi dehidrasi.
§ Agar pasien mau makan.
§ Agar ruangan tetap sejuk.
§ Agar pasien mau makan.
§ Menambah nutrisi selain makanan lengkap.
§ Agar tidak terjadi syok.
§ Agar tidak terjadi syok.
§ Menghindari dehidrasi berat.
ü Agar tidak terjadi gerakan yang berlebihan.
ü Agar pasien bisa membuka diri.
ü Agar pasien tidak mudah lelah dalam melakukan
sesuatu.
ü Agar mendapatkan nutrisi yang baik.
ü Agar pasien tidak mudah emosi.
ü Agar pasien bisa aktivitas dengan baik.
ü Agar pasien bisa tidur dengan baik.
ü Menilai pengetahuan pasien tentang
penyakitnya.
ü Agar pasien tau tentang jalannya penyakit.
ü Agar pasien tau gejala dari penyakitnya.
ü Agar pasien tau proses dari penyakitnya.
ü Agar pasien tau tentang penyebab penyakitny
ü Agar pasien au tentang kondisinya.
ü Agar pasien tiodak mendapatkan
harapan-harapan yang kosong.
ü Agar pasien cepat sembuh dari penyakitnya.
|
Respiratory Status: Ventilation (0403)
Respiratory Status:
Ventilation
|
Sangat
setuju
1
|
Cukup
setuju
2
|
Setuju
3
|
Kurang
setuju
4
|
Tidak
setuju
5
|
c) Resparatiry Status (0403).
(040301) kecepatan pernapasan
(040302) irama pernapasan
(040303) kedalaman dari inspirasi.
(040304)
ekspansi dada seimbang
(040305) bernapas ringan
(040406) gerakan sputum yang keluar dari
jalan napas.
(040307) mampu bersuara.
(040308) epulsi udara
(040309) tidak ada oto yang di gunakan.
(040310) tidak ada bunyi suara yan muncul.
(040311)
tidak ada retraksi dada
(040312)
tidak dapat bernapas dengan bibir
(040313)
dispnea tidak mampu istirahat.
(040314)
tidak ada usaha keras dengan dispnea.
(040315)
tidak ada ortopnea.
(040316)
tidak ada SOB.
(040317)
tidak ada trakti fremitus.
(040318)
bunyi perkusi
(040319)
suara auskultasi nafas.
(040320)
bunyi auskultasi
(040321)
bronkhopnia.
(040322)
egophoni.
(040323)
suara pada dada.
(040324)
volume tidal.
(040325)
capasitas vital.
(040326)
ditentukan x-ray dada.
(040327)
fungsi jantung.
(040328)
lainnya…….
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
|
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
|
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
|
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
|
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
|
Respiratory Status: Airway patency (0410)
Respiratory Status:
Airway patency
|
Sangat
setuju
1
|
Cukup
setuju
2
|
Setuju
3
|
Kurang
setuju
4
|
Tidak
setuju
5
|
d) Respiratory Staus: Airway Patency (0410).
(041001)
tidak ad demam.
(041002)
tidak ada cemas.
(041003)
tidak ada penghambat.
(041004)
kecepatan pernapasan.
(041005)
irama napas.
(041006)
gerakan sputum yang keluar dari jalan napas.
(041007)
bunyi napas yang muncul bebas.
(041008)
lainnya…….
|
1
1
1
1
1
1
1
1
|
2
2
2
2
2
2
2
2
|
3
3
3
3
3
3
3
3
|
4
4
4
4
4
4
4
4
|
5
5
5
5
5
5
5
5
|
Fluid Balance (0601)
Fluid Balance
|
Sangat
setuju
1
|
Cukup
setuju
2
|
Setuju
3
|
Kurang
setuju
4
|
Tidak
setuju
5
|
a)
Fluid balance (0601)
(060101) TD yang diharapkan.
(060102) Rata-rata tekanan arteri yang
diharapkan
(060103) Tekanan venous tengah yang
diharapkan
(060104) Tekanan pulmonary yang diharapkan
(060105) Nadi yang diharapkan
(060106) Hipotensi tidak diperlihatkan
(060107) keseimbangan masukan dan pengeluaran
(060108) Datangnya suara nafas yang tidak
diperlihakan
(060109) BB tidak stabil
(060110) Tidak ada ascites
(060111) Tidak ada lapisan leher
menggelembung
(060112) Tidak ada edema
(060113) Mata cekung tidak diperlihatkan
(060114) Kebingungan tidak diperlihatkan
(060115) Tidak ada rasa haus yang berlebih
(060116) Hidrasi kulit
(060117) kelembaban membrane mukosa
(060118) Serum elektrolit dalam batas normal
(060119) Hematokrit dalam batas normal
(060120) Spesifik gravitasi urin dalam batas
normal.
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
|
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
|
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
|
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
|
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
|
Hydration
(0602)
Hydration
|
Sangat
setuju
1
|
Cukup
setuju
2
|
Setuju
3
|
Kurang
setuju
4
|
Tidak
setuju
5
|
b) Hidratyon (0602)
(060201)
Hidrasi kulit
(060202) Kelembaban membrane mukosa
(060203) Tidak ada edema
(060204) Tidak ada ascites
(060205) tidak ada rasa haus
(060206) tidak ada datangnya suara nafas
(060207) tidak ada mata cekung
(060208) Tidak ada demam
(060209) Kemampuan berkeringat
(060210) Hasil urin dalam batas normal
(060211) TD dalam batas normal
(060212) Hematokrit dalam batas normal
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
|
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
|
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
|
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
|
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
|
Enegy
Converservatiom (0002)
Enegy
Converservatiom
|
Tidak semua
1
|
Kurang luas
2
|
Luas
3
|
Sangat luas
4
|
Sangat kuas sekali
5
|
a)
Energy Conservation (0002) :
(000201) keseimbangan aktivitas dan
istirahat.
(00202)
tidur sebentar.
(000203) mengenal batasan energi.
(000204) kegunaan tekhnik pemeliharaan
energi.
(000205) menyesuaikan
(000206) memelihara / mempertahankan
kecukupan nutrisi.
(000207) menahan tingkat kecukupan untuk
aktifitas.
(00028)
Lainnya………...
|
1
1
1
1
1
1
1
1
|
2
2
2
2
2
2
2
2
|
3
3
3
3
3
3
3
3
|
4
4
4
4
4
4
4
4
|
5
5
5
5
5
5
5
5
|
Self Care : ADL(Activity of Daily Living) 0300
Self Care : ADL(Activity of Daily Living)
|
tidak ada ikut
serta
1
|
Membutuhkan bantuan
seseorang dan nasehat
2
|
Membutuhkan bantuan
seseorang
3
|
Bebas dari bantuan
4
|
Banruan lengkap
5
|
Self Care : ADL (Activities of DailynLiving)
0300.
(030001) Makanan yang enak.
(030002) berdandan
(030003) BAB dan BAK
(030004) Mandi, renang
(030005) mengurus, merawat diri.
(030006) Kebersihan
(030007) Kebersihan mulut.
(030008) Bantuan dalam mobilisasi: berjalan
kaki.
(030009) Bantuan dalam mobilisasi: kursi
roda.
(030010) pergantian pelaksanaan .
(030011) Lainnya……….
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
|
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
|
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
|
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
|
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
|
Knowledge : disease process
(1803)
Luas
5
|
Sangat penting
4
|
Sedang
3
|
Keterbatasan
2
|
Tidak sama sekali
1
|
Knowledge : disease process
|
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
|
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
|
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
|
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
|
Knowledge: disease process(1803).
(180301) Mengetahui tentang nama penyakit.
(180302) Gambaran dari proses penyakit.
(180303) Gambaran dari sebab atau factor
sumbangan iuran.
(180304) Gambaran dari efek atau penyakit.
(180305) Gambaran dari actor resiko.
(180306) Gambaran dari tanda atau gejala.
(180307) Gambaran dari jalannya penyakit.
(180308) Gambaran dari tindakan untuk
meminimalkan jalannya penyakit.
(180309) Gambaran dari komplikasi.
(180310) Gambaran dari tanda dan gejala dari
komplikasi.
(180311) Gambaran dari tindakan pencegahan
untuk mencegah komplikasi.
(180312) Lainnya…..
|
Knowledge : Health behafiour
(1805)
Luas
5
|
Sangat penting
4
|
Sedang
3
|
Keterbatasan
2
|
Tidak sama sekali
1
|
Knowledge : Health behafiour
|
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
|
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
|
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
|
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
|
Knowledge : health behaviour (1805)
(180501) Gambaran dari kesehatan nutrisi yang
praktis.
(180502) Gambaran dari kegunaan dari
aktivitas dan latihan /gerakan badan.
(180503) Gambaran dari pengaruh tekhnik
direksi stress.
(180504) Gambaran dari pengaruh pola tidur.
(180505) Gambarabn dari metode rencana
keluarga.
(180506) Gambaran efek kesehatan dari
merokok.
(180507) Gambaran efek kesehatabn dari
alcohol.
(180508) Gambaran efek kesehatan dari bahan
kimia.
(180509) Gambaran tekanan keamanan narkoba.
(180510) Gambaran tekanan ketidaknyamanan
dari narkoba.
(180511) Gambaran dari eek kopi.
(180512) Gambaran dari tindakan untuk
mengurangi resiko dari luka-luka.
(180513) Gambaran bagaiman cara menghindari
pencahayaan lingkungan.
(180514) Gambaran dari tindakan untuk
mencegah penularan penyakit infeksi.
(180515) Gambaran dari promosi kesehatan.
(180516) Lainnya………
|
DAFTAR PUSTAKA
1) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II,
Edisi 3, 2001, Jakarta
: FKUI
2) Aplikasi Nanda (NIC NOC), 2008
3) C.McCloskey, Joanne. Nursing Interventions
Classification (NIC), Second Edition
4) Johnson, Marion . Nursing Outcomes Classification
(NOC), Second Edition.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, jangan lupa komentar yang sopan ya.