BLOG INI BERISI CONTO LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MENGENAI PENYAKIT DAN TATALAKSAANYA.

Saturday, August 27, 2016

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PNEUMOTHORAX

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
                        Pneumathorak aadalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga Pleura. Pada keadaan normal rongga pleura tidak berisi udara, supaya paru-paru leluasa mengembang terhadap rongga dada. Pneumotoraks dapat terjadi secara spontan maupun traumatic. Pneumotoraks spontan di bagi menjadi primer dan sekunder, primer jika penyebabnya tidak diketahui, sedangkan sekunder jika ada latar belakang penyakit paru,. Pneumotorak traumatic di bagi menjadi pneumotorak traumatic iatrogenic dan bukan iatrogenic.

B. ETIOLOGI
            Pneumotorak dapat terjadi secara spontan atau traumatic dan klasifikasi pneumotorak berdasarkan penyebabnya di bagi sbb:
  1. Pneumotorak Spontan.
Adalah setiap pneumotorak yang terjadi tiba-tiba tanpa adanya suatu penyebab ( trauma ataupun iatrogenetik ), ada 2 jenis yaitu :
    • Pneumotorak Spontan Primer
Pneumotorak Primer Spontan ( PSP ) adalah suatu pneumotorak yang terjadi tanpa ada riwayat penyakit paru yang mendasari sebelumnya, umumnya pada individu sehat. Dewasa muda, tidak berhubungan dengan aktivitas fisis yang berat tetapi juntru terjadi pada saat istirahat dan sampai sekarang belum di ketahui penyebabnya.
    • Pneumotorak Spontan Sekunder
Pneumotorak Spontan Sekunder ( PSP ) adalah suatu pneumotorak yanjg terjadi karena penyakit paru yang mendasarinya (tuberculosis paru, PPOK, asma bronchial, pneumonia tumor paru, dsb.

  1. Pneumotorak Traumatik.
Adalah pneumotorak yang terjadi akibat suatu penetrasi ke dalam rongga pleura karena luka tusuk atau luka tembak atau tusukan jarum/kanuil. Pneumotorak Traumatik juga ada 2 jenis yaitu :
    • Pneumotorak Traumatik bukan iatrogenic.
Adalah pneumotorak yang terjadi karena jejas kecelakaan, misalnya jejas dinding dada terbuka/tertutup, baro trauma.
    • Pneumotorak traumatic iatrogenic.
Adalah pneumotorak yang terjadi akibat tindakan oleh tindakan tenaga medis. Pneumotorak jenis inipun masih di bedakan menjadi 2:
o   Pneumotorak traumatic iatrogenic aksidental, adalah pneumotoraks yang terjadi akibat tindakan medis karena kesalahan/komplikasi tindkan tsb. Misalnya pada tindakan parasentesis dada, biopsy pleural, biopsy transbronkial, biopsy/aspirsi paru perkutneus, kanulasi vena sentral barotrauma ( mechanical ventilation ).
o   Pneumotoraks traumatic iatrogenic artificial (deliberate) adalah pneumotorak yang sengaja dikerjakan dengan cara mengisi udara ke dalam rongga pleura melalui jarum dengan suatu alat Maxwell box. Biasanya untuk terapi tuberculosis.

C. PATOGENESIS
            Pleura secara anatomis merupakan satu lapis sel mesotelial, di tunjang oleh jaringan ikat, pembuluh-pembuluih darah kapiler dan pembuluh-pembuluh getah bening. Rongga pleura di batasi oleh 2 lapisan tipis sel mesotelial, terdiri atas pleura parietalis dan pleura viselaris. Pleura parietalis melapisi oto-otot dinding dada, tulang dan kattilago, diafragma dan mediastinum, sangat sensitive terhadap nyeri. Pleura viseralis melapisi paru-paru dan menyusup ke dalam semua fisura dan tidak sensitive terhadap nyeri. Rongga pleura individu sehat terisi cairan (10-20 ml) dan berfungsi sebagai pelumas diantara kedua laoisan pleura.
            Patogenesis pneumotorak spontan sampai sekarang belum jelas.
a)      Pneumotoraks Spontan Primer
Terjadi karena robeknya suatu kantong udara dekat pleura viseralis. Penelitian secara patologis membuktikan bahwa pasien pneumotorak spontan yang parunya direseksi tampak adanya satu atau dua ruang berisi udara dalam bentuk blab dan bulla. Bulla merupakan suatu kantong yang di batasi sebagian oleh pleura fibrotik yang menebal, sebagian oleh jaringan fibrosa paru sendiri dan sebagian lagi oleh jaringan paru emfisematus. Bleb terbentuk dari suatu alveoli yang pecah melalui jaringan intertisial kedalam lapisan fibrosa tipis pleura viseralis yang kemudian berkumpul dalam bentuk kista.
b)      Pneumotoraks Spontan Sekunder
Terjadinya pneumotoraks adalah akibat pecahnya bleb viseralis atau bulla subpleura dan sering berhubungan dengan penyakit paru yang mendasarinya. Patogenesis PSS multifaktoria, umumnya terjadi akibatkomplikasi penyakit PPOK (penyakit paru obstruksi kronik) asma, fibrosis kistik, tuberculosis paru, penyakit-penyakit poaru infiltratif lainnya (misalnya pneumonia supuratif dan termasuk pneumonia p.carinii).

D. MANIFESTASI KLINIS
ü  Kelihan subyektif :
1)      Nyeri dada pada sisi oaru yang terkena lindskog dan halasz menemukan 69% dari 72 pasien mengalami nyeri dada.
2)      Sesak, dapat sampai berat, kadang bisa hilang dalam 24 jam apabila sebagian paru yang kolaps sudah mengenbang kembali.
3)      Kombinasi keluhan dan gejala klinis pneumotoraks sangat tergantung pada besarnya lesi pneumotoraks.

Menurut Mills dan Lucca pasien pneumotoraks spontan dapat asimtomatik atau menimbulkan gangguan-gangguan ringan sampai berat, biasanya timbul kombinasi nyeri dada, batuk dispnea.
ü  Diagnostik Fisis
Suara nafas melemah sampai menghilang. Fremitus melemah sampai menghilang, resonansi perkusi dapat normal atau meningkat/hipersonor. Pneumathoraks ukuran kecil gejala biasanya hanya berupa takikardia ringan dan tidak khas. Pada pneumathoraks ukuran besar biasanya terdapat jelas suara nafas yang melemah pada auskultasi,fremitus raha menurun dan hipersonor. Pneumathoraks tension dicurigai apabila didapatkan adanya takikardia berat, hipotermia dan pergeseran mediastinum atau trakea.
ü  Pemeriksaan Penunjang
Analisis gas darah arteri memberikan gambaran hipoksemia meskipun pada kebanyakan pasien sering tidak diperlukan. Pneumathoraks primer paru kiri sering menimbulkan perubahan aksis QRS dan gelombang T prekardial pada gambaran rekaman elektrokardiografi ( EKG ) dan dapat di tafsirkan sebagai infark miokard akut ( IMA ).
                                    Pada pemeriksaan foto pada dada tampak gambaran sulkus kostofrenikus radiolusen, sedang pneumathoraks tension pada gambaran foto dadanya tampak jumlah udara hemitoraks yang cukup besar dan susunan mediastinum kontralateral.

E.     DIAGNOSIS BANDING
Pneumathoraks dapat memberi gejala seperti infark miokard, emboli paru, dan pneumonia. Pada pasien muda, tinggi, pria dan perokok jika setelah di foto diketahui ada pneumotorak, umumnya diagnosis kita menjurus ke pneumotorak spontan primer. Pneumotoraks spontan sekunder kadang-kadang sulit di bedakan dengan pneumotoraks yang terlokalisasi dari suatu bleb emfisematus paru.

F.      KOMPLIKASI
            Pneumotoraks tension (terjadi pada 3-5% pasien Pneumotoraks), dapat mengakibatkan kegagalan respirasi akut. Pro-pneumotoraks, Hidropneumotorakas, Hidro pneumotoraks/hemo-pneumotoraks, henti jantung paru dan kematian (sangat jarang terjadi) ; pneumodiastinum dan emfisima subkutan sebagai akibat komplikasi pneumotorak spontan, biasanya karena pecahnya esophagus atau bronkus, sehingga kelainan tsb harus ditegakkan (insidennya sekitar 1%), pneumotoraks simultan bilateral, insidennya sekitar 2% ; pneumotoraks kronik, bila tetap ada selama waktu lebih dari 3 bulan , insidennya sekitar 5%.

G.        PENATALAKSANAAN
Tindakan pengobatan pneumotorak tergantung beratnya, jika pasien dengan pneumotorak ukurannya kecil dan stabil, biasanya hanya observasi dalam beberapa hari (minggu) dengan foto dada steril tanpa harus di rawat inap di RS.
Pasien pneumotoraks dengan klinis tidak sesak dan luas pneumotoraks < 15% cup di lakukan observasi. Namun demikian bila di dapatkan penyakit paru yang mendasarinya perlu dipasang WSD (tindakan dekompresi). Apabila ada batuk dan nyeri dada, diobati secara simtomatis. Pasien dengan luas pneumotoraks kecil unilateral dan stabil, tanpa gejala diperbolehkan berobat jalan dan dalam 2-3 hari pasien harus control lagi.

Menurut asal penatalaksanaan pneumotorak spontan dibagi dalam :
1)      PSP, yang terjadi pada usia muda dan fungsi paru normal, akan sembuh sendiri. Evaluasi selanjutnya perlu berhati-hati sampai pengembangan paru sempurna, PSP ukuran besar, bila ada aspirasi pipa kecil tidak mengembang dalam 24-48 jam, perlu di pasang pipa interkostal besar, dengan water sealed drainage (WSD) atau pengisapan secara perlahan-lahan memakai katup flutter (continous suction). Bila perlu sudah mengembang, biarkan pipa rongga pleura di tempatnya dengan klem alirannya dan di evaluasi selama 24 jam.
2)      PSS, sebelum melakukan pemasangan pipa rongga pleura, perlu di yakini lagi adanya pneumotoraks pada pasien-pasien emfisema, karena tindakan tsb dapat berakibat fatal. Pada pasien dengan tanda-tanda pneumotoraks berat yang nyata atau pneumotoraks ukuran besar, pemasangan pipa dada (tube thorakostomy) harus dikerjakan dan dilakukan pula penyedotan hingga paru-paru berkembang.

H.        PROGNOSIS
      Pasien dengan pneumotoraks spontan hamper separuhnya akan mengalami kekambuhan, setelah sembuh dari observasi maupun setelah pemasangan tube thoracostomy. Kekambuhan jarang terjadi pada pasien-pasien pneumotoraks yang di lakukan terakotomi terbuka. Pasien yang penatalaksanaannya cukup baik, umumnya tidak di jumpai komplikasi. [asien pneumotoraks spontan sekunder tergantung penyakit paru yang mendasarinya. Misalnya pada pasien PSS dan PPOK harus lebih berhati-hati karena sangat berbahaya.
































DIGNOSA KEPERAWATAN

A.            Masalah yang lazim muncul pada klien :
a)          Bersihkan jalan nafas tidak efektif b/d Inflamasi dan obstruksi jalan nafas.
b)          Deficit volume cairan b/d Intake oral tidak adekuat, takipnea, demam.
c)          Intoleransi aktivitas b/d Isolasi Respiratory.
d)         Deficit pengetahuan b/d perawatan anak pulang.

B.             Discharge planning
1.                Ajarkan pada orang tua tentang pemberian obat.
  a)     Dosis, rute dan waktu yang cocok dan menyelesaikan dosis seluruhnya.
b)      Efek samping.
c)      Respon anak.

2.      Berikan informasi pada orang tua tentang cara pengendalian infeksi serta cara pencegahannya.
ü  Hindari pemajanan kontak infesius
ü  Ikut jadwal imunisasi.

C.             Nursing Care

Diagnosa keperawatan
NOC
NIC
Rasional
1. Bersihkan jalan nafas tidak efektif b/d bronkopasme.
a)       Resparatiry Status (0403).

(040301) kecepatan pernapasan
(040302) irama pernapasan
(040303) kedalaman dari inspirasi.
(040304)  ekspansi dada seimbang
(040305) bernapas ringan
(040406) gerakan sputum yang keluar dari jalan napas.
(040307) mampu bersuara.
(040308) epulsi udara
(040309) tidak ada oto yang di gunakan.
(040310) tidak ada bunyi suara yan muncul.
(040311)  tidak ada retraksi dada
(040312)  tidak dapat bernapas dengan bibir
(040313)  dispnea tidak mampu istirahat.
(040314)  tidak ada usaha keras dengan dispnea.
(040315)  tidak ada ortopnea.
(040316)  tidak ada SOB.
(040317)  tidak ada trakti fremitus.
(040318)  bunyi perkusi
(040319)  suara auskultasi nafas.
(040320)  bunyi auskultasi
(040321)  bronkhopnia.
(040322)  egophoni.
(040323)  suara pada dada.
(040324)  volume tidal.
(040325)  capasitas vital.
(040326)  ditentukan x-ray dada.
(040327)  fungsi jantung.
(040328)  lainnya…….

b)      Respiratory Staus: Airway Patency (0410).

(041001)  tidak ad demam.
(041002)  tidak ada cemas.
(041003)  tidak ada penghambat.
(041004)  kecepatan pernapasan.
(041005)  irama napas.
(041006)  gerakan sputum yang keluar dari jalan napas.
(041007)  bunyi napas yang muncul bebas.
(041008)  lainnya…….



a)  Airway Suction (3160).
·         Auskultasi suara napas sebelum dan sesudah suctioning.
·         Innformasikan pada klien dan keliarga tentang suctioning.
·         Minta klien napas dalam sebelum suction dilakukan.
·         Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction nasotrakeal.
·         Gunakan alat steril setiap melakukan tindakan.
·         Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam.
·         Monitor status O2 pasien.
·         Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suction.
·         Hentikan suction dan berikan O2 jika poasien terjadi peningkatan saturasi O2.

b)  Airway Management (3140).
·         Buka jalan napas, gunakan tekhnik chinlift atau jaw thrust bili perlu.
·         Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
·         Identifikasikan pasien perlunya pemasangan alat jalan napas buatan.
·         Pasang mayo bila perlu.


·         Lakukan fisioterapi dada jika perlu.

·         Keluarkan secret dengan batuk atau suction.
·         Auskultasi suara, catat adanya suara tambahan.
·         Lakukan suction pada mayo.
·         Berikan bronkodilator bila perlu.

·         Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
·         Monitor respirasi dan status O2.



§  Agar mengetahui suara napas klien.
§  Agar pasien melakukan suction.
§  Agar mudah melakukan suction.
§  Agar pernapasan klien normal.


§  Untuk mencegah infeksi.

§  Agar pasien nyaman.

§  Agar O2 seimbang.
§  Agar keluarga dapat malakukan suction.
§  Agar tidak terjadi saturasi O2.





§  Agar pasien bisa bernapas dengan lega.

§  Agar pasien nyaman.


§  Untuk membantu pasien agar bisa napas dengan baik.
§  Untuk mengetahui adanya komplikasi.



§  Untuk mengoptimalkan jalan napas.



§  Agar pasien nyaman.




§  Untuk mengetahui adanya cairan/usdara.

§  Mengoptimalkan O2.



2. Resiko Defisit Volume cairan b/d intake yang kurang diaporesisi.





























































































3) Intoleransi aktifitas b/d isolasi respiratory.






















































































4) DEfisit pengetahuan b/d perawatan anak pulang.











a) Fluid balance (0601)

(060101)  TD yang diharapkan.
(060102) Rata-rata tekanan arteri yang diharapkan
(060103) Tekanan venous tengah yang diharapkan
(060104) Tekanan pulmonary yang diharapkan
(060105) Nadi yang diharapkan
(060106) Hipotensi tidak diperlihatkan
(060107) keseimbangan masukan dan pengeluaran
(060108) Datangnya suara nafas yang tidak diperlihakan
(060109) BB tidak stabil
(060110) Tidak ada ascites
(060111) Tidak ada lapisan leher menggelembung
(060112) Tidak ada edema
(060113) Mata cekung tidak diperlihatkan
(060114) Kebingungan tidak diperlihatkan
(060115) Tidak ada rasa haus yang berlebih
(060116) Hidrasi kulit
(060117) kelembaban membrane mukosa
(060118) Serum elektrolit dalam batas normal
(060119) Hematokrit dalam batas normal
(060120) Spesifik gravitasi urin dalam batas normal.
b) Hidratyon (0602)

(060201) Hidrasi kulit
(060202) Kelembaban membrane mukosa
(060203) Tidak ada edema
(060204) Tidak ada ascites
(060205) tidak ada rasa haus
(060206) tidak ada datangnya suara nafas
(060207) tidak ada mata cekung
(060208) Tidak ada demam
(060209) Kemampuan berkeringat
(060210) Hasil urin dalam batas normal
(060211) TD dalam batas normal
(060212) Hematokrit dalam batas normal


a)  Energy Conservation (0002) :
(000201) keseimbangan aktivitas dan istirahat.

(00202)  tidur sebentar.
(000203) mengenal batasan energi.
(000204) kegunaan tekhnik pemeliharaan energi.
(000205) menyesuaikan gaya hidup untuk tingkat energi.
(000206) memelihara / mempertahankan kecukupan nutrisi.
(000207) menahan tingkat kecukupan untuk aktifitas.
(00028)  Lainnya………...












b)  Self Care : ADL (Activities of DailynLiving) 0300.
(030001) Makanan yang enak.
(030002) berdandan
(030003) BAB dan BAK
(030004) Mandi, renang
(030005) mengurus, merawat diri.
(030006) Kebersihan
(030007) Kebersihan mulut.
(030008) Bantuan dalam mobilisasi: berjalan kaki.
(030009) Bantuan dalam mobilisasi: kursi roda.
(030010) pergantian pelaksanaan .
(030011) Lainnya……….




a) Knowledge: disease process(1803).
(180301) Mengetahui tentang nama penyakit.
(180302) Gambaran dari proses penyakit.
(180303) Gambaran dari sebab atau factor sumbangan iuran.
(180304) Gambaran dari efek atau penyakit.
(180305) Gambaran dari actor resiko.
(180306) Gambaran dari tanda atau gejala.
(180307) Gambaran dari jalannya penyakit.
(180308) Gambaran dari tindakan untuk meminimalkan jalannya penyakit.
(180309) Gambaran dari komplikasi.
(180310) Gambaran dari tanda dan gejala dari komplikasi.
(180311) Gambaran dari tindakan pencegahan untuk mencegah komplikasi.
(180312) Lainnya…..

b) Knowledge : health behaviour (1805)
(180501) Gambaran dari kesehatan nutrisi yang praktis.
(180502) Gambaran dari kegunaan dari aktivitas dan latihan /gerakan badan.
(180503) Gambaran dari pengaruh tekhnik direksi stress.
(180504) Gambaran dari pengaruh pola tidur.
(180505) Gambarabn dari metode rencana keluarga.
(180506) Gambaran efek kesehatan dari merokok.
(180507) Gambaran efek kesehatabn dari alcohol.
(180508) Gambaran efek kesehatan dari bahan kimia.
(180509) Gambaran tekanan keamanan narkoba.
(180510) Gambaran tekanan ketidaknyamanan dari narkoba.
(180511) Gambaran dari eek kopi.
(180512) Gambaran dari tindakan untuk mengurangi resiko dari luka-luka.
(180513) Gambaran bagaiman cara menghindari pencahayaan lingkungan.
(180514) Gambaran dari tindakan untuk mencegah penularan penyakit infeksi.
(180515) Gambaran dari promosi kesehatan.
(180516) Lainnya………





Fluid Management (4120)
§ Timbang popok/pembalut jika perlu

§ Pertahankan intake dan output yang akurat
§ Monitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan ortostatik)
§ Monitor TTV

§ Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian
§ Kolaborasi pemberian cairan IV
§  Dorong masukan oral


§ Berikan pemberian IV pada suhu ruangan
§ Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
§ Tawarkan snack ( jus buah, buah segar)


§ Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk
§ Atur kemungkinan tranfuse
§ Persiapan untuk transfuse




































a)  Activity Therapy (4310).

o   Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan program terapi yang tepat.
o   Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan.
o   Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social.
o   Bantu untuk mengidentifikasikan dan mendapatkan sumberyang di perlukan untuk aktivitas yang di inginkan.
o   Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek.
o   Bantu untuk mengidentiikasikan aktivitas yang disukai.
o   Bantu klien untuk membuat jadwal latihan di waktu luang.
o   Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasikan kekurangan dalam beraktivias.
o   Sediakan penguatan positif yang aktif beraktivitas.
o   Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dari penguatan.
o   Monitor respon fisik, emosi,social dan spiritual.


a)   Energy Management (0180).
§  Observasi adannya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas.
§  Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan.
§  Kaji adanya actor yang menyebabkan kelelahan.


§  Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat.
§  Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlabih.
§  Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas.
§  Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien.






a) Teaching : disease prosses (5602).

§  Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik.
§  Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini behubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
§  Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang benar.
§  Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat.
§  Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat.
§  Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat.
§  Hindarkan harapan yang kosong.




§  Diskusikan pilihan terapi atau penanganan.

        1.  



§  Mengetahui pengeluaran dari tubuh.

§  Intake dan output yang adekuat.

§  Agar pasien tidak dehidrasi.



§  Agar TV membaik.
§  Mengetahui intake kalori perhari.

§  Agar tidak terjadi dehidrasi.
§  Agar pasien mau makan.


§  Agar ruangan tetap sejuk.
§  Agar pasien mau makan.

§  Menambah nutrisi selain makanan lengkap.
§  Agar tidak terjadi syok.


§  Agar tidak terjadi syok.
§  Menghindari dehidrasi berat.



































































ü  Agar tidak terjadi gerakan yang berlebihan.


ü  Agar pasien bisa membuka diri.




ü  Agar pasien tidak mudah lelah dalam melakukan sesuatu.



ü  Agar mendapatkan nutrisi yang baik.

ü  Agar pasien tidak mudah emosi.



ü  Agar pasien bisa aktivitas dengan baik.


ü  Agar pasien bisa tidur dengan baik.















ü  Menilai pengetahuan pasien tentang penyakitnya.





ü  Agar pasien tau tentang jalannya penyakit.









ü  Agar pasien tau gejala dari penyakitnya.


ü  Agar pasien tau proses dari penyakitnya.
ü  Agar pasien tau tentang penyebab penyakitny

ü  Agar pasien au tentang kondisinya.

ü  Agar pasien tiodak mendapatkan harapan-harapan yang kosong.

ü  Agar pasien cepat sembuh dari penyakitnya.

















































Respiratory Status: Ventilation (0403)

Respiratory Status: Ventilation
Sangat setuju
1
Cukup setuju
2
Setuju

3
Kurang setuju
4
Tidak setuju
5

c)       Resparatiry Status (0403).

(040301) kecepatan pernapasan
(040302) irama pernapasan
(040303) kedalaman dari inspirasi.
(040304)  ekspansi dada seimbang
(040305) bernapas ringan
(040406) gerakan sputum yang keluar dari jalan napas.
(040307) mampu bersuara.
(040308) epulsi udara
(040309) tidak ada oto yang di gunakan.
(040310) tidak ada bunyi suara yan muncul.
(040311)  tidak ada retraksi dada
(040312)  tidak dapat bernapas dengan bibir
(040313)  dispnea tidak mampu istirahat.
(040314)  tidak ada usaha keras dengan dispnea.
(040315)  tidak ada ortopnea.
(040316)  tidak ada SOB.
(040317)  tidak ada trakti fremitus.
(040318)  bunyi perkusi
(040319)  suara auskultasi nafas.
(040320)  bunyi auskultasi
(040321)  bronkhopnia.
(040322)  egophoni.
(040323)  suara pada dada.
(040324)  volume tidal.
(040325)  capasitas vital.
(040326)  ditentukan x-ray dada.
(040327)  fungsi jantung.
(040328)  lainnya…….





1

1
1

1

1
1


1
1
1

1


1

1


1

1


1

1
1

1
1

1
1
1
1
1
1
1

1
1











2

2
2

2

2
2


2
2
2

2


2

2


2

2


2

2
2

2
2

2
2
2
2
2
2
2

2
2








3

3
3

3

3
3


3
3
3

3


3

3


3

3


3

3
3

3
3

3
3
3
3
3
3
3

3
3



4

4
4

4

4
4


4
4
4

4


4

4


4

4


4

4
4

4
4

4
4
4
4
4
4
4

4
4




5

5
5

5

5
5


5
5
5

5


5

5


5

5


5

5
5

5
5

5
5
5
5
5
5
5

5
5

 








Respiratory Status: Airway patency (0410)

Respiratory Status: Airway patency
Sangat setuju
1
Cukup setuju
2
Setuju

3
Kurang setuju
4
Tidak setuju
5

d)      Respiratory Staus: Airway Patency (0410).

(041001)  tidak ad demam.
(041002)  tidak ada cemas.
(041003)  tidak ada penghambat.
(041004)  kecepatan pernapasan.
(041005)  irama napas.
(041006)  gerakan sputum yang keluar dari jalan napas.
(041007)  bunyi napas yang muncul bebas.
(041008)  lainnya…….







1
1
1

1

1
1


1


1




2
2
2

2

2
2


2


2




3
3
3

3

3
3


3


3





4
4
4

4

4
4


4


4




5
5
5

5

5
5


5


5












Fluid Balance (0601)

Fluid Balance
Sangat setuju
1
Cukup setuju
2
Setuju

3
Kurang setuju
4
Tidak setuju
5

a) Fluid balance (0601)

(060101)  TD yang diharapkan.
(060102) Rata-rata tekanan arteri yang diharapkan
(060103) Tekanan venous tengah yang diharapkan
(060104) Tekanan pulmonary yang diharapkan
(060105) Nadi yang diharapkan
(060106) Hipotensi tidak diperlihatkan
(060107) keseimbangan masukan dan pengeluaran
(060108) Datangnya suara nafas yang tidak diperlihakan
(060109) BB tidak stabil
(060110) Tidak ada ascites
(060111) Tidak ada lapisan leher menggelembung
(060112) Tidak ada edema
(060113) Mata cekung tidak diperlihatkan
(060114) Kebingungan tidak diperlihatkan
(060115) Tidak ada rasa haus yang berlebih
(060116) Hidrasi kulit
(060117) kelembaban membrane mukosa
(060118) Serum elektrolit dalam batas normal
(060119) Hematokrit dalam batas normal
(060120) Spesifik gravitasi urin dalam batas normal.


1

1



1



1




1


1


1




1



1
1
1


1
1

1


1


1
1


1


1

1














2

2


2


2


2

2

2


2


2
2
2


2
2

2


2


2
2


2


2

2














3

3


3


3


3

3

3


3


3
3
3


3
3

3


3


3
3


3


3

3






4

4


4


4


4

4

4


4


4
4
4


4
4

4


4


4
4


4


4

4




5

5


5


5


5

5

5


5


5
5
5


5
5

5


5


5
5


5


5

5










Hydration (0602)

Hydration
Sangat setuju
1
Cukup setuju
2
Setuju

3
Kurang setuju
4
Tidak setuju

5

b) Hidratyon (0602)

(060201) Hidrasi kulit
(060202) Kelembaban membrane mukosa
(060203) Tidak ada edema
(060204) Tidak ada ascites
(060205) tidak ada rasa haus
(060206) tidak ada datangnya suara nafas
(060207) tidak ada mata cekung
(060208) Tidak ada demam
(060209) Kemampuan berkeringat
(060210) Hasil urin dalam batas normal
(060211) TD dalam batas normal
(060212) Hematokrit dalam batas normal


1
1


1

1

1

1


1

1

1

1


1

1




2
2




2


2


2


2


2

2

2

2



2


2








3
3




3


3


3


3


3

3

3

3



3


3



4
4




4


4


4


4


4

4

4

4


4

4








5
5




5


5


5


5


5

5

5

5


5

5














Enegy Converservatiom (0002)

Enegy Converservatiom
Tidak semua
1
Kurang luas
2
Luas

3
Sangat luas
4
Sangat kuas sekali
5
a)  Energy Conservation (0002) :
(000201) keseimbangan aktivitas dan istirahat.
(00202)  tidur sebentar.
(000203) mengenal batasan energi.
(000204) kegunaan tekhnik pemeliharaan energi.
(000205) menyesuaikan gaya hidup untuk tingkat energi.
(000206) memelihara / mempertahankan kecukupan nutrisi.
(000207) menahan tingkat kecukupan untuk aktifitas.
(00028)  Lainnya………...



1


1
1

1



1



1



1




1


2


2
2

2



2



2



2




2



3


3
3

3



3



3



3




3









4


4
4

4



4



4



4




4





5


5
5

5



5



5



5




5






Self  Care : ADL(Activity of Daily Living) 0300

Self  Care : ADL(Activity of Daily Living)
tidak ada ikut serta


1
Membutuhkan bantuan seseorang dan nasehat

2
Membutuhkan bantuan seseorang


3
Bebas dari bantuan


4
Banruan lengkap



5
Self Care : ADL (Activities of DailynLiving) 0300.
(030001) Makanan yang enak.
(030002) berdandan
(030003) BAB dan BAK
(030004) Mandi, renang
(030005) mengurus, merawat diri.
(030006) Kebersihan
(030007) Kebersihan mulut.
(030008) Bantuan dalam mobilisasi: berjalan kaki.
(030009) Bantuan dalam mobilisasi: kursi roda.
(030010) pergantian pelaksanaan .
(030011) Lainnya……….






1

1
1
1
1

1
1

1


1


1

1





2

2
2
2
2

2
2

2


2


2

2




3

3
3
3
3

3
3

3


3


3

3




4

4
4
4
4

4
4

4


4


4

4




5

5
5
5
5

5
5

5


5


5

5





Knowledge : disease process (1803)

Luas

5
Sangat penting
4
Sedang

3
Keterbatasan

2
Tidak sama sekali
1
Knowledge : disease process


5


5

5


5

5

5

5

5



5

5


5




5


4


4

4


4

4

4

4

4



4

4


4




4






3


3

3


3

3

3

3

3



3

3


3




3


2


2

2


2

2

2

2

2



2

2


2




2


1


1

1


1

1

1

1

1



1

1


1




1

Knowledge: disease process(1803).
(180301) Mengetahui tentang nama penyakit.
(180302) Gambaran dari proses penyakit.
(180303) Gambaran dari sebab atau factor sumbangan iuran.
(180304) Gambaran dari efek atau penyakit.
(180305) Gambaran dari actor resiko.
(180306) Gambaran dari tanda atau gejala.
(180307) Gambaran dari jalannya penyakit.
(180308) Gambaran dari tindakan untuk meminimalkan jalannya penyakit.
(180309) Gambaran dari komplikasi.
(180310) Gambaran dari tanda dan gejala dari komplikasi.
(180311) Gambaran dari tindakan pencegahan untuk mencegah komplikasi.
(180312) Lainnya…..





Knowledge : Health behafiour (1805)

Luas


5
Sangat penting

4
Sedang


3
Keterbatasan

2
Tidak sama sekali

1

Knowledge : Health behafiour


5


5




5


5


5


5


5


5


5



5



5

5




5




5




5


5


4


4




4



4


4





4




4




4




4



4





4



4







4







4








4




4







3


3




3


3


3


3


3


3


3



3



3

3




3




3




3


3


2


2




2


2


2


2


2


2


2



2



2

2




2




2




2


2


1


1




1


1


1


1


1


1


1



1



1

1




1




1




1


1


Knowledge : health behaviour (1805)
(180501) Gambaran dari kesehatan nutrisi yang praktis.
(180502) Gambaran dari kegunaan dari aktivitas dan latihan /gerakan badan.
(180503) Gambaran dari pengaruh tekhnik direksi stress.
(180504) Gambaran dari pengaruh pola tidur.
(180505) Gambarabn dari metode rencana keluarga.
(180506) Gambaran efek kesehatan dari merokok.
(180507) Gambaran efek kesehatabn dari alcohol.
(180508) Gambaran efek kesehatan dari bahan kimia.
(180509) Gambaran tekanan keamanan narkoba.
(180510) Gambaran tekanan ketidaknyamanan dari narkoba.
(180511) Gambaran dari eek kopi.
(180512) Gambaran dari tindakan untuk mengurangi resiko dari luka-luka.
(180513) Gambaran bagaiman cara menghindari pencahayaan lingkungan.
(180514) Gambaran dari tindakan untuk mencegah penularan penyakit infeksi.
(180515) Gambaran dari promosi kesehatan.
(180516) Lainnya………







DAFTAR PUSTAKA
   
1) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi 3, 2001, Jakarta : FKUI
2) Aplikasi Nanda (NIC NOC), 2008
3) C.McCloskey, Joanne. Nursing Interventions Classification (NIC), Second Edition
4) Johnson, Marion. Nursing Outcomes Classification (NOC), Second Edition.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, jangan lupa komentar yang sopan ya.