BLOG INI BERISI CONTO LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MENGENAI PENYAKIT DAN TATALAKSAANYA.

Saturday, August 27, 2016

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GONORHEA

BAB I
LANDASAN TEORI


A.    Pengertian
Gonore adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh N.Gonorrhoeae

B.     Patogenesis
Kuman N.Gonorrheae paling mudah mengifeksi daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang  (imatur), pada  vagina wanita sebelum pubertas. Umumnya penularan melalui hubungan kelamin, yaitu secara genitor-genitor, ero-genital dan ano-genital.

C.    Manifetasi Klinis
Masa tunas gonore sangat singkat, pada pria umumnya bervariasi antara 2 – 5 hari, kadang-kadang lebih lama karena pengobatan diri sendiri tapi dengan dosis yang tidak cukup atau gejala sangat samara sehingga sangat tidak diperhatikan. Pada waanita, masa tunas sulit ditentukan karena pada umumnya asiomtomatik.
Tempat masuk kuman pada pria di ureta menimbulkan uretris. Yang paling sering adalah uretris akut dan dapat menjalar sehingga terjadi komplikasi. Komplikasi bias berupa komplikasi local, yaitu tisonitis, parauretritis, litris dan cowperitis; komplikasi asedens yaitu prostatitis, vesikulitis, vas deverentitis/funikulitis, epididimitis, trigonitis dan komplikasi diseminata.
Keluhan subyektif berupa rasa gatal, panas dibagian dital uretra yang kadang disertai darah, perasaan nyeri saat ereksi. Pada pemeriksaan tampak orifisium uretra eksternum merah, edema dan ektropion. Tampak duh tubuh mukopurulen dan dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral atau bilateral.
Gambar klinis dan perjalanan penyakit pada wanita berbeda karena perbedaan anatomi dan fisiologi alat kelamin keduanya. Pada wanita, baik akut maupun kronis, jarang ada keluhan subyektif dan hampir tidak pernah ada kelainan obyektif. Infeksi pada mulanya hanya mengenai serviks uteri. Dapat asimtomatik, kadang-kadang keluhan berupa rasa nyeri pada pinggul bawah. Pada pemeriksaan, serviks tampak merah dengan erosi dan secret mukopurulen. Duh tubuh akan terlihat banyak bila terjadi servisitis akut atau disertai vaginitis yang disebabkan oleh Trichomonas Vaginitis.
Komplikasi
Pada pria
  1. Tysonitis, biasanya terjadi pada pasien dengan preputium yang sangat panjang dan kebersihan yang kurang baik. Diagnosis dibuat berdasarkan ditemukannya butir pus atau pembengkakan pada daerah frenulum yang nyeri tekan. Bila duktus tertutup akan menjadi abses dan merupakan sumber infeksi laten.
  2. Parauretritis, sering pada orang dengan orifisium uretra eksternum terbuka atau hipos padia. Infeksi pada duktus di tandai dengan butir pus pada kedua muara parauretra.
  3. Radang kelenjar littre (littritis), tidak mempunyai gejala khusus. Pada urin ditemukan benang-benang atau butir-butir. Bila salah satu saluran tersumbat dapat terjadi abses folikualar. Diagnosis komplikasi ini ditegakkan dengan urestoskopi.
  4. Infeksi pada kelenjar Cowper (cowperitis), dapat menyebabkan abses. Keluhan berupa nyeri dan adanya benjolan di daerah perineum bagian dalam dan rasa penuh dan panas, nyeri pada waktu defekasi, dan disuria. Jika tidak diobati abses, maka akan pecah melalui kulit perineum, retra atau rectum dan mengakibatkan proktitis.
  5. Prostatitis akut ditandai dengan perasaan tidak enak di daerah perineum dan suprapubis, malaise, demam, nyeri kencing sampai himeturia, spasme otot uretra sehingga terjadi pembesaran prostate dengan konsistensi kenyal, nyeri tekan dan fluktuasi bila terjadi abses. Jika tidak diobati abses akan pecah, masuk ke uretra posterior atau kearah rectum mengakibatkan proktitis.
  6. Gejala prostatis kronik ringan di intermiten, tetapi kadang-kadang menetap. Terasa tidak enak di preneum bagian dalam dan rasa tidak enak bila tidak terlalu lama. Pada pemeriksaan prostatteraba kenyal, berbentuk nodus, dan sedikit nyeri pada penekanan. Pemeriksaan dengan pengurutan prostate biasanya sulit menemukan gonokok.
  7. Vesikulitis ialah radang akut yang mengenai vesikula semineli dan diktud ejakulatorius, dapat timbul menyertai prostatitis akut yaitu demam, pola kisuria, hematuria terminal, neri ereksi dan ejakulasi dan sperma mengandung darah. Pada pemeriksaan melalui rectum dapat diraba vesikula seminalis yang membengkak dan keras seperti sosis, memanjang diatas prostat. Adakalanya sulit menentukan batas kelenjar prostate yang membesar.
  8. Pada vas deferentitis atau funikulitis, gejala berupa perasaan nyeri pada daerah abdomen bagian bawah pada sisi yang sama.
  9. Epidimis akut biasanya unilateral dan setiap edidimitis biasanya disertai vas deferentitis. Keadaan yang mempermudah timbulnya edidimitis ini adalah taruma pada uretraposterior yang disebabkan salah pengelolaan pengobatan atau kelainan pasien sendiri.  Edidimitis dan tali sperma tika membengkak dan teraba panas, juga testis, sehingga menyerupai hidrokel sekunder. Pada penekanan terasa nyeri sekali. Bila epididimis dapat mengakibatkan  sterilitas.
  10. Infeksi asendens dari uretra posterior dapat mengenai trigonum vesika urinaria. Gejalanya berupa poliuria, disuria terminal dan hematuria.

Pada wanita
  1. Parauretris kelenjar parauretra dapat terkena, tetapi abses jarang terjadi.
  2. Kelenjar bertholin dan labium mayora pada sisi yang terkena membengkak, merah dan nyeri tekan, terasa nyeri sekali bila pasien berjalan dan pasien sukar duduk. Abses dapat timbul dan pecah melalui mukosa atau kulit. Bila tidak diobati dapat rekurens atau menjadi kista.
  3. Salpingitis, dapat bersifat akut, sub-akut atau kronis. Ada beberapa factor predisposisi yaitu masa puerpurium, setelah tindakan diatasi dan kuretrase, dan pemakaian IUD. Infeksi langsung terjadi pada serviks melalui tuba fallopi ke daerah salping dan ovum sehingga dapat menyebabkan penyakit radang panggul (PRP). Gejala terasa nyeri dibagian abdomen bawah, duh tubuh vagina, disuria dan menstruasi yang tidak teratur atau abnormal. PRP yang simtomatik atau asimtomatik dapat menyebabkan jaringan parut pada tuba sehingga dapat mengakibatkan infertilitas kehamilan diluar kandungan.

D.    Pemeriksaan Penunjang
1.      Sediaan langsung
2.      Kultur
3.      Tes definitif
4.      Tes β-laktamase
5.      Tes thomson

E.     Panatalaksanaan
1.      Medikamentosa
·     Pilihan utama dan kedua adalah siprofloksasin 500 gram ofloksasin 400 mg. Berbagai rejimen yang dapat diberikan adalah
-        Siprofloksasin * 500 mr per oral, atau
-        Ofloksasin * 400 mg per oral
-        Setriakson * 250 mg I injeksi intra muscular
-        Spektimonisin 2 g injeksi intra muscular dikombinasikan dengan
-        Dosisiklin 2 x 100 mg, selama 7 hari atau
-        Tetrasiklin 4 x 100 mg, selama 7 hari atau
-        Eritromisin 4 x 500 mg, selama 7 hari
·     Untuk daerah dengan insiden galur Neisseria gonorrhoe penghasil penisilinase (NGPP) rendah, pilihan utamanya adalah penisilin prokain akua 4,5 juta unit + 1 gram probenesid. Obat lain yang dipakai, antara lain:
-        Ampisilin 3,5 gram + 1 gram probenesid, atau
-        Ampisilin 3 gram + 1 gram probenesid
·     Pada kasus gonore dengan komplikasi dapat diberikan salah satu obat dibawah ini :
-    Siprofloksasin * 500/hari per oral, selama 5 hari
-    Ofloksasin * 400 mg/hari, injeksi intra muscular, selama 3 hari
-    Setriakson 250 mg/hari, injeksi intra muscular, selama 3 hari
2.      Non Medikamentosa
·     Memberikan pendidikan kepada pasien dengan menjelaskan tentang :
-    Bahaya penyakit menular seksual dan komplikasinya
-    Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
-    Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa datang
·     Pengobatan pada pasangan seksual tetapnya














BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN
MASALAH GONORE


A.    Pengkajian
  1. Biodata
a.  Identitas Klien
Nama                                 : Tn. A
Umur                                 : 36 Tahun
Jenis Kelamin                    : Laki-laki
Alamat                              : Jember
Agama                               : Islam
Suku                                  : Jawa
Pendidikan                        : SLTA
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama                                 : Ny. A
Umur                                 : 32 Tahun
Alamat                              : Jember
Agama                               : Islam
Suku                                  : Jawa
Pendidikan                        : S1
Hubungan dengan Klien   : Istri
  1. Riwayat Kesehatan
    1. Keluhan utama : panas seperti terbakar
    2. Riwayat kesehatan sekarang : rasa tidak enak, panas, pedih, nyeri dll
    3. Riwayat kesehatan dahulu : klien pernah mengalami gonore
    4. Riwayat kesehatan keluarga : pada keluarga tidak ada riwayat penyakit gonore
    5. Riwayat kesehatan lingkungan : klien tinggal dilingkungan endemic
  2. Pola Fungsi Kesehatan
    1. Persepsi terhadap kesehatan : jika sakit klien langsung berobat ke dokter
    2. Pola aktivitas bergantung pada berat ringannya penyakit

Aktivitas
0
1
2
3
4
Mandi




Eliminasi ditempat tidur




Ambulansi




Makan





Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Memerlukan bantuan
2 : Memerlukan bantuan dan beberapa pengawasan
3 : Memerlukan pengawasan total
4 : Memerlukan bantuan total


    1. Pola istirahat / tidur : klien mengatakan sering mengalami gangguan pola tidur karena merasa panas, pedih dan nyeri.
    2. Pola nutrisi metabolic : klien mengalami penurunan intake karena merasa takit sering BAK dan BAB sehingga menimbulkan sakit pada bagian kelamin.
    3. Pola eliminasi : klien mengatakan merasa perih dan panas ketika BAB dan BAK
    4. Pola kognitif perceptual : klien dalam keadaan sadar penuh tapi hampir semua aktivitas tidak dilakukan dengan sempurna sehingga butuh bantuan dan pengawasan.
    5. Pola konsep diri
1.   Identitas diri      : klien dengan kesadaran penuh dapat mengenali dirinya.
2.   Ideal diri            : klien merasa rendah diri karena mengalami gangguan pada kelaminnya.
3.   Gambaran diri    : klien mengalami gangguan pada gambaran diri karena disebabkan penampilan yang kotor.
4.   Peran diri           : klien sedih dan mengatakan ingin cepat sembuh.
5.   Harga diri           : klien merasa membebani orang
    1. Seksual reproduksi : klien sangat bermasalah dan terganggu dalam reproduksi karena mengalami penyakit kelamin.
    2. Pola nilai dan kepercayaan : selama sakit, klien melakukan semua ibadahnya dengan berbaring.
    3. Pola koping : klien selalu menceritakan kepada istrinya jika mengalami masalah dengan penyakit.
    4. Pola toleransi menejemen stress : klien mengatasi stress dengan cara curhat pada teman akrab.

  1. Pemeriksaan Fisik
    1. Keadaan umum : komposmentis, panas pada are kelamin.
    2. Pemeriksaan per sistem :
1.      Sistem kardiovaskular : klien mengalami takikardi > 100/menit. TD nya hipotesis yaitu < 100 mm Hg, klien tampak pucat dan cemas.
2.      Sistem respensi gastro intestinal : klien mengalami tarkipnea dengan frekuensi > 24/menit.
3.      Sistem gastro intestinal : penrita tidak mengalami gangguan pada sistem ini.
4.      Sistem musculoskeletal : untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam beraktivitas terlalu sering dibantu dengan alat.
5.      Sistem integument : turgor kulit jelek.
6.      Sistem pernikahan : klien mengalami disuria dan terdapat infeksi.

    1. Data penunjang :
·         Pemeriksaan urin
·         Pemeriksaan lab

B.     Diagnosa Keperawatan
1.      Data Focus
ü  Rasa panas pada area kelamin
ü  Cemas
ü  Pucat
ü  Gelisah
ü  Gerakan terbatas
ü  Hipertermi
ü  Adanya edema
ü  Disuria
ü  Bedrest
ü  Kelemahan
ü  Sering BAK
ü  BAK sedikit-sedikit
ü  Kemaluan bengkak
ü  Kemaluan kemerahan








2.      ANALISA DATA
No
SYMPTOM
ETIOLOGI
PROBLEM
1
DO :
·   Gatal di bagian distal uretra
·   Hipertermi
Agen cidera biologi
Nyeri akut
2
DO :
·   Takikardi
·   Gelisah
·   Cemas
·   Pucat
Perubahan status kesehatan
Ansietas
3
DO :
·   Penampilan kotor
·   Wajah lesu
Kelemahan
Defisit perawatan diri
4
DO :
·   Keluar duh tubuh dari ujung kemaluan (pus)
·   Edema
Peningkatan paparan lingkungan pathogen
Resiko infeksi
5
DO :
·   Klien nampak kebingungan
·   Klien tidak tau tentang penyebab penyakit
Tidak familier dengan sumber informasi
Kurang pengetahuan
6
DO :
·   Takikardi
·   Hipermi 38­0 C
Proses penyakit
Hipertermi
7
DO :
·   Bedrest
·   Klien tampak meringis kesakitan
Suhu, Nyeri dan Panas
Gangguan pola tidur
8
DO :
·   Kelemahan ekstermitas bagian bawah
·   Gerakan terbatas
Tirah baring
Intoleransi aktivitas
9
DO :
·   Selalu ingin BAK
·   BAK sedikit-sedikit
·   Kemaluan berwarna kemerahan
Kehilangan cairan aktif
Kekurangan volume cairan
10
PK:Syok septik



Diagnosa Keperawatan dan Prioritas Masalah
1.      Nyeri akut b/d agen cidera biologi yang ditandai dengan
    1. Gatal, panas dibagian distal uretra
    2. Hipertermi
    3. Kemaluan bengkak
2.      Hipertermi b/d proses penyakit yang ditandai dengan
a.       Takikardi > 100 x/menit
b.      Suhu 380 C
3.      Gangguan pola tidur b/d suhu, nyeri yang ditandai dengan
a.       Bedrest
b.      Wajah klien nampak meringis kesakitan
4.      Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif yang ditandai dengan
a.       Selalu ingin BAK
b.      BAK sedikit-sedikit
c.       Kemaluan memerah
5.      Intolensi aktifitas b/d cairan yang ditandai dengan
a.       Kelamahan ektermitas bagian bawah
b.      Gerakan terbatas
6.      Kurang pengetahuan b/d tidak familier dengan sumber informasi yang ditandai dengan
a.       Klien nampak kebingungan
b.      Klien tidak tahu tentang penyebab penyakit
7.      Resiko infeksi b/d peningkatan paparan lingkungan yang ditandai dengan
a.       Keluar duh tubuh dari ujung kemaluan (pus)
b.      Kemaluan membengkak
8.      Kurang perawatan diri b/d nyeri yang ditandai dengan
a.       Penampilan kotor
b.      Wajah nampak lesu
9.      Anxietas b/d perubahan status kesehatan yang ditandai dengan
a.       Takikardi > 100 x/menit
b.      Nampak gelisah
c.       Pucat
d.      Cemas
10.  Potensial komplikasi : syok septik

PERENCANAAN
No
Diagnosa
NOC (tujuan)
NIC (tindakan)
1
Nyeri akut
Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x24jam diharapkan nyeri dapat terkontrol dengan kriteria hasil :
Pain control(1605)
·         (1605 01)Mampu mengontrol nyeri(tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
·         (160511)Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri.
·         (160502)Mampu mengenali nyeri(skal intesitas frekuensi dan nyeri)
·         Menyatakan nyaman setelah nyeri berkurang.
·         Tanda vital dalam rentang normal.

1.      1: Tidak pernah menunjukkan
2.      2: Jarang menunjukkan
3.      3: Kadang-kadang menunjukkan
4.      4: Sering menunjukkan
5.      5: Selalu menunjukkan
Pain management(1400)
·         Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor prestipasi.
·         Observasi reaksi non verbal dari ketidak nyamanan.
·         Gunakan teknik komunikasi taraupetik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien.
·         Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
·         Kaji latar belakang budaya pasien
·         Evaluasi tentang keefektifan dari tindaka mengontrol nyeri yang telah di gunakan
·         Anjurkan pasien untuk memonitor nyeri sendiri
·         Ajarkan teknik non farmakologi.
·         Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
2
Hipertermi
Setelah di lakukan tindakan keperawatan ...x24jam di harapkan pasien tidak demam lagi dengan kriteria hasil : 

Thermoregulation(0601)
·         (060101)Suhu tubuh dalam rentang normal
·         (060102)Nadi  dan respirasi dalam rentang normal.
·         (060107)Tidak ada perubahan warna kulit.

1.      1:Tidak pernah menunjukkan
2.      2:Jarang menunjukkan
3.      3:Kadang-kadang menunjukkan
4.      4:Sering menunjukkan
5.      5:Selalu menunjukkan
Fever Treatment(3740)
·         Monitor suhu sesering mungkin
·         Monitor IWL
·         Monitor tekanan darah, nadi dan rr
·         Monitor ketidaksadaran
·         Monitor intake dan output
·         Berikan anti piretik
·         Berikan obat untuk penyebab demam
·         Selimuti pasien
·         Monitor warna dan suhu kulit
·         Lakukan tapid sponge
·         Kompres pasien pada lipat paha dan axial
·         Tingkatkan sirkulasi udara
3
Gangguan pola tidur
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama ...x24jam diharapkan pasien mampu menciptakan pola tidur yang adekuat dengan kriteria melaporkan dapat istirahat dengan cukup
Sleep(0004)
·         (000402)Observasi lamanya tidur
·         (000403)Pola tidur
·         (000404)Kualitas tidur
·         (000406)Tidur tidak terganggu
·         (000414)Vital sign dalam rentang normal
1.      1:Tidak pernah menunjukkan
2.      2:Jarang menunjukkan
3.      3:Kadang-kadang menunjukkan
4.      4:Sering menunjukkan
5.      5:Selalu menunjukkan


Sleep enchancement(1850)
·         Monitor dan catat pola tidur dan lamanya tidur pasien
·         Catat tanda fisik(sesak nafas, obstruksi jalan nafas dan nyeri)
·         Atur lingkungan untuk meningkatkan tidur.
·         Berikan kesempatan tidur sejenak.
·         Bantu klien menghilangkan stress sebelum tidur
·         Anjurkan klien tidur siang hari dalam sehari
·         Instruksikan kepada pasien pentingnya faktor tentang psikologis dan gaya hidup)
·         Evaluasi tingkat stress.
4
Intoleransi aktivitas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24jam diharapkan klien mampu melakukan aktifitas seperti biasanya denagan kriteria hasil :
Endurance (0001)
·         (000101)Dapat melakukan kebiasaan rutin
·         (000102)Aktifitas
·         (000103)Nampak istirahat
·         (000104)Dapat berkonsentrasi
·         (000107)makan denagn cepat
·         (000110)Tidak lelah

1.      1:Tidak pernah menunjukkan
2.      2:Jarang menunjukkan
3.      3:Kadang-kadang menunjukkan
4.      4:Sering menunjukkan
5.      5:Selalu menunjukkan


·         Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan
·         Bantu klien untuk  memilih aktifitas  yang sesuai dengan kemampuan fisik,psikologis,dan social
·         Monitor respon fisik,emosi,social dan spiritual
·         Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
·         Kolaborasi dengan memberikan terapi fisik untuk membantu peningkatan level aktivitas dan kekuatan
·         Monitor intake nutrisi untuk memastikan kecukupan sumber energi
·         Pastikan perubahan posisi klien secara perlahan dan intoleransi aktivitas
5
Kekurangan volume cairan
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama ...x24jam di harapkan eliminasi dalam rentang normal dengan kriteria :
Urine elimination(0503)
·         (050301)Frekuensinya eliminasi urin dalam rentang normal
·         (050328)Tidak ada bengkak dan memerah pada alat kelamin
·         (050329)Tidak ada secret darah keluar dari saluran kencing
·         (050321)Urin tidak mengandung protein glukosa ataupun keton

1.      1:Tidak pernah menunjukkan
2.      2:Jarang menunjukkan
3.      3:Kadang-kadang menunjukkan
4.      4:Sering menunjukkan
5.      5:Selalu menunjukkan


Fluid management(4120)
·         Monitor pengeluaran urin termasuk frekuensi, warna, volume dan senyawa yang terkandung di dalamnya
·         Monitor tanda dan gejala infeksi yang sudah ada
·         Monitor tanda kemerahan dan bengkak pada alat kelamin
·         Ajarkan pasien untuk minum secara lancar yaitu 8 gelas sehari
·         Berikan cairan
·         Kolaborasi dokter jika cairan muncul memburuk
·         Monitor vital sign
·         Anjurkan klien untuk mengenali adanya gonore yang berkelanjutan
·         Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat

6
Kurang pengetahuan
Setelah di lakukan tindakn keperawatan selam ...x24jam di harapkan klien dapat mengetahui dengan jelas penyebab penyakit dengan kriteria hasil :
Proses penyakit(1803)
·         (180301)Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, dan program kegiatan
·         (180302)Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali napa yang di jelaskan perawat
·         (180303)Mendiskripsikan faktor penyebab penyakit
·         (180306)Klien dan keluarga mampu menjelaskan tanda dan gejala penyakit
·         (180309)Klien dan keluarga yau tenyang komplikasi yang timbul
·         (180310)Klien dan keluarga mampu menjelaskan tanda dan gejala dari komplikasi

1.      1:Tidak pernah menunjukkan
2.      2:Jarang menunjukkan
3.      3:Kadang-kadang menunjukkan
4.      4:Sering menunjukkan
5.      5:Selalu menunjukkan




Teaching :Disease proses(5602)
·         Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
·         Jelaskan patofisiologi dari penyakit
·         Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat
·         Hindarkan paparan yang kosong
·         Sediakan bagi keluarga atau informasi tentang kemajuan pasien dengan tepat dan jelas
·         Intruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan dengan cara yang tepat
·         Anjurkan pada pasien untuk mencegah atau meminimalkan efek samping dari penyakitnya
Ajarkan Diet:
§  Kaji pengetahuan tentang diet yang dianjurkan
§  Jelaskan tujuan diet
§  Informasikan berapa lama harus diet
§  Ajarkan klien tentang makanan yang boleh dan tidak di makan
§  Libatkan keluarga
Ajarkan pengobatan:
§  Jelaskan klien untuk  mengenal karaktristik obat
§  Informasikan nama generik dan nama dagang
§  Informasikan bila tidak minum obat
§  Jelaskan cara mencegah dan menggunakan efek samping obat
§  Jelaskan interaksi obat
7
Resiko infeksi
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama..x24jam diharapkan tidak terjadi infeksi dengan criteria hasil :
Risk detection (1908)
·         (190801)Klien bebas dari tanda gejala infeksi
·         (190802)Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
·         (190810)Menunjukkan prilaku sehat

1.      1:Tidak pernah menunjukkan
2.      2:Jarang menunjukkan
3.      3:Kadang-kadang menunjukkan
4.      4:Sering menunjukkan
5.      5:Selalu menunjukkan


Infection control(6540)
·         Bersihkan lingkungan setelah di lakukan klien lain
·         Batasi pengunjung
·         Instruksikan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah berkunjung
·         Gunakan sabun anti mikroba untuk cuci tangan
·         Gunakan baju,sarung tangan sebagai pelindung
·         Pertahankan tekhnik isolasi
·         Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
·         Tinkatkan asupan nutrisi
·         Tingkatkan asupan cairan
·         Tinkatkan intke nutrisi
·         Berikan terapi anti biotic bila perlu
·         Ajarkan klien dan keluarga cara mencegah infeksi

8
Kurang perawatan diri
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama..x24jam di harapkan kebersihan klien tetap terjaga dengan criteria hasil:
ADL(030
·         (03001)Makan
·         (03002)Berpakaian
·         (03003)Toileting
·         (03004)Mandi
·         (03005)Berhias
·         (03006)Hygiene

1.      1:Tidak pernah menunjukkan
2.      2:Jarang menunjukkan
3.      3:Kadang-kadang menunjukkan
4.      4:Sering menunjukkan
5.      5:Selalu menunjukkan



Pemenuhan perawatan diri(1800)
  • Monitor kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri yang mandiri
  • Monitor kebutuhan klien alat-alat bantu untuk kebersihan diri,berpakaian ,berhias,toileting,dan makan
  • Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan selfcare
  • Ajarkan klien dan keluarga untuk mendorong kemandirian ,untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukanya
  • Berikan aktivitas rutin sehari-hari sesuai kemampuan

9
Anxietas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan kecemasan klien dapat terkontrol dengan criteria hasil :
Anxiety Control(1402)
·         (140201)Monitor intensitas krcemasan
·         (140202)Mampu menghilangkan tanda-tanda kecemasan
·         (140206)Menggunakan strategi koping positif
·         (140207)Gunakan tekhnik relaksasi untuk mengurangi kecemasan


1.      1:Tidak pernah menunjukkan
2.      2:Jarang menunjukkan
3.      3:Kadang-kadang menunjukkan
4.      4:Sering menunjukkan
5.      5:Selalu menunjukkan

Anxiety Reduction(5820)
·         Gunakan pendekatan yang menyenangkan
·         Menyatakan dengan jelas harapan terhadap prilaku pasien
·         Berikan diagnosis actual mengenai diagnosis
·         Identifikasi tingkat kecemasan
·         Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan ketakutan
·         Dengarkan dengan penuh perhatian
·         Bantu klien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
·         Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur.
·         Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
·         Berikan obat untuk mengurangi cemas
10
PK:Syok Septik
Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat meminimalkan terjadinya syok septic

·         Pantau adanya tanda dan gejala syok septic
·         Kolaborasi pemberian anti microbial,suplemen intravena,pemeriksaan laboratorium kultur,secret,pewarnaan gram .





BAB III
PENUTUP


1.      KESIMPULAN
Penyakit Gonore adalah salah satu penyakit kelamin (sexually transmitted disease –STD).Kira-kira 62 juta kesehatan di kesan setiap tahun di seluruh dunia.Penyakit ini di sebabkan oleh sejenis organisme yang di kenal Neisseria Gonorrhoeae.
Organ wanita yang boleh di jangkiti gonore ialah seperti saluran kencing,serviks,rahim,tuba fallopi,kelenjar kemaluan,seperti kelenjar Bartholin(yang terdapat bibir kemaluan),kelenjar Skenes’s yang terdapat di bagian bawah lubang saluran kencing).
Bagi lelaki pula saluran kencing,epididimis,(sebagian dari pada testis) dan kelenjar Cowper;s mungkin di jangkiti.
Selain membabitkan permukaan mukosa yang ada pada saluran kemaluan dan organ reproduktif penyakit ini juga berada  di permukaan mukosa yang ada pada dubur,rectum,mulut,tekak dan mata.
Penyakit gonore ini menyebar melalui hubungan kelamin dan resiko orang terjangkitin adalah sampai dengan 30-70%.
Berikut ini adalah gejala atau symptom penyakit gonore:
Simptom bagi laki-laki:
  • Keluar cairan (discharge)dari saluran kencing. Umumnya keadaan ini berlaku 3 hingga 10 hari setelah bersetubuh dengan wanita yang terkena pnyakit gonore.
  • Sebagian kecil dari 15% dari laki-laki tidak ada tanda-tanda tertular. Namun perlu diingatkan bahwa laki-laki dan wanita yang terkena penyakit gonore yang belum dirawat dapat menyebarkan penyakit ini kepada istrinya sendri.


Simptom bagi wanita:
  • Tidak ada tanda khusus untuk menunjukkan penyakit ini. Cairan yang keluar dari kemaluan dipastikan mengandung N Gonorrhoeae sebelum didiagnosa dan diberi perawata.
Komplikasi dari penyakit gonore apabila penderita tidak dirawat adalah
  1. Jangkitan dan radang kelenjar atau organ yang dijangkiti bakteri ini:
Bagi laki-laki: bengkak buah jakar, kelenjar dibawah lubang saluran kencing bernanah.
Bagi wanita nanah pada kelenjar bartholin, tuba fallopi.
  1. Keadaan ini dapat menyebabkan tersumbat. Nanah dalam tuba fallopi memerluka pembedahan untuk mengeluarkannya.
  2. Apabila penyakit ini menyebar keseluruh tubuh dan tidak hanya dibagian kemaluan atau organ reproduktif, dapat menyebabkan sakitan pada sendi, dermatitis,penyakit pada selaput jantung ataupun pada selaput otak.
Obat-obat yang boleh diberikan untuk perawatan misalnya anti biotic,dan keadaan seperti ini umumnya diberikan sudah tidak ada sembarang efek untuk membunuhnya.

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG TIMBUL ADALAH :
  1. Nyeri akut b/d agen cidera biologi
  2. Hipertermi b/d proses penyakit
  3. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan caitran aktif
  4. Gangguan pola tidur b/d suhu, Nyeri
  5. Intoleransi aktifitas b/d tirah baring
  6. Kurang pengetahuan b/d tidak pamilier sumber informasi
  7. Resiko infeksi b/d peningkatan paparan lingkungan pathogen
  8. Kurang perawata diri b/d. Nyeri
  9. Anxietas b/d perubahan status kesehatan.
  10. PK : Syok Septik

2.      SARAN

  • Hindari hubungan sexual
  • Sebaiknya penderita gondore harus segera dilakukan pemeriksaan lab
  • Hindari stress
  • Berikan support system (dukungn sosial)
  • Berikan informasi secara kontinyu tentang lanjutan gonore

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, jangan lupa komentar yang sopan ya.