BAB I
LANDASAN
TEORI
A. Pengertian
Gonore
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh N.Gonorrhoeae
B. Patogenesis
Kuman
N.Gonorrheae paling mudah mengifeksi daerah dengan mukosa epitel kuboid atau
lapis gepeng yang belum berkembang
(imatur), pada vagina wanita
sebelum pubertas. Umumnya penularan melalui hubungan kelamin, yaitu secara
genitor-genitor, ero-genital dan ano-genital.
C. Manifetasi Klinis
Masa tunas
gonore sangat singkat, pada pria umumnya bervariasi antara 2 – 5 hari,
kadang-kadang lebih lama karena pengobatan diri sendiri tapi dengan dosis yang
tidak cukup atau gejala sangat samara sehingga sangat tidak diperhatikan. Pada
waanita, masa tunas sulit ditentukan karena pada umumnya asiomtomatik.
Tempat
masuk kuman pada pria di ureta menimbulkan uretris. Yang paling sering adalah
uretris akut dan dapat menjalar sehingga terjadi komplikasi. Komplikasi bias
berupa komplikasi local, yaitu tisonitis, parauretritis, litris dan cowperitis;
komplikasi asedens yaitu prostatitis, vesikulitis, vas
deverentitis/funikulitis, epididimitis, trigonitis dan komplikasi diseminata.
Keluhan
subyektif berupa rasa gatal, panas dibagian dital uretra yang kadang disertai
darah, perasaan nyeri saat ereksi. Pada pemeriksaan tampak orifisium uretra
eksternum merah, edema dan ektropion. Tampak duh tubuh mukopurulen dan dapat
terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral atau bilateral.
Gambar
klinis dan perjalanan penyakit pada wanita berbeda karena perbedaan anatomi dan
fisiologi alat kelamin keduanya. Pada wanita, baik akut maupun kronis, jarang
ada keluhan subyektif dan hampir tidak pernah ada kelainan obyektif. Infeksi
pada mulanya hanya mengenai serviks uteri. Dapat asimtomatik, kadang-kadang
keluhan berupa rasa nyeri pada pinggul bawah. Pada pemeriksaan, serviks tampak
merah dengan erosi dan secret mukopurulen. Duh tubuh akan terlihat banyak bila
terjadi servisitis akut atau disertai vaginitis yang disebabkan oleh Trichomonas
Vaginitis.
Komplikasi
Pada pria
- Tysonitis,
biasanya terjadi pada pasien dengan preputium yang sangat panjang dan
kebersihan yang kurang baik. Diagnosis dibuat berdasarkan ditemukannya
butir pus atau pembengkakan pada daerah frenulum yang nyeri tekan. Bila
duktus tertutup akan menjadi abses dan merupakan sumber infeksi laten.
- Parauretritis,
sering pada orang dengan orifisium uretra eksternum terbuka atau hipos
padia. Infeksi pada duktus di tandai dengan butir pus pada kedua muara
parauretra.
- Radang
kelenjar littre (littritis), tidak mempunyai gejala khusus. Pada urin
ditemukan benang-benang atau butir-butir. Bila salah satu saluran
tersumbat dapat terjadi abses folikualar. Diagnosis komplikasi ini
ditegakkan dengan urestoskopi.
- Infeksi
pada kelenjar Cowper (cowperitis), dapat menyebabkan abses. Keluhan berupa
nyeri dan adanya benjolan di daerah perineum bagian dalam dan rasa penuh
dan panas, nyeri pada waktu defekasi, dan disuria. Jika tidak diobati
abses, maka akan pecah melalui kulit perineum, retra atau rectum dan
mengakibatkan proktitis.
- Prostatitis
akut ditandai dengan perasaan tidak enak di daerah perineum dan suprapubis,
malaise, demam, nyeri kencing sampai himeturia, spasme otot uretra
sehingga terjadi pembesaran prostate dengan konsistensi kenyal, nyeri
tekan dan fluktuasi bila terjadi abses. Jika tidak diobati abses akan
pecah, masuk ke uretra posterior atau kearah rectum mengakibatkan proktitis.
- Gejala
prostatis kronik ringan di intermiten, tetapi kadang-kadang menetap.
Terasa tidak enak di preneum bagian dalam dan rasa tidak enak bila tidak
terlalu lama. Pada pemeriksaan prostatteraba kenyal, berbentuk nodus, dan
sedikit nyeri pada penekanan. Pemeriksaan dengan pengurutan prostate
biasanya sulit menemukan gonokok.
- Vesikulitis
ialah radang akut yang mengenai vesikula semineli dan diktud ejakulatorius,
dapat timbul menyertai prostatitis akut yaitu demam, pola kisuria,
hematuria terminal, neri ereksi dan ejakulasi dan sperma mengandung darah.
Pada pemeriksaan melalui rectum dapat diraba vesikula seminalis yang
membengkak dan keras seperti sosis, memanjang diatas prostat. Adakalanya
sulit menentukan batas kelenjar prostate yang membesar.
- Pada vas
deferentitis atau funikulitis, gejala berupa perasaan nyeri pada daerah
abdomen bagian bawah pada sisi yang sama.
- Epidimis
akut biasanya unilateral dan setiap edidimitis biasanya disertai vas
deferentitis. Keadaan yang mempermudah timbulnya edidimitis ini adalah
taruma pada uretraposterior yang disebabkan salah pengelolaan pengobatan
atau kelainan pasien sendiri.
Edidimitis dan tali sperma tika membengkak dan teraba panas, juga
testis, sehingga menyerupai hidrokel sekunder. Pada penekanan terasa nyeri
sekali. Bila epididimis dapat mengakibatkan sterilitas.
- Infeksi
asendens dari uretra posterior dapat mengenai trigonum vesika urinaria.
Gejalanya berupa poliuria, disuria terminal dan hematuria.
Pada wanita
- Parauretris
kelenjar parauretra dapat terkena, tetapi abses jarang terjadi.
- Kelenjar
bertholin dan labium mayora pada sisi yang terkena membengkak, merah dan
nyeri tekan, terasa nyeri sekali bila pasien berjalan dan pasien sukar
duduk. Abses dapat timbul dan pecah melalui mukosa atau kulit. Bila tidak
diobati dapat rekurens atau menjadi kista.
- Salpingitis,
dapat bersifat akut, sub-akut atau kronis. Ada beberapa factor
predisposisi yaitu masa puerpurium, setelah tindakan diatasi dan kuretrase,
dan pemakaian IUD. Infeksi langsung terjadi pada serviks melalui tuba
fallopi ke daerah salping dan ovum sehingga dapat menyebabkan penyakit
radang panggul (PRP). Gejala terasa nyeri dibagian abdomen bawah, duh tubuh
vagina, disuria dan menstruasi yang tidak teratur atau abnormal. PRP yang
simtomatik atau asimtomatik dapat menyebabkan jaringan parut pada tuba
sehingga dapat mengakibatkan infertilitas kehamilan diluar kandungan.
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Sediaan langsung
2. Kultur
3. Tes definitif
4. Tes β-laktamase
5. Tes thomson
E. Panatalaksanaan
1. Medikamentosa
· Pilihan utama dan kedua adalah
siprofloksasin 500 gram ofloksasin 400 mg. Berbagai rejimen yang dapat
diberikan adalah
-
Siprofloksasin
* 500 mr per oral, atau
-
Ofloksasin
* 400 mg per oral
-
Setriakson
* 250 mg I injeksi intra muscular
-
Spektimonisin
2 g injeksi intra muscular dikombinasikan dengan
-
Dosisiklin
2 x 100 mg, selama 7 hari atau
-
Tetrasiklin
4 x 100 mg, selama 7 hari atau
-
Eritromisin
4 x 500 mg, selama 7 hari
· Untuk daerah dengan insiden galur
Neisseria gonorrhoe penghasil penisilinase (NGPP) rendah, pilihan utamanya
adalah penisilin prokain akua 4,5 juta unit + 1 gram probenesid. Obat lain yang
dipakai, antara lain:
-
Ampisilin
3,5 gram + 1 gram probenesid, atau
-
Ampisilin
3 gram + 1 gram probenesid
· Pada kasus gonore dengan komplikasi dapat
diberikan salah satu obat dibawah ini :
- Siprofloksasin * 500/hari per oral, selama
5 hari
- Ofloksasin * 400 mg/hari, injeksi intra
muscular, selama 3 hari
- Setriakson 250 mg/hari, injeksi intra
muscular, selama 3 hari
2. Non Medikamentosa
· Memberikan pendidikan kepada pasien dengan
menjelaskan tentang :
- Bahaya penyakit menular seksual dan komplikasinya
- Pentingnya mematuhi pengobatan yang
diberikan
- Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa
datang
· Pengobatan pada pasangan seksual tetapnya
BAB II
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN
MASALAH
GONORE
A. Pengkajian
- Biodata
a. Identitas Klien
Nama :
Tn. A
Umur :
36 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat :
Jember
Agama :
Islam
Suku :
Jawa
Pendidikan :
SLTA
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Ny. A
Umur :
32 Tahun
Alamat :
Jember
Agama :
Islam
Suku :
Jawa
Pendidikan :
S1
Hubungan dengan Klien : Istri
- Riwayat
Kesehatan
- Keluhan
utama : panas seperti terbakar
- Riwayat
kesehatan sekarang : rasa tidak enak, panas, pedih, nyeri dll
- Riwayat
kesehatan dahulu : klien pernah mengalami gonore
- Riwayat
kesehatan keluarga : pada keluarga tidak ada riwayat penyakit gonore
- Riwayat
kesehatan lingkungan : klien tinggal dilingkungan endemic
- Pola
Fungsi Kesehatan
- Persepsi
terhadap kesehatan : jika sakit klien langsung berobat ke dokter
- Pola
aktivitas bergantung pada berat ringannya penyakit
Aktivitas
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Mandi
|
|
|
√
|
|
|
Eliminasi
ditempat tidur
|
|
|
√
|
|
|
Ambulansi
|
|
|
√
|
|
|
Makan
|
|
|
√
|
|
|
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Memerlukan bantuan
2 : Memerlukan bantuan dan beberapa pengawasan
3 : Memerlukan pengawasan total
4 : Memerlukan bantuan total
- Pola
istirahat / tidur : klien mengatakan sering mengalami gangguan pola tidur
karena merasa panas, pedih dan nyeri.
- Pola
nutrisi metabolic : klien mengalami penurunan intake karena merasa takit
sering BAK dan BAB sehingga menimbulkan sakit pada bagian kelamin.
- Pola
eliminasi : klien mengatakan merasa perih dan panas ketika BAB dan BAK
- Pola
kognitif perceptual : klien dalam keadaan sadar penuh tapi hampir semua
aktivitas tidak dilakukan dengan sempurna sehingga butuh bantuan dan
pengawasan.
- Pola
konsep diri
1. Identitas diri : klien dengan kesadaran penuh dapat mengenali dirinya.
2. Ideal diri :
klien merasa rendah diri karena mengalami gangguan pada kelaminnya.
3. Gambaran diri : klien mengalami gangguan pada gambaran diri karena disebabkan
penampilan yang kotor.
4. Peran diri :
klien sedih dan mengatakan ingin cepat sembuh.
5. Harga diri :
klien merasa membebani orang
- Seksual
reproduksi : klien sangat bermasalah dan terganggu dalam reproduksi
karena mengalami penyakit kelamin.
- Pola
nilai dan kepercayaan : selama sakit, klien melakukan semua ibadahnya
dengan berbaring.
- Pola
koping : klien selalu menceritakan kepada istrinya jika mengalami masalah
dengan penyakit.
- Pola
toleransi menejemen stress : klien mengatasi stress dengan cara curhat
pada teman akrab.
- Pemeriksaan
Fisik
- Keadaan
umum : komposmentis, panas pada are kelamin.
- Pemeriksaan
per sistem :
1. Sistem kardiovaskular : klien mengalami
takikardi > 100/menit. TD nya hipotesis yaitu < 100 mm Hg, klien tampak
pucat dan cemas.
2. Sistem respensi gastro intestinal : klien
mengalami tarkipnea dengan frekuensi > 24/menit.
3. Sistem gastro intestinal : penrita tidak
mengalami gangguan pada sistem ini.
4. Sistem musculoskeletal : untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dalam beraktivitas terlalu sering dibantu dengan alat.
5. Sistem integument : turgor kulit jelek.
6. Sistem pernikahan : klien mengalami
disuria dan terdapat infeksi.
- Data
penunjang :
·
Pemeriksaan
urin
·
Pemeriksaan
lab
B. Diagnosa Keperawatan
1. Data Focus
ü Rasa panas pada area kelamin
ü Cemas
ü Pucat
ü Gelisah
ü Gerakan terbatas
ü Hipertermi
ü Adanya edema
ü Disuria
ü Bedrest
ü Kelemahan
ü Sering BAK
ü BAK sedikit-sedikit
ü Kemaluan bengkak
ü Kemaluan kemerahan
2. ANALISA DATA
No
|
SYMPTOM
|
ETIOLOGI
|
PROBLEM
|
1
|
DO :
· Gatal di bagian distal uretra
· Hipertermi
|
Agen cidera biologi
|
Nyeri akut
|
2
|
DO :
· Takikardi
· Gelisah
· Cemas
· Pucat
|
Perubahan status kesehatan
|
Ansietas
|
3
|
DO :
· Penampilan kotor
· Wajah lesu
|
Kelemahan
|
Defisit perawatan diri
|
4
|
DO :
· Keluar duh tubuh dari ujung kemaluan
(pus)
· Edema
|
Peningkatan paparan lingkungan pathogen
|
Resiko infeksi
|
5
|
DO :
· Klien nampak kebingungan
· Klien tidak tau tentang penyebab
penyakit
|
Tidak familier dengan sumber informasi
|
Kurang pengetahuan
|
6
|
DO :
· Takikardi
· Hipermi 380 C
|
Proses penyakit
|
Hipertermi
|
7
|
DO :
· Bedrest
· Klien tampak meringis kesakitan
|
Suhu, Nyeri dan Panas
|
Gangguan pola tidur
|
8
|
DO :
·
Kelemahan
ekstermitas bagian bawah
· Gerakan terbatas
|
Tirah baring
|
Intoleransi aktivitas
|
9
|
DO :
· Selalu ingin BAK
· BAK sedikit-sedikit
· Kemaluan berwarna kemerahan
|
Kehilangan cairan aktif
|
Kekurangan volume cairan
|
10
|
PK:Syok septik
|
|
|
Diagnosa Keperawatan dan
Prioritas Masalah
1. Nyeri akut b/d agen cidera biologi yang
ditandai dengan
- Gatal,
panas dibagian distal uretra
- Hipertermi
- Kemaluan
bengkak
2. Hipertermi b/d proses penyakit yang
ditandai dengan
a. Takikardi > 100 x/menit
b. Suhu 380 C
3. Gangguan pola tidur b/d suhu, nyeri yang
ditandai dengan
a. Bedrest
b. Wajah klien nampak meringis kesakitan
4. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan
cairan aktif yang ditandai dengan
a. Selalu ingin BAK
b. BAK sedikit-sedikit
c. Kemaluan memerah
5. Intolensi aktifitas b/d cairan yang
ditandai dengan
a. Kelamahan ektermitas bagian bawah
b. Gerakan terbatas
6. Kurang pengetahuan b/d tidak familier
dengan sumber informasi yang ditandai dengan
a. Klien nampak kebingungan
b. Klien tidak tahu tentang penyebab penyakit
7. Resiko infeksi b/d peningkatan paparan
lingkungan yang ditandai dengan
a. Keluar duh tubuh dari ujung kemaluan (pus)
b. Kemaluan membengkak
8. Kurang perawatan diri b/d nyeri yang
ditandai dengan
a. Penampilan kotor
b. Wajah nampak lesu
9. Anxietas b/d perubahan status kesehatan
yang ditandai dengan
a. Takikardi > 100 x/menit
b. Nampak gelisah
c. Pucat
d. Cemas
10. Potensial komplikasi : syok septik
PERENCANAAN
No
|
Diagnosa
|
NOC (tujuan)
|
NIC (tindakan)
|
1
|
Nyeri akut
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan ...x24jam diharapkan nyeri dapat terkontrol
dengan kriteria hasil :
Pain
control(1605)
·
(1605 01)Mampu mengontrol
nyeri(tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik non farmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari bantuan)
·
(160511)Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri.
·
(160502)Mampu
mengenali nyeri(skal intesitas frekuensi dan nyeri)
·
Menyatakan nyaman setelah
nyeri berkurang.
·
Tanda vital dalam rentang
normal.
1.
1: Tidak pernah menunjukkan
2.
2: Jarang menunjukkan
3.
3: Kadang-kadang menunjukkan
4.
4: Sering menunjukkan
5.
5: Selalu menunjukkan
|
Pain
management(1400)
·
Lakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan factor prestipasi.
·
Observasi
reaksi non verbal dari ketidak nyamanan.
·
Gunakan
teknik komunikasi taraupetik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien.
·
Kontrol
lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan
dan kebisingan.
·
Kaji
latar belakang budaya pasien
·
Evaluasi
tentang keefektifan dari tindaka mengontrol nyeri yang telah di gunakan
·
Anjurkan
pasien untuk memonitor nyeri sendiri
·
Ajarkan teknik non
farmakologi.
·
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri.
|
2
|
Hipertermi
|
Setelah di
lakukan tindakan keperawatan ...x24jam di harapkan pasien tidak demam lagi
dengan kriteria hasil :
Thermoregulation(0601)
·
(060101)Suhu tubuh dalam
rentang normal
·
(060102)Nadi dan respirasi dalam rentang normal.
·
(060107)Tidak ada perubahan
warna kulit.
1.
1:Tidak pernah menunjukkan
2.
2:Jarang menunjukkan
3.
3:Kadang-kadang menunjukkan
4.
4:Sering menunjukkan
5.
5:Selalu menunjukkan
|
Fever
Treatment(3740)
·
Monitor suhu sesering mungkin
·
Monitor IWL
·
Monitor
tekanan darah, nadi dan rr
·
Monitor ketidaksadaran
·
Monitor intake dan output
·
Berikan anti piretik
·
Berikan obat untuk penyebab
demam
·
Selimuti pasien
·
Monitor warna dan suhu kulit
·
Lakukan tapid sponge
·
Kompres
pasien pada lipat paha dan axial
·
Tingkatkan sirkulasi udara
|
3
|
Gangguan pola
tidur
|
Setelah di
lakukan tindakan keperawatan selama ...x24jam diharapkan pasien mampu
menciptakan pola tidur yang adekuat dengan kriteria melaporkan dapat
istirahat dengan cukup
Sleep(0004)
·
(000402)Observasi lamanya
tidur
·
(000403)Pola tidur
·
(000404)Kualitas tidur
·
(000406)Tidur tidak terganggu
·
(000414)Vital sign dalam
rentang normal
1.
1:Tidak pernah menunjukkan
2.
2:Jarang menunjukkan
3.
3:Kadang-kadang menunjukkan
4.
4:Sering menunjukkan
5.
5:Selalu menunjukkan
|
Sleep
enchancement(1850)
·
Monitor
dan catat pola tidur dan lamanya tidur pasien
·
Catat
tanda fisik(sesak nafas, obstruksi jalan nafas dan nyeri)
·
Atur lingkungan untuk
meningkatkan tidur.
·
Berikan kesempatan tidur
sejenak.
·
Bantu klien menghilangkan
stress sebelum tidur
·
Anjurkan klien tidur siang
hari dalam sehari
·
Instruksikan
kepada pasien pentingnya faktor tentang psikologis dan gaya hidup)
·
Evaluasi tingkat stress.
|
4
|
Intoleransi
aktivitas
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24jam diharapkan klien mampu
melakukan aktifitas seperti biasanya denagan kriteria hasil :
Endurance (0001)
·
(000101)Dapat melakukan
kebiasaan rutin
·
(000102)Aktifitas
·
(000103)Nampak istirahat
·
(000104)Dapat berkonsentrasi
·
(000107)makan denagn cepat
·
(000110)Tidak lelah
1.
1:Tidak pernah menunjukkan
2.
2:Jarang menunjukkan
3.
3:Kadang-kadang menunjukkan
4.
4:Sering menunjukkan
5.
5:Selalu menunjukkan
|
·
Bantu
klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan
·
Bantu
klien untuk memilih aktifitas yang sesuai dengan kemampuan
fisik,psikologis,dan social
·
Monitor
respon fisik,emosi,social dan spiritual
·
Kaji adanya factor yang
menyebabkan kelelahan
·
Kolaborasi
dengan memberikan terapi fisik untuk membantu peningkatan level aktivitas dan
kekuatan
·
Monitor
intake nutrisi untuk memastikan kecukupan sumber energi
·
Pastikan
perubahan posisi klien secara perlahan dan intoleransi aktivitas
|
5
|
Kekurangan
volume cairan
|
Setelah di
lakukan tindakan keperawatan selama ...x24jam di harapkan eliminasi dalam
rentang normal dengan kriteria :
Urine
elimination(0503)
·
(050301)Frekuensinya
eliminasi urin dalam rentang normal
·
(050328)Tidak
ada bengkak dan memerah pada alat kelamin
·
(050329)Tidak ada secret
darah keluar dari saluran kencing
·
(050321)Urin tidak mengandung
protein glukosa ataupun keton
1.
1:Tidak pernah menunjukkan
2.
2:Jarang menunjukkan
3.
3:Kadang-kadang menunjukkan
4.
4:Sering menunjukkan
5.
5:Selalu menunjukkan
|
Fluid
management(4120)
·
Monitor pengeluaran urin
termasuk frekuensi, warna, volume dan senyawa yang terkandung di dalamnya
·
Monitor
tanda dan gejala infeksi yang sudah ada
·
Monitor
tanda kemerahan dan bengkak pada alat kelamin
·
Ajarkan
pasien untuk minum secara lancar yaitu 8 gelas sehari
·
Berikan
cairan
·
Kolaborasi
dokter jika cairan muncul memburuk
·
Monitor
vital sign
·
Anjurkan klien untuk
mengenali adanya gonore yang berkelanjutan
·
Kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian obat
|
6
|
Kurang pengetahuan
|
Setelah di lakukan tindakn keperawatan selam ...x24jam di harapkan
klien dapat mengetahui dengan jelas penyebab penyakit dengan kriteria hasil :
Proses
penyakit(1803)
·
(180301)Pasien
dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, dan program
kegiatan
·
(180302)Pasien
dan keluarga mampu menjelaskan kembali napa yang di jelaskan perawat
·
(180303)Mendiskripsikan
faktor penyebab penyakit
·
(180306)Klien
dan keluarga mampu menjelaskan tanda dan gejala penyakit
·
(180309)Klien
dan keluarga yau tenyang komplikasi yang timbul
·
(180310)Klien
dan keluarga mampu menjelaskan tanda dan gejala dari komplikasi
1.
1:Tidak pernah menunjukkan
2.
2:Jarang menunjukkan
3.
3:Kadang-kadang menunjukkan
4.
4:Sering menunjukkan
5.
5:Selalu menunjukkan
|
Teaching :Disease proses(5602)
·
Berikan penilaian tentang
tingkat pengetahuan pasien
·
Jelaskan patofisiologi dari
penyakit
·
Gambarkan proses penyakit
dengan cara yang tepat
·
Hindarkan paparan yang kosong
·
Sediakan
bagi keluarga atau informasi tentang kemajuan pasien dengan tepat dan jelas
·
Intruksikan
pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan
kesehatan dengan cara yang tepat
·
Anjurkan
pada pasien untuk mencegah atau meminimalkan efek samping dari penyakitnya
Ajarkan Diet:
§ Kaji pengetahuan tentang diet yang
dianjurkan
§ Jelaskan tujuan diet
§
Informasikan
berapa lama harus diet
§
Ajarkan
klien tentang makanan yang boleh dan tidak di makan
§
Libatkan
keluarga
Ajarkan pengobatan:
§ Jelaskan klien untuk mengenal karaktristik obat
§ Informasikan nama generik dan nama
dagang
§ Informasikan bila tidak minum obat
§ Jelaskan cara mencegah dan menggunakan
efek samping obat
§ Jelaskan interaksi obat
|
7
|
Resiko infeksi
|
Setelah di
lakukan tindakan keperawatan selama..x24jam diharapkan tidak terjadi infeksi
dengan criteria hasil :
Risk detection
(1908)
·
(190801)Klien
bebas dari tanda gejala infeksi
·
(190802)Menunjukkan
kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
·
(190810)Menunjukkan prilaku
sehat
1.
1:Tidak pernah menunjukkan
2.
2:Jarang menunjukkan
3.
3:Kadang-kadang menunjukkan
4.
4:Sering menunjukkan
5.
5:Selalu menunjukkan
|
Infection
control(6540)
·
Bersihkan lingkungan setelah
di lakukan klien lain
·
Batasi pengunjung
·
Instruksikan
kepada pengunjung untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah berkunjung
·
Gunakan sabun anti mikroba
untuk cuci tangan
·
Gunakan
baju,sarung tangan sebagai pelindung
·
Pertahankan
tekhnik isolasi
·
Pertahankan
lingkungan aseptik selama pemasangan alat
·
Tinkatkan
asupan nutrisi
·
Tingkatkan
asupan cairan
·
Tinkatkan intke nutrisi
·
Berikan terapi anti biotic
bila perlu
·
Ajarkan
klien dan keluarga cara mencegah infeksi
|
8
|
Kurang perawatan
diri
|
Setelah di
lakukan tindakan keperawatan selama..x24jam di harapkan kebersihan klien
tetap terjaga dengan criteria hasil:
ADL(030
·
(03001)Makan
·
(03002)Berpakaian
·
(03003)Toileting
·
(03004)Mandi
·
(03005)Berhias
·
(03006)Hygiene
1.
1:Tidak pernah menunjukkan
2.
2:Jarang menunjukkan
3.
3:Kadang-kadang menunjukkan
4.
4:Sering menunjukkan
5.
5:Selalu menunjukkan
|
Pemenuhan
perawatan diri(1800)
|
9
|
Anxietas
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan kecemasan klien
dapat terkontrol dengan criteria hasil :
Anxiety
Control(1402)
·
(140201)Monitor intensitas
krcemasan
·
(140202)Mampu menghilangkan
tanda-tanda kecemasan
·
(140206)Menggunakan strategi
koping positif
·
(140207)Gunakan tekhnik
relaksasi untuk mengurangi kecemasan
1.
1:Tidak pernah menunjukkan
2.
2:Jarang menunjukkan
3.
3:Kadang-kadang menunjukkan
4.
4:Sering menunjukkan
5.
5:Selalu menunjukkan
|
Anxiety
Reduction(5820)
·
Gunakan pendekatan yang
menyenangkan
·
Menyatakan
dengan jelas harapan terhadap prilaku pasien
·
Berikan diagnosis actual
mengenai diagnosis
·
Identifikasi tingkat
kecemasan
·
Dorong
pasien untuk mengungkapkan perasaan ketakutan
·
Dengarkan
dengan penuh perhatian
·
Bantu
klien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
·
Jelaskan
semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur.
·
Temani
pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
·
Berikan obat untuk mengurangi
cemas
|
10
|
PK:Syok Septik
|
Tujuan:Setelah
dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat meminimalkan terjadinya
syok septic
|
·
Pantau
adanya tanda dan gejala syok septic
·
Kolaborasi pemberian anti
microbial,suplemen intravena,pemeriksaan laboratorium kultur,secret,pewarnaan
gram .
|
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Penyakit Gonore
adalah salah satu penyakit kelamin (sexually transmitted disease
–STD).Kira-kira 62 juta kesehatan di kesan setiap tahun di seluruh
dunia.Penyakit ini di sebabkan oleh sejenis organisme yang di kenal Neisseria
Gonorrhoeae.
Organ wanita yang
boleh di jangkiti gonore ialah seperti saluran kencing,serviks,rahim,tuba
fallopi,kelenjar kemaluan,seperti kelenjar Bartholin(yang terdapat bibir
kemaluan),kelenjar Skenes’s yang terdapat di bagian bawah lubang saluran
kencing).
Bagi lelaki pula saluran
kencing,epididimis,(sebagian dari pada testis) dan kelenjar Cowper;s mungkin di
jangkiti.
Selain
membabitkan permukaan mukosa yang ada pada saluran kemaluan dan organ
reproduktif penyakit ini juga berada di
permukaan mukosa yang ada pada dubur,rectum,mulut,tekak dan mata.
Penyakit gonore
ini menyebar melalui hubungan kelamin dan resiko orang terjangkitin adalah
sampai dengan 30-70%.
Berikut ini adalah gejala atau
symptom penyakit gonore:
Simptom bagi laki-laki:
- Keluar cairan (discharge)dari saluran
kencing. Umumnya keadaan ini berlaku 3 hingga 10 hari setelah bersetubuh
dengan wanita yang terkena pnyakit gonore.
- Sebagian kecil dari 15% dari
laki-laki tidak ada tanda-tanda tertular. Namun perlu diingatkan bahwa
laki-laki dan wanita yang terkena penyakit gonore yang belum dirawat dapat
menyebarkan penyakit ini kepada istrinya sendri.
Simptom bagi wanita:
- Tidak ada tanda khusus untuk menunjukkan
penyakit ini. Cairan yang keluar dari kemaluan dipastikan mengandung N
Gonorrhoeae sebelum didiagnosa dan diberi perawata.
Komplikasi dari penyakit gonore
apabila penderita tidak dirawat adalah
- Jangkitan dan radang kelenjar atau
organ yang dijangkiti bakteri ini:
Bagi laki-laki: bengkak buah jakar,
kelenjar dibawah lubang saluran kencing bernanah.
Bagi wanita nanah pada kelenjar bartholin, tuba
fallopi.
- Keadaan ini dapat menyebabkan tersumbat.
Nanah dalam tuba fallopi memerluka pembedahan untuk mengeluarkannya.
- Apabila penyakit ini menyebar keseluruh
tubuh dan tidak hanya dibagian kemaluan atau organ reproduktif, dapat
menyebabkan sakitan pada sendi, dermatitis,penyakit pada selaput jantung ataupun
pada selaput otak.
Obat-obat yang boleh diberikan
untuk perawatan misalnya anti biotic,dan keadaan seperti ini umumnya diberikan
sudah tidak ada sembarang efek untuk membunuhnya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG
TIMBUL ADALAH :
- Nyeri akut b/d agen cidera biologi
- Hipertermi b/d proses penyakit
- Kekurangan volume cairan b/d kehilangan
caitran aktif
- Gangguan pola tidur b/d suhu, Nyeri
- Intoleransi aktifitas b/d tirah baring
- Kurang pengetahuan b/d tidak pamilier
sumber informasi
- Resiko infeksi b/d peningkatan paparan
lingkungan pathogen
- Kurang perawata diri b/d. Nyeri
- Anxietas b/d perubahan status kesehatan.
- PK : Syok Septik
2. SARAN
- Hindari hubungan sexual
- Sebaiknya penderita gondore harus segera
dilakukan pemeriksaan lab
- Hindari stress
- Berikan support system (dukungn sosial)
- Berikan informasi secara kontinyu
tentang lanjutan gonore
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, jangan lupa komentar yang sopan ya.