BLOG INI BERISI CONTO LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MENGENAI PENYAKIT DAN TATALAKSAANYA.

Sunday, August 28, 2016

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN COLOREKTAL

BAB I
LANDASAN TEORI


A.    PENGERTIAN
Karsinoma kolorektal adalah suatu tumor malignan (cenderung menjadi buruk atau menyebabkan kematian) yang muncul dari jaringan epitherial/ colon atau rectum. Karsinoma kolorektal berkaitan dengan kolon (usus besar) dan rectum (poros usus). Saat ini, kasus kanker usus besar semakin meningkat dan di duga akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang karena kolon (termasuk rektum) merupakan tempat keganasan tersering disaluran cerna.

B.     ETIOLOGI
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan factor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkolerasi dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah serta adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan makanan. Faktor-faktor tersebut akan memproduksi bahan karsinogenik yang memicu kanker usus besar atau kolorektal. Selain itu, ada beberapa faktor resiko tinggi terhadap jenis kanker ini, yaitu mempunyai salah satu keluarga yang terkena kanker usus besar menderita poliposis (multiple polip di kolon), colitis ulserosa, berumur 40 tahun keatas dan memiliki riwayat gangguan saluran pencernaan. Adapun faktor lain yang menyebabkan meningkatnya resiko kanker yaitu konsumsi daging, lemak, atau kolesyerol, alkohol yang berlebihan, perokok, penyakit radang usus dan obesitas, diet yang kurang sayur-sayuran dan buah-buahan, kurang aktivitas atau olahraga. Risiko meningkat apabila umur meningkat, kebanyakan berlaku pada lingkungan umur 60-70 tahun.

C.    PATOFISIOLOGI
Umumnya tumor kolorektal adalah adenokarsinoma yang berkembang dari polypadenoma. Insidensi tumor dari kolon kanan meningkat, meskipun umumnya masih terjadi di rectum dan kolon sigmoid. Pertumbuhan tumor secara tipikal tidak terdeteksi, menimbulkan beberapa gejala. Pada saat timbulnya gejala, penyakit mungkin sudah menyebar ke dalam lapisan lebih dalam dari jaringan usus dan organ-organ yang berdekatan. Kanker kolorektal menyebar dengan perluasan langsung ke sekeliling permukaan usus, sub mukosa, dan dinding luar usus. Stuktur yang berdekatan, seperti hepar, kurvatura mayor lambung, duodenum, usus halus, pankreas, limpa, saluran genitourinary, dan dinding abdominal juga dapat dikenali oleh perluasan. Metastasis kelenjar getah bening regional sering berasal sari penyebaran tumor. Tanda ini tidak selalu terjadi, biasa saja kelenjar yang jauh sudah dikenal namun kelenjar regional masih normal (Way, 1994). Sel-sel kanker dari tumor primer dapat juga menyebar melalui system limpatik atau system sirkulasi ke area sekunder seperti hepar, paru-paru otak, tulang dan ginjal. “Penyemaian” dari tumor meluas melalui serosa atau selama pemotongan pembedahan.
Awalnya sebagai nodul, kanker usus sering tanpa gejala hingga tahap lanjut. Karena pola pertumbuhan lamban, 5 sampai 15 tahun sebelum muncul gejala (Way, 1994). Manifestasi tergantung pada lokasi, tipe dan perluasan, dan komplikasi. Pendarahan sering sebagai manifestasi yang membawa klien dating berobat. Gejala awal yang lain sering terjadi perubahan kebiasaan buang air besar, diare atau konstipasi. Karakteristik lanjut adalah nyeri, anoreksia, dan kehilangan berat badan. Mungkin dapat teraba massa di abdomen atau rectum. Biasanya klien tampak anemis dari pendarahan.
Prognosis kanker kolon tergantung pada stadium penyakit saat terdeteksi dan penanganannya. Sebanyak 75% kanker kolorektal mampu bertahan hidup selama 5 tahun. Daya tahan hidup buruk atau lebih rendah pada usia dewasa tua (Hazzard et al, 1994). Komplikasi primer dihubungkan dengan kanker kolorektal : (1) obstruksi usus diikuti dengan penyempitan lumen dengan lesi, (2) perforasi dari dinding usus oleh tumor, diikuti kontaminasi dari rongga peritoneal oleh isi usus, (3) perluasan langsung tumor ke organ-organ yang berdekatan.

D.    GEJALA
Gejala dari kanker kolorektal tergantung pada lokasi dan stadium tumor. Pada umumnya pertumbuhan tumor pada sisi kanan dan sisi kiri usus besar menunjukkan gejala agak berbeda. Tumor pada sebelah kiri menunjukan gejala terblokirnya usus pada tahap awal, yaitu pendarahan pada rectum, rasa kenyang atau keram lambung, feses bercampur lender dan darah, serta adanya takanan pada rectum, susah buang air besar, pada stadium lanjut nafsu makan dan berat badan semakin menurun, warna feses menjadi hitam bercampur darah, sakit perut yang tidak reda, rasa perut kembung. Selain itu juga menunjukkan gejala keletihan atau kurang bertenaga, sesak nafas waktu bekerja.

E.     PENCEGAHAN
·         Cukup mengkonsumsi lemak seperti sayur dan buah-buahan. Komponen yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang dikenali sebagai psitokemia mempunyai keupayaan mencegah kanker. Oleh karena, disarankan supaya kita mengambil berbagai sayuran banyak setiap hari. Makanan ini dapat mencegah kemungkinan dengan mengganggu proses menukar hasil makanan itu menjadi karsinogen.
·         Serat dapat memperlancar pencernaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang lama mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel kanker.
·         Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan. Pakar mendapati ada setengah komponen daging yang menyebabkan karsinogen. Oleh karena itu, orang yang kuat makan daging dua kali lipat risiko terkena kanker usus besar. Oleh karena itu, kurangi makan daging begitu juga dengan cara memasak, suhu yang tinggi dapat menyebabkan karsinogen pada daging.
·         Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat memicu sel karsinogen atau sel kanker.
·         Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan. Orang yang minum alcohol terlalu banyak mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit kanker hati, esophagus (terutama apabila merokok), usus besar dan kanker dubur.
·         Melaksanakan aktivitas fisik dan olah raga secara teratur.

F.     PENANGANAN
Kanker usus besar cenderung menyebar secara lamban dan tepat terlokalisisr (tidak menyebar ke bagian lain) untuk waktu yang lama. Dengan demikian kanker tersebut berpotensi untuk dapat diobati, tentunya apabila terdeteksi secara dini dan segera diobati sebelum menyebar ke limfonodus, sehingga kesempatan harapan hidup dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, untuk mendeteksi kanker kolorektal secara dini harus melakukan pemeriksaan yang teratur terutama pada mereka yang berisiko tinggi, dan mempunyai riwayat gangguan pencernaan karena di Indonesia kanker usus besar banyak terjadi pada usia dibawah 40 tahun, maka sebaiknya screening atau pemeriksaan sudah mulai dilakukan ketika usia 30 tahunan.
Screening dapat dilakukan dengan alat kolonoskopi (memeriksa kolon), proktoskopi (pemeriksaan rectum dan kolon bagian bawah) atau endoskopi (peneropongan bagian dalam suatu organ tubuh).
Menerapkan gaya hidup dan pola makan sehat sangat penting mencegah terjadinya kanker kolorektal/usus besar. Apabila kanker telah terdiagnosa, segera melakukan pengobatan utama untuk kanker kolorektal adalah pembedahan (operasi). Namun tidak semua orang mampu menjalankan pengobatan konvensional tersebut karena berbagai alasan, diantaranya karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkam. Oleh karena itu banyak penderita kanker yang mencari solusi lain yaitu melalui pengobatan tradisional dengan terapi tumbuhan obat. Tumbuhan obat anti kanker banyak yang sudah uji klinis berdasarkan penelitian pada hewan percobaan dan banyak pula yang digunakan berdasarkan bukti empiris atau pengalaman turun-temurun. Dalam pengobatan kanker, sebaiknya terapi tumbuhan obat juga ditunjang dengan pengobatan medis atu konvensional.
           
G.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
·         Uji darah yang terkandung dalam tinja (fekal occult blood test)
Tiga sampel tinja pada hari berurutan yang diperoleh dari individu untuk kajian terhadap kandungan darah dalam tinja. Jika didapat hasil positif, individu tersebut akan  menjalani uji kolonoskopi.
·         Kolonoskopi (Colonoscopy)
Dalam prosedur ini dokter yang terlatih akan memasukkan skop yang mempunyai kamera melalui dubur untuk melihat keadaan di dalam usus besar, jika terdapat polip, specimen sel di dalam usus besar akan diambil bersama dengan skop. Kemudian specimen sel akan dilakukan pemeriksaan lanjut.
·         Sigmoidoskopi fleksible (Flexible Sigmoidoscopy)
Kaidah ini hanya membolehkan bagian ujung usus besar dilihat melalui skop. Skop ini dimasukkan melalui rectum sehingga ujung seperempat usus besar untuk memeriksa pertumbuhan polip.
·         Uji barium dua kontras (Double Contrast Barium Enema)
Kaidah ini merupakan pemeriksaan yang lebih lama disbanding dengan kolonoskopi. Individu akan diberi minuman berwarna putih yang mengandung barium supaya bagian kolon dan rectum dapat dilihat melalui sinar x bagian abdomen.
·         Uji darah untuk tahap CEA (Carcinogenic Embryonic Antigen)
Uji positif yang meningkat memberi keputusan yang signifikan supaya diagnostic selanjutnya dijalankan.



BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PENDERITA KARSINOMA KOLOREKTAL


A.    PENGKAJIAN
      A.1 Identitas
1.      Identitas Pasien
Nama                                 : TN.X
Umur                                 :  40 Tahun
Jenis Kelamin                    :  laki-laki
Pendidikan                        : -
Pekerjaan                           : -        
Status Pernikahan                         : -
Alamat                              : -
2.      Identitas Penanggung Jawab
Nama                                 : NY. Y
Umur                                 : 35 Tahun
Jenis Kelamin                    : Perempuan
Pendidikan                        : -
Pekerjaan                           : -
Agama                               : -
Status Pernikahan            : -
Alamat                              : -

      A.2 Riwayat Kesehatan
1.      Keluhan Utama:
Mengalami pendarahan pada rektum
2.      Riwayat Penyakit Sekarang:
o   Rasa kenyang atau kram lambung
o   Feses bercampur lendir dan darah, serta adanya tekanan pada rectum
o   Susah buang air besar
o   Nafsu makan dan berat badan menurun
o   Warna feses hitam bercampur darah
o   Sakit perut yang tidak reda, rasa perut kembung
o   Kelelahan dan kurang bertenaga
o   Sesak nafas waktu bekerja
o   Mual dan muntah
3.      Riwayat Penyakit Dahulu :
Memiliki riwayat gangguan saluran pencernaan.
4.      Riwayat Penyakit Keluarga:
Menderita kanker usus besar, poliposis (multiple polip kolon), kolitis ulserosa
5.      Genogram

      A.3 Pola Fungsi Kesehatan
1.      Persepsi tentang kesehatan
-
2.      Pola Aktivitas
AKTIVITAS
0
1
2
3
4
Mandi


ü   


Berpakaian/berdandan


ü   


Eliminasi



ü   

Mobilisasi di tempat tidur


ü   


ROM


ü   


Ambulansi


ü   


Makan


ü   




Keterangan :
0                    : Mandiri
1                    : Menggunakan alat bantu
2                    : Dibantu orang lain
3                    : Dibantu orang dan alat
4                    : Tergantung total

3.      Pola Istirahat Tidur
                  Mengalami gangguan pola istirahat tidur karena kram lambung dan sakit perut yang tidak reda.
4.      Pola Nutrisi Metabolik
Nafsu makan menurun, rasa kenyang serta mual dan muntah.
5.      Pola Eliminasi
Mengalami konstipasi, feses bercampur lendir dan darah serta adanya tekanan pada rectum, warna feses menjadi hitam bercampur darah.
6.      Penderita Pola  Kognitif Perseptual
-       Status mental        : sadar tetapi memiliki perasaan lemah
-       Bicara                    : tidak mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kata-kata (normal)
-       Pendengaran         : tidak mengalami gangguan pendengaran (normal)
-       Penglihatan           : tidak mengalami gangguan penglihatan (normal)
-       Vertigo                  : tidak mengalami sakit kepala
-       Manajemen nyeri   : mengalami nyeri pada abdomen
7.      Pola Konsep diri
-       Harga diri               : Merasa cemas denga penyakitnya.
-       Ideal Diri                : -
-       Identitas Diri          : -
-       Gambaran Diri        : -
-       Peran Diri               : -
8.   Pola Koping
      Ekspresi wajah sangat lesu dan pucat karena menahan nyeri pada abdomen yang disebabkan oleh karsinoma kolorektal
  9.  Pola Seksual Reproduksi
                        Klien berjenis kelamin laki -laki
10.   Pola Hubungan
-       Status perkawinan  : -
-       Pekerjaan                : -
-       Kualitas bekerja      : -
-       Sistem dukungan : -
                  11. Pola Nilai dan Kepercayaan
                         Beragama x


      A.4 Pemeriksaan Fisik
1.      Keadaan Umum :  Lemah
2.      Kesadaran       : composmentis
3.      Vital Sign                   
a.       Suhu                : Normal (36,5-37,50 C)
b.      Nadi                : Takikardia (>100 x/menit)
c.       Pernafasan       : Takipnea (>24 x/menit)
d.      TD                   : Ketidakstabilan hemodinamik (hipertensi atau hipotensi)
4.      Status Gizi
a.       BB : -
b.      TB : -
5.      Keadaan Fisik.
·         Kulit, Rambut, dan Kuku
·            Inspeksi        : Warna kulit pucat dan mudah berkeringat, kulit kepala dan rambut tampak bersih, warna kuku normal dengan bentuk kuku normal.
·            Palpasi          : Suhu badan normal (36,5-37,50 C), kulit kering, tekstur kulit kasar, dan turgor kulit pasien jelek, tidak terdapat udema.
·         Kepala
·            Inspeksi        : Bentuk kepala meshosopal, bentuk tengkorak proporsional.
·            Palpasi          : Tidak mengalami nyeri pada kepala
·         Mata
·            Inspeksi        : Bola mata normal, konjungtiva merah muda, ukuran pupil komparatif dan reaksi pupil terhadap cahaya.
·         Telinga
·            Inspeksi        : Daun telinga simetris, tidak mengalami penurunan pendengaran.
·            Palpasi          : Kartilago normal, tidak terdapat nyeri tekan tragus.


·         Hidung
·            Inspeksi        : Tidak mengalami gangguan penciuman, bentuk hidung simetris.
·            Palpasi          : Tidak ada pembengkakan pada bagian hidung, tidak ada lesi.
·         Mulut
·            Inspeksi        : Mukosa bibir kering, bentuk bibir simetris.
·            Palpasi          : Tidak ada pembengkakan tau gangguan pada daerah mulut.
·         Leher
·         Inspeksi        :  Leher simetris.
·         Palpasi          : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid dan tidak ada nyeri tekan.

·         Dada :
·         Inspeksi        : Dada simetris
·         Palpasi          : Tidak mengalami nyeri tekan
·         Auskultasi    : Mengalami peningkatan frekwensi pernafasan, suara nafas pendek.
·         Perkusi         : Sonor
·         Abdomen 
·         Inspeksi        : Bentuk abdomen simetris.
·         Auskultasi    :  Terdengar bising usus
·         Palpasi          :  Terdapat nyeri tekan pada abdomen, kram lambung.
·         Perkusi         : Shifting Dullnes
·         Ekstremitas
·         Atas                          : Tidak  mengalami kesulitan menggerakkan tangan
·         Bawah                      : Tidak mengalami kesulitan berjalan (kesulitan menggerakan kaki)
·         Genetalia dan anus   : Terdapat tekanan pada rektum.

A.5 Data Penunjang
1.      Tes Laboratorium : yang terdiri dari pemeriksaan jumlah sel-sel darah untuk evaluasi anemia, Tes Guaiac pada feses, CEA (Carcino Embryogenic Antigen) adalah ditemukannya glikoprotein di membran sel pada banyak jaringan, Barium enema sering digunakan untuk defeksi ada tidaknya dan lokasi tumor.
2.      CT scan, MRI atau pemeriksaan ultrasonik dapat digunakan untuk mengkaji apakah sudah  mengenai organ lain melalui perluasan langsung.
3.      Endoskopi (sigmoidoscopy atau coloscopy) adalah test diagnostik utama digunakan untuk mendeteksi dan melihat tumor.


B.     DATA FOKUS
1.      Rasa kenyang atau kram lambung
2.      Feses bercampur lendir dan darah, serta adanya tekanan pada rectum
3.      Susah buang air besar
4.      Nafsu makan dan berat badan menurun
5.      Warna feses hitam bercampur darah
6.      Sakit perut yang tidak reda, rasa perut kembung
7.      Kelelahan dan kurang bertenaga
8.      Sesak nafas waktu bekerja
9.      Mual dan muntah, serta gelisah
10.  Vital sign :
·         Suhu                     : Normal (36,5-37,50 C)
·         Nadi                     : Takikardia (>100 x/menit)
·         Pernafasan           : Takipnea (>24 x/menit)
·         TD                        : Ketidakstabilan hemodinamik (hipertensi atau hipotensi)




C.    ANALISA DATA
NO
DATA
ETIOLOGI
PROBLEM
1
DO :
-      Nyeri pada bagian abdomen yang tidak reda
-    Kram lambung
-    Takikardi (>100x/menit)
-    Ketidakstabilan hemodinamik (hipertensi atau hipotensi)
Agen cedera biologi
Nyeri akut
2
DO :
-    Turgor kulit buruk
-    Membran mukosa kering
-    Penurunan berat badan
-    Nafsu makan menurun
-    Rasa perut kembung
Pemasukan terbatas (mual dan muntah)
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3
DO :
-    Pernyataan gangguan tidur
-    Kelelahan
-    Tidak bertenaga
Ketidaknyamanan (nyeri)
Gangguan pola tidur
4
DO :
-    Pendarahan pada rectum
-    Feses bercampur lendir dan darah
-    Adanya tekanan pada rectum
-    Warna feses menjadi hitam bercampur darah

Abses rektum
Konstipasi
5
DO :
-      Nafas pendek
-      Takipnea (>24x/menit)
-      Perubahan kedalaman pernafasan
-      Penurunan kapasitas vital
-      Sesak nafas saat bekerja
Nyeri
Pola nafas tak efektif
6
DO :
-       Peningkatan rasa tegang
-       Ketakutan
-       Gelisah
Perubahan status kesehatan
Ansietas

D.    PRIORITAS MASALAH :
1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
2.      Pola nafas tak efektif berhubungan dengan nyeri
3.      Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pemasukan terbatas (mual dan muntah)
4.      Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatnan
5.      Konstipasi berhubungan dnegan abses rectum
6.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan (nyeri)


E.     INTERVENSI

NO DX
TUJUAN
NOC
TINDAKAN / INTERVENSI
NIC
1
Setelah diberikan asuhan keperawatan pada penderita karsinoma kolorektal selama …x24 jam diharapkan nyeri hilang dengan kriteria hasil :
Kontrol nyeri
(160501) mengenali faktor penyebab nyeri
(160502) mengenali serangan nyeri
(160505) menggunakan analgetik sesuai kebutuhan
(160507) melaporkan gejala kepada tenaga kesehatan
(160509) mengenali gejala nyeri
(160511) melaporkan nyeri yang sudah terkontrol

Manajemen nyeri
·         Kaji lokasi nyeri, karakteristik, kualitas,  intensitas sebelum pengobatan pada pasien
·         Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab, berapa lama terjadinya, dan tindakan pencegahan
·         Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan
·         Berikan analgesic sesuai anjuran
·         Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan respon pasien
·         Ajarkan pasien dan keluarga untuk mencari dan memberi dorongan
·         Hilangkan faktor yang dapat menyebabkan nyeri
2
Setelah diberikan asuhan keperawatan pada penderita karsinoma kolorektal selama ….x24 jam diharapkan pola nafas dapat kembali normal
dengan kriteria hasil :
Status respirasi : Jalan nafas
(041002) tidak ada kegelisahan
(041003) tidak ada dipsnea
(041004) frekuensi pernafasan sesuai yang diharapkan
(041005) ritme nafas sesuai yang diharapkan
(041007) bebas dari suara nafas
Monitor respirasi :
·         Monitor frekuensi, ritme dan kedalaman pernafasan
·         Auskultasi suara nafas
·         Monitor kemampuan pasien untuk batuk efektif
·         Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
·         Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
·         Monitor pengeluaran respirasi pasien
·         Monitor pernafasan hidung
3
Setelah diberikan asuhan keperawatan pada penderita karsinoma kolorektal selama ….x24 jam diharapkan nutrisi dapat tercukupi dengan kriteria hasil :
Status Nutrisi : masukan makanan dan cairan
(100801) masukan makanan melalui oral
(100803) masukan cairan melalui oral
(100805) total kecukupan nutrisi
Status Nutrisi
(100401) pemasukan nutrisi
(100405) berat badan yang sesuai


Manajemen Nutrisi :
·         Kaji adanya alergi makanan
·         Tentukan makanan kesukaan makanan pasien
·         Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
·         Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
·         Monitor adanya penurunan berat badan
·         Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
4
Setelah diberikan asuhan keperawatan pada penderita karsinoma kolorektal selama …x24 jam diharapkan ansietas dapat teratasi dengan keiteria hasil :
 Kontrol ansietas :
(140201) dapat memonitor intensitas dari kecemasan
(140204) dapat mencari informasi untuk mengurangi ansietas
(140205) perencanaan strategis dalam pola hubungan untuk situasi stress
(140206) menggunakan pola hubungan efektif yang strategis
(140207) dapat menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi ansietas
(140214) melaporkan tidur yang adekuat
Mengurangi Ansietas :
·         Tenangkan klien
·         Jelaskan prosedur tindakan kepada pasien dan perasaan yang muncul pada saat melakukan tindakan
·         Berusaha memahami keadaan klien
·         Berikan informasi tentang diagnosa, prognosis, dan tindakan
·         Temani pasien untuk mendukung keamanan dan menurunkan rasa takut
·         Sediakan aktivitas untuk menurunkan ketegangan
5
Setelah diberikan asuhan keperawatan pada penderita karsinoma kolorektal selama …x24 jam diharapkan konstipasi teratasi dengan kriteria hasil :
Eliminasi usus :
(050101) pola eliminasi yang telah diharapkan
(050102) gerakan usus dapat terkontrol
(050103) wana feses dalam batas normal
(050108) feses bebas dari darah
(050109) feses bebas dari lendir
(050110) tidak ada konstipasi
(050111) tidak ada diare


Manajemen konstipasi :
·         Monitor tanda dan gejala dari konstipasi
·         Monitor pergerakan usus, frekuensi, konsistensi, bentuk, volume dan warna sesuai dengan ketentuan
·         Monitor suara usus
·         Monitor tanda dan gejala dari pecahnya usus
·         Identifikasi faktor yang dapat menyebabkan konstipasi
·         Instruksikan pasien untuk diet tinggi serat
·         Instruksikan pasien untuk menggunakan laksatif sesuai kebutuhan
·         Instruksikan pasien atau keluarga untuk mencatat warna, banyaknya, frekuensi dan konsistensi feses
6
Setelah diberikan asuhan keperawatan pada penderita karsinoma kolorektal selama …x24 jam diharapkan gangguan pola tidur dapat teratasi dengan kriteria hasil :
Tidur :
(000401) mempunyai waktu untuk tidur
(000402) dapat mengamati waktu tidur
(000403) mengetahui pola tidur
(000404) mengetahui kualitas tidur
(000406) tidur tidak terganggu
(000407) mengetahui rutinitas tidur
(000408) perasaan nyaman setelah tidur
 


Aktivitas :
·         Tentukan pola tidur pasien
·         Tentukan efek pengobatan pasien dalam pola tidur
·         Catat pola tidur pasien dan lamanya waktu tidur
·         Anjurkan pasien untuk eliminasi sebelum waktu tidur
·         Instruksikan pasien untuk menghindari makan dan minum yang dapat mengganggu tidur
·         Atur lingkungan sekitar untuk meningkatkan tidur (cahaya/lampu, suara, suhu, dan tempat tidur)




BAB III
                                                     PENUTUP       


A.    KESIMPULAN
         Karsinoma kolorektal adalah suatu tumor malignan (cenderung menjadi buruk atau menyebabkan kematian) yang muncul dari jaringan epithelia dari kolon atau rectum atau usus besar dan anus. Penyebab terjadinya karsinoma kolorektal adalah faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah serta adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan makanan. Gejala dari kanker kolorektal yaitu pendarahan pada rectum, rasa kenyang atau kram lambung, feses bercampur lendir dan darah, serta adanya tekanan pada rectum, susah buang air besar, nafsu makan dan berat badan menurun, warna feses menjadi hitam dan sakit perut yang tidak reda, perut kembung, muntah, sesak nafas dan kurang bertenaga. Karsinoma kolorektal dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup dan pola makan sehat.

B.     SARAN
Kita sebagai perawat harus mengetahui dan memahami faktor-faktor penyebab karsinoma kolorektal, tanda dan gejala serta penanganannya, sehingga kita dapat membantu dalam menegakkan diagnosa dan dapat melaksanakan asuhan keperawatan yang benar-benar sesuai dengan prosedur yang berlaku.



DAFTAR PUSTAKA


Farid. 2007. Karsinoma Kolorektal. http:\\www.medicine.co.id
Johnson, Marion. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). Mosby
Mc Closkey, Joannec. 1996. Nursing Intervention Classification (NIC). Mosby
Mentosa, Medika. 2007. Terapi Untuk Penderita Karsinoma Kolorektal. http:\\www.suaramerdeka.co.id
Price, Sylvia Anderson. 1995. Patofisiologi. Jakarta: EGC



No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, jangan lupa komentar yang sopan ya.