BAB I
TUJUAN TEORI
DEMAM TYFOID
A PENGERTIAN
Adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan
dengan gejala demam lebih dari 1 minggu ,ganguan pncernaan dan gangguan
kesadaran . (Dr dr Sutaryo Sp .A (k),2000)
DEMAM TIFOID adalah penyakit endemis di indonesia yang di sebabkan oleh
infeksi sistemik salmonella
typii,terjadi pada umur 3- 19 tahun dan meningkat pada umur 5 tahun .
Untuk memastikan demam atifoid maka di lakukan pemeriksaan kuman untuk
konfirmasi.(Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak,2004)
B ETIOLOGI
Di Sebabkan Oleh Salmonela TypII. (Dr dr Sutaryo Sp .A (k),2000)
96
kasus demam typoid disebabkan S
typii,sisanya di sebabkan oleh salmonela paratipii. ( Standar Pelayanan
Medis Kesehatan Anak,2004)
D TANDA DAN GEJALA
Gejala klinis
1.
panas
lebih dari 7 hari biasanya mulai demam nglemeng yang makin hari makin tinggi
sehingga pada minggu ke dua makin panas tinggi terus menerus ,terutama malam
hari,siang hari panas agak turun ,tidak pernah mencapi normal (febris
intermitten)
2.
gejala
sistem gastrointestinal :obstipsi sangat sering muncul,kadang-kadang diare mual
muntah dan kembung jarang.
3.
gejala
saraf sentral:apatis kesadaran menurun,mengigai,delirium.
4.
hepatomegali
ringan
5.
splenomegali
6.
skibala
lidah kotor tapi hiperemis. (Dr dr
Sutaryo Sp .A (k),2000)
C
PATOFISIOLOGI
Kuman masuk lewat mukosa usus halus ,melalui pembuluh linfe masuk , ke peredaran darah, keorgan-organ terutama
hati dan limfe ,mengadakan replikasi dan kemudian kembali ke pembuluh darah dan
menyebar ke limpoid ileum (plaqes payeri) meniumbulkan radang dan
menimbulkan tukak,tukan inilah yang mudah tembus dan berdarah usus pada stadium
rekonvaselen waktu tukak membersihkan pada proses penyembuhan. (Dr dr
Sutaryo Sp .A (k),2000)
Kuman masuk melalui makanan dan minuman
Usus halus (ileus)
Mencapai folikel
usus halus (plaque puyeri)
Kuman okut aliran
limfe mesenterial ke dalm sirkulasi darah
Mencapai jaringan
RES (hepar,lien sumsum tulang untuk bermultiplikasi.
Mengalami bakteriemi sekunder
Mencapai sirkulasi
darah untuk ,menyerang organ lain.
(intra dan extra
intestinal)
D TANDA LABORAT
1. Leukopinia ,eusonofil.
2. Kultur empedu (+) darah pada mingu pertama
(minggu kedua sudah makin negatif :tinja minggu kedua ,air kemih minggu ketiga.
3. Reaksi widal (+) titer > 1/160 atau
1/200 biasanya baru pasitif pada minggu ke dua.pada stadium rekonvaselen titer
makin tinggi. (Dr dr Sutaryo Sp .A (k),2
E PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
DARAH
TEPI PERIFER
Anemia umumnya terjadi karena supresi sumsum
tulang ,defisiensi fe atau perdarahan usus.
-Leukopenia namun jarang kurang dari 3000/ul
-Limfositosis relatif.
-Trombositopenia terutama pada demam typoid berat.
- PEMERIKSAN SEROLOGI
Serologi widal :kenaikan titer s,typii titer 0 1
:200 atau kenaikan 4 x titer fase akut ke vase konvaselens.
Kadar Ig M Ig G
-
PEMERIKSAAN BIAKAN SALMONELA .
Biakan darah terutama pada mingu 1-2 dari perjalanan penyakit
-Foto thorax apa bila terjadi komplikasi pnemonia
-Foto abdomen :apabila terjadoi perforasi saluran intra intestinal seperti
perfrasi usus atau perdarahan saluran cerna. Pada perforasi usus tampak
distribusi udara tak merata tampak air fluid
level terdapat radiolusen di daerah hepar dan udara bebas pada abdomen.
F PENATALAKSANAAN
penderita
baru dengan kemungkinan tifoid sebaiknya dirawat inap,jika orang tua tidak
menyetujuinya rawat inap maka di terangkan dirawat di rumah dan
kemungkinan,terjadi komplikasi . rawat inap perlu bagi komplikasi bila intake
cairan atau makanan berkurang mak orang tua tidak mampu merawat sensiri di
rumah dan ada gangguan kesadaran.
Tata laksana penderita rawat ainap
1. istirahat ,tirah baring dengan alih
baring.
2. diet tts tktp selama masih panas dengan
pengaturan sebagai berikut:
-
5
hari bebas panas :2x bbs ,1 kali bbn
boleh duduk.
-
6
hari bebas panas :1x bbs ,2 kali bbn
boleh berdiri.
-
7
hari batas panas :3 kali bbn boleh
berdiri.
3
medikamentasi.
-
klorampenikol
:74 mg/kg bb/hari di bagi 3 a 4 dosis
dengan dosis maksimal 2 mg/hari ,di berikan 3 hari sampai bebas panas ,minimal
di berikan 7 hari.
-
Antipiretik
jika perlu.
-
Parasetamol
:10 mg/kg bb/hari
4
penanganan
komplikasi tergantung jenisnya. . (Dr dr Sutaryo Sp .A (k),2000)
BAB II
TINJAUAN KASUS
1 PENGKAJIAN
Pengkajian di
laksanakan pada tanggal 10 agustus 2006.
Identitas
Pasien:
Nama :An E
Umur :3 tahun
Jenis
kelamin :Perempuan
Alamat :Islam
Agama :
Status :belum kawin
Berat
badan :11 kg
Penanggung
jawab
Nama :Bapak R.
Umur :25 tahun
Jenis
Kelamin :Laki- Laki
Alamat :
Agama :Islam
Status :Sudah Kawin
Pekerjaan :Swasta
Hubungan dengan
pasien :Bapak
II RIWAYAT
KESEHATAN KLIEN
1.
keluhan
utama :badan panas selama 8 hari ,suhu 39 ° C
2 Riwayat
kesehatan sekarang :ibu pasien
mengatakan bahwa anaknya panas selama 8 hari fatique,panas ,anorexsia,batuk,pilek,sudah
peariksa ke puskesmas tapi panas tidak turun,turun
3
Riwayak kesehatan dulu:
Anak ibu pasien pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya.
4 Riwayat
kesehatan keluarga:
Dalam riwayat kesehatan keluarga ini ada yang pernah panas sampai 8 hari
yaitu bapak dan juga ibu pasien.
III POLA
FUNGSI KESEHATAN (menurut
gordon)/ robert prihartanto)
1. Pola persepsi dan kesehatan
pasien dan juga keluarga menganggap
bahwasanya kesehatan sangat
penting,sehingga jika ada salah satu keluarga yang sakit maka di bawanya ke
puskesmas.
2. Pola nutrisi dan metabolik
sebelum sakit :
pasien mengatakan makan sehari 3 kali
dengan menu tahu sayur dan tempe,dan minum sehari 6-8 gelas
Selama sakit :
Pasien tidak mau makan dan
mimum hanya sedikit +- 5 sendok perhari
3. pola eliminasi
Sebelum sakit
pasien mengatakan BAK sehari 1 kali sehari dengan konsistensi
berbentuk,warna kuning dan BAK sehari 4-6 kali sehari
Selama sakit :
. Ibu pasien mngatakan bahwa anaknya BAB 6
kali sehari dan BAK 3 kali sehari.
4.
pola
aktivitas dan latihan
sebelum sakit:
ibu pasien mngatakan bahwa anaknya aktiv bermain
baik di dalam rumah maupun lingkungan di luar rumah.
Selama sakit:
Pasien terbaring lemah dan hanya berada di tempat tidur dan jika mau bangun di bantu oleh keluarga
atau minta gendong.
5.
pola
istirahat dan tidur
sebelum sakit :
ibu pasien mengatakan bahwa anaknya biasanya tidur +- 8-10 jam perhari.
Selama sakit :
pasien mengatakan tidak bisa tidur ,nangis dan gelisah.
6.
pola
peran dan hubungan
sebelum sakit :
pasien mampu bersosialisasi dengan warga masyaraat sekitar tanpa
mempedulikan perbedaan status sosial
selama sakit:
hubungan pasien dan keluarga cukup baik.
7.pola persepsi
sebelum sakit :
ibu pasien mengatakan bahwa tidak tahu anaknya akan sakit.
Selama sakit :
pasien mengatakan bahwa anaknya sakit dan ibu pasien berusaha untuk
menyembuhkannya.
8.
pola
koping dan toleransi stress
sebelum sakit
:pasien selalu bercerita pada keluarga jika mempunyai masalah.
Selama sakit :
Ibu pasien melihat bahwa anaknya sakit panas dan pasien bilang kesakitan
serta mengeluh begitu terkena demam tifoid.
9.
pola
nilai dan kepercayaan
pasien beragama islam dan ibu pasien berkata bahwa
penyakit yang di deritanya itu merupakan cobaan dari Allah dan ibu pasien
selalu berdoa agar sembuh dari sakit.
IV
PENGKAJIAN FISIK
Dilakukan pada
tanggal 10 agustus 2006
- Keadaan umum pasien : samnolen.
- Tanda –tanda vital
Nadi :120 x/mnt
Suhu :39°c
RR :34
X/mnt.
c Pemeriksaan fisik (head to toe)
Kepala dan leher
Rambut :Hitam
,rambut bersih ,rambut lurus ,panjang 5 cm tanpa ada :benjolan.
Muka :Bentuk simetris,tanpa ada benjolan,dan bersih .
Mata :Simetris ,tidak
ikterik,konjungtiva tidak anemis
Hidung :Tampak sedikit
kotor,tidak kuping hidung,tanpa iritasi
Mulut :Tidak stomatitis,tidak terdapat
tonsil,mukosa mulut
kering,lidah
kotor..
Telinga :Simetris,tidak
ada serumen,tidak terdapat OMA
Leher :Tidak Terdapat pembesaran kelenjar tyroid
Dada :Inspeksi :Bentuk simetris ,
:Palpasi :Tidak ada nyeri tekan,dan tidak terdapat benjolan/masa
:Perkusi
: Tidak nyeri .
:Auskultasi : tidak
terdapat whesing ,streker
.
Perut :Inspeksi :perut
kelihatan tidak kembung .
Auskultasi :Bunyi usus hiperperistaltik yaitu (5-35 x/mnt)
Palpasi : tidak ada nyeri tekan,tidak ada masa di
dalam tuhuhnya .
Perkusi : Ada bunyi ,kembung
Extremitas :Terpasang infus di
daerah extremitas dextra kaen 3A
Genetalia :Tampak bersih dengan
sedikit iritasi
ANALISA DATA
NO
|
TGL
|
DATA FOKUS
|
ETIOLOGI
|
PROBLEM
|
1
|
10/8/06
JAM 08.00 s/d 14.00
|
DS: Ibu Pasien Mengatakan Bahwa Badan Panas Suhu
Selama 8 Hari.
DO: -
pasien tampak fatique
- Menggigil
- Kulit kemerahan
- berkeringat
|
Regulasi suhu tak efektif sekunder
|
Hypertermi
|
2
|
10/8/06
JAM 08.00 s/d 14.00
|
Ds: -Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya tidak
mau makan hanya menghabiskan 1 sendok perhari.
Do: -Berat badan pasien menurun dari BB awal
sebelum masuk RS 11,5 kg menjadi 11 kg.
- Makan 1/2 sendok perhari sesuai porsi.
|
Penurunan keinginan makan sekunder
|
Ganguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
|
3
|
10/8/06
jam
07.00-14.00
|
Ds: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya tidak
mau minum,hanya menghabiskan 2 sendok perhari
Do: -Mukosa mulut pasien kering.
- Turgor kulit jelek .> 2 detik
- Kapilary refil jelek >2 detik
- keadaan umum lemah.
|
Kehilangan volume cairan aktif
|
Kekurangan volume cairan
|
|
10/8/06
jam
07.00-14.00
|
Ds :Ibu
pasien mengatakan BAB 6 kali sehari .
Do:-konsistensi
warna
-kuning,sedikit ampas
-volume Frekuensi 200cc
-frekuensi usus meningkat
|
Faktor fisiologis yaitu malabsorbsi
|
Ganguan pola eliminasi)
|
II PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Hipertermi
berhubungan dengan regulasi suhu tak efektif sekunder.
2.
Kekurangan
cairan tubuh berhubugan dengan kehilangan volume cairan aktif.
3.
Gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan penurunan keinginan untuk makan sekunder.
4.
Gangguan
pola eliminasi berhubungan dengan faktor fisiologis yaitu malabsorbsi
III PERENCANAAN
NO
|
TGL
|
DP
|
TUJUAN
|
TINDAKAN
|
RASIONAL
|
1
|
10/8/06 JAM
08.00 s/d 14.00
|
I
|
Setelah di
lakukan tindakan keperawatan selam 2 x24 jam di harapkan suhu dalam batas
normal kreteria hasil:
|
1. Observasi TTV
2. Melakukan kompreas air hangat.
3. Melakuikan penkes pada keluarga tentang
cara mengompres yang benar dengan yang telah di ajarkan perawat.
4. Kolaborasi dengan dr untuk pemberian
obat antipiretik
|
1. Untuk mengetahui perkembangan pasien
2. Mempercepat evaporasi.
3. keluarga menjadi lebih mandiri tentang
cara mengompres yang benar.
4 Mampu menurunkan panas
|
2
|
10/8/06
jam 07.00 s/d 14.00
|
II
|
Setelah di
lakukan tindakan keperawatan selama 2 x24 jam di harapkan pasien tidak
kekurangan volume cairan kreteria hasil:
|
1. Mengkaji tanda-tanda dehidrasi
2. Memotivasi minum 6 gelas perhari .
3. Memberikan penkes pada keluarga tentang
pemasukan cairan peroral dan rutin.
4. kolaborasi dengan dokter tentang
pemberian cairan parenteral (perinfus)
|
1. Untuk mengetahui tingkat kekurangan
dehidrasi
2. Terpenuhinya cairan tubuh secara
adekuat.
3. keluarga mengetahui tentang keseimbangan
cairan.
.
4. untuk rehidrasi cairan parenteral
(perinfus)
|
3
|
10/8/06
jam 14.00 s/d 20.00
|
III
|
Setelah di
lakukan tindakan keperawatan selama 2 x24 jam di harapkan kebutuhan nutrisi
tercukupi dengan kreteria hasil:
1.
berat
badan pasien meningkat dari 11 kg
menjadi 11,2 kg.
2.
pasien
makan menghabiskan porsi setengah porsi yang dari yang di hidangkan.
|
1
mengkaji
kebiasaan makan sehari-hari di rumah.dan makanan kesukaannya.
2 memotivasi ibu pasien untuk mmemberi
makanan teratur sedikit tapi sering
pagi,siang,sore .
3 kolaborasi dengan ahli gizi tentang diet
|
1) untuk mengetahui tingkat keseimbangan
pemenuhan nutrisi.
2) Pemulihan kesehatan dengan nutrisi yang
cukup
3) Mengetahui diet terapinya
|
4
|
10/8/06 jam
14.00 s/d 20.00
|
IV
|
Setelah di
lakukan tindakan keperawatan selama 2 x24 jam di harapkan gangguan pola eliminsi tercukupi dengan kreteria
hasil:
1.
feses
mulai terbentuk,warna kuning,konsentra 200cc.
2.
BAB
1-2 kali sehari
|
1 Obervasi BAB dan
veses.
2 Membersihkan tempat tidur
pasien.
3 Memberikan penkes pada ibu pasein untuk menjaga kebersihan badan ,pakaian,tempat tinggal /lingkungan.
4 Kolaborasi dokter untuk pemberian lacto b,smecta,
|
1. Mengetahui keadaan feses dan karakteristiknya
2. Memberikan kenyamanan pasien
3. Mencegah terjadinya penyakit komplikasi
4. Untuk pengobatan diare.
|
D
IMPLEMENTASI
TT
|
RESPON KLIEN
|
TINDAKAN
|
DP
|
TGL
|
|
1 pasien takut dan menangis.
2 pasien
menolak dan menagis saat di kompres
3 Ibu klien
tampak mengerti tentang cara mengompres yang benar dan pasien mampu mandiri mengerjakan
setelah di beri contoh perawat.
4 Anak pasien mau minum obat sesuai dosis
|
1 Mengobservasi
TTV
2 Melakukan kompres air hangat.
3 Melakukan penkes pada keluarga tentang
cara mengompres yang benar dengan yang telah di ajarkan perawat.
4 Kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian obat antipiretik
(parasetamol 110 mg)
|
1
|
10/8/06 JAM 07.00 s/d 14.00
|
|
1 pasien takut dan menangis ketika di dekati
pasien/diobservasi
2 Anak mau minum sedikit demi
sedikit (etlibit)
3 ibu pasien tampak mengerti dan melakukan pemberian
cairan peroral.
4 ibu pasien senang dengan harapan anaknya
cepat sembuh.
|
5.
1 Mengkaji
tanda-tanda dehidrasi
6.
2 Memotivasi
minum 6 gelas perhari
3 Memberikan
penkes pada keluarga tentang pemasukan cairan peroral dan rutin
4 kolaborasi dengan dokter tentang pemberian cairan perinfus
|
II
|
11/8/06 JAM 07.00 s/d 14.00
|
|
1 ibu pasien
melakukan diet tentang kebiasaan anaknya .
2 ibu pasien mengerti dan dapat melakukan
sendiri.
3 nafsu makan anak bertambah
|
1 Mengkaji intake dan output pasien
setiap harinya.
2 Membantu memotivasi ibu pasien untuk
makan teratur sedikit tapi sering.
3 Kolaborasi
dengan ahli gizi tentang diet
|
III
|
12/8/06 JAM 14.00 s/d 20.00
|
|
1 Pasien mengis
pada saat di lihat BAB nya
oleh perawat.
2 Pasien
tampak menangis dan minta di
gendong jarit dengan ibunya.
3
Ibu pasien mampu untuk menjaga kamar
4 ibu
pasien dapat memberikan obat oral.
|
1
Mengobervasi BAB dan veses
2 Membersihkan
tempat tidur pasien
3 Memberikan
penkes pada ibu pasein untuk menjaga tempat tidur supaya selalu bersih
4 Kolaborasi dokter
untuk pemberian lacto b,smekta
|
IV
|
13/8/06 jam 14.00 s/d 20.00
|
E EVALUASI
TT
|
CATATAN PERKEMBANGAN
|
DP
|
TGL/JAM
|
|
S :Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya
sudah berkurang panasnya.
O: S :36 -37,4°C,Nadi 120x/mnt, RR32x/mnt
A : Masalah sudah teratasi
P : pertahankan kondisi.
|
I
|
10/8/06jam 07.00 s/d 14.00
|
|
S: Ibu Pasien Mengatakan anaknya sudah
mau Minum sedikit ± 1/2 gelas perhari
O: - Tidak dehidrasi
- Membran
mukosa lembab
-
Keluhan umum baik
- turgor
kulit baik (<2detik)
A :Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi:
1. Mengkaji tanda-tanda dehidrasi.
2. Memotivasi minum 6 gelas perhari .
3. Memberikan penkes pada keluarga tentang
pemasukan cairan peroral dan rutin.
4. kolaborasi dengan dokter tentang
pemberian cairan perinfus
|
II
|
10/8/06 jam 07.00 s/d 14.00
|
|
S :Ibu Pasien Mengatakan bahwa anaknya
belum mau makan
O :Berat badan pasien menurun dari 11,5
kg menjadi 11 kg.
A :Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Mengkaji intake dan output pasien setiap
harinya .
2. Membantu memotivasi ibu pasien untuk
makan teratur walaupun 1/2 porsi tapi sering pagi,siang,sore .
3. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang diet
S
:Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah mau makan.sesuai porsi yang
di hidangkan.
O
: - Berat badan pasien naik dari 11 kg menjadi 11,5.kg
- Makan
1/2 sendok porsi menjadi 1/2 porsi yang di hidangkan.
A : Masalah teratasi
P :Pertahankan kondisi.
|
III
III
|
10/8/06 jam 14.00 s/d20.00
11/8/06 jam 14.00 s/d 20.00
|
|
S :Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya BAB
masih sedikit cair dan frekuensinya masih 6x per hari.
O : Pasien tampak fatique.
: Kulit kemerahan .
: Berkeringat
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
S
:Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya BAB 1-2 kali sehari,konsistensi berbentuk
,warna kuning,intensitas 300cc.
O :
BB naik dari 11 menjadi 11,5 kg
: .muka pasien tampak segar.
A : Masalah teratasi
P : pertahankan kondisi.
|
IVi
IVii
|
10/8/06 jam 14.00 s/d
10/8/06
11/8/06
Jam 14.00 s/d 08.00
|
DAFTAR PUSTAKA
·
Lynda
juall carpenito ,buku saku diagnosa keperawatan edisi 8,2000 ,ecg ,jakarta
·
(Dr
dr Sutaryo Sp .A (k),2000)
·
RSUP dr sardjto.Standar Pelayanan Medis
Kesehatan Anak,2004,UGM,yogyakarta
·
Nanda
,nursing diagnosis ,definition and classifikation 2006,prima medika,philadelpia.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, jangan lupa komentar yang sopan ya.