ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN
ASITES
A. DEFINISI
Asites adalah penimbunan cairan secara abnormal dirongga
perut pada pasien sirosis hati, terbentuknya asites merupakan salah satu
komplikasi yang paling sering dijumpai. Asites juga merupakan salah satu
indikasi perawatan di rumah sakit yang paling sering dijumpai diantara pasien
sirosis hati. Pembentukan asites merupakan tanda prognosis yang kurang baik dan
pengelolaan penyakitnya menjadi semakin sulit. Asites juga dapat menjadi sumber
infeksi seperti penimbunan cairan secara abnormal di rongga tubuh yang lain.
Infeksi akan lebih membentuk perjalanan penyakit dasarnya.
Banyak kemajuan yang dicapai dibidang kedokteran.
Kemajuan itu menyebabkan banyak persoalan asites yang selama ini belum
diketahui menjadi lebih jelas. Pendekatan terapi dengan demikian menjadi lebih
rasional.
B. ETIOLOGI
Penyebab dari penyakit ini adalah peningkatan tekanan
hidrostatik pada kapiler usus (hipertensi porta) dan penurunan tekanan osmotik koloid
akibat hipoalbuminemia. Faktor lain yang berperanan adalah retensi natrium dan
air dengan peningkatan sintesis dan aliran limfe hati. Asites merupakan
penimbunan cairan encer intraperitoneal yang mengandung sedikit protein. Karena
cairan asites juga mengandung 10 sampai 30 gr protein dalam setiap liter
cairan, terjadi pengurangan lebih lanjut pada albumin serum, yang akan
mempercepat penimbunan cairan kembali. Parasentesis hanya dilakukan bila asites
menyebabkan gangguan pernapasan yang nyata atau untuk tujuan diagnostik.
Beberapa penderita asites juga mengalami efusi pleura, khususnya pada
hemotoraks kanan. Cairan diduga masuk ke dada melalui robekan yang terdapat
pada pars tendinosa diafragma karena peningkatan tekanan abdominal.
C. PATOFISIOLOGI
/ PATHWAY
Pembentukan asites pada sinosis hati ditentukan oleh 2
faktor yang sangat penting yakni faktor lokal dan sistemik. Faktor lokal
bertanggung jawab terhadap penimbunan cairan dirongga perut. Sedangkan faktor
sistemik bertanggung jawab terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
sistem kardiovaskular dan ginjal yang menimbulkan retensi air dan garam. Dengan
terjadinya asites, volume intravaskuler cenderung menimbun dan ginjal akan
melepaskan rennin. Rennin akan meningkatkan sekresi harmon aldosteron oleh
kelenjar adrenal yang selanjutnya membuat ginjal menahan natrium dan air dalam
upaya untuk mengembalikan volume intravaskuler kepada keadaan yang normal.
A.
Faktor Lokal
Adalah aliran sinusoid hati dan sistem kapiler pembuluh darah
usus. Pada sebagian besar pasien sinosis hati terjadi peningkatan tahanan
perifer aliran porta akibat kerusakan pasca sinusoid berarti baik aliran
sinusoid maupun kapiler pembuluh darah usus akan mengalami peningkatan
hidrostatik akan menunjukkan reaksi dan prekapiler v. mesenterika secara
fungsional mampu menerima perubahan tekanan tersebut dan dapat menahan proses
transudasi, sebaliknya sinosis hati yang merupakan sistem vena dengan tekanan
rendah, tidak mempunyai mekanisme yang memadai untuk menahan peningkatan
tekanan hidrostatik dan mencegah terjadinya transudasi. Sebagian kecil sirosis
hati yang kerusakan utamanya terletak pada presinusoid, asites lebih lambat
karena sistem sinusoid belum terganggu pada pemilihan penyakitnya. Transudat
yang dihasilkan disinusoid hati akan disalurkan keduktus torasikus melalui
pembuluh limfatik regional. Asites akan timbul bila jumlah transudat lebih
banyak dari pada kemampuan sistem limfatikus.
B.
Faktor Sistemik
Faktor utama sebagai pencetus timbulnya retensi air dan garam
oleh ginjal adalah vasodilatasi arteri perifer. Vasodilatasi sirkulasi
splanknik terjadi segera setelah shunt (pintas) partosistemik terbentuk,
sebagai konsekuensi perubahan struktur parenkin yang menandai sirosis hati.
Mula-mula akan terjadi peningkatan tahanan sistem porta dan diikuti dengan
terbentuknya pintas portosistemik baik intra maupun ekstra hati. Apabila
perubahan struktur parenkin semakin berlanjut, vasodilatasi juga akan semakin
berat sehingga tidak saja sirkulasi splanknik tetapi ditempat lain misalnya
kulit, otot dan paru. Vasodilatasi arteri perifer akan menyebabkan tahanan
perifer menurun. Tubuh akan menafsirkan seolah-olah terjadi penurunan volume
efektif darah arteri. Reaksi yang dikeluarkan untuk melawan keadaan itu adalah
meningkatkan tonus saraf simpatik, adrenergik. Hasil akhirnya adalah aktivitasi
terhadap 3 sistem vasokonstriktor yakni sistem rennin-angiotensin aldosteron,
arginin vasopresin dan saraf simpatik-aktivitasi sistem arginin vasopresin akan
menyebabkan retensi air, sistem aldosteron akan menyebabkan retensi garam
sedangkan sistem saraf simpatik dan angiotensin akan menyebabkan penurunan
kecepatan filtrasi glomerusus dan meningkatkan reabsopsi garam pada tubulus
proksimal. Proses pembentukan asites menurut hipotesis ini justru tergantung
pada gangguan fungsi hepatoselular yang menyertai pasien sirosis hati.
Kerusakan sirosis hati menyebabkan aktivitas antinamuretik meningkat atau
namuretik menurun, sehingga terjadi retensi air dan garam.
D. MANIFESTASI
KLINIK
-
Tidak mau makan dan sulit tidur
-
Kenaikan tekanan darah
-
Hernia umbilikalis karena tekanan intraabdomen yang
meninggi sedangkan otot-otot atrofi sehingga kekuatannya berkurang
-
Gizi kurang dan kelelahan
-
Perut membuncit
E. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
-
Pemeriksaan laboratorium dan antropemetrik
-
USG
-
Pemeriksaan shifting dullness atau dengan mendeteksi
gelombang cairan
F. KOMPLIKASI
-
Gagal ginjal fungsional
-
Gangguan elektrolit
-
Ensefalopati hepatik
-
Gangguan keseimbangan asam basa
G. PENATALAKSANAAN
- MEDIS
-
Istirahat dan diet rendah garam
-
Diuretik
-
Perawatan kulit
-
Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah
-
Terapi parasentesis
- KEPERAWATAN
Pengkajian
-
Kaji asupan diet dan status nutrisi lewat riwayat diet
dan food diary
-
Kaji tingkat toleransi aktivitas dan derajat kelelahan
-
Kaji perubahan ini dibagi pasien serta keluarga
-
Kaji tingkat kesadaran
Diagnosa
Keperawatan
1.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
secara menyeluruh.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan.
3.
Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan
volume cairan secara aktif.
4.
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan edema dan
nutrisi yang buruk.
5.
Nyeri akut berhubungan dengan nyeri tekan pada kuadran
atas dan kausal abdomen.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, jangan lupa komentar yang sopan ya.