BAB I
TINJAUAN TEORI
TINJAUAN TEORI
CA. RECTI
1.
DEFINISI
Ca. Recti adalah keganasan jaringan
epitel pada daerah rektum.
Kanker colorectal berasal dari
jaringan kolon (bagian terpanjang di usus besar) atau jaringan rektum (beberapa
inci terakhir di usus besar sebelum anus). Sebagian besar kanker colorectal
adalah adenocarcinoma (kanker yang dimulai di sel-sel yang membuat serta
melepaskan lendir dan cairan lainnya).
( Parkwaycancercentre.com )
2.
ETIOLOGI ( Faktor penyebab )
Penyebab nyata dari kanker kolon dan
rektal tidak diketahui, tetapi faktor risiko telah teridentifikasi termasuk
riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi
kronis dan diet tinggi lemak protein dan daging serta rendah serat.
( Brunner & Suddarth,buku ajar
keperawatan medikal bedah,hal. 1123 ).
·
Polip di usus (Colorectal polyps): Polip adalah pertumbuhan pada
dinding dalam kolon atau rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun
ke atas. Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan kanker), tapi beberapa
polip (adenoma) dapat menjadi kanker.
·
Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn: Orang dengan kondisi yang
menyebabkan peradangan pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau
penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki risiko yang lebih besar
·
Riwayat kanker pribadi: Orang yang sudah pernah terkena
kanker colorectal dapat terkena kanker colorectal untuk kedua kalinya.
Selain itu, wanita dengan riwayat kanker di indung telur, uterus (endometrium)
atau payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker
colorectal.
·
Riwayat kanker colorectal pada keluarga: Jika Anda mempunyai riwayat kanker
colorectal pada keluarga, maka kemungkinan Anda terkena penyakit ini lebih
besar, khususnya jika saudara Anda terkena kanker pada usia muda.
·
Faktor gaya hidup: Orang yang merokok, atau menjalani
pola makan yang tinggi lemak dan sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki
tingkat risiko yang lebih besar terkena kanker colorectal.
·
Usia di atas 50: Kanker colorectal biasa
terjadi pada mereka yang berusia lebih tua. Lebih dari 90 persen orang
yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas.
( parkwaycancercentre.com )
1.
JENIS KLASIFIKASI
Dokter membagi kanker colorectal
berdasarkan stadium berikut:
1. Stadium 0: Kanker ditemukan hanya pada lapisan
terdalam di kolon atau rektum. Carcinoma in situ adalah nama lain untuk
kanker colorectal Stadium 0.
2. Stadium I: Tumor telah tumbuh ke dinding dalam
kolon atau rektum. Tumor belum tumbuh menembus dinding.
3. Stadium II: Tumor telah berkembang lebih dalam
atau menembus dinding kolon atau rektum. Kanker ini mungkin telah
menyerang jaringan di sekitarnya, tapi sel-sel kanker belum menyebar ke
kelenjar getah bening,
4. Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar
getah bening di sekitarnya, tapi belum menyebar ke bagian tubuh yang lain.
5. Stadium IV: Kanker telah menyebar ke bagian
tubuh yang lain, misalnya hati atau paru-paru.
6. Kambuh: Kanker ini merupakan kanker yang
sudah diobati tapi kambuh kembali setelah periode tertentu, karena kanker itu
tidak terdeteksi. Penyakit ini dapat kambuh kembali dalam kolon atau rektum,
atau di bagian tubuh yang lain.
( parkwaycancercentre.com )
Menurut klasifikasi duke berdasarkan
atas penyebaran sel karsinoma dibagi menjadi :
Kelas
A : Tumor dibatasi mukosa dan
submukosa.
Kelas
B : Penetrasi atau penyebaran
melalui dinding usus.
Kelas
C : Invasi kedalam sistem limfe
yang mengalir regional.
Kelas
D : Metastasis regional tahap
lanjut dan penyebaran yang luas.
( Brunner & Suddarth,buku ajar
keperawatan medikal bedah,hal. 1126 ).
- ANATOMI,
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi :
Kanker kolon dan rektum terutama (
95 % ) adenokarsinoma ( muncul dari lapisan epitel usus). Di mulai sebagai
polip jinak (dapat diakibatkan pola diet rendah serat) tetapi dapat menjadi
ganas karena faktor mutasi (sesuai dengan teori seleksi sel,dr. Jan
tambayong,patofisiologi hal. 69) dan menyusup serta merusak jaringan normal
serta meluas kedalam struktur sekitarnya, sel kanker dapat terlepas dari tumor
dan menyebar ke bagian tubuh yang lain terutama yang paling sering ke hati.
Melalui proses invasi dengan cara tumbuh menyebar keluar lokasi asalnya,
dilanjutkan pemisahan sel dengan menembus pembuluh darah,kemudian menetap pada
endotelium yang disebut proses diseminasi akhirnya sel kanker ini menetap pada
area baru dan menyasuaikan diri untuk pertumbuhan selanjutnya yang disebut
proliferasi.
Sumber : Patofisiologi untuk
keperawatan hal.67-72 (dr. Jan tambayong) dan brunner &
sudarth,hal. 1136.
- DAMPAK
PADA BERBAGAI SISTEM TUBUH
Ca. Recti dapat bermetastasis ke
organ lain seperti hati, paru-paru, limfe hal ini dapat menyebabkan gangguan
atau kerusakan fungsi organ tersebut.
- MANIFESTASI
KLINI
·
Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau
sembelit/konstipasi)
·
Usus besar Anda terasa tidak kosong seluruhnya
·
Ada darah (baik merah terang atau kehitaman) di
kotoran Anda
·
Kotoran Anda lebih sempit dari biasanya
·
Sering kembung atau keram perut, atau merasa
kekenyangan
·
Kehilangan berat badan tanpa alasan
·
Selalu merasa sangat letih
·
Mual atau muntah-muntah.
( parkwaycancercentre.com )
- PROSEDUR
DIAGNOSTIK
·
Tes darah samar pada feses/kotoran (Fecal Occult
Blood Test – FOBT): Terkadang kanker atau polip mengeluarkan darah, dan
FOBT dapat mendeteksi jumlah darah yang sangat sedikit dalam kotoran. Karena
tes ini hanya mendeteksi darah, tes-tes lain dibutuhkan untuk menemukan sumber
darah tersebut. Kondisi jinak (seperti hemoroid), juga bisa menyebabkan
darah dalam kotoran.
·
Sigmoidoskopi: Dokter akan memeriksa rektum Anda
dan bagian bawah kolon dengan tabung cahaya (sigmoidoskop). Jika ditemukan
polip (pertumbuhan jinak yang dapat menjadi kanker), maka polip bisa diangkat.
·
Kolonoskopi: Dokter akan memeriksa rektum dan seluruh kolon dengan
menggunakan tabung panjang bercahaya (kolonoskop). Jika ditemukan polip
(pertumbuhan jinak yang dapat menjadi kanker), maka polip bisa diangkat.
·
Enema barium kontras ganda (Double-contrast barium
enema): Prosedur
ini mencakup pengisian kolon dan rektum dengan bahan cair putih (barium) untuk
meningkatkan kualitas gambar sinar X. Dengan demikian, ketidaknormalan (seperti
polip) dapat terlihat dengan jelas.
·
Pemeriksaan rektal secara digital: Pemeriksaan rektal seringkali
menjadi bagian pemeriksaan (check-up) fisik rutin. Dokter akan
memasukkan jari dengan sarung tangan yang telah dilumasi ke dalam rektum, untuk
merasakan ketidaknormalan.
( parkwaycancercentre.com )
- MENEJEMEN KLINIKS ( Penatalaksanaan )
Penatalaksanaan medis :
- Penghisapan
nasogastrik
Jika didapati pasien dengan
obstruksi usus dan terjadi perdarahan yang cukup berarti.
- Terapi
komponen darah (Endoskopi, Ultrasonografi, Laparoskopi)
Dilakukan pada periode pre operatif.
- Terapi
ajufan
1.
Kemoterapi
2.
Terapi radiasi
3.
Imunotropi
Dilakukan/dapat digunakan pada periode pre operatif,intraoperatif dan post
operatif.
- Alat
radiasi intrakovitas
Digunakan pasca operasi untuk
mengurangi resiko kekambuhan tumor dengan cara diimplantasikan.
Metode pentahapan yang sering digunakan secara luas adalah klasifikasi duke
:
Kelas A : Tumor dibatasi
mukosa dan submukosa.
Kelas B : Penetrasi atau
penyebaran melalui dinding usus.
Kelas C : Invasi kedalam
sistem limfe yang mengalir regional.
Kelas D : Metastasis
regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas
( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1126 ).
Penatalaksanaan bedah :
- Kolonoskopi
Untuk kanker yang terbatas pada satu
sisi.
- Polipektomi
Metode dalam kolostomi laparoskopik
agar dapat meminimalkan area pembedahan pada beberapa usus.
- Laser
Nd:YAG
Efektif untuk lesi A,B dan C
Tipe pembedahan tergantung pada
lokasi dan besarnya tumor. Pemilihan prosedur pembedahan tumor sebagai berikut
(menurut Duoghty & Jackson,1993)
1.
Reseksi segmental : anastomosis ( pengngkatan tumor
dan porsi usus pada sisi pertumbuhan,pembuluh darah dan nodus limfatik.
2.
Reseksi abdominoperineal dengan kolostomi sigmoid
permanen (pengangkatan tumor dan persi sigmoid dan semua rektum dan sfingter
anal).
3.
Kolostomi sementara dengan reseksi segmental dan
anastomosis serta reanastomosis lanjut dari kolostomi (memungkinkan dekompresi
usus awal dan persiapan usus sebelum reseksi).
4.
Kolostmi permanen atau ileostomi (untuk menyembuhkan
lesi obstruksi yang tidak dapat direseksi).
(Brunner & suddarth,buku ajar
keperawatan medikal bedah ed.8,hal. 1127).
- KOMPLIKASI
- Hemmoragi
(perdarahan)
- Syok
STANDAR
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN SEHUBUNGAN DENGAN NEOPLASMA, Ca. RECTI
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN SEHUBUNGAN DENGAN NEOPLASMA, Ca. RECTI
- PENGKAJIAN
- Anamnese
- Identitas pasien.
- Identitas penanggung jawab.
- Keluhan utama
·
Dilihat dari tanda dan gejala penyakit.
1.
Riwayat penyakit sekarang
·
Dengan format P Q R S T
1.
Riwayat penyakit dahulu
2.
Riwayat penyakit keluarga
3.
Pola kebiasaan
1.
Pemeliharaan kesehatan.
2.
Pola pelatihan aktivitas.
3.
Pola nutrisi.
4.
Pola istirahat dan tidur.
5.
Pola eliminasi.
6.
Riwayat spiritual,sosial dan konsep diri.
- KELUHAN UTAMA PASIEN
·
Nyeri abdomen / rektum.
·
Konsultasi feses terdapat darah.
·
Konsultasi adanya kecemasan kehilangan anggota tubuh
dan perubahan fungsi tubuh.
- PEMERIKSAAN FISIK
Dengan "RECTAL – TOUCHER"
biasanya diketahui :
- Tonus sfingterani keras/lembek.
- Mukosa kasar,kaku biasanya tidak dapat digeser.
- Ampula rektum kolaps/kembung terisi feses atau
tumor yang dapat teraba ataupun tidak.
- PROSEDUR DIAGNOSTIK
·
Tes darah samar pada feses/kotoran (Fecal Occult
Blood Test – FOBT).
·
Sigmoidoskopi
·
Kolonoskopi
·
Enema barium kontras ganda (Double-contrast
barium enema)
·
Pemeriksaan rektal secara digital
ANALISA DATA
PRE OPERASI
NO
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
|
1
|
DS :
DO : |
klien mengeluh pada daerah rektal
|
Ca. Recti
Mendesak jaringan disekitarnya
mengeluarkan zat neurotransmiter
Medulla spinalis
Medulla oblongata
Korteks serebri
Nyeri
|
Nyeri
|
2
|
DS :
DO :
|
Klien mengatakan takut untuk
operasi karena resiko kematian
|
Ca. Recti
Takut mati, takut perubahan pada kehidupan sosial
Gangguan konsep diri
Berduka
|
Berduka / antisipasi
|
3
|
DS :
DO : |
Klien mengatakan badannya terasa
lemah
|
Ca. Recti
Metastasis
hipermetabolik dan asupan nutrisi tetap
nutrisi tubuh kurang dari kebutuhan
|
nutrisi tubuh kurang dari kebutuhan
|
POST OPERASI
NO
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
|
1
|
DS :
DO : |
klien mengatakan nyeri pada daerah
pembedahan
|
Pembedahan
terputusnya kontinuitas jaringan
mengeluarkan zat neurotransmiter
Medulla spinalis
Medulla oblongata
Korteks serebri
Nyeri
|
Nyeri
|
2
|
DS :
DO :
|
-
|
Pembedahan
Terputusnya kontinuitas jaringan
Port de entry
Resiko infeksi
|
Resiko infeksi
|
3
|
DS :
DO : |
Klien
mengatakan kotor didaerah badannya
Tampak badan klien kotor dan kurang terawat |
Ca. Recti
pembedahan
Imobilisasi/
Bedrest (istirahat total)
ADL terganggu
Defisit perawatan diri
|
Defisit perawatan diri
|
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN SEHUBUNGAN DENGAN NEOPLASMA, Ca. RECTI
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN SEHUBUNGAN DENGAN NEOPLASMA, Ca. RECTI
PRE OPERASI
DIAGNOSA 1
Nyeri sehubungan dengan adanya kanker pada daerah rektal.
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
EVALUASI
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan diharapkan nyeri yang dirasakan oleh klien hilang atau
tidak dirasakan lagi.
|
|
|
Nyeri yang
dirasakan klien tidak dirasakan lagi.
|
DIAGNOSA 2
Berduka sehubungan dengan kurangnya pengetahuan dan rasa takut karena
resiko kematian.
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
EVALUASI
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat informasi yang
diperukan dan dapat mengembalikan kepercayaan diri seperti semula.
|
|
|
Klien
memperoeh pengetahuan akan penyakitnya dan klien dapat beraktivitas dengan
normal,merencanakan masa depan.
|
DIAGNOSA 3
Nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan hipermetabolik akibat
kanker.
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
EVALUASI
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan diharapkan BB stabil dan pemahaman pengaruh
individual pada masukan adekuat dan pasien dapat berpartisipasi dalam
intervensi spesifik untuk merangsang nafsu makan.
|
|
|
BB stabil
dan pemahaman pengaruh individual pada masukan adekuat dan klien mampu
berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang nafsu makan.
|
POST OPERASI
DIAGNOSA 1
Nyeri pada post operasi sehubungan dengan pembedahan.
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
EVALUASI
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri yang dirasakan oleh klien
hilang atau tidak dirasakan lagi.
|
|
|
Klien
mengungkapkan tidak nyeri lagi,nyeri berkurang dan klien tidak tampak
meringis dan menahan sakit lagi.
|
DIAGNOSA 2
Resiko infeksi sehubungan dengan adanya luka akibat pembedahan.
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
EVALUASI
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien tidak akan mengalami infeksi
akibat mikroorganismelalui luka pembedahan.
|
|
|
Tanda-tanda
infeksi tidak terjadi.
|
DIAGNOSA 3
Defisit perawatan diri sehubungan dengan keterbatasan aktivitas fisik.
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
EVALUASI
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan diharapkan defisit keperawatan diri pasien
dapat teratasi. Dengan kriteria hasil : kuku dan kulit pasien tidak kotor. |
|
|
Kebutuhan
dasar aktivitas pasien terpenuhi.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi
8. Jakarta : EGC.
Potter, Patricia A Perry, Anne Griffin. 2005. Fundamental Keperawatan.
Jakarta : EGC.
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta :
EGC.
Doenges, Marlynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Ramali, Ahmad. 2003. Kamus Kedokteran : Arti dan keterangan Istilah. Jakarta
: EGC.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, jangan lupa komentar yang sopan ya.