BLOG INI BERISI CONTO LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MENGENAI PENYAKIT DAN TATALAKSAANYA.

Thursday, January 12, 2017

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HERPES SIMPLEX

BAB I
LANDASAN TEORI

I. HERPES SIMPLEX
A.    DEFINISI
Herpes Simplex merupakan sejenis virus yang menginfeksi kulit, membrane mukosa dan syaraf. Ciri-ciri herpes simplex adalah adanya bintil-bintil kecil, bisa satu atau sekumpulan, yang berisi cairan dan jika pecah bisa menyebabkan peradangan. Bintil-bintil ini biasanya muncul di daerah muco-cutaneous atau daerah dimana kulit bertemu dengan lapisan membrane mukosa. Di wajah, daerah ini berlokasi di pertemuan bibir dengan kulit wajah. Para penderita herpes simplex biasanya merasakan adanya perasaan geli di daerah tersebut sebelim munculnya bintil-bintil.
Jika terinfeksi virus herpes, virus tersebut bisa menyebar ke seluruh tubuh seperti di jari-jari (herpetic whitlow), di mata (herpetic ophthalmitis), di daerah kemaluan (genital herpes), bahkan bisa juga menyerang otak (herpetic encephalitis).
Herpes sering juga disebut sebagai penyakit kelamin. Padahal virus herpes simplex tidak hanya menyerang kelamin, tetapi juga menyerang mulut. Meskipun secara ilmiah herpes memang termasuk penyakit mmenular seksual.
Penyakit mata herpes simplex adalah suatu infeksi pada kornea mata yang berpotensi mengganggu penglihtan dan biasanya disebabkan oleh HSV I. infeksi ini bervariasi baik lama berlangsungnya, keparahannya dan respon terhadap pengobatan. Ini tergantung pada strain HSV I mana yang menjadi penyebabnya. Penyakit ini biasanya mulai pada permukaan kornea kemudian mata menjadi merah dan menjadi sensitive tehadap cahaya. Proses infeksi ini dapat masuk ke lapisan lebih dalam dari kornea dan menyebabkan radang permanen dan pembentukkan jaringan parut. Bahkan dapat berkembang menjadi tukak kornea kronis dan sulit disembuhkan. Penyakit mata herpes simplex biasanya muncul pada satu mata saja dan jarang menyebar ke mata yang lain. Pada orang yang memiliki imunitas buruk, virus herpes simplex dapat menyebar sampai ke retina bahkan ke otak.

B.     ETIOLOGI
Penyakit herpes simplex disebabkan oleh virus yaitu virus herpes simplex (HSV). Terdapat 2 jenis utama virus herpes simplex yaitu Virus Herpes Simplex tipe 1 (HSV I), biasanya berhubungan dengan penyakit mata herpes simplex yang dikenal juga dengan cold sore atau fever blister dan Virus Herpes Simplex tipe 2 (HSV II), biasanya berbentuk herpes yang ditularkan secara seksual dan jarang menyebabkan penyakit mata.

C.    MANIFESTASI KLINIS
Fase pertama genital herpes ditandai dengan demam seperti flu, nyeri otot dan sendi, pembengkakan kelenjar limfe, rasa letih dan tidak enak badan. Rasa geli pada daerah kontak juga bisa muncul sebelum timbulnya bintil-bintil. Jika bintil-bintil sudah timbul, daerah sekitar bintil tersebut akan terasa lunak dan tergantung dimana bintil-bintil itu berada si penderita bisa merasa kesulitan berjalan atau nyeri saat buang air kecil.
Herpes simplex tidak hanya menyerang kelamin, tetapi dapat juga menyerang mulut, meskipun secara ilmiah herpes memang trmasuk penyakit menular seksual.gejala infeksi ini kadang-kadang hanya berupa nyeri ringan di mulut tau tenggorokan yang terjadi akibat berdekatan atau kontak langsung dengan orang yang mengidap virus tersebut. Gejala lain yang di timbilkan bisa berupa luka pada kulit yang terkena virus dan disertaidengan rasa nyeri serta panas. Kemudian diikuti dengan lepuhan seperti luka bakar dan demam. Lepuhan-lepuhan kulit yang menjadi cirri khas herpes akan mengelupa dengan atau tanpa pengobatan. Terkadang penderita tetap merasa nyeri dan panas meskipun lepuhan-lepuhan itu sudah kering dan mengelupas. Hal itu disebabkan karena virus herpes menyerang syaraf.
Pada beberapa kasus, herpes genital biasanya tidak menunjukkan gejala sehingga penderita tidak mengetahui mengidap herpes. Gejala awal dari herpes genital antara lain :
-          Rasa gatal dan terbakar di daerah genital atau anal
-          Rasa sakit di sekitar kaki, pantat atau daerah genital
-          Keluarnya cairan dari vagina
-          Adanya perasaan seperti tertekan di daerah perut

D.    PENATALAKSANAAN
Pengobatan herpes umumnya sama dimanapun herpes tersebut timbul. Yang penting penderita harus menjaga daerah tersebut tetap bersih dan kering. Penderita dapat membersihkan daerah sekitar dengan saline (larutan garam) dan sesudahnya harus segera dikeringkan. Jika daerah terinfeksi terlalu lembab dapat mengundang infeksi sekunder (infeksi lanjutan). Pengobatan dengan obat antivirus oral biasanya dibutuhkan hanya untuk kasus genital herpes spesifik dan harus melalui resep dokter.
Pengobatan herpes dengan antiviral bertujuan untuk meringakan rasa sakit. Penderita biasanya juga mendapatkan obat anti nyeri dan panas serta obat luar seperti bedak dan salep juga zat pendukung seperti vitamin.
Penyakit herpes tidak dapat disembuhkan. Pengobatan hanya berperan agar virus tersebut ditekan sehingga tidak aktif kembali dan membentuk semacam Kristal di dalam tubuh dan menunggu kesempatan untuk muncul lagi. Infeksi herpes akan kambuh jika ada suatu factor pendorong. Infeksi herpes yang kambuh tersebut tidak separah seperti infeksi yang pertama, karena pada tubuh penderita sudah terdapat antibody.
Penanganan penyakit mata herpes simplex tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Biasanya diberikan obat anti virus. Kadang-kadang permukaan kornea perlu dikerok, corneal bandage dan perlu bermacam-macam obat yang mungkin dilakukan selama berbulan-bulan. Terkadang diperlukan pengobatan laser eximer bila terdapat parut kornea yang parah serta menyebabkan kemunduran penglihatan. Kemungkinan lain adalah transplantasi kornea.










BAB II
 ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH HERPES SIMPLEX DAN HERPES ZOSTER
I.       PENGKAJIAN
      A. BIODATA
      IDENTITAS KLIEN
Nama                                       :
Tempat, tanggal lahir              :
Umur                                       :
Jenis Kelamain                        :
Alamat                                                :
Agama                                     :
Suku Bangsa                           :
Pendidikan                              :
No. CM                                   :
                  IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama                                       :
Tempat tanggal Lahir              :
Umur                                       :
Jenis Kelamin                          :
Alamat                                                :
Agama                                     :
Suku Bangsa                           :
Pendidikan                              :
Hubungan Dengan Pasien       :

B. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Penderita herpes mengeluh adanya rasa nyeri pada otot dan sendi
 b. Riwayat kesehatan sekarang               
- demam
- nyeri otot
- gatal
- tidak enak badan
- lemas
c. Riwayat kesehatan dahulu
Penderita herpes
d. Riwayat kesehatan keluarga
-
e. Genogram

 











Keterangan :
                            : laki – laki
                            : perempuan
 


                            : meninggal
                            : meninggal
 


                            : pasien/penderita
    ---------            : tinggal dalam satu rumah
f. Riwayat kesehatan lingkungan
Keadaan tempat tinggal klien bersih, dan tidak menimbulkan tumbuhnya mikroorganisme atau penyakit

C. POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON)
a. Persepsi terhadap kesehatan
Penderita herpes tidak begitu memperhatikan kesehatan tetapi klien juga tidak melakukan kebiasaan yang bertentangan dengan kesehatanya. Jika klien sakit biasanya pasien minum obat dan apabila penyakitnya tidak sembuh pasien baru pergi ke dokter terdekat.
b. Pola aktifitas latihan (Mandi,berpakaian/berdandan, eliminasi, mobilisasi ditempat tidur, ambulansi, makan).Tergantung berat dan ringannya penyakit.

AKTIVITAS
0
1
2
3
4
Mandi



ΓΌ  

Berpakaian



ΓΌ  

Eleminasi



ΓΌ  

Mobilisasi



ΓΌ  

Ambulansi



ΓΌ  

Makan



ΓΌ  


Keterangan: :
0 : Mandiri
1 : dengan menggunakan alat bantu
2 : Perlu bantuan  orang lain
3 : Perlun bantuan orang lain dan alat
4 : Tergantung/total, tidak berpartisipasi dalam beraktifitas

c. Pola istirahat tidur
Pada pola istirahat penderita herpes terjadi gangguan susah tidur dikarenakan rasa nyeri dan rasa gatal yang dideritanya
d. Pola nutrisi metabolic
Pada penderita herpes nafsu makannya terganggu karena jika makan penderita herpes merasa mual.
e. Pola eliminasi
Pada penderita herpes kebiasan yang terjadi :
-        BAB    : encer
-        BAK   : nyeri saat BAK


f. Pola kognitif perceptual
- Status mental sadar
- Bicara normal dengan menggunakan bahasa indonesia
- kemampuan membaca lancar
- Kemampuan interaksi,penderita herpes terganggu karena penyakitnya yang menular           
- Pendengaran penderita herpes baik
- Penglihatan penderita herpes agak berkurang karena penyakit herpes simplex yang menyerang mata
- Manajemen nyeri : Penderita herpes mangatasi rasa nyeri dengan mengkonsumsi obat anti nyeri
g. Pola konsep diri
ΓΌ  Harga diri                    : Tidak terganggu
ΓΌ  Ideal diri                     : Tidak terganggu
ΓΌ  Identitas diri               : Tidak terganggu
ΓΌ  Gambaran diri             : Tidak terganggu
ΓΌ  Peran diri                     : Tidak terganggu

h. Pola koping dan toleransi stress
-
i. Pola seksual reproduksi
Penderita herpes merasa terganggu dengan pola seksual reproduksinya. Karena penderita herpes mengalami penyakit genital herpes
j. Pola peran hubungan
Hubungan dengan keluarga,teman dan tetangga terganggu karena penyakitnya yang menular
k. Pola nilai dan kepercayaan
-

D. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda-tanda vital:
-               -Suhu               : > 37  C (Hipertermi)
-Nadi               : > 100x/menit (Takikardi)
-TD                  : systole >139 mmHg, diastole >89 mmHg
-Pernafasan     : 16 – 24x/menit
b. Keadaan umum
-               -Kesadaran      : kompas metis
-Kulit               : terganggu dengan adanya bintil-bintil dan rasa gatal    pada kulitnya
-Warna kulit    : Sawo matang
c.  Pemeriksaan head to toe
1. Kepala dan Rambut
Inspeksi
a. Bentuk kepala                        : bulat,simetris
    Kulit kepala                           : Tidak ada ketombe, tidak ada lesi, agak bau, tidak ada benjolan

b. Rambut         
   -Pertumbuhan Rambut           :  Baik
   -Keadaan rambut                    :  Rontok, lembab berminyak
   -Bentuk rambut                      :  Agak keriting,panjang
   -Bau                                         : Agak bau dan kotor
   -Warna                                    :  Hitam
2.Mata
Inspeksi
a.Kelengkapan dan kesimetrisan  : Mata kanan dan kiri lengkap,simetris, tetapi jika mata terkena herpes terjadi gangguan pada salah satu mata
b.Konjungtiva                                          : Terganggu, mata terlihat sayu
c.Sklera                                        : Merah dan sensitive terhadap cahaya
d.Tampak lingkar hitam dibawah mata
e. Kornea mengalami gangguan yang menyebabkan radang permanen dan pembentukan jaringan parut
3.Hidung
Inspeksi
a.Tulang hidung dan posisi septum nasi normal, tidak ada pembengkakan
b.Lubang hidung : Selaput lendir lembab,mukosa hidung lembab
c.Cuping hidung  : Tidak ikut membesar / melebar saat bernafas
d.Tidak ada polip pada hidung
4.Telinga
Inspeksi
a.Bentuk telinga                      : Simetris
b.Lubang telinga                     : Tidak ada benjolan, tidak ada serumen
c.Ketajaman pendengaran       : Tidak ada kelainan pendengaran
Palpasi
Ketegangan telinga     : Lentur
5.Mulut
Inspeksi
a.Keadaan bibir           : Terlalu lembab
b.Keadaan lidah          : Mukosa mulut lembab,warna lidah merah muda
c.Bau mulut
6.Leher
Inspeksi
a.warna kulit               : Sawo matang,tidak ada tubor
b.Leher simetris           : Tidak ada benjolan
7.Kulit
Inspeksi
a.Kebersihan               : Tidak bersih karena terdapat bintil-bintil berisi cairan
b.Warna kulit              : Sawo matang
8.Dada
- Inspeksi
a.Bentuk dada             : Simetris, tidak ada benjolan
b.Nafas                        : 16 – 24x/menit
c.Payudara                  : tidak ada lesi
- Palapsi
Tidak ada nyeri pada dada
9.Abdomen
- Inspeksi
a.Tidak ada benjolan
b.Peristaltik usus 10 kali/menit
- Palpasi
Perut terasa kaku dan tegang
10.Ekstremitas
a.Ekstremitas atas                   : Simetris, tidak ada kelainan
b.Reflek                                  : Normal
c.Ekstrimitas bawah                : Tidak ada kelainan
d.Alat-alat ekstremitas lengkap kanan kiri, tetapi jika salah satu terkena herpes maka salah satu organ tidak berfungsi dengan baik
11. Anus dan rectum
Anus dan rectum hemoroid interna
12. Alat kelamin
Alat kelamin mengalami gangguan karena penyakit yang menyerang alat kelamin akan menular jika melakukan hubungan seks
13.Musculoskeletal
Pada otot ukuran kotur dan kontraksinya normal, kekuatan otot baik, tetapi pada otot bagian tertentu lemah, dan pada gerakanya pun sedikit terbatas. Pada tulang sum-sum bagian belakang baik atau normal. Kekuatan baik dengan gerakan tulang yang sedikit terbatas diakibatkan kelemahan fisik. Kekuatan baik dengan gerakan tulang yang sedikit terbatas diakibatkan kelemahan fisik. Tidak ada edema, pembengkakan, dan deformitas. Pada persendian tidak kaku, ROM normal, tidak ada nyeri tekan dan bengkak dan kapasitasnya pun normal.
14. Neurologi
Klien sadar dengan gerakan leluasa. Sensasi, regulasi, inegrasinya baik. Pola pemecahan masalah yaitu dengan opname atau rawat inap dirumah sakit.

E. Pemeriksaan Penunjang
a.       Hasil laboratorium
b.      Obat yang diberikan :
-          Obat analgetik
-          Obat anti virus
-          Obat anti Herpes

c.       Laser Eximer
Jika terdapat parut kornea yang parah dan menyebabkan kemunduran penglihatan
d.      CT Scan
Untuk mengetahui adanya gangguan pada otak

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. DATA FOKUS
-               demam
-               nyeri otot-sendi
-               letih
-               tidak enak badan
-               nyeri saat buang air kecil
-               luka pada kulit
-               adanya perasaan seperti tertekan di daerah perut
-               nyeri ringan di mulut atau tenggorokkan
-               gatal di kulit yang terkena
-               mati rasa
-               kesemutan
-               nyeri yang parah pada daerah bentuk tali lebar di dada, punggung, hidung dan mata
-               menggigil
-               mual
-               diare
-               lemas
-               kulit kebas
-               malnutris
-               keluarnya cairan dari vagina


A.    ANALISA DATA
No
Sympton
Problem
Etiology
1.









2.









3.










4.







5.







DS : -
DO :
-          Luka pada kulit
-          Gatal di kulit yang terkena
-          Kulit kebas
-          Mati rasa
-          Kesemutan



DS : -
DO :
-          Adanya perasaan seperti tertekan di perut
-          Mual
-          Diare
-          Lemas
-          Pusing


DS : -
DO :
-          Nyeri otot-sendi
-          Nyeri saat buang air kecil
-          Adanya perasaan seperti tertekan di perut
-          Nyeri ringan di mulut atau tenggorokan
-          Nyeri yang parah pada daerah bentuk tali lebar di dada, punggung, hidung dan mata


DS : -
DO :
-          Demam
-          Panas
-          Kulit terasa hangat
-          Menggigil
-          Pusing

DO : -
DS :
-          Luka pada kulit
-          Keluarnya cairan dari vagina
-          malnutrisi
Kerusakan integritas kulit








Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan







Nyeri akut









Hipertermi







Resiko Infeksi






Perubahan turgor









Tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena factor biologi




Agen cidera biologi








Penyakit /trauma







Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan patogen

















PRIORITAS MASALAH
1.         Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban kulit
2.         Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak mampu memasukkan, mencerna dan mengabsorbsi makanan karena faktor biologi
3.         Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi
4.         Hipertermi berhubungan dengan penyakit atau trauma
5.         Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan patogen



C. INTERVENSI

No
Tujuan ( NOC)
Intervensi ( NIC )
Rasional
1.





















2.


















3.





















4.




















5.



















Setelah dilakukan tindakan keperawaan selama ... x 24 jam, integritas kulit klien dapat membaik dengan kriteria hasil :
·         Tissue Integrity : Mucous Membranes
( 110101 ) Temperatur jaringan baik
( 110102 ) Sensasi baik
( 110104 ) Hidrasi baik
( 110110 ) Tidak ada lesi atau luka
( 110111 ) Perfusi jaringan baik
Kriteria NOC :
1.      Extremelly compromised
2.      Subsantially compromised
3.      Moderately compromised
4.      Midly compromised
5.      Not compromised

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien tercukupi dengan kriteria hasil :
·         Status Nutrisi
( 100801 ) Peningkatan berat badan sesuai
( 100802 ) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Kriteria NOC :
1.      Tidak pernah menunjukkan
2.      Jarang menunjukkan
3.      Kaadang menunjukkan
4.      Sering menunjukkan
5.      Selalu menunjukkan



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam, nyeri dapat berkurang dengan skala ( 0 ) dengan kriteria hasil :
·         Kontrol nyeri
( 160502 ) Mengenal faktor penyebab nyeri
( 160502 ) Mengenali lamanya obat ( onset ) sakit
( 160509 ) Mengenali gejala nyeri
( 160511 ) Melaporkan nyeri sudah terkontrol
Kriteria NOC :
1.      Tidak dilakukan sama sekali
2.      Jarang dilakukan
3.      Kadang dilakukan
4.      Sering dilakukan
5.      Selalu dilakukan




Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan suhu tubuh lebih baik dari sebelumnya dengan kriteria hasil :
·         Pengaturan suhu
( 08001 ) Suhu tubuh dalam rentang normal
( 08002 ) Suhu kulit dalam rentang normal
( 08007 ) tidak ada perubahan warna
Kriteria NOC :
1.      Tidak pernah dilakukan
2.      Jarang dilakukan
3.      Kadang dilakuan
4.      Sering dilakukan
5.      Selalu dilakukan




Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan klien tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil :
·         Kontrol infeksi
( 100201 ) Mengetahui resiko
( 100202 ) Monitor perubahan status kesehatan lainnya
( 100203 ) Klien bebas dari infeksi
( 190214 ) Menggunakan dukungan personal untuk mengurangi resiko
Kriteria NOC :
1.      Tidak dilakukan sama sekali
2.      Jarang dilakukan
3.      Kadang dilakukan
4.      Sering dilakukan
5.      Selalu dilakukan

( 3590 ) Skin Surveilance
-          Monitor warna kulit
-          Monitor adanya infeksi
-          Monitor temperatur kulit
-          Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
-          Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian longgar
-          Monitor status nutrisi klien
-          Oleskan lotion pada daerah yang tertekan








( 1100 ) Manajemen nutrisi
-          Catat adanya mual dan muntah
-          Kaji adanya alergi makanan
-          Monitor adanya penurunan berat badan
-          Berikan makanan yang terpilih
-          Kaji kemampuan klien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
-          Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
-          Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan nutrisi yang terbaik


( 2590 ) Manajemen nyeri
-          Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi, lokasi, karakteristik dan onset durasi, frekuensi, kualitas intensif / beratnya nyeri dan faktor-faktor presipitasi
-          Tingkatkan tidur / istirahat
-          Monitor kenyamana klien terhadap manajemen nyeri
-          Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab berapa lama terjadi dan tindakan pencegahan
-          Berikan Analgesik untuk mengurangi nyeri
-          Kolaborasi dengan dokter jiwa ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil


( 3900 ) Penurunan demam
-          Monitor suhu sesering mungkin
-          Monitor warna dan suhu kulit
-          Monitor nadi dan respirasi
-          Kolaborasi pemberian antipireptik
-          Kompres klien
-          Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil
-          Tingkatkan intake cairan dan nutrisi








( 6540 ) Kontrol infeksi
-          Observasi dan laporkan tanda dan gejala infeksi
-          Kaji warna kulit, kelembaban tekstur dan turgor
-          Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
-          Cuci kulit dengan hati-hati, gunakan hidrasi pelembab seluruh permukaan
-          Berikan antibiotik sesuai instruksi
-          Pertahankan tekhnik isolasi
-          Tingkatkan intake nutrisi
-          Mengetahui perubahan warna kulit
-          Mengetahui infeksi yang terjadi
-          Mengetahui kelembaban kulit
-          Mempermudah proses penyembuhan
-          Agar kulit dapat mendapatkan udara yang cukup
-          Agar kebutuhan akan nutrisi tercukupi
-          Untuk mengurangi infeksi pada kulit







-          Mengetahui adanya alergi pada makanan
-          Untuk mengetahui makanan yang baik untuk klien
-          Mengetahui perubahan berat badan
-          Membantu agar klien mau makan
-          Memenuhi kebutuhan akan nutrisi
-          Agar informasi tentang nutrisi terpenuhi
-          Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi




-          Mengetahui tingkatan tipe, berapa lama dan kualitas nyeri yang dialami klien
-          Memberikan rasa nyaman untuk mengurangi nyeri
-          Mengetahui tindakan yang dapat meningkatkan kenyamana klien
-          Mempermudah untuk melakukan tindakan keperawatan
-          Mengurangi rasa sakit dan memberikan rasa tenang dan aman
-          Membantu proses keperawatan dan untuk melakukan tindakan yang lebih lanjut




-          Mengetahui perubahan dari suhu tubuh
-          Mengetahui apakah ada perubahan pada warna dan suhu kulit yang tidak dapatbermanifest dengan demam
-          Mengetahui kondisi umum klien
-          Mengurangi dan mengurangi panas
-          Mengurangi demam dan mencegah vasodilatasi
-          Untuk mengurangi menggigil klien
-          Untuk membantu proses penyembuhan


-          Mengetahui resiko yang akan terjadi
-          Mencegah terjadinya infeksi dan akibat yang ditimbulkan
-          Menjaga agar lingkungan dan alat tetap steril sehingga resiko infeksi dapat dicegah
-          Meningkatkan proses penyembuhan dan mengurangi infeksi
-          Mengurangi proses infeksi
-          Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial
-          Untuk membantu proses penyembuhan









BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

                        Herpes Simplex merupakan sejenis virus yang menginfeksi kulit, membrane mukosa dan syaraf. Ciri-ciri herpes simplex adalah adanya bintil-bintil kecil, bisa satu atau sekumpulan, yang berisi cairan dan jika pecah bisa menyebabkan peradangan. Bintil-bintil ini biasanya muncul di daerah muco-cutaneous atau daerah dimana kulit bertemu dengan lapisan membrane mukosa. Di wajah, daerah ini berlokasi di pertemuan bibir dengan kulit wajah.

Jika terinfeksi virus herpes, virus tersebut bisa menyebar ke seluruh tubuh seperti di jari-jari (herpetic whitlow), di mata (herpetic ophthalmitis), di daerah kemaluan (genital herpes), bahkan bisa juga menyerang otak (herpetic encephalitis).

Herpes zoster (Shingles atau sinanaga) adalah suatu infeksi yang menyebabkan erupsi kulit yang terasa sangat nyeri berupa lepuhan yang berisi cairan. Penyakit ini juga disebabkan virus herpes yang juga mengakibatkan cacar air (virus varisela zoster). Seperti virus herpes yang lain, viru varisela zoster mempunyai tahapan penularan awal (cacar air) yang diikuti oleh suatu tahapan tidak aktif. Kemudian tanpa alasan virus ini jadi aktif kembali menjadi penyakit yang disebut sebagai herpes zoster.







DAFTAR PUSTAKA



  • Mansjoer, Arif dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 1, MediaAesculapius : Jakarta
  • Mansjoer, Arif dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 2, MediaAesculapius : Jakarta
  • Mediastore, 2007, penyakit anak-anak : www.mediastore.com
  • Info Sehat, 2007, herpes : www.info-sehat.com
  • Shodikin, 2007, herpes: http://nursingbrainriza.blogspot.com
  • NANDA,Panduan Diagnosa Keperawatan 2005-2006
  • Dr. Danis,D, Kamus Istilah Kedokteran, Jakarta : Gitamedia Press
  • Hinchliff,S, Kamus Keperawatan, Jakarta : EGC
  • Hidayat,A.Aziz Alimul, 2004, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika..
  • Iowa Outcomes Project. (2000).Nursing Outcome Clasification (NOC). (2nd. ed.). St Louis: Mosby
  • Iowa Intervention Project.(2000). Iowa Intervention Project (NIC). (2nd. ed). St.Louis: Mosby




No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, jangan lupa komentar yang sopan ya.