BAB I
LANDASAN
TEORI
A. DEFINISI
Hipospadia
adalah suatu keadaan dimana lubang uretraterdapat dipenis bagian bawah,bukan
diujung penis.Hipospadia merupakan kelainan bawahan yang terjadi pada 3
diantara 1.000 bayi baru lahir.Beratnya hipospadia bervareasi,kebanyakan lubang
uretra terletak di dekat ujung penis,yaitu pada glans penis.Bentuk
hepospadia yang lebih berat terjadi jika lubang uritera terdapat ditengah
batang penis atau pada pangkal penis,dan kadang pada skrotum(kantung
zakar) atau dibawah skrotum.Kelainan ini
seringkali berhubungan dengan kordi,yaitu suatu jaringan fibrosa yang
kencang,yang menyebabkan penis melengkung kebawah pada saat ereksi.
B. PATOFISIOLOGI
Hipospadia adalah
salah satu kelainan bawaan pada anak-anak yang sering ditemukan dan mudah untuk
mediagnosanya,hanya pengelolaanya harus dilakukan oleh mereka yang betul-betul
ahli supaya mendapatkan hasil yang memuaskan.Tujuan utama penanganan oprasi
hipospadia adalah merekontruksi penis menjadi lurus dengan meatus uretera
ditempat yang normal sehinga aliran kencing arah \nya kedepan dan dapat
melakukan koitus dengan normal,prosedur oprasi satu tahap pada usia yang dini
dengan komplikasi yang minimal.Penyempurnaan teknik oprasi dan
perawatan paska oprasi menjadi prioritas utama.pada hipospadia muara
orifisium uretera eksterna(lubang tempat air seni keluar)berada diproksimal
dari normalnya yaitu pada ujang distal
glans penis,sepanjang ventral batang penis sampai perineum.Jadi lubang tempat
keluar kencing leteknya bukan pada tempatnya yang semestinya dan terletak
disebelah bawah penis bahkan ada yang terletak dikantong kemaluan.Tampak
variasi dari letak orifisium uretra eksterna(dapat bervareasi mulai dari anterior,middle dan posterior) Tindakan
dan oprasi harus dilakukan sebelum anak memasuki usia
sekolah.Diharapkan anak tidak malu dengan keadaannya setelah tahu bawah
anak laki lain kalau BAK berdiri sedangkan anak pengidap
hipospadia
harus jongkok seperti anak perempuan (karena lubang keluar kencingnya berada di
sebelahi bagian bawah penis).Selan itu jika hipospadia ini tidak dioprasi,maka
setelah dewasa dia akan sulit untuk melakukan penestrasi/coitus.Selain penis
tidak dapat tegak dan lurus(pada hipospadia penis bengkok akibat adanya
chordae),lubang keluar seperma terletak di bagain bawah.
C. GEJALA
-Lubang penis tidak terdapat diujung penis
tetapi berada dibawah atau didasar penis
-penis melengkung
kebawah
-Penis nampak
seperti berkrudung karena adanya kelainan pada kulit penis
-Jika berkemih
anak harus duduk
-Kemungkinan bias
berakibat terjadinya mandul
D. KOMPLIKASI
Komplikasi paska
operasi yang terjadi :
- Edema/pembekakan yang terjadi akibat reaksi jaringan besarnya dapat bervariasi,juga terbentuknya hematmom/kumpulan darah dibawah kulit,yang biasanyadicegah dengan balut tekan selama 2sampai 3hari paska operasi.
2
.fitula uretrokutan ,merupakan komplikasi yang
tersering dan ini digunakan sebagai parameter untuk menilai keberhasilan
operasi.Pada prosedur operasi satu tahap saat ini angka kejadian yang dapat
diterima adalah5-10%.
- striktur pada proksimal anastomosis yang kemungkinan disebabkan oleh angulasi dari anastomsis.
- Divertikulum,terjadi pada pembentukan neuretra yang terlalu lebar,atau adanya stenosis meatal yang mengakibatkan dilatasi yang lanjut.
- Residual chordee/rekuten chordee,akibat dari rilis chordee,akibat dari rilis chordee yang tidak sempurna,dimana tidak melakukan ereksi artifisial saat operasi atau pembentukan skaryang berlebihan diventral penis walaupun sangat panjang.
6
.rambut dalam uretra yang mengakibatkan infeksi saluran
kencing berulang atau pembentukan batu saat pubertas.
Untuk menilai hasil operasi hipospadia yang baik,selain komplikasi
fistula uretrokutaneus pelu diteliti kosmetik dan ‘stream’ (pancaran kencing )
untuk melihat adanya stenois,striktur dan divertikel.sebelum anak dioperasi
dokter akan memeriksa dulu kondisi
sianak. Untuk operasi anak-anak,selain prosedur-prosedur yang biasa dilakukan
sebelum operasi,maka ronsen toraks (paru jantung) juga dikerjakan.Dinyatakan
juga apakah ada riwayat terkena asma,batuk pilek ,TBC.Kalau sianak dinilai
masih kurang sehat tentu saja keadaan umumnya harus diperbaiki dahulu.
E. DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan fisik.Jika hipospadia berada dipangkal penis,mungkin
perlu dilakukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa kelainan bawaan
lainnya.Bayi yang menderita hipospadia sebaiknya tidak disunat.Kulit depan
penis dibiarkan untuk digunakan pada pembedahan nanti.Rangkaian pembedahan
biasanyatelah selesai dilakukan sebelum anak mulai sekolah.Pada saat
ini,perbaikan hipospadia dianjurkan dilakukan sebelum anak berumur 18
bulan.Jika tidak diobati,mungkin keulitan dalam buang air pada anak dan pada
saat dewasa nanti,mungkin akan terjadi gangguan dalam melakukan hubungan
seksual.
F. PENGOBATAN
Operasi hipospadia satu
tahap (ONE STAGE3 URETHROPLASTY) adalah teknik operasi sederhana yang sering
dapat digunakan ,terutama untuk hipospadia tipe distal.tipe distal ini yang
meatusnya letak anterior dan midlle. Meskipun sering hasilnya kurang begitu
bagus untuk kelainan yang berat. Sehingga banyak dokter lebih memilih untuk
melakukan 2 tahap.Untuk tipe hipospadia proksimal yang disertai dengan kelainan
yang jauh lebih berat,maka one stage urethoplastynyaris tidak dapat
dilakukan.Tipe hiposdpadia proksimal seringkali diikuti dengan
kelainan-kelainan yang berat seperti korda yang berat globuler glans yang
bengkok kearah ventral(bawah) dengan dorsal skin hood dan propenil bifid
scrotum.Intinya tipe hipospadia yang letak lubang air seninya lebih kearah
proksimal (jauh dapri tempat semestinya) biasanya diikuti dengan penis yang
bengkok dn kelainan lain discrotum atau sisa kulit yang sulit “ditarik“ pada
saat dilakukan operasi pembuatan uretra (saluran kencing) kelainan yang seperti
ini biasanya dilakukan 2 tahap.Operasi Hipospadia dua tahap,tahap pertama
dilakukan untuk meluruskan penis supaya posisi meatus (lubang tempat keluar
kencing)nantinya letaknya lebih proksimal(lebih mendekati letak yang
normal),memobilisasi kulit dan preputium untuk menutup bagian ventral /bawah
penis.Tahap selanjutnya dilakukan uretroplasti(pembuatan saluran kencing /uretrs)sesudah
6 bulan.Dokter akan menentukan teknik operasi yang terbaik.Satu tahap maupun
dua tahap dapat dilakukan sesuai dengan kelainanyang dialami oleh
pasien.Hipospadia sering disertai kelalainan bawaan yang lain,misalnya pada
scrotum dapat berupa undescensus testis,monochirdism,disgenesis testis dan
hidrokele.Pada penis berupa propenil skrotum,mikropalus dan torsi penile,sedang
kelaina ginjal dan ureter berupa fused kidney,malrotasi renal,duplex dan refluk
ureter.Secara umum tekniknya terbagi
menjadi operasi satu tahap dan multi tahap.Operasi perbaika komplikasi fistula
dilakukan 6 bulan paska operasi yang pertama.Setelah menjalani
operasi,perawatan paska operasi adalah tindakan yang amat sangat penting. Orang
tua haru8s dengan seksama memperhatikan instruksi dari dokter bedah yang
mengoperasi.biasanya pada lubang kencing baru(post uretroplasty)masih
dilindungi dengan kateter sampai luka betul-betul menyembuh dan dapat dialiri
oleh air kencing.Dibagian supra pubik (bawah perut)dipasang juga kateter yang
langsung menuju kandung kemih untuk mengalirkan air kencing.tahapan penyembuhan
biasanya kateter diatas di non fungsikan terlebih dahulu sampai seorang dokter
yakin betul bahwa hasil uretroplastynya dapat berfungsi dengan baik.baru setlah
itu kateter dilepas.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
Pada PENDERITA
LEUKEMIA MIELOID
A.
PENGKAJIAN
Tanggal
:
Jam
:
Ruang
:
1.
BIODATA
a.
Idenditas penderita
Nama :
Tempat tanggal lahir :
Jenis kelamin :
Alamat :
Agama :
Suku :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Tanggal masuk :
No CM :
Diagnosa Medis : Hipospadia
b.
Identitas penanggung jawab
Nama :
Tempat tanggal lahir :
Jenis kelamin :
Alamat :
Agama :
Suku :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Hubungan dengan penderita :
a.
RIWAYAT KESEHATAN
a Riwayat kesehatan sekarang
o
Terjadi komplikasi jika saluran kencing terluka
o
Saluran kencing menyempit
o
Pasien sulit kencing
o
Dapat terjadi kebocoran saat pembuatan saluran
kencingsemakin besar
o
Jika tidak dioperasi,maka setelah dewasa dia akan sulit untuk melakukan penetrasi
/coitus
o
Kelainan lain dari skrotum atau sifat kulit yang
sulit ditarik pada saat dilakukan operasi pembuatan uretra (saluran kencing)
o
Skrotum dapat berupa undescensus testis,
monorchidism,disgenesis testis dan hidrokele.
b Riwayat kesehatan dahulu
1.
Lubang penis tidak terdapat diujung penis, tetapi
berada dibawah atau didasar penis
2.
Penis melengkung kebawah
3.
penis tampak seperti berkerudung karena adanya kelainan
pada kulit didepan penis
4.
jika berkemih anak harus duduk
5.
apakah ada riwayat asma,batuk,pilek,TBC
c Riwayat kesehatan keluarga
Tidak terkaji
d Genogram
Tidak terkaji
e Riwayat kesehatan lingkungan
Tidak terkaji
3
POLA FUNGSI KESEHATAN
a.
Persepsi terhadap kesehatan
Tidak terkaji
b.
Pola aktifitas dan latihan
Aktivitas
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Mandi
Berpaikaian
Eliminasi
Mobilisasi
di tempat parker
Ambulasi
Makanan
|
V
V
V
V
V
V
|
|
|
|
|
Ket::
0 : Mmandiri
1 : Ddibantu sebagian
2 : Perlu bantuan orang lain
3 : Perlu bantuan orang lain dan alat
4 : Tergantung / tidak mampu
c. Pola
istirahat tidur
* Tidak terkaji
d. Pola nutrisi Metabolik
Tidak terkaji.
e.
Pola eliminasi
BAK: Normal 7-8x/hari
BAB:Normal 1-2x/hari.
f.
Pola kognitif Per ceptual
1. penderita sadar
dan belum bisa memanajemen keluhannya.
g.
Pola konsep diri
1. Harga dini :Terganggu
karena penyakitnya
2. Idial diri :
penderita tidak tidak terganggu karena penderita sadar
3. Identitas diri
: Penderita mengetahui dengan jelas keadaannya
4. Peran diri :
dapat melakukan peran diri
5. Gambaran diri :
mengalami gangguan gambaran diri
h.
Pola koping
Tidak terkaji
i.
Tidak Pola seksual reproduksi
Bermasalah karena penderita mengalami gangguan seksual
j.
Pola peran hubungan
Tidak terkaji
k.
Pola nilai kepercayaan
Penderita pasrah kepada tuhan Yang Maha Esa atas penyakitnya.
1.
PEMERIKSAAN FISIK
a.
Tanda-tanda vital
T :tidak terkaji
N :tidak terkaji
R :tidak
terkaji
Td: Tidak terkaji
b.
Keadaan umum
c.
Kesadaran
Compos mentif
d.
Pemeriksaan heat to toe:
1.
Kulit, rambut, kuku
-
Inspektri ; normal
-
Palpasi : normal
2.
Kepala
-
Inspeksi :
Tidak terdapat lesi
-
Palapasi :
Tidak terdapat benjolan
3.
Mata
- Gerakan mata normal
- Pupil normal
- Penglihatan normal
4.
Telinga
-
Inspeksi :
Bentuk simetris, tidak ada serumen
-
Palapasi :
Tidak ada benjolan
5.
Hidung
-
Inspeksi :
Tidak ada ingus maupun perdarahan
-
Palapasi :
Tidak ada nyeri
6.
Mulut
-
Inspeksi :
Membran mukosa tidak pucat,
7.
Leher
-
Inspeksi : Tidak
terdapat pembengkakan kelenjar tiroid
-
Palapasi : Tidak
terdapat nyeri tekan
8.
Dada
-
Inspeksi :
Bentuk simetris
-
Palapasi :
Tidak terdapat nyeri tekan
-
Perkusi :
Suara perkusi Sonor
-
Auskultasi : terdengar suara verikuler paru
9.
Abdomen
-
Inspeksi :
Bentuk simetris
-
Palpasi : Tidak
timbul rasa nyeri
-
Auskultasi : suara peristaltic usus normal
10. Anus
dan rectum
Tidak
terdapat hemoroid eksterna maupun interna
11. Ekstermitas
Ekstermitas
atas dan bawah lengkap, tidak mengalami kelumpuhan.
12
Alat kelamin
Terjadi kelainan pada kelamin penderita
13. Neurologi
Penderita sadar
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Data Fokus
DS : -
DO :
- BAK harus jongkok seperti anak perempuan
-
lubang eluar sperma terletak dibagian bawah
-
Lubang penis tidak diujung penis,tetapi berada dibawah/didasar penis
-Penis
melengkung kebawah
-Penis
tampak saperti berkerudung karena adanya kelainan pada kulit depan penis
-Jika
tidak dioperasi maka setelah dewasa dia akan sulit untuk melakukan penetrasi
-Kelainan
lain dari skrotum atau sisa kulit yang sulit ditarik pada saat dilakukan operasi
pembuatan uretra(saluran kencing )
-Skrotum
dapat berupa Undescensus testis,monorchidim,disgenesis testis dan hidrokele
-
Malu dengan keadaannya
-Bimbang
-Malu
dengan keadaannya
-Menutup
diri
-Tidak
mau berinteraksi
-Tidak
mau terbuka dengan orang lain
-Paska
operasi dapat terjadi infeksiatau komplikasi edema/pembengkakan
-Fitula
uretrokutan
-Striktur
2.
Analisa Data
S
|
E
|
P
|
||
DS
DO
DS
DO
DS
DO
|
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
|
-
-
BAK harus jongkok seperti anak perempuan
-
Lubang penis tidak ada pada ujung penis tetapi berada
dibawah penis
-Penis melengkung kebawah
-TPenis tampak berkerudung karena adanya
kelainan pada kulit depan penis
-
Kesulitan dalam pelatihan buang air kecil pada anak
-
Saat dewasa nanti kemungkinan terjadi gangguan dalam
melakukan hubungan seksual
-
Bisa menyebabkan kemandulan saat dewasa kelak
-
Bimbang
-
Malu dengn keadaannya
-
Menutup diri
-
Tidak mau berinteraksi
-
Tidak mau terbuka dengan orang lain
|
Perubahan
biopsikoseksualitas
Tidak
mengenal sumber informasi
Gangguan
Citra diri
|
Disfungsi seksual
Kurang
pengetahuan
Biopsikososial
|
3.
Diagnosa
Keperawatan dan Prioritas masalah
a. Disfungsi seksual b/d biopsikososial seksualitas
yang ditandai dengan saat ereksi penis melengkung kebawah
b. Harga diri rendah b/d gangguan gambaran diri yang
ditandai dengan persaan malu dengan keadaannya setelah mengetahui dirinya
menderita hipospadia
3. Kurang pengetahuan b/d tidak mengenal sumber
informasi yang ditandai dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya.
C
INTERVENSI
No. Dx
|
Nama Diagnosa
|
NOC
|
NiC
|
1.
|
-
Disfungsi seksual
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan…..x24 jam,diharapkan sexual fungsion(0119)
dengan criteria hasil:
-(011905)ajarkan
tehnik adaptasi jika dibutuhkan
-(011909)
Menyatakan dapat menghargai diri sendiri
-(011910)ekspresi
menghibur dengan tubuh
-(011911)Ekspresi
tertarik pada seksual
-(011916)Ekspresi
menghargai diri dan orang lain
Ket:
1.Tidak
dilakukan sama sekali
2.
Jarang dilakukan
3 Kadang dilakukan
4.
Sering dilakukan
5.
Selalu dilakukan
|
SEXUAL CONSELING(5248)
-Diskusikan tentang
situasi kesehatan dalam seksualitas
-Diskusikan tingkat
kurang pengetahuan pasien tentang seksualitas secara umum
-Diskusikan efek obat
dalam seksualitas jika diperlukan
-Jaga privasi dan
menjamin kepercayaan kepas\da pasien
-Konsultasikan dengan
team medis yang lain
-Diskusikan efek dari
penyakut atau status kesehatan pada seksualitas
-Diskusikan kebutuhan
modifikasi terhdap aktivitas seksual jika diperlukan
-Rujuk pasien untuk seks
terapi jika diperlukan
|
2.
|
Harga
Diri Rendah
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…..X24
jam,diharapkan Body image(1200) dengan criteria hasil:
-(120002)Sesuaikan antara kenyataan tubuh, tubuh
ideal,dan tubuh
-(120003)Menggambarkan bagian dari tubuhnya secara
efektif
-(120004)Mau menyentuh bagian dari tubuhnya secara
efektif
-(120005)Merasa puas dengan fungsi tubuhnya
-(120008)Kebiasaan untuk memilih status kesehatannya
-(120008)Kebiasaan untuk memilih status kesehatannya
Keterangan:
1.Tidak
pernah positif
2.jarang
positif
3.Kadang
positif
4.sering
positif
5.selalu positif
|
BODY
IMAGE ENHANCEMENT()
-Menentukan
bagaimana anak merespon reaksi pada orang tua
-Instruksikan
pada anak tentang fungsi bermacam-macam yang ada pada tubuh
-Dampingi
pasien untuk mendiskusikan perubahan yang disebabkan pubertas jika diperlukan
-Dampingi
pasien untuk mendiskusikan perubahan yang disebabkan oleh karena penuaan jika
diperlukan
-Dampingi
pasien untuk mendiskusikan peubahan yang disebabkan ketidaknormalan kehamilan
jika diperlukan
-Monitor
apakah pasien bias melihat perubahan bagian tubuh
-Menentukan
persepsi pasien dan keluarga terhadap perubahan body image berdasarkan reallita
|
3.
|
Kurang
pengetahuan
|
Setelahdilakukan tindakan
keperawatan selama ….x24 jam Knowledge child safety (1801) dengan criteria
hasil:
-(180101)Deskripsikan aktifitas
untuk anak dengan tingkat perkembangan anak
-(180103)Deskripsikan tentang
metode penyebab menurunnya mental pada anak
-(180107)Memberikan teknik
pertolongan pertama
-(180109)Demonstrasikan
perkembangan paru
-(180110)menjelaskan aktifitas
untuk anak
-(180113)Jelaskan metode untuk
mencegah bahaya bermain
Keterangan:
1.Tidak
pernah positif
2.jarang
positif
3.Kadang
positif
4.sering
positif
5.selalu positif
|
TEACHING
DISEASE PROSESS(5602)
-Menjelaskan
proses penyakit (pengertian:etiologi, tanda dan gejala). Transmisi,dan efek
jangka panjang pada ibu dan fetus.
-Menentukan
tingat pengetahuan klien sebelumnya .
-diskusikan
tentang pilihan terapi atau perwatan
-Jelaskan
secara rasional tentang pengelolaan terapi atau perawatan yang dianjurkan
-Kaji
pengetahuan klien tentang diet yang dianjurkan
-Jelaskan
klien untuk mengenal karakteristik obat
-Jelaskan
tujuan dan kerja obat.
|
BAB lll
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.Penyakit hipospadia ini tidak dapat
dianggap remeh karena dapat menyebabkanmandul
2.Diagnosa yang muncul pada penderita
leukemia yang penulis ambil khususnya adalah
a.
Disfungsi seksual b/d biopsikoseksual
b.
Harga diri rendah b/d gangguan gambaran diri
c.
Kurang pengetahuan b/d tidak mengenal sumber informasi
B.
Saran
Untuk penderita hipospadia agar
menjalankan pembedahan pada penis saat masih anak-anak,agar lebih mudah dalam
pembedahan.
Daftar Pustaka
Carpenito
. 2001. Buku saku diagnosa keperawatan . penerbit buku kedokteran egc.
Jakarta
Doengoes, DKK. 2000. Rencana asuhan keperawatan, penerbit buku kedokteran egc. Jakarta
http //id wikipedia. Org /wiki /hipospadia
Johnson
Marion dkk. 2000. Nursing outcom Classification. Mosby. St louis. Missouri.
Santoso,
budi. 2005. Panduan diagnosa keperawatan nanda. Prima medika
http// medinux. hipospadia
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, jangan lupa komentar yang sopan ya.