BLOG INI BERISI CONTO LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MENGENAI PENYAKIT DAN TATALAKSAANYA.

Thursday, January 12, 2017

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KARSINOMA ESOFAGUS

BAB I
DASAR TEORI

1.1  PENGERTIAN KARSINOMA ESOFAGUS
          Esofagus merupakan organ berupa tabung muskular yang berfungsi dalam transport bahan – bahan yang di telan. Panjangnya kira – kira 24 cm, menghubungkan faring yang terletak sekitar vertebral servikal 6, dan esophagogastric junction yang berada tepat di bawah diafragma pada ketinggian vertebra torakal 11. jika dihitung dari gigi seri ( incisivus ) panjang esofagus ini kira – kira 40 cm. Untuk kemudahan, biasanya esofagus dibagi menjadi tiga daerah anatomis yaitu sepertiga atas, tengah dan bawah. Sepertiga atas adalah bagian esofagus sampai vena pulmonalis inferior, dan sepertiga bawah adalah esofagus sampai esophagogastric junction.
          Mukosa esofagus terdiri atas epitel berlapis gepeng ( stratified squamous epithelium ) yang merupakan kelanjutan dari mukosa faring, lamina propria berupa jaringan ikat longgar yang berada langsung di bawah epitel, dan lamina muskular mukosa. Daerah esophagogastric junction ditandai dengan perubahan mendadak epitel berlapis gepeng yang berwarna pucat pada esofagus menjadi epitel torak yang berwarna merah tuapada kardia yang mudah dikenali. Daerah perbatasan ini tampak sebagai garia yang iergular atau bergerigi, disebut Zig –Zag line atau Z - line yang dalm keadaan normal berada pada lower esophageal sphincter ( LES ).
          Di bawah mukosa terdapat lapisan submukosa yang terdiri atas serat elastik dan kolagen. Lapisan muskular pada 50% sampai 60% bagian bawah esofagus merupakan otot polos, pada 5% bagian proksimal adalah otot skelet, sisanya berupa campuran otot polos dan otot skelet.
          Karsinoma esofagus adalah kanker pada daerah esofagus yang merupakan pembuluh terselubung karena pada stadium awal tidak menimbulkan keluhan sedangkan pada saat ada keluhan umumnya sudah terjadi metastasis. Harapan terbaik untuk pengelolaannya adalah jika tumor ditemukan pada seseorang yang mengalami ovulasi untuk suatu sebab.

1.2  PENYEBAB KARSINOMA ESOFAGUS
          Pada karsinoma esofagus tidak diketahui adanya stu faktor tunggal tertentu sebagai terjadinya kanker ini.
          Aneka ragam faktor penyebab diperkirakan berperan dalam etoipatogenesis kanker tersebut yaitu faktor lingkunga, faktor diet, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol, iritasi kronik pada mukosa, dan kultural.
Faktor resiko terjadinya karsinoma esofagus :
Lingkungan
          Lokasi geografis
          Kadar molibdium dalam tanah yang rendah
          Kadar garam dalam tanah
          Suhu
Diet
          Aflatoksin
          Asbestosis
          Defisiensi vit. A, vit. E dan vit C, riboflavin, niasin, dan zink
Kebiasaan
          Alkohol
          Rokok
Iritasi kronik pada mukosa oleh faktor fisis
          Radiasi
          Akalasia
          Skleroterapi injeksi
Kultural
          Status ekonomi – sosial
          Ras


1.3  TANDA DAN GEJALA KARSINOMA ESOFAGUS
Walaupun belum ada gejala sama sekali, gejala – gejala adanya esofagus dapat dideteksi secara dini dengan cara mengukur kandungan protein yang diambil dari cairan lendir esofagus. Esofagus salah satu organ tubuh berupa saluan termasuk saluran cerna atas. Bagian ini merupakan saluran tersempit dari pencernaan dan yang masih menyempit lagi. Bagian – bagian saluran yang menyempit seperti ini penting diperhatikan, Terutama ketika memasukkan instrumen untuk endoskopi.
Kanker esofagus biasanya sulit untuk didiagnosa pada tahap dini. Kesulitan ini disebabkan oleh sedikitnya gejala yang ditemui. Kesulitan menelan bukan merupakan gejala ini walaupun spesifik untuk kelainan saluran cerna atas. Jika keluhan itu disertai dengan adanya heartburn ( perasaan panas atau terbakar ketika makanan masuk ke dalam saluran esofagus ) dan refruk 9 efek panas akibat pengaruh dari enzim – enzim pencernaan ) maka ini dapat mengarahkan dugaan adanya kanker tersebut. Keluhan yang uncul pada kasus tumor esofagus jinak adanya kesulitan menelan dan pendarahan.
Sedangkan pada kasus tumor esofagus malignan ( jenis ganas ) adalah kesulitan menelan yang terus bertambah parah atau progesif. Awal gejala biasanya disertai rasa takut terdesak saat menelan, dan rasa nyeri menjalar yang diikuti dengan penurunan berat badan karena nafsu makan berkurang. Gejala lainnya adalah nyeri dalam bentuk tekanan pada heartburn, turunnya berat badan, neri atau rasa tak nyaman dalam kerongkongan atau punggung, dan nyeri di belakang tulang dada atau di antara tulang belikat, odinofagia, muntah, suara menjadi serak, batuk, reguitasi, sindrom horner, sindrom vena kava superior, efusi pleura maligna, asites maligna, pembesaran kelenjar supraklavikula / sevikal.
Disfagia merupakan gejala paling sering ditemukan, esofagus mudah berdistensi sehingga pasien baru menyadari adanya kelainan jika hampir separuh diameter lumen esofagus sudah terkena. Odinofagia ( nyeri saat menelan ) ditemukan lebih jarang dibandingkan disfagia. Nyeri terasa terus – menerus, tidak bersifat tajam / seperti ditusuk, nyeri menyebar ke punggung.
Adanya suara serak menandakan invasi ke N. Laringeus rekurens atau aspitasi kronik. Batuk kronik dapat terjadi karena aspirasi kronik atau fistula trakeoesofageal yang pada gilirannya juga mengakibatkan batuk – batuk selagi menelan.

1.4  PATOFISIOLOGI KARSINOMA ESOFAGUS
Komplikasi pulmonal lainnya yang sering terjadi adalah pneumonia. Perdarahan pada tumor mengakibatkan anemia defisiensi besi, atau hematemesis dan melena.
Terjadi akibat invasi jaringan dan efek kompresi oleh tumor. Selain itu, komplikasi dapat timbul karena terapi terhadap tumor. Invasi oleh tumor sering terjadi ke struktur di sekitar mediastinum. Invasi ke aorta mengakibatkan perdarahan nasif, ke perikardium terjadi tamporade janung, atauvena superior. Invasif ke serabut saraf menyebabkan suara serak atau disfagia. Invasi ke saluran nafas mengakibatkan fistula trakeoesofageal dan esofagopulmonal, yang merupakan komplikasi serius dan pogresif mempercepat kematian. Sering terjadi obstruksi esofagus dan menimbulkan komplikasi yang paling sering terjadi yaitu pneumonia aspirasi yang pada gilirannya menyebabkan abses paru – paru dan empiema. Selain itu, juga dapat terjadi gagal nafas yang disebabkan oleh obstruksi mekanik atau darah.
Perdarahan yang terjadi pada tumornya sendiri dapat menyebabkan anemia defisiensi besi sampai perdarahan akut masif. Pasien sering tampak malnutrisi, lemah, emasiasi, dan gangguan sistem imun yang kemudian akan menyulitkan terapi.
Pada kanker esofagus, adanya limfadenopati, hepatomegali, pneumonia, dan sindrom horner menunjukkan bahwa kankernya sudah stadium lanjut. Lifodenopati dijumpai di daerah servikal.

1.5  PENATALAKSANAAN KARSINOMA ESOFAGUS
Hasil pemeriksaan jasmani jarang dapat membantu menegakkan diagnosis kanker esofagus, tetapi penemuan adanya kelainan fisis akan bermanfaat alam menentukan prognosis.   
Di dalam menentukan diagnosis dapat dilakukan dengan :
Pencitraan
            Pada foto dada, air – fluid level di daerah mediastinum menunjukkan adanya cairan yang tertahan di dalam lumen esofagus yang  berdilatasi. Mungkin terdapat kelainan lain berupa metastasis tumor di paru – paru, metastasis ke tulang, pneumonia, pneumoperikardium, deviasi trakea, efusi pleura dan limfadenopati.
            Esofagografi memakai barium sering merupakan prosedur pertama dan penting dalam diagnosis dan penentuan stadium kanker. Lokasi tumor, panjangbesi, dan kelainan – kelainan sekitar tumor dapat dinilai melalui pemeriksaan esofagus dengan memggunakan barium. CT scan memperlihatkan stadium, resektabilitas dan perencanaan terapi endoskopik paliatif.
Endoskopi
            Pemeriksaan ini mutlak untuk dikerjakan pada kasus yang diduga kanker esofagus terutama jika esofagogram normal. Pada saat endoskopi juga dilakukan biopsi jarinngan.
            Dan untuk penatalaksanaan karsinoma esofagus dapat dilakukan beberapa terapi :
1.      Terapi Fotodinamik: ke dalam pembuluh darah disuntikkan sejenis fotosentsitif  khusus.Obat itu dapat secara selektif berkumpul di dalam jaringan kanker. Setelah 48 jam, melalui endoskopidengan laser 630 nm tumor itu disinari, hingga muncul molekul oksigen tunggal yang toksik di dalam tumor, akibatnya tumor akan dirusak. Selain itu pembuluh darah yang memberi makan jaringan tumor tersumbat hingga tumor nekrosis. Sedangkan jaringan sehat tidak terpengaruh. Metode terapi ini jelas efektif untuk kanker esofagus stadium dini, angka keberhasilan 90% pada kanker esofagus stadium lanjut, metode ini merupakan terapi paliatif yang efektif, terutama sesuai bagi pasien yang tidak dapat dioperasi. Biasanya dalam 48 – 72 jam keluhan sulit menelan pasien membaik, yang semula tak dapat makan menjadi dapat menelan makanan.
2.      Terapi radiasi: radioterapi paliatif dapat membuat 60 – 85% pasien yang tidak dapat menelan membaik, tapi lebih dari separuhnya dapat kambuh, maka tidak dianjurkan sebagai terapi tunggal.
3.      Kemoterapi dan infus local kemoterapi: obat yang paling efektif untuk kanker esofagus termasuk DDP, 5FU, bleomisin, gemsitabin, MMC, dll. Biasanya digunakan kemoterapi kombinasi dengan obat utama DDP, efektivitas mencapai sekitas 60%. Kemoterapi infus selektif arteri esofageal, yaitu melalui kateter disuntikkan obat kemoterapi ke dalam arteri pemasok kanker, dapat meningkatkan konsetrasi obat di dalam jaringan kanker, hasilnya lebih baik dari kemoterapi sistemik, efek sampingnya ringan.
4.      Pemasangan sten dalam esofagus: ini merupakan terapi paliatif dengan endoskopi yang paling sering digunakan. Di bawah pantauan sinar – X atau melalui endoskop dipasang sten dari karet atau ali di daerah yang digunakan. Di bawah pantauan sinar – X atau penyempitan esofagus, ini dapat meredakan gejala obstruksi dalam jangka waktu cukup lama, terutama sesuai untuk kasus dengan fistl esofago – trakea, tapi tidak sesuai untuk kanker segmen atas esofagus dan diperbatasan esofagus dan lambung. Sten radioaktif adalah sten yang dinding luarnya terdapat biji radioktif, biladipasang ke daerah kanker esofagus dapat meregangkan esofagus sekaligus meradiasi kanker, sama seperti radiasi internal.
5.      Terapi ablasi atau injeksi melalui endoskopi: dengan laser, gelombang mikro, elektrokoagulasi bipolar dll. Menyebabkan jaringan kanker koagulasi panas dan nekrosis; atau ke dalam jaringan kanker disuntikkan zat sklerotik seperti etanol absolut atau obat anti kanker agar kanker nekrosis





BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
PENYAKIT KARSINOMA ESOFAGUS


2.1  PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : …..
Dx                           :  Karsinoma Esofagus

  1. BIODATA
a.  IDENTITAS KLIEN                                            
 Nama                       :
 Umur                       :
 Jenis Kelamin          :
 Agama                     :
 Alamat                    :
 Suku bangsa            :
 Pekerjaan                :
 Pendidikan              :
b. PENANGGUNG JAWAB :
 Nama                       :
 Umur                       :
 Jenis Kelamin          :
 Agama                     :
 Alamat                    :
 Suku bangsa            :
 Pekerjaan                 :
 Pendidikan              :
 Hubungan Dengan Pasien :

  1. RIWAYAT KEPERAWATAN
a.  Keluhan Utama :
 Pada pasien Karsinoma Esofagus terdapat nyeri pada daerah esofagus

b.  Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh neri pada daerah esophagus dan merasa kesulitan untuk menelan dan merasa sakit atau nyeri pada saat menelan, maka pasien di bawa ke rumah sakit dan didiagnosa menderita penyakit karsinoma esofagus. Dan pasien perlu mendapatkan perawatan dari rumah sakit lebih lanjut.

c.  Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien karsinoma esofagus biasanya mengalami gangguan kesehatan dahulu seperti:
o   Hepatomegali
o   Pneumonia
o   Limfodenopati
d. Riwayat Kesehatan Lingkungan
 Pasien menyatakan dilingkungan sekitar rumahnya bersih
e. Genogram





  1. POLA FUNGSI KESEHATAN
a. Pola Persepsi Kesehatan
Apabila sakit pasien biasanya menceritakan kepada suaminya dan pasien  biasanya berobat kepuskesmas/pelayanan kesehatan dan Dokter.
b. Pola Aktifitas Latihan.
AKTIVITAS
  0
  1
  2
  3
  4
Mandiri




Berpakaian




Eliminasi




Mobilitas ditempat tidur




Pindah




Ambulansi




Makanan




Pola aktivitas latihan pasien Karsinoma esofagus tergantung pada tingkat keparahan Karsinoma Esofagus dengan keterangan:
0 = Mandiri
2 = Menggunakan alat bantu
3 = Dibantu orang lain
4 = Tergantung penuh / total
c. Pola Istirahat Tidur
Pada pasien Karsinoma esofagus mudah lelah, lemah, susah untuk tidur karena nyeri pada daerah esofagus.
d.                   Pola Nutrisi Metabolik
Pada pasien Karsinoma Esofagus mengalami penurunan intake nutrisi,mual dan muntah,disfagia,perubahan selera makan,penurunan berat badan.
e. Pola Eliminasi
Pada pasien Karsinoma Esofagus mengalami anuria.
f.   Pola Kognitif Perseptual
Saat pengkajian pada pasien Karsinoma Esofagus gangguan di dalam berbicara yang jelas.
g.  Pola Konsep Diri
Pasien gelisah dan cemas  karena akan mengalami gangguan harga diri,peran diri,gambaran diri dan identitas diri .
h.  Pola Koping
Bila pasien mempunyai masalah pertama kali ,pasien menceritakan pada suaminya
i.    Pola Seksual Reproduksi
Pada pasien Karsinoma Esofagus  pola seksualnya terganggu.
j.    Pola Peran Hubungan
Dalam kehidupan sehari-hari pasien memiliki hubungan yang sangat baik    dengan masyarakat dan anggota keluarga lain.
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Pasien beragama islam ,biasanya sholat 5 waktu dalam sehari dan pasien taat.



  1. PEMERIKSAAN FISIK
  1. Tanda – tanda vital :
-          TD    : Hipotensi
-          Nadi  : Takikardi
-          Suhu  : Hipertermi
-          RR    : takipnea
  1. Keadaan Umum
Keadaan umum dari pasien karsinoma esofagus dengan skala Glasgow 3 – 8 ( koma ).
-          Kesan umum : baik
-          Wajah            : menyeringai menahan sakit pada daerah esofagus
-          Kesadaran     : CM
-          Pakaian, penampilan dan kebersihan terjaga baik.
  1. Pemeriksaan head to – toe
v  Kulit,Rambut,Kuku
-      Inspeksi : warna kulit pasien sawo mateng,rambut pasien berwarna hitam dengan persebaran tidak merata ,kuku normal
-      Palpasi: turgor kulit jelek,kulit teraba hangat
v  Kepala
Bentuk wajah simetris ,bentuk tengkorak bulat ,rambut hitam serta tidak ada nyeri tekan pada kepala, tidak terdapat benjolan (haematoma), deformitas atas terbatas.
v  Mata
Bola mata berbentuk bulat,konjungtiva pucat,sclera putih serta pergerakan bola mata normal ,pupil normal.
v  Telinga
-      Inspeksi        : daun telinga normal,liang telinga terdapat serumen.
-      Palpasi         : tidak ada nyeri tekan pada prosesus mastoideus.

v  Hidung
Bentuk hidung normal ,tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat benjolan .
-  Tidak terdapat sumbatan, septum, dan sinis-sinus normal, tidak ada polip
v  Mulut
-  Bentuk bibir normal ,gigi lengkap dan bersih,mukosa bibir kering,lidah kotor.
-  Tidak ada pendarahan dan bengkak pada gusi
v  Leher
Bentuk leher tidak simetris, terdapat bendungan vena jogularis, terdapat pembesaran kelenjar tiroid serta ada nyeri tekan, terdapat penymbatan pada pembuluh darah.
v  Dada
-  Bentuk dada normal,pergerakan otot dada simetris,tidak terdapat nyeri tekan
v  Jantung :


-  Inspeksi  : tidak normal
-      Palpasi   : terdapat letus cardis
-                                           Auskultasi: suara tidak normal ( terdapat bunyi ronchi )


v  Paru
-       Terdapat perubahan pola nafas ,bunyi nafas ronchi, nafas dangkal,inspirasi nafas pendek
-       Vokal premitus tidak seimbang kanan dan kiri
  1. Abdomen
Pada pasien karsinoma Esofagus bentuk abdomen simetris,tidak terdapat nyeri tekan,tidak terdapat benjolan /massa, lien dan hepar tidak teraba, suara kembung, peristaltik usus normal (5-35x/menit)


  1. Anus dan Rektum
Pada daerah anus dan rectum tidak terdapat hemoroid baik interna maupun eksternal.
  1. Alat Kelamin
Pada pasien karsinoma esofagus tampak kotor
  1. Muskuloskeletal
1
 
1           
 
Otot simetris, tidak dapat bekerja dengan baik tanpa adanya volem
 




Keterangan :
0 (zero)            : tidak ada kontraksi saat di palpasi
1 (brance)        : terasa ada kontraksi otot tetapi tidak ada gerakan
2 (poor)            : dengan bantuan penyangga atau sendi dapat melakukan ROM penuh
3 (pair)            : dapat melakukan ROM penuh dengan melawan gravitasi tetapi tidak dapat melawan tahanan
4 (good)          : dapat melakukan ROM penuh dan dapat melawan tahanan yang sedang
5 (normal)       : gerakan ROM penuh
o.   Ekstremitas
Atas     : tidak terkoordinasi dengan baik
Bawah : tidak terkoordinasi dengan baik


2.2  DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Data Fokus
Data Objektif :
-          Pasien lemah
-          Pasien mual
-          Pasien muntah
-          Terdapat nyeri pada daerah esofagus
-          Disfagia(kerusakan menelan)
-          Penurunan intake nutrisi
-          Turgor kulit jelek
-          Mukosa bibir kering
-          Pasien bedrest
-          Kulit teraba hangat
-          Nafas dangkal dan inspirasi nafas pendek
-          Penurunan berat badan
-          Perubahan pola nafas(bunyi nafas ronchi)
-          TTV:
    - TD   : Hipotensi
    - Nadi: takikardi
    - RR   : Takipnea
    - Suhu: Hipertensi
-      Muskuloskeletal tidak bekerja dengan baik
-      Pasien susah tidur
-      Pasien kurang minum
-      Ada pembengkakan pada daerah esofagus
-      Pasien cemas dan gelisah
-      Berat badan pasien menurun
-      Pasien batuk
-      Merasa sakit saat menelan
-      Pasien merasa terbakar di daerah esofagus
-      Muka pasien meringis karena nyeri
-      Tidak dapat memasukkan makanan lewat mulut
-      Muka pucat
-      Pasien butuh bantuan untuk melakukan aktivitas sehari – hari
-      Kulit teraba hangat


2.    ANALISA DATA
No
SYMPTOM
PROBLEM
ETIOLOGI
1
Do :
-          Terdapat nyeri tekan pada esofagus
-          Terdapat nyeri hebat pada esofagus
-          Pasien lemah
-          Pasien gelisah
-          TTV :
Takikardi
Takipnea
Hipotensi
- Pembengkakan di daerah     esofagus
Nyeri akut
Agen cedera biologi
2
Do :
-          Suhu: Hipertermi
-          RR: takipnea
-          Kulit teraba hangat
-          Nadi : takikardi
-          Turgor kulit jelek
-          Turgor kulit jelek
-          Mukosa bibir kering
Hipertermi
Penyakit/trauma
3
Do :
-          Pasien lemah
-          Penurunan intake nutrisi
-          Penurunan berat badan
-          Pasien mual dan muntah
-          Turgor kulit jelek
-          Mukosa bibir kering
-          Perubahan selera makan
-          Disfagia(kerusakan menelan)
-          Konjungtiva pucat

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tidak mampu dalam memasukkan ,mencerna,mengabsorsi makanan
Karena factor biologi.
4
Do :
-          ADL tergantung penuh
-          Pasien bedrest
-          Pasien lemah
-          Muskuloskeletal tidak bekerja dengan baik
-          Pasien butuh bantuan untuk melakukan aktifitas sehari-hari
-          Takikardi
-          Takipnea
-          Hipotensi

Intoleransi aktivitas
Kelemahan secara menyeluruh.
5
Do :
-          Pasien muntah
-          Pasien sulit untuk menelan
-          Nyeri pada daerah esofagus
-          Pasien mual
-          Pasien batuk
-          Pasien merasa terbakar di daerah esofagus
-          Merasa sakit saat menelan
Kerusakan menelan
Obtruksi mekanik
6
Do :
-          Pasien lemah
-          Pasien kurang minum
-          Turgor kulit jelek
-          Mukosa bibir kering
-          Takikardi
-          Hipertermi
-          Berat badan pasien menurun
Kurang volume cairan
Kehilangan volume cairan aktif
7
Do :
-          Pasien cemas dan gelisah
-          Pasien susah untuk tidur
-          Nyeri yang hebat
-          Takikardi
-          Takipnea
Cemas
Perubahan dalam status kesehatan
8
Do:
-          Pasien lemah
-          Nyeri pada daerah esofagus
-          Pasien cemes dan gelisah
-          Pasien susah untuk tidur
-          Muka pasien meringis karena nyeri
Gangguan pola tidur
Nyeri


DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH
1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
2.      Hipertermi berhubungan dengan penyakit atau trauma
3.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif
4.      Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mampu memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologi
5.      Kerusakan menelan berhubungan dengan obstruksi mekanik ( karsinoma )
6.      Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
7.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
8.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara menyeluruh

2.3  PERENCANAAN

WAKTU
No Dx
TUJUAN/NOC
INTERVENSI/NIC
Tgl
Jam
20
Feb 08
08.00 WIB
1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x 24 jam skala nyeri dapat berkurang dengan criteria hasil :
PAIN CONTROL ( 1605 )
(160501) Mengendalikan factor penyebab nyeri
(160502) Mampu mengenali kapan terjadinya serangan
(160503) Mampu menggunakan tindakan pencegahan
(160504) Mampu menggunakan tindakan non analgetik untuk mengurangi nyeri
(160505) Mampu menggunakan analgetik yang sesuai
(160506) Mampu menggunakan tanda peringatan untuk mencari bantuan
(160507) Mencatat gejala untuk tindakan keperawatan yang professional
(160508) Mampu menggunakan bantuan yang ada di sekitarnya
(160509) Mampu mengenali gejala dari nyeri
(160510) Mampu menggunakan catatan nyeri
(160511) Mencatat control nyeri atau berkurang

Dengan keterangan :
1 = tidak menunjukkan
2 = jarang menunjukkan
3 = setiap saat menunjukkan
4 = sering menunjukkan
5 = secara terus menerus menunjukkan
PAIN MANAGEMENT (1400)
-          Gunakan tindakan control nyeri sebelum nyeri hebat
-          Laksanakan pemberian analgetik pada pasien jika diperlukan
-          Sediakan pengurangan nyeri optimal personal dengan menentukan analgetik yang tepat
-          Pertimbangkan tipe dan sumber dari nyeri ketika memilih srategi nyeri
-          Evaluasi keefektifan dari tindakan pemberian analgetik pada pasien jika diperlukan
-          Laksanakan dan memodifikasi tindakan control nyeri dasar dari respon nyeri
-          Berikan informasi yang akurat untuk meningkatkan pengetahuan keluarga dan respon dari pengalaman nyeri
-          Monitor kepuasan pasien dengan management nyeri pada interval yang ditentukan
-          Temani pasien untuk memonitor nyeri dan ikut serta yang tepat
-          Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tenaga kesehatan untuk memilih dan melaksanakan tindakan pengurangan nyeri secara non farmakologi
-          Observasi tanda non verbal dari ketidaknyamanan , terutama pada ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara verbal
-          Lakukan penilaian komprehensif dari nyeri meliputi lokasi, karakteristik onset / durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan factor yang menimbulkan nyeri
-          Evaluasi pengalaman yang telah lewat pada nyeri untuk memasukkan, sejarah individu / perorangan atau keluarga titik kronik atau hasil ketidakmampuan jika diperlukan
-          Pastikan  pasien mendapatkan perawatan dengan analgetik yang diperlukan
20
Feb
08

10.00
WIB
2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam diharapkan suhu tubuh pasien dalam rentang normal, dengan kriteria hasil :          
THERMOREGULATION       ( 0800 )
(080001) Suhu kulit dalam rentang normal
(080002) Suhu tubuh dalam rentang normal
(080003) Tidak terasa sakit kepala
(080004) Tidak terasa sakit pada otot
(080005) pasien tidak cepat marah
(080006) tidak tampak lagi perasaan ngantuk
(080007) Tidak tampak perubahan warna kulit
(080008) Tidak tampak perasaan gugup pasien
(080009) Bulu roma tidak tegak saat dingin
(080010) Dapat berkeringat saat panas
(080011) Tidak menggigil saat dingin
(080012) Nadi dalam rentang normal
(080013) respirasi dalam rentang normal
(080014) Fibrasi adekuat
(080015) mampu mencatat kenyamanan terhadap panas

Dengan keterangan :
1 = peningkatan yang sangat tinggi
2 =  peningkatan yang besar
3 = peningkatan yang cukup
4 = peningkatan yang ringan
5 = tidak terjadi peningkatan

TEMPERATURE REGULATION ( 3900 )
-          Monitor temperature setiap 2 jam sekali jika diperlukan
-          Monitor perubahan temperature sampai stabil
-          Monitor tekanan darah, nadi, dan penafasan jika diperlukan
-          Monitor warna kulit dan suhunya
-          Monitor laporan tanda dan gejala dari hipotermi dan hipertermi
-          Naikkan masukan cairan dan makanan yang adekuat
-          Sesuaikan suhu lingkungan sesuai yang diinginkan pasien
-          Ajarkan indikasi dari hipotermi dan jika diperlukan gunakan treatmen darurat
-          Tempatkan pada daerah yang diisolasi terbebas dari panas
-          Gunakan selimut tipis jika diperlukan
-          Kolaborasikan dengan dokter untuk obat antipiuretik yang dibutuhkan
-          Gunakan kasur panas dan selimut hangat untuk menjaga suhu tubuh agar tetap normal


21
Feb
08

12.00
WIB
3

Setelah dilakukan tindakaan keperawatan selama …x 24 jam, diharapkan pasien tidak mengalami devisit volume cairan didalam tubuhnya dengan criteria hasil :

FLUID BALANCE (0601)
(060101) Tekanan darah dalam rentang normal
(060102) Tekanan rata – rata arteri dalam rentang normal
(060103) Tekanan vena tengah dalam rentang normal
(060104) Tekanan pulmonal dalam rentang normal
(060105) Nadi ferifer teratur
(060106) Tidak tampak perubahan tekanan osmotic
(060107) Dalam 24 jam terjadi keseimbangan pemasukan dan pengeluaran makanan
(060108) Tidak ada gangguan pernafasan
(060109) Berat badan stabil
(060110) Tidak tampak adanya asites
(060113) Tidak tampak cekungan pada mata
(060116)Hidrasi kulit nomal
(060117) Membran mukosa basah
(060120) Peningkatan urine spesifik dalam jumlah normal

Dengan keterangan :
1 = peningkatan yang sangat tinggi
2  = peningkatan yang besar
3 = peningkatan yang cukup
4 = peningkatan yang ringan
5 = tidak terjadi peningkatan

FLUID BALANCE ( 4120 )
-          Catat berat badan dan monitor gejala
-          Gunakan kateter urine jika diperlukan
-          Monitor hasil lab secara efektif untuk retensi cairan ( menurunkan peningkatan BUN, penurunan hematokrit, peningkatan level osmolilase urine, dan kecendrungan peningkatan yang sfesifik )
-          Monitor status hemodinamik, seperti CVP, MAP, PAP, dan PCWP, jika memungkinkan
-          Monitor indikasi kelebihan dan kekurangan cairan
-          Monitor perubahan berat badan sebelum dan sesudah dialysis, jika nampak
-          Monitor pemasukan makanan dan minuman dan jumlahkan intake kalori harian, jika diperlukan
-          Monitor status nutrisi
-          Pelihara catatan keakuratan pemasukan dan pengeluaran cairan
-          Berikan cairan, jika diperlukan
-          Tingkatkan pemasukan lewat oral
-          Distribusikan intake cairan lebih dari 24 jam
-          Anjurkan orang terdekat untuk membantu makan jika diperlukan
-          Tawarkan makanan kecil ( sering minum, dan buah / jus buah segar ) jika diperlukan
-          Monitor respon pasien untuk menentukan terapi elektrolit
-          Konsultasi dengan dokter, jika tanda dan gejala menunjukkan kelebihan atau kekurangan volume cairan

22
Feb 08
14.00 WIB







4








Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam nafsu makan pasien dapat bertambah dengan criteria hasil :
NUTRITIONAL STATUS : FOOD AND INTAKE ( 1008 )
(100801) Intake makanan lewat mulut adekuat
(100802) Pemasukan makanan lewat selang
(100803) Pemasukan cairan melalui mulut adekuat
(100805) Mampu memasukkan makanan sisipan secara total

Dengan keterangan :
1 = peningkatan yang sangat tinggi
2  = peningkatan yang besar
3 = peningkatan yang cukup
4 = peningkatan yang ringan
5 = tidak terjadi peningkatan

NUTRITION MANAGEMENT (1100)
-          Tanyakan kepada pasien apabila memiliki alergi makanan
-          Tetapkan makanan pilihan pada pasien
-          Tetapkan dan kolaborasikan dengan ahli gizi jenis kalori dan tipe makanan yang diperlukan untuk kebutuhan nutrisi sesuai kebutuhan
-          Anjurkan pemasukan kalori yang cocok untuk tubuh dan gaya hidup
-          Dorong kenaikan pemasukan makanan yang tepat
-          Dorong kenaikan pemasukan protein, zat besi, vitamin C, yang tepat
-          Berikan snack ( minuman dan buah segar / jus buah ) yang tepat
-          Sediakan gula sebagai pengganti
-          Sediakan pilihan makanan bagi pasien
-          Sediakan makanan yang tinggi protein, tinggi kalori, makanan yang bernutrisi, dan minuman yang bisa segera dikonsumsi pasien
-          Ajarkan pasien untuk bagaimana menjaga catatan makanan yang baik bagi pasien
-          Monitor berat badan pasien
-          Monitor catatan masukan kandungan nutrisi dan kalori
-          Sesuaikan diet pasien dengan kebiasaan
-          Sediakan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana cara menemuinya
-          Kaji kemampuan pasien untuk menemui makanan yang diperlukan


22
Feb
08
10.00
WIB
5
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x 24 jam diharapkan pasien mengalami peningkatan didalam kemampuan mnelan dengan kriteria hasil :
SWALLOWING STATUS : ESOPHAGEAL PHASE (1011)
(101101) Tidak batuk sasat menelan
(101102) Mampu mempertahankan kadar lambung pada perut
(101103) Tidak ada nyeri pada epigastric
(101104) Pasien merasa nyaman saat menelan
(101105) Mampu mengontrol status asosiasi prilaku dengan waktu makan
(101106) Mampu mengontrol posisi kepala dan leher yang netral
(101107) mampu mengontrol pola tidur
(101108) Tidak menunjukkan batuk pada malam hari
(101109) Tidak menunjukkan muntah pada malam hari
(101110) Tidak menunjukkan gangguan menelan
(101111) Pasien dapat menunjukkan peningkatan penerimaan terhadap makanan
(101112) Pasien mampu diajak untuk menelan pada fase esophagus

Dengan keterangan :
1 = peningkatan yang   sangat tinggi
2  = peningkatan yang besar
3 = peningkatan yang cukup
4 = peningkatan yang ringan
5 = tidak terjadi peningkatan

SWALLOWING THERAPY ( 1860 )
-          Colaborasikan dengan team ahli kesehatan untuk menetapkan rencana rehabilitasi yang teratur
-          Monitor tanda dan gejala dari aspirasi
-          Monitor lidah pasien saat makan
-          Monitor untuk pengganggu dalam mulut pasien saat pasien makan, minum, dan menelan
-          Periksa mulut terhadap penahanan makanan setelah makan
-          Intruksikan keluarga untuk memantau bagaimana pasien makan
-          Intruksikan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan kolaborasikan dengan ahli gizi
-          Intruksikan pasien untuk membuka dan menutup mulut dalam persiapan menggerakkan makanan
-          Intruksikan pasien untuk bagaimana mengecek penerimaan makanan setelah makan
-          Monitor berat badan
-          Monitor hidrasi tubuh
-          Tetapkan perwatan mulut jika diperlukan
-          Bantu pasien untuk mengatur posisi kepala pada gerakan kepala depan saat persiapan menelan
-          Bantu untuk pemenuhan kalori dan masukan cairan
-          Jauhkan pasien dari lingkungan yang kurang baik sebelum bekerja dengan pasien pada saat menelan
-          Posisikan diri agar pasien dapat melihat dan mendengar apa yang kita katakana
-          Berikan privasi pada pasien  
22
Feb
08
12.00
WIB
6
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x 24 jam diharapkan pasien dapat menghilangkan rasa cemas pasien terhadap penyakitnya dengan criteria hasil:
ANXIETY CONTROL (1402)
(140201) Monitor intesitas cemas
(140202) Eliminasi tanda penyebab cemas
(140203) Menurunkan stimulasi lingkungan apabila terjadi kecemasan
(140204) Mencari informasi untuk menurunkan kecemasan
(140205) Merencanakan strategi koping untuk situasi cemas
(140206) Menggunakan strategi coping yang efektif
(140207) Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan cemas
(140208) Mencatat durasi penurunan dari episode cemas
(140211) Mampu mempertahankan hubungan social
(140212)Mampu mempertahankan konsentrasi
(140214) Melaporkan tidur yang adekuat
(140217) Mampu mengontrol respon dari kecemasan

Dengan keterangan :
1 = tidak menunjukkan
2 = jarang menunjukkan
3 = setiap saat menunjukkan
4 = sering menunjukkan
5 = secara terus menerus menunjukkan
ANXIETY REDUCTION ( 5820 )
-          Ciptakan ketenangan, mendatangkan ketentraman
-          Cari pengertian pasien dari situasi cemas
-          Tinggal dengan pasien untuk memantau kenyamanan dan menciptakan keterbukaan
-          Anjurkan pasien untuk tinggal dengan anaknya, jika diperlukan
-          Sediakan bahan untuk tanda dari kenyamanan
-          Berikan gosokan pada daerah belakang dan gosokan leher
-          Anjurkan tidak melakukan aktivitas yang berat
-          Dengarkan dan perhatikan keluhan dari pasien
-          Kuatkan dari perlakuan
-          Ciptakan suasana nyaman dari fasilitas rumah sakit
-          Bantu pasien untuk mengidentivikasi situasi dan persepsi cemas
-          Kaji perubahan dari level atau tingkatan cemas
-          Kontrol stimulasi jika diperlukan apabila pasien membutuhkan
-          Dukung pasien menggunakan perpindahan mekanisme yang diperlukan
-          Intruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi
-          Berikan pengobatan medis untuk menghilangkan cemas
22
Feb
08
08.00
WIB

7
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x 24jam, diharapkan pasien dapat tidur dengan nyaman dengan criteria hasil :
REST ( 0003 )
(000301) Mampu mengontrol jumlah waktu tidur
(000302) Mampu mengontrol pola tidur pasien
(000303) Mampu mengontrol kualitas tidur pasien
(000304) Mampu mengontrol kemampuan fisik pasien untuk tidur
(000305) Mampu menyatakan perasaan segar setelah bangun tidur
SLEEP ENHANCEMENT ( 1850 )
-          Tentukan aktivitas tidur pasien
-          Perkirakan waktu tidur pasien yang teratur
-          Tentukan efek dari pengobatan terhadap pola tidur
-          Monitor pola tidur dan lama tidur pasien dalam jam
-          Sesuaikan lingkungan seperti cahaya, berisik, suhu, alas tidur dan tempat tidur ) untuk meningkatkan tidur
-          Bantu untuk membuang factor stress sebelum tiba waktu tidur
-          Monitor makanan sebelum tidur dan selingan yang tepat dengan tidur
-          Naikkan peningkatan waktu untuk tidur jika diperlukan
-          Kaji rencana administrasi pengobatan untuk mendukung tidur pasien
-          Intruksikan pasien dan perubahan lain tentang factor seperti psikologi, fisiologi, gaya hidup, frekuensi bekerja, lama waktu bekerja, dan factor lingkungan


22
Feb
08
10.00 WIB
8
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam,diharapkan pasien dapat elakukan aktifitas secara mandiri dengan criteria hasil :
ACTIVITY TOLERANCE (0005)
(000501) Pemenuhan oksigen dalam rentang normal
(000502) Denyut nadi dalam rentang normal pada respon aktivitas
(000503) Respirasi dalam rentang normal pada respon aktivitas
(000504) Tekanan systole dalam rentang normal pada respon aktivitas
(000505) Tekanan diastole dalam rentang normal pada respon aktivitas
(000507) Warna kulit normal
(000508) Mampu menunjukkan usaha dalam bernafas dalam respon untuk aktivitas
(000509) Pasien mampu berjalan dengan selangkah
(000510) Pasien mampu berjalan dengan jarak yang jauh
(000511) Pasien mampu menaiki tangga
(000512) Pasien kuat
(000513) Mencatat aktivitas pada penampilan sehari – hari
(000514) Mampu berbicara saat diberi pertanyaan

Dengan keterangan :
1 = peningkatan yang   sangat tinggi
2  = peningkatan yang besar
3 = peningkatan yang cukup
4 = peningkatan yang ringan
5 = tidak terjadi peningkatan

ACTIVITY THERAPY ( 4310 )
-          Kolaborasikan dengan  pekerjaan, fisik, dan atau terapi rekreasi dalam perencanaan dan memantau aktivitas program, jika diperlukan
-          Monitor  respon emosional, perasaan, social dan spiritual dari aktivitas
-          Bantu pasien untuk menggali maksud dari dalam diri dari kebiasaan beraktivitas dan aktivitas favorit pasien
-          Bantu pasien untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologis, dan kapasitas social
-          Bantu pasien untuk focus dengan apa yang bisa dilakukan pasien yang lebih atau yang kurang
-          Bantu untuk mengidentifikasi dan menemukan yang dibutuhkan dari keinginan beraktivitas
-          Bantu untuk menggunakan alat bantu yang dibutuhkan untuk beraktivitas
-          Bantu pasien untuk mengidentivikasi pilihan aktivitas yang dapat dilakukan
-          Bantu pasien untuk mengidentivikasi aktivitas yang penuh arti
-          Bantu pasien untuk membuat jadwal priode yang spesifik untuk aktivitas yang rutin
-          Bantu pasien atau keluarga dalam mengidentivikasi kekurangan pada level aktivitas
-          Bantu dengan aktivitas fisik yang regular jika diperlukan
-          Bantu pasien atau keluarga untuk mengadaptasi dengan lingkungan pada kebutuhan beraktivitas
-          Buat lingkungan yang nyaman  









BAB III
PENUTUP


3.1. KESIMPULAN
Karsinoma Esofagus merupakan kanker di daerah esofagus yang desebabkan oleh faktor lingkungan, faktor diet, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol, iritasi kronik pada mukosa, dan kultural. Dan memiliki gejala-gejala seperti kesulitan dalam menelan ( disfagia ), berat badan menurun, odinofagia, muntah, suara menjadi serak, batuk, regurgitasi, hematemesis dan /atau melena, anemia defisiensi besi, nyeri, rasa tidak nyaman di kerongkongan, singultus, sindrom horner, sindrom vena kava superior, eusi pluera maligna, asites maligna,nyeri tulang, pembesaran kelenjar supraklavikula / servikal.
Diagnosa yang muncul dari penyakit karsinoma esofagus adalah :
1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
2.      Hipertermi berhubungan dengan penyakit atau trauma
3.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif
4.      Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mampu memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologi
5.      Kerusakan menelan berhubungan dengan obstruksi mekanik ( karsinoma )
6.      Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
7.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
8.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara menyeluruh

 




DAFTAR PUSTAKA


$ Santosa, Budi. 2005 – 2006. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta: Prima Medika
$ Johnson,Marion dan Maridean mass.2004.NOC.USA:Mosby - year book
$ Mc Loskey,Joanne C dan Gloria M.Bulechec.2004.NIC.USA:Mosby-year book
$ Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II. FKUI: Jakarta
$ Price dan Wilson. 2005. Patofisiologi. EGC: jakarta
$ Wed.2004.Deteksi kanker Esofagus. http//www.republika online.com












No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, jangan lupa komentar yang sopan ya.