BAB I
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Peradangan jaringan
ikat,dengan perubahan degeneratif pada otot (polimiositis) dan kulit
(dermatomiositis). Ini menyebabkan kelemahan dan pengecilan otot,terutama pada
lengan dan tungkai. Penyakit ini punya banyak persamaan dengan arterlitis
rheumatoid dan lupus eritematosus.
Bagian tubuh yang terkena
adalah otot,termasuk otot besar rangka
dan otot sangat kecil yang mengendalikan arteri kecil,kulit dan jaringan
penghubung. Jenis kelamin atau usia penderita yang cendrung menderita penyakit
ini adalah dua kali lebih sering /umum terjadi pada wanita dari pada laki-laki.
Semua umur berpotensi menderita penyakit ini,tetapi yang paling sering terjadi
antara umur 30-50 tahun.
Dermatomiositis juga dapat berupa penyakit kolagen yang ditandai oleh
peradangan non-sufuratif dari kulit,jaringan subkutan dan otot disertai dengan
nekrosis serabut-serabut otot. Polimiositis dapat juga berupa radang pada
beberapa atau banyak otot sekaligus,dengan disertai perubahan degeneratif dan
regeneratif,yang di tandai oleh kelemahan otot hingga penyusutan masa otot.
Penyakit ini menyebabkan otot-otot bersifat lemah,setelah seseorang
mengalami polimiositis dalam jangka
waktu yang lama mengakibatkan otot-otot mengecil. Polimiositis dan
dermatomiositis dapat mempengaruhi bagian tubuh manapun,bahkan bisa juga
mempengaruhi paru-paru,hati dan jantung. Polimiositis dan dermatomiositis
adalah penyakit kronis,bisa diderita dalam jangka waktu yang lama.
Penyakit ini menyebabkan merah dan
lebam pada seluruh bagian tubuh.
Mekanisme ini diduga untuk menjadi kerusakan komplemen yang didasari dari
bagian-bagian yang mikroskopis dengan kerusakan jaringan otot dan radang
lymphocytic sekunder pada jaringan ischemia. Kumpulan-kumpulan dari
limfosit-limfosit yang dewasa dengan nucleus kecil,gelap dan sitoplasma tidak
cukup hanya melingkupi bagian-bagian sel yang lebam dan merah.
B.
ETIOLOGI
Kemungkinan besar suatu
penyakit Hipersensitivitas atau otoimunitas, walaupun penyebabnya tidak
diketahui dengan pasti, penyakit ini tidak dihubungkan dengan penggunaan
obat-obat tertentu dan didahului oleh infeksi bakteri, inveksi virus dan vaksin.
Seperti halnya dengan penyakit jaringan ikat yang difus lainnya, tidak ada satu
tes pun yang dapat memastikan diagnosis polimiostis. Anemnesis riwayat sakit
yang lengkap dan pemeriksaan fisik akan membantu menyingkirkan kelainan laoin
yang berhubungan dengan otot elekromiograafi(EMG) dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan penyakit degeneratif otot. Biopsi otot dapat mengungkapkan
infentrat inflamentori dalam jaringan. Pemeriksaan serum menunjukan peningkatan
aktifitas enzim-enzim otot.
Penyakit ini dapat dimulai
mendadak atau bertahap. Kebanyakan pasien menjadi lumpuh atau diam saja
diranjang karena lemah otot. Bebrapa gejala dapat dikendalikan sebentar dengan
perawatan tetapi penyakit seringkali membawa kematian dalam waktu yang pendek,
akan tetapi remisi atau pemulihan yang spontan dapat terjadi terutama pada
anak-anak. Riset terhadap penyembuhan terus berlanjut sampai sekarang ini,
sehingga ada harapan untuk perawatan dan penyembuhan yang lebih efektif
C. PATOFISIOLOGI
Patogenesis polimiositis bersifat multifactor. Predisposisi genetic
merupakan unsur yang paling besar kemungkinannya penyakit polimiositif yang
timbul karena pemakaian obat jarang terjadi tetapi pernah dilaporkan.
Polimiositis diklasifikasikan sebagai gangguan autoimun karena terdapat antibodi,
namun antibody ini tidak menimbulkan kerusakan pada sel-sel otot sehingga hanya
menunjukkan peranannya yang tidak langsung dalam menyebabkan kerusakan
jaringan.
D.
MANIFESTASI KLINIS
Tanda yang paling utama
adalah adanya kelemahan otot, terutama pada otot paha-paha, meskipun otot-otot
dalam tubuh juga bisa terpengaruh. Awitan polimiositis bervariasi mulai dari
awitan yang mendadak dengan progesifitas yang cepat hingga awitan yang sangat
lambat dan tidak jelas(Insidious). Kelemahan otat proksimal secar tipikal
merupakan gejala pertama. Kelemahan otot biasanya simetris dan difus.
Dermatomiositis, yaitu suatu keadaan yang ada kaitannya paling sering
teridentifikasi dengan lesi yang licin dan eritematous atau lesi bersisik yang
dijumpai pada daerah pemukaan sendi.
Hal dibawah ini bisa terjadi selam perawatan :
§ Darah
dalam iurine
§ Nafas
pendek
§ Nyeri
dada
§ Buang
air besar yang berdarah
§ Nyeri
perut yang hebat
§ Demam
Tanda dan gejala
Permulaanya timbul gejala yang tiba-tiba atau
lambat dari dibawah ini :
§ Rasa
lemah pada oto pangkal paha dan bahu
§ Ruam
kulit yang dapat mendapatkan gatal pada muka, bahu, persendian
§ Tangan
dan kaki dingin
§ Sering
jatuh dan sulit unutk bangkit
§ Kesulitan
untuk bicara dan menelan
§ Infeksi
dibarengi dengan deman , lemah otot, penurunan berat badan dan nyeri sendi
(kadang-kadang) mendahului gejala-gejala lain.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
§
Pemeriksaan
darah di laboratorium unutk mrngukur antibody dan antinuklir (ANA)
§
Pencatatan
perjalanan penyakit dan pemeriksaan fisik oleh dokter
§
Prosedur
diagnostic bedah, seperti biopsy otot dan elektromiografi
Perawatan
terapi :
1. prednisolon
2. imunoglobulin kedalam penbuluh darah
3. azitriopina
4. cyclophosphamide
F.
PENATALAKSANAAN
Penanganan polimiositis terapi kortikostiroid
dengan dosis yang tinggi pada terapi awal dan kemudian dikurangi secara
berangsur-angsur selama beberapa bulan. Setelah aktivitas enzim otot berkurang.
Pasien yang tidak responsive terhadap kortiokosteroid memerlukan penambahan
preparat imunosupresi bagi pasien-pasien yang tidak responsive terhadap
kortikossteroid dan imunosupresi (sampai 10% pasien), tindakan plasma feresis dapat dicoba. Ruam kulit dapat timbul
sebagai reaksi terhadap pemberian hodroksiklorokuin. Fisioterapi dimulai secara
pelahan dengan latihan gerak unutk mem[ertahankan mobilitas sendi dan kemudian
diikuti penguatan otot yang dilaksanakan secara bertahap.
Pertimbangan perawatan, asuhan keperawatan
bagi penderita polimiosotis harus dilaksanakan berdasarkan rencana asuhan dasar
bagi pasien penyakit rematik masalah yang paling sering ditemukannpada
penderita polimiositis mencakup gangguan pada mobilitas fisik, keletihan,
kurang kemampuan dalam melaksanakna perawatan mandiri dan tidak memadainya
pengetahuan mengenai tehnik-tehnik pelaksanaan mandiri.
q Tindakan
umum :
·
Pasien mungkin memerlukan kursi roda dan
pendamping untuk membantu kegiatan sehari-hari
·
Jika ditempat tidur pasien harus sering kali
dibolak-balikan untuk mencegah timbulnya luka tekan
·
Gerak badan pasif harus diberikan untuk mencegah
kontraksi (pemendekan otot)
·
Kompres air dengan dapat menghilangkan gatal
q Perawatan
yang baik
·
Perawatan sendiri setelah diagnosis
·
Pengobatan dokter
·
Perawatan RS selama fase dini dan aktif
·
Pembedahan jika sumbatan pada usus terjadi
·
Ruang perawatan rehabilitasi
q Pengobatan
·
Obat-obatan kortison dosis tinggi sampai
gejala-gejala akut berkurang, kemudian dengan dosis yang lebih kecil
·
Obat-obatan imunosupresif, jika perawatan
lainnya tidak efektif. Obat-obatan ini menimbulkan resiko tambahan, termasuk
infeksi bakteri septik yang membahayakan nyawa.
G. KOMPLIKASI
·
Pengecilan
otot dan tubuh
·
Gagal
jantung kongestif
·
Tekanan
darah tinggi
·
Sumbatan
usus
·
Kerusakan
ginjal
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PENDERITA DERMATOMYOSITIS
Tanggal masuk RS:
Tanggal pengkajian:
A.
PENGKAJIAN
1. Biodata
a.
Identitas
Klien:
Nama:
TTL:
Umur:
Jenis Kelamin:
Alamat:
Agama:
Suku:
Pendidikan:
b.
Identitas Penanggung Jawab:
Nama:
TTL:
Umur:
Jenis Kelamin:
Alamat:
Agama:
Suku:
Pendidikan:
Hub dengan klien:
2.
Riwayat Kesehatan
A . Keluhan Utama
Klien mengeluh adanya
kelemahan otot
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
·
Rasa lemah
otot pangakal paha dan bahu
·
Ruam kulit
yang dapat menimbulkan gatal pada muka,bahu, lengan dan persendian
·
Tangan dan
kaki dingin
·
Kesulitan
bicara dan menelan
·
Infeksi di
barengi demam,lemah otot,penurunan badan dan nyeri sendi
C.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Penderita dermatomiositis mempunyai riwayat suatu penyakit
hipersensitivitas atau autoimunitas,penyakit ini dihubungkan dengan penggunaan
obat-obatan tertentu dan didahului infeksi bakteri,infeksi virus dan vaksin.
D. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Riwayat kesehatan dalam
keluarga seperti gagal jantung kongestif,tekanan darah tinggi,dan kerusakan
ginjal.
E.
Genogram
3. Pola
Fungsi Kesehatan
a. Persepsi Terhadap Kesehatan
Kesehatan
itu penting tetapi menjadi tidak penting,ketika orang di beri nikmat berupa
kesehatan tidak ingat kepada yang memberi nikmat tersebut (ALLAH SWT)
b. Pola
Aktivitas dan Latihan
Pada penderita dermatomiositis dalam
aktivitas sehari-hari membutuhkan bantuan dari keluarga atau orang lain Karena
kelemahan otot pangkal paha dan bahu.
c. Pola istirahat Tidur
Pada
penderita dermatomiositis mengalami gangguan pola tidur,hal ini ditimbulkan
oleh adanya peradangan non-supuratif dari kulit,jaringan subkutan dan otot
disertai dengan nekrosis serabut-serabut otot.
d. Pola
Nutrisi Metabolik
Akibat adanya rasa cemas dan timbulnya stress
menyebabkan pada umumnya penderita dermatomiositis mengalami penurunan selera
makan
e. Pola Eliminasi
Pada
umumnya penderita dermatomiositis tidak mengalami gangguan pola eliminasi
f. Pola
Kognitif Perseptual
Penderita dermatomiositis mampu berkomunikasi
dan berorientasi denga baik kepada orang lain
g. Pola Konsep Diri
Ø
Harga diri:
tidak terganggu
Ø
Ideal diri :
tidak terganggu
Ø
Identitas
diri : tidak terganggu
Ø
Gambaran
diri: tidak terganggu
Ø
Peran diri:
tidak terganggu
h.
Pola Koping
Penderita dermatomiositis terbuka dengan
anggota keluarga yang lain,sehingga ketika ada masalah selalu dipecahkan
bersama
i.
Pola Seksual
Reproduksi
Penderita
dermatomiositis,khususnya wanita,berisiko mengalami perubahan siklus menstruasi
akibat adanya stress yang timbul karena perasaan cemas dalam dirinya
j.
Pola Peran Hubungan
Hubungan dengan keluarga dan lingkungan
masyarakat sekitar baik
k.
Pola Nilai
Dan Kepercayaan
Penderita
dermatomiositis beribadah sesuai dengan keyakinan
4. Pemerisaan Fisik
Ø
Keadaan umum
Kesadaran
CM,penderita dermatomiositis pada umumnya berusaha bersikap kooperatif dan
mampu menanggapi respon dengan baik
Ø
Tanda-tanda
vital
-suhu:36,5-37,5º
C
-nadi:
>100x/menit
-TD: >
dari normal
-pernafasan:
> dari24x/menit
PEMERIKSAAN HEAD TO TOE
Ø
Kepala dan
wajah
Kepala
tampak simetris,tidak ada bekas lesi,rambut tampak kusam
Ø
Mata
Penglihatan
normal,kedua mata tampak simetris,konjungtiva pucat
Ø
Telinga
Telinga
simertis,tidak ada secret atau benda asing dalam pemeriksaan pada liang telinga
Ø
Hidung
Bentuk
simetris,tidak ada secret,tidak ada deviasi serum nasi,penciuman masih dapat
membedakan bau
Ø
Mulut dan
faring
Membrane
mukosa kering,tidak ada sariawan dalam rongga mulut,tidak terdapat bercak putih
disekitar bibir
Ø
Leher
Leher
tampak simetris,tidak ada lesi ataupun pembesaran vena jugularis
Ø
Torak
Pergerakkan
dada pada saat bernafas simetris,tidak ada nyeri tekan pada saat dilakukan
palpasi. Frekwensi pernafasan mengalami peningkatan
Ø
Abdomen
Perut
simetris,tidak ada lesi,tidak ada nyeri tekan pada saat dilakukan palpasi
Ø
Ekstremitas
atas dan bawah
Pergerakkan
ekstremitas baik atas maupun bawah,tidak mengalami gangguan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ø
Data focus
·
Data
objektif:
-
kelemahan
otot
-
wajah pucar
-
membrane
mukosa kering
-
TTV
meningkat
-
Selera makan
menurun
-
Mudah
tersinggung
-
Mengalami
gangguan tidur
-
Konjungtiva
pucat
-
Lemah
-
Kesulitan
berbicara dan menelan
-
Kulit lebam
dan kemerahan
B. ANALISA DATA
NO
|
SYMPTOM
|
ETIOLOGI
|
PROBLEM
|
1
|
DO:
-Kelemahan pada anggota
tubuh satu sisi atau dua sisi
-Rasa faal pada tubuh
satu sisi atau dua sisi
|
Kelemahan secara
menyeluruh
|
Intoleransi aktivitas
|
2
|
DO:
-Terdapat radang pada
kulit
-Permukaan kulit merah
-Permukaan kulit
bengkak
|
Penyakit
dermatomiositis
|
Kerusakan intergritas
kulit
|
3
|
DO:
-Klien mudah
tersinggung
-TTV meningkat:
suhu: >37º
nadi: >100X/menit
TD: >dari normal
Pernafasan: > dari
24X/menit
-wajah klien pucat
|
Ancaman terhadap konsep
diri
|
cemas
|
4
|
DO:
-Pemecahan masalah
tidak adekuat
-Klien mengalami
gangguan tidur
-Klien mudah
tersinggung
|
Percaya diri tidak
adekuat dalam kemampuan koping
|
Koping tidak efektif
|
5
|
DO:
-Mengikuti instruksi
tidak adekuat
-Perilaku tidak akurat
-Tes penampilan tidak
akurat
|
Tidak familiar dengan
sumber informasi
|
Kurang pengetahuan
|
6
|
DO:
-Klien tampak lemah
-Selera makan menurun
-Membran mukosa kering
|
Penurunan intake
makanan (gangguan psikologis)
|
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
7
|
DO:
-Konjungtiva pucat
-Wajah pucat
-Klien tampak lemas
|
Cemas
|
Gangguan pola tidur
|
8
|
DO:
-Cemas
-Klien cendrung
berpikir negative tentang penyakitnya
-Klien terlihat tidak
bersemangat
|
Gangguan gambaran diri
|
Harga diri rendah
situasional
|
PRIORITAS MASALAH DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
·
Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan pada otot
·
Kerusakan
intergritas kulit berhubungan dengan perubahan jaringan kulit
·
Cemas
berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri
·
Koping tidak
efektif berhubungan dengan percaya diri tidak adekuat dalam kemampuan koping
·
Kurang
pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi
·
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake tidak adekuat (gangguan
psikologis)
·
Gangguan
pola tidur berhubungan dengan cemas
·
Harga diri
rendah situasional berhubungan dengan gangguan gambaran diri
INTERVENSI
TGL
|
JAM
|
NO DX
|
TUJUAN
NOC
|
INTERVENSI
NIC
|
|
|
1
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama…x24 jam,diharapkan tingkat kelemahan klien dapat
diatasi dengan criteria hasil: (activity
tolerance,0005)
000508 istirahat dan aktivitas seimbang
000501 tidur siang
000502 mengetahui keterbatasan energinya
000506 memelihara nutria yang adekuat
000513 laporkan aktivitas istirahat dan tidur
000504 TD siotolik dalam rentang normal dalam respon aktivitas
000509 kecepatan berjalan
000512 kekuatan
NOC KRITERIA:
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Kadang menunjukkan
3. Jarang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
|
Activity therapy
4310
1. Menetukan penyebab
toleransi aktivitas
2. Memberikan periode
aktivitas selama beraktivitas
3. Meminimalkan kerja
kardiovaskuler dengan memberikan posisi setengah duduk
4. Jika memungkinkan
tingkatkan aktivitas secara bertahap(dari duduk,jalan aktivitas maksimal)
5. Pastikan perubahan
posisi klien secara perlahan dan monitor gejala dari intoleransi aktivitas
6. Kolaborasi dengan
diberikan terapi fisik untuk membantu peningkatan level aktivitas dan
kekakuan
|
|
|
2
|
Setelah dilakukan
tindakan asuhan keperawatan selama…x24 jam diharapkan kerusakan intergritas
kulit klien berkurang dengan criteria hasil (tissue intergrity skin,1101)
110105 klien mengatakan,adanya perubahan warna kulit kembali normal
110104 adanya hidrasi kulit
110108 adanya perubahan bentuk kulit
110113 tidak ada gangguan pada kulit
110112 tidak perubahan warna rambut pada kulit
NOC KRITERIA
1. Sangat kompromi
2. Kompromi yang kuat
3. Kompromi yang sedang
4. Sedikit / tidak
terlalu kompromi
5. Tidak kompromi
|
Skin care 3584
1. Bersihkan kulit
dengan sabun anti bakteri
2. Anjurkan pasien
untuk memakai baju yang nyaman
3. Anjurkan klien untuk
menggunakan medicted powder
4. Pantau warna kulit
5. Inspeksi keadaan
kulit
6. Pantau temperature
kulit klien
7. Pantau adanya rash
atau abrasi kulit
8. Pantau adanya
inspeksi pada kulit
9. Kaji kondisi kulit
klien
|
|
|
3
|
Setelah dilakukan
tindakan asuhan keperawatan selama…x24jam,tingkat kecemasan klien dapat
diatasi dengan criteria hasil (anxiety
control,1402):
140208 klien melaporkan adanya rasa tenang
140204 klien berusaha mencari informasi untuk mengurangi rasa cemas
140214 klien melaporkan tidak mengalami ganggua tidur
140216 menunjukkan perilaku yang tenang
140218 TTV berada dalam rentang normal
140201 monitor intensitas kecemasan
140213 melaporkan tidak adanya gangguan persepsi sensori
140206 klien terlihat mempergunakan strategi koping
NOC KRITERIA:
1. Tidak pernah
dilakukan
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
|
Anxiety
reduktio,5820
1. Dukung klien
dalam mengatasi kesembuhan penyakitnya
2. Dengarkan keluhan
klien dan motivasi klien tentang persepsi terhadap kesehatan
3. Informasi mengenai
penyakitnya serta semua prosedur yang dapat menyembuhkan penyakitnya
4. Pantau adanya
stimulus yang meningkatkan kecemasan
5. Instruksikan klien
untuk menggunakan tekhnik relax
6. Bantu klien dalam
menentukan keputusan
7. Pantau status klien
ketika terjadi pergantian level cemas
8. Bantu klien untuk
mengenali situasi yang dialaminya
9.Kolaborasi pemberian
obat penenang untuk mengurangi kecemasan
|
|
|
4
|
Setelah dilakukan
tindakan asuhan keperawatan selama…x24jam diharapkan klien mampu mengatasi
koping, dengan criteria hasil (coping,1302):
130201 klien mengatakan memiliki rasa percaya diri yang baik
130211 klien mampu mengatasi rasa mudah tersinggung
130218 klien tampak lebih tenang
130210 klien tidak cemas
130192 adanya keterlibatan keluarga
dalam mengambil keputusan
130212 klien menggunakan support social
130211 menggunakan strategi penuruna cemas
130206 klien mapu menunjukan menentukan prioritas
130207 klien menunjukan fleksibilitas
peran
NOC KRITERIA:
1. Tidak pernah
dilakukan
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
|
Decision
making support,5250
1. Anjurkan beberapa
alternative dalam menghadapi masalah klien
2. Bantu klien
mengidentifikasi keburukan maupun keuntungan dari setiap alternative
3. Dukung klien dan
layani semua keluhannya,
4. Hormati klien dan
terima semua keluhannya, dengarkan
serta berikan motivasi
5. Menjaga keramahan
situasi ang dialami oleh klien
6. Berikan informasi
yang mendukung klien mengatasi kecemasan
7. Layani klien sebagai
suatu organisasi yang bisa dijadikan sebagai tempat bertukar pikiran
8. Kolaborasi dengan
psikiater untuk membantu klien dalam mengambil keputusan
|
|
|
5
|
Setelah dilakukan
tindakan asuhan keperawatan selama…x24jam klien dapat memahami status
kesehatannya dengan criteria hasil:(knowledge:
treatment procedure,1814):
181408 klien menunjukan adanya perbaikan kondisi setelah memahami prosedur
181410 klien menunjukan tes penampilan baik
181401 klien menunjukan adanya perkembangan positif dari kesehatannya
181403 klien mampu melakukan perawatan sesuai dengan prosedur pelaksanaan
181411 klien terlihat familiar dengan penyakitnya
181405 klien mampu mendiskripsikan tanda dan gejala dari komplikasi
181409 klien mampu mendiskripsikan tentang pencegahan adanya komplikasi
181404 klien terlihat faham terhadap efek penyakitnya
NOC KRITERIA
1. Tidak pernah
dilakukan
2. Kadang dilakukan
3.Jarang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
|
Teaching: procedure/treatment, 5618
1. Instruksikan klien
mengenai cara penyembuhan penyakitnya yang mampu dilakukan sendiri
2. Sediakan informasi
yang dapat mendukung pengetahuan klien mengenai cara perawatan
3. Berikan satu persatu
cara agar lebih mudah difahami
4. Bantu klien
mendemonstrasikan langkah demi langkah perawatan
5. Berikan
reinforcement pada setiap tahap-tahap yang berhasil klien lakukan
6. Instrusikan klien
bagaimana cara melakukan perawatan kulit yang benar
7. Anjurkan klien untuk
mendiskusikan dengan keluarga mengenai alternative apa yang hendak digunakan
8. Jelaskan alat-alat
yang diperlukan untuk melakukan prosedur perawatan
9. Diskusikan
keperluan-keperluan yang mungkin digunakan untuk melakukan perawatan
10. Informasikan pada
klien jika terjadi kontraindikasi dan dukung klien untuk memilih prosedur
lain sebagai alternative
|
|
|
6
|
Setelah dilakukan
tindakan asuhan keperawatan selama…x24 jam diharapkan gangguan pemenuhan
nutrisi dapat teratasi denga criteria hasil,(nutritional status,1004)
100403 klien tampak segar tidak lemas
100405 BB kembali normal
100401 adanya peningkatan selera makan
100406 klien menunjukan kemampuan beraktivitas sebagai tanda pemenuhan
kebutuhan energi telah seimbang
100410 pemenuhan nutrisi seimbang
NOC KRITERIA
1. Sangat kompromi
2. Kompromi yang kuat
3. Kompromi yang sedang
4. Kedikit/tidak
terlalu kompromi
5. Tidak kompromi
|
Nutrition
manajement,1100
1. Kaji adanya
alergi makanan
2. Jelaskan tentang
pentingnya nutrisi yang adekuat
3. Sajikan makanan
dalam keadaan masih hangat dan mengundang selera makan
4. Timbang BB klien
sesuai indikasi
5. Dukung klien dalam
memberikan makanan protein tinggi
6. Dukung intake
nutrisi klien dengan memberikan makanan ringan seperti snack
7. Anjurkan klien untuk
memilih menu yang disukai sesuai kebutuhan tubuh
8. Ajarkan klien cara
memilih diet yang tepat bagi tubuh
9. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk pemberian makanan sesuai dengan kalori yang dibutuhkan
|
|
|
7
|
Setelah dilakukan
tindakan asuhan keperawatan selama…x24 jam diharapkan klien tidak terganggu
lagi pola tidurnya,dengan criteria hasil (sleep,0004):
000401 klien mengatakan dapat tidur dengan baik
000403 perasaan segar setelah bangun tidur
000408 konjungtiva tampak segar
000415 wajah tampak tidak pucat
000407 periode tidur sesuai kebutuhan
000414 vital sign dalam rentan normal
000401 klien mengatakan jam tidur meningkat
000406 tidak terbangun pada jam-jam tertentu
NOC KRITERIA
1. Kuat
2. Kokoh
3. Sedang
4. Kecil
5. Tidak ada
|
Sleep
enchancement,1850
1. Monitor dan catat
pola tidur klien dan lamanya tidur klien
2. Bersihkan tempat
tidur yang dapat meningkatkan kenyamanan tidur klien
3.Tingkatkan regimen
kenyamanan waktu tidur misalnya massage
4. Pantau kenyamanan
tempat tidur klien
5. Anjurkan klien
memilih posisi yang nyaman ketika beristirahat
6. Dukung klien dengan
menambah jam tidur
7. Ubah frekwensi
aktivitas klien saat siang hari,berikan aktivitas pada siang hari
8. Bantu klien untuk
mengurangi rasa cemas yang dapat mengganggu tidur
9. Pantau adanya
kelelahan yang dialami klien atas aktivitas selama sakit untuk mengurangi
kelelahan berlebih yang mengganggu tidur klien
|
|
|
8
|
Setelah dilakukan
tindakan asuhan keperawatan selama…x24 jam klien dapat mengatasi perasaan
rendah harga diri ,dengan criteria hasil (self esteem,1205)
120511 menunjukan perilaku percaya diri
120514 mampu dalam menanggapi kritik negative mengenai dirinya
120519 menunjukan pengurangan terhadap keterbatasan diri
120513 mampu menanggapi respon
120510 mendiskripsikan
NOC KRITERIA
1. Sangat kompromi
2. Kompromi yang sangat
kuat
3. Kompromi yang sedang
4. Sedikit/tidak
terlalu kompromi
5. Tidak kompromi
|
Self esteem,5400
1. Pantau kemampuan
klien dalam menerima kekurangan dirinya
2. Dukung klien dengan
berbagai informasi yang mendukung kesembuhannya
3. Berikan penghargaan
atau pujian ketika klien mampu untuk mengatasi masalahnya
4. Bantu klien dalam
mengatasi kritik negative dengan cara menjadikan kritik sebagai motivasi
5. Pantau harga diri
klien sewaktu-waktu,perhentian adanya perubahan persepsi diri
6. Pantau bahasa verbal
|
BAB III
PENUTUP
Ø
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan yang telah diuraikan,maka dapat disimpulkan bahwa:
Dermatomiositis dan
polimiositis adalah Peradangan jaringan ikat,dengan perubahan degeneratif pada
otot (polimiositis) dan kulit (dermatomiositis).
Dermatomiositis juga dapat berupa penyakit kolagen yang ditandai oleh
peradangan non-sufuratif dari kulit,jaringan subkutan dan otot disertai dengan
nekrosis serabut-serabut otot. Polimiositis dapat juga berupa radang pada
beberapa atau banyak otot sekaligus,dengan disertai perubahan degeneratif dan
regeneratif,yang di tandai oleh kelemahan otot hingga penyusutan masa otot.
Diagnosa yang dapat muncul dari kasus dermatomiositis adalah:
·
Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan pada otot
·
Kerusakan
intergritas kulit berhubungan dengan perubahan jaringan kulit
·
Cemas
berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri
·
Koping tidak
efektif berhubungan dengan percaya diri tidak adekuat dalam kemampuan koping
·
Kurang
pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi
·
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake tidak adekuat (gangguan
psikologis)
·
Gangguan
pola tidur berhubungan dengan cemas
·
Harga diri
rendah situasional berhubungan dengan gangguan gambaran diri
SARAN
Dermatomiositis
merupakan penyakit kulit yang sulit
disembuhkan,dalam hal ini perlu adanya kerjasama antara perawat dan klien
sehingga system pelaksanaan dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø
Jhonson,Marion.2000.Nursing
outcomes Clasification.MOSBY:Inc
Ø
Santosa
,Budi.2005.Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda,Prima Medika
Ø
McCloskey,Joanne.1996.IOWA
Intervention Project,MOSBY:Inc
Ø
Perry,Potter.2005.
Fundamental Keperawatan Ed 4,EGC: JAKARTA
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, jangan lupa komentar yang sopan ya.