BLOG INI BERISI CONTO LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MENGENAI PENYAKIT DAN TATALAKSAANYA.

Thursday, January 12, 2017

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HERPES ZOSTER

BAB I
LANDASAN TEORI


I. HERPES ZOSTER
A.    DEFINISI
Herpes zoster (Shingles atau sinanaga) adalah suatu infeksi yang menyebabkan erupsi kulit yang terasa sangat nyeri berupa lepuhan yang berisi cairan. Penyakit ini juga disebabkan virus herpes yang juga mengakibatkan cacar air (virus varisela zoster). Seperti virus herpes yang lain, viru varisela zoster mempunyai tahapan penularan awal (cacar air) yang diikuti oleh suatu tahapan tidak aktif. Kemudian tanpa alasan virus ini jadi aktif kembali menjadi penyakit yang disebut sebagai herpes zoster.
Herpes zoster hidup dalam jaringan syaraf. Kejangkitan herpes zoster dimulai dengan gatala, mati rasa, kesemutan atau rasa nyeri yang parahpada daerah bentuk tali lebar di dada, punggung hidung dan mata.  Walaupun jarang, herpes zoster dapat menular pada syaraf wajah dan mata. Ini menyebabkan jangkitan di sekitar mulut, wajah, leher dan kulit kepala, dalam dan sekitar telinga atau pada ujung hidung.
Jangkitan herpes zoster hampir selalu terjadi hanya pada satu sisi tubuh. Setelah bebeapa hari ruam muncul pada daerah kulit yang berhubungan dengan syaraf yang meradang. Lepuh kecil terbentuk dan berisi cairan.  Kemudian lepuh pecah dan berkeropang. Jika lepuh digaruk, infeksi akan terjadi. Ini membutuhkan pengobatan dengan antibiotic dan mungkin menimbulkan bekas.
Penelitian baru tehadap Odha menemukan bahwa angka herpes zoster tertinggi terjadi pada :
-          Laki-laki gay dan biseks
-          Orang di bawah usia 29 tahun
-          Orang dengan kadar CD4 di bawah 500
-          Orang kulit putih
Bila kekebalan tubuh menurun maka virus akan aktif kembali. Virus varisela zoster  berkembang biak, merusak, menyebabkan peradangan dan kemudian menyebar menuju kulit serta menimbulkan gangguan kulit yang lebih parah. Sekalipun belum pernah mengalami cacar air dapat saja terkena Herpes zoster. Hal ini disebabkan karena virus varisela zoster dapat langsung menular. Caranya :
-          Kontak langsung dengan kulit penderita Herpes zoster
-          Melalui udara masuk mukosa saluran pernapasan bagian atas

B.     ETIOLOGI
Penyebab herpes zoster adalah virus varicella-zoster, virus yang juga menyebabkan cacar air. Infeksi awal oleh virus varicella-zoster (yang bisa berupa cacar air) berakhir dengan masuknya virus ke dalam ganglia (badan syaraf) pada syaraf spinalis maupun syaraf kranialis dan virus menetap di sna dalam keadaan tidak aktif. Herpes zoster selalu terbatas pada penyebaran akar syaraf yang terlibat di kulit (dermatom).
Virus herpes zoster bisa tidak pernah menimbulkan gejala lagi atau bisa kembali aktif beberapa tahun kemudian. Herpes zoster terjadi jika virus kembali aktif. Kadang pengaktifan kembali virus ini terjadi jika terdapat gangguan pada system kekebalan akibat suatu penyakit atau obat-obatan yang mempengaruhi system kekebalan. Yang sering terjadi adalah penyebab dari pengaktifan kembali virus ini tidak diketahui.

C.    MANIFESTASI KLINIS
3-4 hari sebelum timbulnya herpes zoster, penderita merasa tidak enak badan, menggigil, demam, mual, diare atau sulit berkemih. Penderita lainnya hanya merasakan nyeri, kesemutan atau gatal di kulit yang terkena.
Muncul sekumpulan lepuhan kecil berisi cairan dikelilingi oleh daerah kemerahan. Lepuhan ini hanya terbatas pada daerah kulit yang dipersarafi oleh saraf yang terkena. Lepuhan paling sering muncul di batang tubuh dan biasanya hanya mengenai satu sisi. Daerah yang terkena biasanya peka terhadap berbagai rangsangan (termasuk sentuhan yang sangat ringan) dan bisa terasa sangat nyeri.
Lepuhan mulai mongering dan membentuk keropeng pada hari kelima setelah muncul. Lepuhan mengandung virus herpes zoster yang jika ditularkan bisa menyebabkan cacar air. Lepuhan yang tua atau menetap lebih dari 2 minggu biasanya menunjukkan bahwa system kekebalan penderita tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sebagian besar penderita mengalami penyembuhan tanpa meninggalkan gejala sisa. Tetapi bisa terbentuk jaringan parut yang luas meskipun tidak terjadi infeksi bakteri sekunder. Jika mengenai saraf wajah yang menuju ke mata bisa menimbulkan masalh yang cukup serius.
Sebelum timbul gejala kulit, terdapat gejala awal berupa :
-          Demam
-          Pusing
-          Lemas
-          Nyeri otot-tulang
-          Gatal
-          Pegal
-          Kulit kebas
Gejala awal yang terlihat pada kulit adalah bercak kemerahan. Dalam 12-24 jam muncul kelompok bintil-intil berair di atas kulit yang kemerahan tersebut dan akan tumbuh terus selama 7 hari. Kemudian berair tersebut berubah menjadi bintil bernanah dan selanjutnya mongering. Selain kulit herpes zoster juga bisa menyerang selaput mukosa dalam bentuk sariewan dan luka yang sangat parah.


Komplikasi Herpes Zoster
1.      Nyeri
Nyeri adalah gejala yang dialami penderita herpes zoster di awal dan akhir penyakit.
a.       Nyeri akut dialami penderita sebelum keluar kelainan kulit dan pada saat kelainan kulit muncul
b.      Nyeri setelah herpes Zoster (NPH) disebut nyeri persisten, adalah nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan lebih dari sebulan setelah Herpes sembuh. Nyeri ini sering dialami penderita herpes berumur lebih dari 50 tahun dan mengalami herpes pada wajah.
2.      Mata
Komplikasi mata bisa terjadi bila ada gangguan saraf cabang pertama Nervus Trigemus. Masuknya virus menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada saraf sehingga sering ditemukan gangguan mata berupa konjungtivitis, ptosis paralitik, Keratitis epithelial, skleritis, iridosiklitis, uveitis dan glukoma.
3.      Sindrom Ramsay Hunt
Akibat gangguan saraaf wajah dan saraf otikus, penderita herpes akan mengalami lumpuh otot wajah (paralisis bell), telinga berdenging, sakit kepala seperti berputar, gangguan pendengaran dan mual. Hal ini cenderung terjadi dalam 2 minggu sejak kelainan kulit muncul, umumnya dapat sembuh spontan.

D.    PENATALAKSANAAN
Perawatan setempat untuk herpes zoster sebaiknya termasuk membersihkan lukanya dengan air garam dan menjaganya tetap kering. Gentian violet dapat dioleskan pada luka. Penyakit ini juga diobati dengan asiklovir yang diminu 5x sehari atau jika penyakitnya parah bisa diberikan lewat infus. Dua obat yang lebih baru yaitu famsiklovir dan valasiklovir kelihatannya lebih efektif terhadap ras nyeri yang timbul akibat herpes zoster dan hanya perlu diminum 3x sehari. Ada juga suatu pengobatan baru adalah tempelan obat bius yang dapat ditempelkan langsung pada kulit. Dapat juga digunakan beberapa jenis obat penawar nyeri.
Herpes harus ditangani secara serius mengingat virus varisela zoster dapat bertahan lama di dalam tubuh.
Metode pengobatan yang dapat dilakukan adalah :
-          Pengobatan topical
Pengobatan topical dengan antivirus untuk penyakit herpes zoster cenderung tidak efektif, sehingga tidak menyembuhkan. Pengobatan topical sangat ditentukan oleh stadium penyakit yaitu stadium bintil berair yang  bertujuan protektif untuk mencegah bintil-bintil berair menjadi pecah dengan cara dibedaki. Bila telah terjadi luka akan diberikan salep antibiotic untuk mencegah infeksi.
-          Pengobatan sistemik
Pengobatan oral berupa antivirus, biasabya harus dikonsumsi 3x sehari selama paling tidak 7 hari berturut-turut tanpa terhenti.









BAB II
 ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH HERPES SIMPLEX DAN HERPES ZOSTER
I.       PENGKAJIAN
      A. BIODATA
      IDENTITAS KLIEN
Nama                                       :
Tempat, tanggal lahir              :
Umur                                       :
Jenis Kelamain                        :
Alamat                                                :
Agama                                     :
Suku Bangsa                           :
Pendidikan                              :
No. CM                                   :
                  IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama                                       :
Tempat tanggal Lahir              :
Umur                                       :
Jenis Kelamin                          :
Alamat                                                :
Agama                                     :
Suku Bangsa                           :
Pendidikan                              :
Hubungan Dengan Pasien       :

B. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Penderita herpes mengeluh adanya rasa nyeri pada otot dan sendi
 b. Riwayat kesehatan sekarang               
- demam
- nyeri otot
- gatal
- tidak enak badan
- lemas
c. Riwayat kesehatan dahulu
Penderita herpes
d. Riwayat kesehatan keluarga
-
e. Genogram

 











Keterangan :
                            : laki – laki
                            : perempuan
 


                            : meninggal
                            : meninggal
 


                            : pasien/penderita
    ---------            : tinggal dalam satu rumah
f. Riwayat kesehatan lingkungan
Keadaan tempat tinggal klien bersih, dan tidak menimbulkan tumbuhnya mikroorganisme atau penyakit

C. POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON)
a. Persepsi terhadap kesehatan
Penderita herpes tidak begitu memperhatikan kesehatan tetapi klien juga tidak melakukan kebiasaan yang bertentangan dengan kesehatanya. Jika klien sakit biasanya pasien minum obat dan apabila penyakitnya tidak sembuh pasien baru pergi ke dokter terdekat.
b. Pola aktifitas latihan (Mandi,berpakaian/berdandan, eliminasi, mobilisasi ditempat tidur, ambulansi, makan).Tergantung berat dan ringannya penyakit.

AKTIVITAS
0
1
2
3
4
Mandi



ü  

Berpakaian



ü  

Eleminasi



ü  

Mobilisasi



ü  

Ambulansi



ü  

Makan



ü  


Keterangan: :
0 : Mandiri
1 : dengan menggunakan alat bantu
2 : Perlu bantuan  orang lain
3 : Perlun bantuan orang lain dan alat
4 : Tergantung/total, tidak berpartisipasi dalam beraktifitas

c. Pola istirahat tidur
Pada pola istirahat penderita herpes terjadi gangguan susah tidur dikarenakan rasa nyeri dan rasa gatal yang dideritanya
d. Pola nutrisi metabolic
Pada penderita herpes nafsu makannya terganggu karena jika makan penderita herpes merasa mual.
e. Pola eliminasi
Pada penderita herpes kebiasan yang terjadi :
-        BAB    : encer
-        BAK   : nyeri saat BAK


f. Pola kognitif perceptual
- Status mental sadar
- Bicara normal dengan menggunakan bahasa indonesia
- kemampuan membaca lancar
- Kemampuan interaksi,penderita herpes terganggu karena penyakitnya yang menular           
- Pendengaran penderita herpes baik
- Penglihatan penderita herpes agak berkurang karena penyakit herpes simplex yang menyerang mata
- Manajemen nyeri : Penderita herpes mangatasi rasa nyeri dengan mengkonsumsi obat anti nyeri
g. Pola konsep diri
ü  Harga diri                    : Tidak terganggu
ü  Ideal diri                     : Tidak terganggu
ü  Identitas diri               : Tidak terganggu
ü  Gambaran diri             : Tidak terganggu
ü  Peran diri                     : Tidak terganggu

h. Pola koping dan toleransi stress
-
i. Pola seksual reproduksi
Penderita herpes merasa terganggu dengan pola seksual reproduksinya. Karena penderita herpes mengalami penyakit genital herpes
j. Pola peran hubungan
Hubungan dengan keluarga,teman dan tetangga terganggu karena penyakitnya yang menular
k. Pola nilai dan kepercayaan
-

D. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda-tanda vital:
-               -Suhu               : > 37  C (Hipertermi)
-Nadi               : > 100x/menit (Takikardi)
-TD                  : systole >139 mmHg, diastole >89 mmHg
-Pernafasan     : 16 – 24x/menit
b. Keadaan umum
-               -Kesadaran      : kompas metis
-Kulit               : terganggu dengan adanya bintil-bintil dan rasa gatal    pada kulitnya
-Warna kulit    : Sawo matang
c.  Pemeriksaan head to toe
1. Kepala dan Rambut
Inspeksi
a. Bentuk kepala                        : bulat,simetris
    Kulit kepala                           : Tidak ada ketombe, tidak ada lesi, agak bau, tidak ada benjolan

b. Rambut         
   -Pertumbuhan Rambut           :  Baik
   -Keadaan rambut                    :  Rontok, lembab berminyak
   -Bentuk rambut                      :  Agak keriting,panjang
   -Bau                                         : Agak bau dan kotor
   -Warna                                    :  Hitam
2.Mata
Inspeksi
a.Kelengkapan dan kesimetrisan  : Mata kanan dan kiri lengkap,simetris, tetapi jika mata terkena herpes terjadi gangguan pada salah satu mata
b.Konjungtiva                                          : Terganggu, mata terlihat sayu
c.Sklera                                        : Merah dan sensitive terhadap cahaya
d.Tampak lingkar hitam dibawah mata
e. Kornea mengalami gangguan yang menyebabkan radang permanen dan pembentukan jaringan parut
3.Hidung
Inspeksi
a.Tulang hidung dan posisi septum nasi normal, tidak ada pembengkakan
b.Lubang hidung : Selaput lendir lembab,mukosa hidung lembab
c.Cuping hidung  : Tidak ikut membesar / melebar saat bernafas
d.Tidak ada polip pada hidung
4.Telinga
Inspeksi
a.Bentuk telinga                      : Simetris
b.Lubang telinga                     : Tidak ada benjolan, tidak ada serumen
c.Ketajaman pendengaran       : Tidak ada kelainan pendengaran
Palpasi
Ketegangan telinga     : Lentur
5.Mulut
Inspeksi
a.Keadaan bibir           : Terlalu lembab
b.Keadaan lidah          : Mukosa mulut lembab,warna lidah merah muda
c.Bau mulut
6.Leher
Inspeksi
a.warna kulit               : Sawo matang,tidak ada tubor
b.Leher simetris           : Tidak ada benjolan
7.Kulit
Inspeksi
a.Kebersihan               : Tidak bersih karena terdapat bintil-bintil berisi cairan
b.Warna kulit              : Sawo matang
8.Dada
- Inspeksi
a.Bentuk dada             : Simetris, tidak ada benjolan
b.Nafas                        : 16 – 24x/menit
c.Payudara                  : tidak ada lesi
- Palapsi
Tidak ada nyeri pada dada
9.Abdomen
- Inspeksi
a.Tidak ada benjolan
b.Peristaltik usus 10 kali/menit
- Palpasi
Perut terasa kaku dan tegang
10.Ekstremitas
a.Ekstremitas atas                   : Simetris, tidak ada kelainan
b.Reflek                                  : Normal
c.Ekstrimitas bawah                : Tidak ada kelainan
d.Alat-alat ekstremitas lengkap kanan kiri, tetapi jika salah satu terkena herpes maka salah satu organ tidak berfungsi dengan baik
11. Anus dan rectum
Anus dan rectum hemoroid interna
12. Alat kelamin
Alat kelamin mengalami gangguan karena penyakit yang menyerang alat kelamin akan menular jika melakukan hubungan seks
13.Musculoskeletal
Pada otot ukuran kotur dan kontraksinya normal, kekuatan otot baik, tetapi pada otot bagian tertentu lemah, dan pada gerakanya pun sedikit terbatas. Pada tulang sum-sum bagian belakang baik atau normal. Kekuatan baik dengan gerakan tulang yang sedikit terbatas diakibatkan kelemahan fisik. Kekuatan baik dengan gerakan tulang yang sedikit terbatas diakibatkan kelemahan fisik. Tidak ada edema, pembengkakan, dan deformitas. Pada persendian tidak kaku, ROM normal, tidak ada nyeri tekan dan bengkak dan kapasitasnya pun normal.
14. Neurologi
Klien sadar dengan gerakan leluasa. Sensasi, regulasi, inegrasinya baik. Pola pemecahan masalah yaitu dengan opname atau rawat inap dirumah sakit.

E. Pemeriksaan Penunjang
a.       Hasil laboratorium
b.      Obat yang diberikan :
-          Obat analgetik
-          Obat anti virus
-          Obat anti Herpes

c.       Laser Eximer
Jika terdapat parut kornea yang parah dan menyebabkan kemunduran penglihatan
d.      CT Scan
Untuk mengetahui adanya gangguan pada otak

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. DATA FOKUS
-               demam
-               nyeri otot-sendi
-               letih
-               tidak enak badan
-               nyeri saat buang air kecil
-               luka pada kulit
-               adanya perasaan seperti tertekan di daerah perut
-               nyeri ringan di mulut atau tenggorokkan
-               gatal di kulit yang terkena
-               mati rasa
-               kesemutan
-               nyeri yang parah pada daerah bentuk tali lebar di dada, punggung, hidung dan mata
-               menggigil
-               mual
-               diare
-               lemas
-               kulit kebas
-               malnutris
-               keluarnya cairan dari vagina


A.    ANALISA DATA
No
Sympton
Problem
Etiology
1.









2.









3.










4.







5.







DS : -
DO :
-          Luka pada kulit
-          Gatal di kulit yang terkena
-          Kulit kebas
-          Mati rasa
-          Kesemutan



DS : -
DO :
-          Adanya perasaan seperti tertekan di perut
-          Mual
-          Diare
-          Lemas
-          Pusing


DS : -
DO :
-          Nyeri otot-sendi
-          Nyeri saat buang air kecil
-          Adanya perasaan seperti tertekan di perut
-          Nyeri ringan di mulut atau tenggorokan
-          Nyeri yang parah pada daerah bentuk tali lebar di dada, punggung, hidung dan mata


DS : -
DO :
-          Demam
-          Panas
-          Kulit terasa hangat
-          Menggigil
-          Pusing

DO : -
DS :
-          Luka pada kulit
-          Keluarnya cairan dari vagina
-          malnutrisi
Kerusakan integritas kulit








Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan







Nyeri akut









Hipertermi







Resiko Infeksi






Perubahan turgor









Tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena factor biologi




Agen cidera biologi








Penyakit /trauma







Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan patogen

















PRIORITAS MASALAH
1.         Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban kulit
2.         Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak mampu memasukkan, mencerna dan mengabsorbsi makanan karena faktor biologi
3.         Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi
4.         Hipertermi berhubungan dengan penyakit atau trauma
5.         Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan patogen



C. INTERVENSI

No
Tujuan ( NOC)
Intervensi ( NIC )
Rasional
1.





















2.


















3.





















4.




















5.



















Setelah dilakukan tindakan keperawaan selama ... x 24 jam, integritas kulit klien dapat membaik dengan kriteria hasil :
·         Tissue Integrity : Mucous Membranes
( 110101 ) Temperatur jaringan baik
( 110102 ) Sensasi baik
( 110104 ) Hidrasi baik
( 110110 ) Tidak ada lesi atau luka
( 110111 ) Perfusi jaringan baik
Kriteria NOC :
1.      Extremelly compromised
2.      Subsantially compromised
3.      Moderately compromised
4.      Midly compromised
5.      Not compromised

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien tercukupi dengan kriteria hasil :
·         Status Nutrisi
( 100801 ) Peningkatan berat badan sesuai
( 100802 ) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Kriteria NOC :
1.      Tidak pernah menunjukkan
2.      Jarang menunjukkan
3.      Kaadang menunjukkan
4.      Sering menunjukkan
5.      Selalu menunjukkan



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam, nyeri dapat berkurang dengan skala ( 0 ) dengan kriteria hasil :
·         Kontrol nyeri
( 160502 ) Mengenal faktor penyebab nyeri
( 160502 ) Mengenali lamanya obat ( onset ) sakit
( 160509 ) Mengenali gejala nyeri
( 160511 ) Melaporkan nyeri sudah terkontrol
Kriteria NOC :
1.      Tidak dilakukan sama sekali
2.      Jarang dilakukan
3.      Kadang dilakukan
4.      Sering dilakukan
5.      Selalu dilakukan




Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan suhu tubuh lebih baik dari sebelumnya dengan kriteria hasil :
·         Pengaturan suhu
( 08001 ) Suhu tubuh dalam rentang normal
( 08002 ) Suhu kulit dalam rentang normal
( 08007 ) tidak ada perubahan warna
Kriteria NOC :
1.      Tidak pernah dilakukan
2.      Jarang dilakukan
3.      Kadang dilakuan
4.      Sering dilakukan
5.      Selalu dilakukan




Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan klien tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil :
·         Kontrol infeksi
( 100201 ) Mengetahui resiko
( 100202 ) Monitor perubahan status kesehatan lainnya
( 100203 ) Klien bebas dari infeksi
( 190214 ) Menggunakan dukungan personal untuk mengurangi resiko
Kriteria NOC :
1.      Tidak dilakukan sama sekali
2.      Jarang dilakukan
3.      Kadang dilakukan
4.      Sering dilakukan
5.      Selalu dilakukan

( 3590 ) Skin Surveilance
-          Monitor warna kulit
-          Monitor adanya infeksi
-          Monitor temperatur kulit
-          Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
-          Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian longgar
-          Monitor status nutrisi klien
-          Oleskan lotion pada daerah yang tertekan








( 1100 ) Manajemen nutrisi
-          Catat adanya mual dan muntah
-          Kaji adanya alergi makanan
-          Monitor adanya penurunan berat badan
-          Berikan makanan yang terpilih
-          Kaji kemampuan klien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
-          Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
-          Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan nutrisi yang terbaik


( 2590 ) Manajemen nyeri
-          Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi, lokasi, karakteristik dan onset durasi, frekuensi, kualitas intensif / beratnya nyeri dan faktor-faktor presipitasi
-          Tingkatkan tidur / istirahat
-          Monitor kenyamana klien terhadap manajemen nyeri
-          Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab berapa lama terjadi dan tindakan pencegahan
-          Berikan Analgesik untuk mengurangi nyeri
-          Kolaborasi dengan dokter jiwa ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil


( 3900 ) Penurunan demam
-          Monitor suhu sesering mungkin
-          Monitor warna dan suhu kulit
-          Monitor nadi dan respirasi
-          Kolaborasi pemberian antipireptik
-          Kompres klien
-          Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil
-          Tingkatkan intake cairan dan nutrisi








( 6540 ) Kontrol infeksi
-          Observasi dan laporkan tanda dan gejala infeksi
-          Kaji warna kulit, kelembaban tekstur dan turgor
-          Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
-          Cuci kulit dengan hati-hati, gunakan hidrasi pelembab seluruh permukaan
-          Berikan antibiotik sesuai instruksi
-          Pertahankan tekhnik isolasi
-          Tingkatkan intake nutrisi
-          Mengetahui perubahan warna kulit
-          Mengetahui infeksi yang terjadi
-          Mengetahui kelembaban kulit
-          Mempermudah proses penyembuhan
-          Agar kulit dapat mendapatkan udara yang cukup
-          Agar kebutuhan akan nutrisi tercukupi
-          Untuk mengurangi infeksi pada kulit







-          Mengetahui adanya alergi pada makanan
-          Untuk mengetahui makanan yang baik untuk klien
-          Mengetahui perubahan berat badan
-          Membantu agar klien mau makan
-          Memenuhi kebutuhan akan nutrisi
-          Agar informasi tentang nutrisi terpenuhi
-          Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi




-          Mengetahui tingkatan tipe, berapa lama dan kualitas nyeri yang dialami klien
-          Memberikan rasa nyaman untuk mengurangi nyeri
-          Mengetahui tindakan yang dapat meningkatkan kenyamana klien
-          Mempermudah untuk melakukan tindakan keperawatan
-          Mengurangi rasa sakit dan memberikan rasa tenang dan aman
-          Membantu proses keperawatan dan untuk melakukan tindakan yang lebih lanjut




-          Mengetahui perubahan dari suhu tubuh
-          Mengetahui apakah ada perubahan pada warna dan suhu kulit yang tidak dapatbermanifest dengan demam
-          Mengetahui kondisi umum klien
-          Mengurangi dan mengurangi panas
-          Mengurangi demam dan mencegah vasodilatasi
-          Untuk mengurangi menggigil klien
-          Untuk membantu proses penyembuhan


-          Mengetahui resiko yang akan terjadi
-          Mencegah terjadinya infeksi dan akibat yang ditimbulkan
-          Menjaga agar lingkungan dan alat tetap steril sehingga resiko infeksi dapat dicegah
-          Meningkatkan proses penyembuhan dan mengurangi infeksi
-          Mengurangi proses infeksi
-          Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial
-          Untuk membantu proses penyembuhan









BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

                        Herpes Simplex merupakan sejenis virus yang menginfeksi kulit, membrane mukosa dan syaraf. Ciri-ciri herpes simplex adalah adanya bintil-bintil kecil, bisa satu atau sekumpulan, yang berisi cairan dan jika pecah bisa menyebabkan peradangan. Bintil-bintil ini biasanya muncul di daerah muco-cutaneous atau daerah dimana kulit bertemu dengan lapisan membrane mukosa. Di wajah, daerah ini berlokasi di pertemuan bibir dengan kulit wajah.

Jika terinfeksi virus herpes, virus tersebut bisa menyebar ke seluruh tubuh seperti di jari-jari (herpetic whitlow), di mata (herpetic ophthalmitis), di daerah kemaluan (genital herpes), bahkan bisa juga menyerang otak (herpetic encephalitis).

Herpes zoster (Shingles atau sinanaga) adalah suatu infeksi yang menyebabkan erupsi kulit yang terasa sangat nyeri berupa lepuhan yang berisi cairan. Penyakit ini juga disebabkan virus herpes yang juga mengakibatkan cacar air (virus varisela zoster). Seperti virus herpes yang lain, viru varisela zoster mempunyai tahapan penularan awal (cacar air) yang diikuti oleh suatu tahapan tidak aktif. Kemudian tanpa alasan virus ini jadi aktif kembali menjadi penyakit yang disebut sebagai herpes zoster.







DAFTAR PUSTAKA



  • Mansjoer, Arif dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 1, MediaAesculapius : Jakarta
  • Mansjoer, Arif dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 2, MediaAesculapius : Jakarta
  • Mediastore, 2007, penyakit anak-anak : www.mediastore.com
  • Info Sehat, 2007, herpes : www.info-sehat.com
  • Shodikin, 2007, herpes: http://nursingbrainriza.blogspot.com
  • NANDA,Panduan Diagnosa Keperawatan 2005-2006
  • Dr. Danis,D, Kamus Istilah Kedokteran, Jakarta : Gitamedia Press
  • Hinchliff,S, Kamus Keperawatan, Jakarta : EGC
  • Hidayat,A.Aziz Alimul, 2004, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika..
  • Iowa Outcomes Project. (2000).Nursing Outcome Clasification (NOC). (2nd. ed.). St Louis: Mosby
  • Iowa Intervention Project.(2000). Iowa Intervention Project (NIC). (2nd. ed). St.Louis: Mosby



No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, jangan lupa komentar yang sopan ya.